Anda di halaman 1dari 22

NAMA

: BODY MIFTACHUL ULUM


NIM
: 1262017
PRODI
: AKUNTANSI B / 2012
SIFAT : TAKE HOME
DOSEN
: AGUS TAUFIK HIDAYAT, SE,MM
SOAL
1. Carilah jurnal penelitian Akuntansi, Identifikasilah dan terangkan masing
masing BAB I BAB V lebih khusus kepada :
a. Latar belakang mengapa peneliti memilih judul tersebut ?
b. Rumusan masalah dan tujuan penelitian harus jelas ?
c. Kerangka Konseptuan harus di gambar besertahipotesis dan yang
melatarbelakangi hipotessis?
d. Metodologi harus diterangkan secara detail

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang Masalah


Perusahaan akan dapat berkembang dan maju , apabila perusahaan tersebut
selalu tanggap terhadap perubahan laporan keuangan yang terjadi selama periode
tertentu . Karena Laporan Keuangan merupakan alat bagi perusahaan khususnya
manajer perusahaan dalam mengambil keputusan yang akan dijadikan sebagai
acuan perusahaan untuk melangkah lebih baik lagi.
Salah satu dari komponen laporan keuangan adalah neraca yang mana dalam
neraca terdapat aktiva lancar yaitu PIUTANG .Piutang itu timbul karena adanya
penjualan secara kredit yang mana pembayarannya dilakukan secara mengangsur
dengan jangka waktu yang telah ditetapkan dan disepakati oleh kedua belah pihak.
Bertolak dari uraian latar belakang diatas , akhirnya kami sebagai penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh penghapusan piutang
terhadap kewajaran laporan keuangan
Penjualan barang dan jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan.
Dalam melaksanakan penjualan kepada konsumen , perusahaan dapat melakukan
secara tunai ataupun secara kredit . Akan tetapi perusahaan lebih menyukai jika
transaksi penjualan dapat dilakukan secara tunai , khusus untuk perusahaan yang
berjalan di bidang perbankan ( jasa keuangan ) yang sumber pendapatan berasal
dari pinjaman /pembiayaan dari para nasabah cukup riskan dalam permasalahan
piutang apabila terdapat kemacetan pembayaran oleh nasabah.
Dalam mencapai hasil yang maksimal dan independen perlu mempertimbangkan
5C sebelum memberikan pinjaman/pembiayaan kepada calon nasabah , yaitu :
1. Kepribadian ( Character )
Penilaian kepribadian digunakan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa
calon nasabah mau memenuhi kewajiban , karakter merupakan faktor yang
sangat penting dan harus diperhatikan sebelum memberikan fasilitas
pinjaman
2. Kemampuan ( Capacity )
Merupakan penilaian subjektif atas kemampuan pelanggan untuk membayar
. kemampuan ini dapat diukur dengan penilaian prestasi bisnis calon nasabah
massa lampau

3. Kapital ( Capital )
Berhubungan dengan modal yang dapat diukur dengan penilaian atas posisi
keuangan perusahaan secara umum yang dapat disimpulkan khusus pada
nilai modal
4. Kolateral ( Collateral )
Berhubungan dengan jaminan sebagai pengikat yang akan diberikan kepada
bank sebagai opsi terakhir apabila terjadi kemungkinan terburuk
5. Kondisi ( Condition)
Berhubungan dengan dampak kenderungan ekonomi secara umum terhadap
atas perkembangan khusu disektor ekonomi tertentu yang mungkin
berpengaruh terhadap kemampuan bayar calon nasabah dalam memenuhi
kebutuhannya.
Informasi tentang faktor-faktor tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber
termasuk pengalaman yang didapat dalam menjalin hubungan dengan
pelanggan/nasabah dimassa lampau .
Ternyata pengelolahan piutang itu tidaklah semudah yang dibayangkan oleh
banyak manager. Bahkan perusahaan bisa bangkrut karena piutang yang tidak
tertagih karena nasabah lari , bangkrut dan sebab sebab lainnya. Hal ini dikarenakan
perusahaan kurang memperhatikan faktor-faktor diatas.
1.2

Rumusan Masalah
Didalam penelitian ini terdapat permasalahan sebagai berikut : Apakah metode
penghapusan piutang yang diterapkan berpengaruh terhadap kewajaran laporan
keungan pada perusahaan

1.3

Penjelasan Judul

Untuk menghindari adanya perbedaan dari judul diatas maka akan dijelaskan
dibawah ini :
Penghapusan piutang adalah piutang yang jelas-jelas tidak dapat ditagih karena
nasabah/debitur lari , bangkrut atau sebab-sebab lain harus dihapuskan dari rekening
piutang.
Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan
Jadi arti keseluruhan dari judul diatas adalah piutang yang jelas-jelas tidak
dapat ditagih karena Nasabah/Debitur lari , bangkrut atau sebab-sebab lainnya yang
harus dihapuskan dari rekening piutang agar informasi keuangan dapat diketahui
dengan jelas berapa besarnya piutang saat ini pada

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan yang bisa diharapkan bisa dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh piutang terhadap kewajaran laporan
keuangan pada perusahaan
2. Untuk memberikan gambaran mengenai pentingnya kewajaran laporan
keuangan bagi suatu perusahaan
1.5 Sistematika Penelitian
1.1 Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat atau
kegunaan bagi semua. Manfaat yang dapat diperoleh antara lain :
1. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai pengaruh
penghapusan piutang terhadap kewajaran laporan keuangan, serta menambah
wawasan keilmuan dan pengetahuan serta diharapkan dapat mempertajam
daya pikir ilmiah
2. Bagi Akademis
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.
3. Bagi Investor
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi
investor dalam menginvestasikan uangnya pada entitas perusahaan perbankan
yang dapat memberikan keuntungan yang optimal, baik bagi investor lama
maupun calon investor.
4. Bagi Perusahaan
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan perbaikan atau peningkatan kinerja keuangan
perusahaan serta menerapkan alat ukur kinerja keuangan perusahaan yang
dapat mencerminkan nilai perusahaan dengan tepat, sehingga dapat dijadikan
sebagai acuan untuk menentukan layak tidaknya suatu investasi dilaksanakan.
5. Bagi Pelaku Pasar Modal

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat

memberikan informasi

mengenai kewajaran laporan keuangan yang bisa mempengaruhi harga saham.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1

Pengertian Piutang
Tujuan setiap perusahaan adalah profit oriented , mendapatkan laba sebesarbesarnya serta tanpa mengalami kerugian adalah tujuan utama setiap usaha
Banyak cara yang dapat ditempuh perusahaan untuk memperoleh laba ,
misalnya dengan memacu penjualan produk-produknya. Penjualan barang dan jasa
yang dihasilkan adalah salah satu sumber utama untuk mencapai tujuan perusahaan
yaitu menghasilkan laba
Didalam memasarkan barang dan jasanya atau untuk meningkatkan hasil
penjualannya memang banyak cara yang dapat ditempuh misalnya menjual barang
atau jasanya secara kredit. Pada dasarnya setiap perusahaan cenderung menjual
barang atau jasa secara tunai , karena dari penjualan tunai perusahaan lebih cepat
menerima kas sehingga kas tersebut bisa dipergunakan kembali untuk mendapatkan
pendapatan selanjutnya . Akan tetapi dipihak lain para konsumen cenderung untuk
melakukan pembelian secara kredit , karena pembayarannya bisa ditangguhkan .
Dalam kenyatannya , penjualan secara kredit memang jauh lebih besar hasilnya
dari pada penjualan secara tunai ,dari penjualan kredit akan menimbulkan piutang
pada perusahaan, akan tetapi penjualan secara kredit juga memiliki resiko yang lebih
besar .
Pengertian piutang menurut Zaki Baridwan , ( 2000:123) adalah klaim
perusahaan atas uang , barang atau jasa terhadap pihak lain. Piutang dagang
menunjukkan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang
dihasilkan perusahaan.
Syarat terjadinya kredit adalah paling sedikit melibatkan dua pihak. Pihak
pertama disebut sebagai kreditur yaitu pihak yang menjual barang atau jasa secara
kredit dan memperoleh piutang sedangkan pihak kedua disebut debitur yaitu pihak
yang melakukan pembelian barang atau jasa secara kredit. Transaksi yang dilakukan
kreditur atau debitur biasa dilakukan dengan atau tanpa jaminan dan keputusan ini
dapat diambil dari sejarah ( Track Record) debitur masa lampau.

Menurut Al-Haryono Yusup , ( 1999:52) , piutang merupakan hak untuk


menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya
suatu transaksi ( secara kredit)
Sementara menurut Harnanto ,(2002: 174) , piutang adalah klaim atau
pengakuan atas uang , barang atau jasa terhadap pelanggan yang timbul dari
penjualan secara kredit
Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa
piutang adalah klaim atau pengakuan atas uang yang timbul dari penjual barang atau
jasa secara kredit .
Berdasarkan sumber terjadinya piutang dapat digolongkan dalam dua kategori
yaitu.
a. Piutang usaha
b. Piutang lain-lain
Piutang usaha timbul karena penjualan produk atau menyerahkan jasa dalam
rangka kegiatan usaha normal perusahaan.
Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul dari transaksi diluar kegiatan
usaha normal perusahaan.
2.2

Jenis-Jenis Piutang
Seperti yang telah diuraikan diatas bahwa piutang dapat timbul dari berbagai
macam sumber. Akan tetapi jumlah besar dari piutang disebabkan karena penjualan
barang atau jasa secara kredit .piutang menurut terjadinya dapat dibedakan dalam
beberapa kelompok.
Menurut Zaki Baridwan (2000:124) piutang perusahaan dapat diklasifikasikan
dalam beberapa kelompok yaitu :
1. Piutang Dagang ( Usaha)
2. Piutang bukan dagang
3. Piutang Penghasilan
Tetapi menurut Al. Haryono Yusuf ( 1999:52 ) dimana piutang dibagi dalam tiga
bagian , yakni :
1. Piutang Dagang
2. Piutang Wesel
3. Piutang Lain-lain

2.3

Bagian Kredit

Penjualan kredit mengandung resiko bagi perusahaan yang berupa kerugian


yang harus diterima apabila debitur tidak membayar kewajibannya. Untuk itu
perusahaan dalam melakukan transaksi penjualan secara kredit pada umumnya
memiliki bagian khusus yaitu bagian kredit. Bagian kredit ini bertugas untuk
mengevaluasi calon pembeli yang akan melakukan transaksi secara kredit. Evaluasi
tersebut meliputi 5C ( Character , Capacity , Capital , Collateral , dan Condition )
untuk menentukan apakah permohonan nasabah dikabulkan atau tidak. Dalam
hubungannya dengan bagian akuntansi , bagian kredit juga dapat membantu
2.4

menaksir kerugian yang mungkin timbul dari debitur-debitur tertentu.


Kerugian piutang
Diatas telah disebutkan bahwa penjualan kredit disamping mendatangkan
keuntungan juga bisa membawa kerugian bagi perusahaan. Kerugian dalam
akuntansi dikenal dengan berbagai nama , seperti kerugian piutang , biaya piutang
tak tertagih dan biaya piutang ragu-ragu. Kerugian semacam ini dalam dunia usaha
sudah dianggap hal yang wajar , ditinjau dari sudut pandang manajemen adanya
kerugian piutang dalam jumlah yang wajar menunjukkan bahwa kebijakan kredit
yang dijalankan perusahaan sudah tepat. Kerugian yang terlalu rendah memberikan
petunjuk bahwa kebijakan kredit terlalu ketat, sebaliknya kerugian piutang yang
terlalu tinggi dapat diartikan bahwa kredit perusahaan terlalu longgar.
Pencatatan kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metode , yaitu :
1.
2,

Metode Cadangan
Metode Penghapusan Langsung

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1

Objek Penelitian
Penelitian dilakukan secara langsung ke objek penelitian dalam hal ini Piutang

yang ada pada perusahaan secara fisik maupun catatan-catatan yang berhubungan
dengan piutang tersebut,misalnya catatan tentang metode penghapusan piutang
terhadap piutang tak tertagih yang didasarkan atas taksiran umur piutang.

3.2

Definisi Operasional
a) Metode penghapusan langsung adalah suatu metode dimana untuk
membebankan piutang yang tak tertagih sebagai beban usaha perusahaan
harus menunggu persetujuan dari bagian kredit bahwa piutang benar-benar
tidak dapat ditagih
b) Penghapusan piutang adalah piutang yang jelas tidak dapat ditagih karena
debitur lari , bangkrut atau sebab-sebab lainnya harus dihapuskan dari
rekening piutang
c) Laporan keuangan yaitu merupakan ringkasan dari transaksi keuangan yang

3.3

terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan


Sampel Penelitian
Adapun sampel penelitian ini adalah data piutang dan keuangan yang

berhubungan dengan penyajian piutang tak tertagih dan laporan keuangan dengan
menggunakan laporan piutang selama tiga tahun dan laporan laba rugi .
3.4

Teknik Pengumpulan Data


Data yang dibutuhkan berupa data sekunder dan pengumpulannya dengan

beberapa cara
a. Library Reseach
b. Field Reseach
Ad.a yaitu penelitian yang dilakukan dengan membaca literatur-literatur yang
behubungan dengan penulisan ini
Ad.b yaitu penelitian yang dilakukan dimana penulis terjun langsung ke obyek
penelitian. Adapun teknik yang dilakukan untuk memperoleh data
tersebut antara lain
1. Observasi ( Pengamatan )
2. Interview ( Wawancara )
3. Studi Pusaka

4. Dokumentasi
3.5

Teknik Analisis
Didasarkan atas penelitian penulis. Penulis mengenalisa masalah yang timbul

dalam perusahaan dengan cara melakukan perbandingan yang benar-benar terjadi


didalam perusahaan .
Setelah mengumpulkan data-data uang diperlukan melalui studi pustaka dan
studi lapangan , maka dilakukan pengelolahan data atau disebut juga analisis data ,
cara mengungkapkan dan menguraikan proses analisis data ini dilakukan secara
Deskriptif kualitatif yaitu teknik pengelolahan data dari hasil penelitian yang dapat
memberikan gambaran mengenai objek yang diteliti serta dapat memberikan
kesimpulan.

KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS

PENJUALAN BARANG ATAU JASA

KREDIT

PIUTANG
LANCAR

KAS

TUNAI

PIUTANG TAK
TERTAGIH

PENGHAPUSAN
PIUTANG

KAS

LAPORAN KEUANGAN

BAB IV

ANALISIS
4.1

Permasalahan
Dalam menjalankan kegiatan usahanya , setiap perusahaan pasti mempunyai
masalah antara lain penyediaan modal , penyediaan bahan baku , proses produksi dan
masih banyak lagi masalah yang akan dihadapi perusahaan
Demikian juga yang bergerak dibidang jasa keuangan ( perbankan ) yang
mempunyai produk pembiayaan dan tabungan khusus produk pembiayaan yang
rentan sekali dengan piutang bermasalah yang akan mempengaruhi laporan keuangan
apabila tidak dikendalikan secara baik dan benar
4.2
Perumusan masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya maka permasalahan yang dapat dirumuskan
dari penulis adalah sebagai berikut
Bagaimana pengaruh cadangan kerugian terhadap kewajaran laporan keuangan
4.3
Akibat dari masalah
Akibat dari masalah tersebut adalah perusahaan sulit untuk mengindentifikasi
kemungkinan kerugian yang timbul dari piutang tak tertagih
4.4

Pemecahan Masalah

METODE PENYISIHAN (CADANGAN).


Setiap akhir periode akuntansi dihitung jumlah piutang yang tidak dapat ditagih.
Jumlah tersebut dibebankan sebagai kerugian pada akhir periode akuntansi berjalan.
a. Kerugian piutang dihitung dari jumlah penjualan.
Menurut cara ini kerugian piutang di dasarkan pada jumlah penjualan dengan persentase
tertentu , yang dihitung dari jumlah penjualan ( penjualan tunai dan penjualan kredit )
selama periode akuntansi berjalan.
Contoh;
Pada akhir periode akuntansi 31 Desember 2000 dalam neraca saldo Fa. Agus & Co,
terdapat perkiraan-perkiraan:
Piutang

Rp 125.000.000

Penyisihan piutang tak tertagih

Penjualan

Retur penjualan

Rp 2.500.000

Potongan penjualan

Rp 1.500.000

Rp 1.500.000
Rp 175.000.000
-

Pada tanggal 31 Desember 2000 taksiran kerugian piutang adalah sebesar 3% dari
penjualan bersih.

Diminta:
1. Buat ayat penyesuaiannya
2. Selesaikanlah perkiraan-perkiraan tersebut di atas dan ayat penyesuaian dalam
neraca lajur sebagian.

Jawab:
Penjualan bruto

Rp 175.000.000

Retur penjualan
Potongan penjualan

Rp 2.500.000
Rp 1.500.000
(Rp

Penjualan bersih

4.000.000)

Rp 171.000.000

Taksiran kerugian piutang 31/12 2000

= 3% x 171.000.000

= Rp 5.130.000
Ayat penyesuaian:
Kerugian piutang

Rp 5.130.000

Penyisihan kerugian piutang Rp 5.130.000

Neraca Lajur:
Neraca Lajur Sebagian
31 Desember 2000

b. Kerugian piutang dihitung dari saldo piutang

Menurut metode ini, kerugian piutang dihitung dari saldo piutang pada saat menyusun
neraca, dimana ada 3 cara dalam menetapkan besarnya kerugian piutang, yaitu:
1. Jumlah penyisihan/cadangan dinaikkan sampai dengan persentase tertentu dari
saldo piutang.
2. Jumlah penyisihan/cadangan ditambah dengan persentase tertentu dari saldo
piutang.
3. Jumlah penyisihan/cadangan dinaikkan sampai dengan suatu jumlah yang
dihitung dengan menganalisa umur piutang yang bersangkutan.
Contoh;
Pada tanggal 31 Desember 2000 dalam daftar buku besar PT. Karya Guna terdapat
perkiraan piutang debet Rp 72.500.000. Penyisihan piutang ragu-ragu atas piutang tak
tertagih Kredit Rp 2.250.000.
Diminta:
Buatlah ayat penyesuiaian dan postingnya ke perkiraan dalam buku besar serta neraca
lajur sebagian, jika:
1. Penyisihan (cadangan) dinaikkan sampai dengan 4% dari saldo piutang.
2. Penyisihan (cadangan) piutang ditambah dengan 4% dari saldo piutang.
3. Penyisihan (cadangan) piutang berdasarkan analisa umur piutang.
Setelah dianalisa, piutang sebesar Rp 72.500.000 itu adalah seperti berikut:
Analisa Umur Piutang

Taksiran kerugian piutang atas saldo piutang yang menunggak adalah sebagai berikut:
Menunggak

1-30 hari

= 5%

31-60 hari

= 10%

61 hari

= 15%

Jawab:
1. Jika penyisihan piutang dinaikkan menjadi 4% dari saldo piutang:
4% x 72.500.000

= Rp 2.900.000

Penyisihan piutang yang ada (K)


Disesuaikan

= (Rp 2.250.000)
= Rp

650.000

Buku Besar:

Penyesuaian:
31/1200 Kerugian piutang ragu-ragu

Rp 650.000

Penyisihan piutang tak tertagih

Rp 650.000

Neraca lajur sebagian


31 Desember 2000

2. Jika piutang ditambah 4% dari saldo piutang:


Penyisihan piutang yang ada (NS Kredit)
Harus ditambah 4% x 72.500.000

= Rp 2.250.000
= Rp 2.900.000

Saldo di N/R 31 Des00

= Rp 5.150.000

Buku Besar:

Ayat penyesuaianya:
31/1200 Kerugian Piutang Rp 2.900.000
Penyisihan piutang ragu-ragu Rp 2.900.000

Neraca lajur sebagian


31 Desember 2000

3. Penyisihan piutang dihitung berdasarkan analisa umur piutang:


Taksiran kerugian piutang 31/12/00:
5% x Rp 21.500.000

= Rp 1.075.000

10% x Rp 16.000.000

= Rp 1.600.000

15% x Rp 12.500.000

= Rp 1.875.000

Penyisihan yang telah ada Rp 2.250.000


Harus disesuaikan

Buku Besar:

Rp 2.300.000

Rp 4.550.000

Ayat penyesuaian:
31/12/00 Kerugian Piutang Rp 2.300.000
Penyisihan piutang ragu-ragu Rp 2.300.000

Neraca lajur sebagian


31 Desember 2000

METODE PENGHAPUSAN LANGSUNG


Kerugian atas piutang diakui pada saat piutang tersebut tidak dapat ditagih.
Dalam metode penyisihan (cadangan) taksiran kerugian piutang dilakukan tiap akhir
periode akutansi, sedang dalam metode penghapusan langsung, taksiran piutang
ditiadakan/tidak dilakukan . Pada umumnya metode ini digunakan dalam perusahaan
yang relative kecil atau dalam perusahaan dimana taksiran kerugian sulit dilakukan
dengan cepat. Atas piutang yang tidak dapat ditagih dicatat dalan jurnal:
(D) Kerugian piutang, (K) Piutang.
Pada tanggal 1 januari 20xx dalam daftar buku besar PT. Karya Guna terdapat perkiraan
sebagai berikut: Piutang debet Rp 2.750.000.
Selama tahun 20xx terjadi transaksi sebagai berikut:
10/01/20xx

Dijual dengan kredit barang dagangan kepada Fa. Abadi Rp 15.000.000

25/04/20xx

Diterima piutang dari PT. Maju sebesar Rp 7.500.000

15/05/20xx Piutang atas santoso Rp 2.500.000 tidak mungkin lagi dapat ditagih
karena yang bersangkutan meninggal dunia
05/06/20xx

Dijual dengan kredit barang dagangan kepada PT. Horas Rp 10.000.000

15/08/20xx

Diterima piutang dari Fa. Abadi Rp 15.000.000

20/09/20xx Rp 5.000.000 dari jumlah piutang tidak dapat ditagih karena yang
bersangkutan jatuh sakit sehingga kegiatan usaha dagang tidak dapat jalan.
Diminta:
1. Buatlah jurnal umum atas transaksi-transaksi di atas.
2. Buatlah piutang ke perkiraan-perkiraan piutang dalam buku besar.

Jawab:
10/01/20xx

Piutang

Rp 15.000.000

Penjualan

25/04/20xx

Kas

Rp 15.000.000

Rp 7.500.000
Piutang

15/05/20xx

Kerugian piutang

Rp 7.500.000

Rp 2.500.000

Piutang

05/06/20xx

Piutang

Rp 2.500.000

Rp 10.000.000

Penjualan
15/08/20xx

Kas

Rp 10.000.000

Rp 15.000.000
Piutang

20/09/20xx

Kerugian piutang
Piutang

Buku Besar:

Rp 15.000.000

Rp 5.000.000
Rp 5.000.000

PENERIMAAN PIUTANG YANG TELAH DIHAPUSKAN

Contoh;
Pada tanggal 3 Desember 2005, taksiran kerugian piutang PT. Segitiga Rp 1.500.000.
Pada tanggal 5 Maret 2006, langganan Budi dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan
Negeri. Jumlah tagihan kita kepadanya Rp 750.000 dinayatakan tidak dapat dibayarkan.
Bagaimanakah jurnal yang harus dilakukan menurut metode penyisihan (cadangan) dan
metode penghapusan langsung:
a. 31/12/2005
b. 05/03/2006
c. Jika pada tanggal 5 Agustus 2006, debitur Budi dinyatakan dapat membayar
pada tanggal 1 Oktober 2006
d. Pada tanggal 5 Pebruari 2007, debitur Budi dapat membayar 1 April 2007,
penerimaan kembali piutang dilaporkan ke R/L.
Jawab:
A. Metode Penyisihan (Cadangan)

B. Metode Penghapusan Langsung

NB : Dengan diterapkannya dua metode diatas akan berpengaruh terhadap laporan


keuangan khususnya laba/rugi dan neraca

BAB V
KESIMPULAN
5.1

Kesimpulan
- Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan secara kredit
memang jauh lebih besar hasilnya dari pada penjualan secara
tunai ,dari penjualan kredit akan menimbulkan piutang pada

perusahaan, akan tetapi penjualan secara kredit juga memiliki


resiko yang lebih besar. yaitu berisiko timbulnya piutang tak
tertagih
- Penghapusan piutang tak tertagih berpengaruh terhadap kewajaran
laporan keuangan

MAKALAH

METODE PENELITIAN
PENGARUH METODE PENGHAPUSAN PIUTANG TERHADAP
KEWAJARAN LAPORAN KEUANGAN

DOSEN PENGAMPU : AGUS TAUFIK HIDAYAT,SE,MM

Oleh:
BODY MIFTACHUL ULUM

( 1262017 )

AKUNTANSI B 2012

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

PGRI DEWANTARA
JOMBANG

Anda mungkin juga menyukai