Anda di halaman 1dari 3

Kelompok Pro.

Kelompok yang mendukung Perda No 8 Tentang Ketertiban Umum ini memiliki beberapa
alasan. Dan sebagian besar dari alasan yang disampaikan itu merujuk pada sikap objektif
dalam memandang Perda itu sendiri.

Alasan pertama ialah bahwa para pengemis


dan gelandangan yang berserakan di ibu kota tentunya mengganggu kenyamanan, ketertiban
dan keindahan kota. Dan dengan adanya Perda ini, diharapkan keberadaan para gelandangan
itu dapat berkurang atau setidaknya dapat dikontrol. Selain itu, menurut kelompok pro, tujuan
dari pemerintah membuat Perda ini adalah juga untuk menindak oknum-oknum yang
memanfaatkan kaum pengemis dan gelandangan tersebut. Dan dengan sendirinya hal ini
secara tidak langsung juga mengurangi tindak kejahatan dan kriminalitas di masyarakat.
Disamping itu, pihak pro juga melihat dari kebiasaan para pengemis dan gelandangan yang
secara umum sudah terbiasa dengan hidup meminta-minta (pemalas), dengan kata lain
permasalahan tentang mental orang Indonesia yang kurang memiliki etos kerja. Banyak para
pengemis yang berada dalam usia produktif, tapi menjadi pengangguran dan bahkan rela
menjadi pengemis di jalanan. Hal ini menambah alasan dukungan terhadap Perda itu, yaitu
bahwa dengan diberlakukannya Perda No 8 Tentang Ketertiban Umum, khususnya tentang
kerbeadaan para pengemis, pemerintah sesungguhnya memfasilitasi pengemis untuk
meningkatkan taraf hidupnya. Kaum pro percaya bahwa dengan Perda ini akan menjadi
motivasi untuk meningkatkan etos kerja masyarakat Indonesia.
ADIIIIIII
memberi sumbangan dalam bentuk apapun kepada pengemis dilarang karena
menurut peraturan daerah surabaya bab 8 tentang tata tertib sosial pada pasal
34 dan 35 yaitu
(1) setiap orang atau badan dilarang meminta bantuan dan sumbangan yang
dilakukan sendiri atau bersama di jalan,pasar, kendaraan umum, lingkungan
pemukiman,rumah sakit,sekolah,kantor dan tempat ibadah

(2) permintaan bantuan atau sumbangan untuk kepentingan sosial dan


kemanusiaan dapat dillakukan setelah mendapat izin dari kepala daerah atau
penjabat yang ditunjuk
pasal 35
setiap orang dilarang :
1. beraktifitas pengemis
2. mengkoordinir untuk menjadi pengemis
3. mengeksploitasi anak atau bayi menjadi pengemis
4. memberikan sejumlah uang atau barang kepada pengemis

menurut hukum islam memberi sumbangan pada pengemis hukumnya sunnah.


apabila pengemis tersebut dalam keadaan lapar dan membutuhkan bantuan
maka kita diwajibkan untuk bersedekah jikA KITA MEMPUNYAI HARTA BERLEBIH
tetapi sedekah itu haram, apabila pengemis tadi menggunakan uang sedekah
tadi untuk berbuat kemaksiatan. terkadang banyak pengemis yang bekerj UNTUK
para preman dan meyetor hasil uangnya. para preman tersebut lalu
mempergunakan uang untuk maksiat. maka kita dan pengemis akan mendapat
dosa yang sama seperti para preman yang berbuat maksiat.
memberikan uang pada pengemis akan menimbulkan kebiasaan baru dan
dianggap sebagai pekerjaan. akibatnya
1. kota akan menjadi kumuh
2. memutus harapan para generasi muda dalam bersekolah
3. mengakibatkan kecelakaan di jalan raya karena aktivitas pengemis
solusi :
dinas sosial kota surabaya membangun UPT, lingkungan pondok sosial )
linponsos), dimana para pengemis diberikan penyuluhan, kertrampilan b/aru
serta diwajibkan sekolah bagi anak-anak, setelah ketrampilan dan mental siap,
baru para pengemis dikembalikan ke masyarakat.

Inggris
C
o
n

contribute in any form to beggars banned because according to local regulations


Surabaya chapter 8 of the social order in chapters 34 and 35, namely (1) any

person or entity prohibited from asking for help and donations are done alone or together in
the streets, markets, public transport, residential neighborhoods, hospitals, schools, offices
and places of worship
(2) request for assistance or donations for the benefit of social and humanitarian dillakukan
after obtaining permission from the head area or a designated official
according to Islamic law contributed to the beggar is Sunnah. if the beggar is hungry and
needs help then we are obliged to charity if we have EXCESS PROPERTY
but charity is forbidden, if the beggar had been using earlier alms money to do disobedience.
sometimes many beggars bekerj FOR thugs and meyetor results of his money. The thugs then
use the money for sin. then we and the beggars would receive the same sins as the thugs who
commit adultery.
pasal 35:

every person is prohibited:


1. The activities of beggars
2. coordinate to become beggars
3. exploit children or babies become beggars
4. provide a sum of money or goods to beggars
give money to beggars will create new habits and counts as work. as a result
1. The city will become a slum
2. dashed hopes of the younger generation in school
3. The result of road accidents due to the activity of beggars
solution:
social services of the city of Surabaya build UPT, social cabin environment) linponsos),
where the beggars are given counseling, kertrampilan b / aru as well as the required school
for children, having the skills and mentally ready, just beggars returned to society

Anda mungkin juga menyukai