PENDAHULUAN
Dalam usaha memenuhi hajat hidupnya, manusia menempuh berbagai macam cara untuk
mendapatkan, memanfaatkan dan mengembangkan sumberdaya air. Salah satu usaha
pemanfaatan dan pengembangan sumberdaya air yang terpenting adalah untuk irigasi.
Sesuai dengan Undang-Undang No. 7 Th. 2004 tentang Sumber Daya Air, prioritas
pemanfaatan Sumberdaya Air, berturut-turut adalah untuk kebutuhan domestik (rumah
tangga), irigasi, industri dan infra struktur lain.
1.1. Definisi.
Pengairan adalah usaha memanfaatkan dan mengembangkan serta memelihara sumberdaya
air untuk kepentingan masyarakat, sedangkan Irigasi adalah usaha untuk mendapatkan dan
mendatangkan air untuk keperluan pertanian (sawah, ladang, kebun, tambak dsb.),
membagi air secara merata kepada daerah yang memerlukan, serta membuang air
(kelebihan) yang tidak diperlukan lagi setelah dipergunakan sebaik-baiknya.
1.2 Tugas Teknik Sipil.
Faktor terpenting dari irigasi adalah air, dan dalam suatu usaha pengembangan daerah
pertanian, faktor air ini menjadi tugas dan tanggung jawab bidang teknik sipil, yang
biasanya meliputi ;
1. Cara menyediakan air.
2. Cara membawa / mengalirkan air.
3. Cara membagi-bagi dan memberi air.
4. Cara membuang kelebihan air yang sudah tidak dipergunakan lagi.
Irigasi
1- 1
Irigasi
1- 2
f. Memelihara Ikan.
Pemeliharaan ikan dapat dilakukan secara khusus, yaitu dengan kolam dan tambak, atau
dengan cara mina padi, yaitu peternakan ikan yang dilakukan dipetak-petak sawah yang
tengah ditanami padi.
1.4 Syarat - Syarat Air Untuk Irigasi.
Air yang dipakai untuk irigasi haruslah memenuhi syarat-syarat tertentu baik secara
kualitas maupun kuantitas. Secara kualitas, haruslah air yang dapat membantu pertumbuhan
tanaman dan tidak merusak tanaman. Sedangkan secara kuantitas, haruslah dapat
memenuhi jumlah kebutuhan air selama kehidupan tanaman. Selanjutnya syarat-syarat
khusus tergantung pada tujuan irigasi, misalnya ;
Untuk membasahi tanah, cukup bila air tersebut tidak merugikan atau membahayakan
tanaman.
Untuk merabuk, harus diperhatikan zat-zat dalam air yang berguna untuk makanan
tanaman.
Kolmotase, maka air harus banyak mengandung lumpur, dan sebagainya.
Berdasarkan sumber tempat air tersebut diambil, maka dapat dibagi tiga golongan, yaitu ;
1. Air sungai, umumnya mempunyai sifat-sifat ;
*
*
*
3. Air yang berasal dari dalam tanah (mata air, air sumur), umumnya mempunyai sifat :
*
*
*
*
jernih.
zat yang larut sedikit.
suhu tetap.
Kadang-kadang mengandung gas.
Irigasi
1- 3
H, C, dan O2
Irigasi
1- 4
Irigasi
1- 5
e. Mengolah tanah.
Pengolahan tanah untuk tanaman padi, pemakaian airnya lebih banyak dari tanaman
palawija maupun tebu.
f. Banyaknya Hujan.
Bila hujan cukup dan sesuai dengan keperluan tanaman, maka sebenarnya irigasi itu tidak
diperlukan lagi. Jadi daerah yang mempunyai curah hujan yang tinggi, kebutuhan air
irigasinya lebih kecil dari daerah yang curah hujannya rendah.
g. Waktu Penanaman.
Penanaman dimusim kemarau memerlukan air yang lebih banyak dari pada penanaman
dimusim hujan.
h. Keadaan Saluran dan Bangunan.
Hal ini menyangkut masalah kehilangan/kebocoran disepanjang saluran dan bangunan
pembawa. Pada saluran dan bangunan-bangunan yang terawat baik, kebocoran lebih kecil
dibandingkan dengan saluran atau bangunan yang tidak terawat.
i. Tujuan Irigasi.
Bila untuk merabuk dan membersihkan tanah, maka air yang diperlukan lebih banyak dari
pada kebutuhan air untuk membasahi tanah, misalnya.
1.5 Klasifikasi Jaringan Irigasi.
Secara umum jaringan irigasi dapat dibedakan menjadi tiga klasifikasi. Pembedaan ini
tidak begitu tajam, dan kadang-kadang sukar untuk menentukan termasuk golongan mana
suatu jaringan. Bahkan didalam satu jaringan, irigasi dapat dianggap termasuk dalam
berbagai klasifikasi. Tiga klasifikasi jaringan irigasi adalah ;
1. Jaringan Irigasi Sederhana.
2. Jaringan Irigasi Semi-Teknis.
3. Jaringan Irigasi Teknis.
Irigasi
1- 6
Irigasi
1- 7
Irigasi
1- 8
Irigasi
1- 9
Irigasi
1 - 10
Saluran utama menyediakan air bagi sejumlah saluran sekunder. Saluran ini menerima
air langsung dari bendung di sungai atau air waduk. Jaringan irigasi teknis yang
berdasarkan prinsip-prinsip diatas, merupakan sistem yang paling hemat untuk
pembagian air, karena ketentuannya petak tersier hanya menerima air dari saluran
pembagi, lebih sedikit bangunan yang diperlukan pada saluran utama dan eksploitasi
serta pemeliharaan menjadi lebih murah daripada setiap orang diizinkan mengambil air
dari saluran penghantar. Juga pembagian air tidak terpengaruh oleh kesalahan dalam
proses pembagian air yang pasti terjadi. Sebuah jaringan irigasi teknis dilengkapi
dengan alat pengukur sehingga penyediaan air irigasi dapat dibagi kesegenap jaringan
saluran sesuai dengan debit yang diukur. Kalau tanpa alat pengukur, jaringan semacam
itu digolongkan sebagai semi-teknis. Gambar 1.3 menunjukkan bangunan-bangunan
irigasi pada sebuah jaringan teknis.
Irigasi
1 - 11
Irigasi
1 - 12