beranibertanggungjawab dan harus segera mencari solusi atas kejadian tersebut. Jangan hanya
melempar batu sembunyi tangan. Tetapi, juga harus bisa memberi solusi atas kerugian yang
ditimbulkan.Contoh Kasus Etika Bisnis nan Pernah Terjadi di IndonesiaEtika bisnis saat ini telah
banyak dilanggar oleh para pelaku bisnis. Demi mendapatkan laba nan sebesar-besarnya, pelaku
bisnis kerap menghalakan segala cara. Inilah nan menyebabkan timbul kasus-kasus etika bisnisnan
terkadang malah urusannya dapat sampai ke meja hijau.Secara sederhana, etika bisnis dapat
diartikansebagai prinsip-prinsip moral dalam melaksanakan kegiatan bisnis. Etika dalam berbisnis
ini ialah hal penting. Sebagaimana pentingnya etika dalam pergaulan/bermasyarakat.Tanpa etika
bisnis nan baik maka seorang pelaku bisnis akan berlaku seenaknya, dan hal itu akan merugikan
pihak lain. Etika bisnis juga berfungsi sebagai penjaga batasan bagi pelaku bisnis nan lain, buat
saling menghargaipelaku bisnis nan lain.Dalam era pasar bebas seperti saat ini, setiappelaku bisnis
diberi kebebasan seluas-luasnya buat membangun dan mengembangan bisnis ekonominya. Setiap
pelaku bisnis diberi kesempatan nan sama sehingga persaingan nan tak sehat kerap terjadi.Di
sinilah etika dalam berbisnis itu kerap dilanggar. Masalahnya seperti menemukan penemuan baru,
cara memperoleh modal, penentuan harga, pembajakan tenaga profesional, dan sebagainya nan
kerap menjadi penyebabnya.Untuk mengenal lebih jauh apakah sebenarnya etika bisnis itu, maka
etika bisnis bisa dilihat dari berbagai aspek pelanggaran nan sering terjadi. Aspek pelanggaran
tersebut antara lain: Pelanggaran dilihat dari segi transparansiSebuah Yayasan penyelenggara
pendidikan taraf SMP, pada musim ajaran awal menetapkan aturan sekitar 100 ribu rupiah.
Nominal sebesar itu harus dikeluarkan setiap siswa baru. Namun pengeluaran seperti ini tidak
pernah disebutkan sebelumnya. Akibatnya, mereka nan telah dinyatakan masuk ke sekolah
tersebut harus mengeluarkan uang sebesar seratus ribu rupiah.Selain itu tidak ada juga klarifikasi
nan resmi tentang penggunaan uang tersebut. Namun setelah didesak oleh berbagai pihak, barulah
pihak yayasan memberitahukan penggunaan uang tersebut. Dalam hal ini pihak Yayasan B bisa
dikatakan telah melanggar prinsip transparansi. Pelanggaran dilihat dari segi hukumPerusahaan
A dinyatakan pailit sehingga perusahaan kemudian mengambil keputusan buat melakukan PHK
terhadap para karyawannya tanpa pesangon sama sekali. Hal ini termasuk pelanggaran sinkron
dengan UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan. Dalam hal ini perusahaan A bisa dikatakan
telah melanggar prinsip kepatuhan terhadap hukum. Pelanggaran dilihat dari segi
akuntabilitasSebut saja sebuah forum pendidikan partikelirC melalui pihak pengurus
mengumumkan kepada seluruh karyawan dan staf bahwa siapa nan mendaftar PNS maka otomatis
dianggap mengundurkan diri. Salah seorang karyawan, sebut saja X tak mengindahkan peraturan
tersebut.Alasannya pengumuman itu dikeluarkan oleh pihak pengurus bukan pengelola, sementara
ia diangkat sebagai staf di forum tersebut oleh pengelola. Adapun dari pihak pengelola tak ada
pengumuman atau pun pernyataan resmi nan disampaikan sehubungan dengan hal tersebut.Karena
sikap X tersebut akhirnya ia pun dikeluarkan dan dianggap telah mengundurkan diri. Maka dalam
hal ini pihak forum pendidikan C bisa dikatakan telah melanggar prinsip akuntabilitas. Yaitu tak
adanya kejelasan tugas dan tanggung jawab antara pengurus dengan pengelola. Pelanggaran
dilihat dari segi prinsip kewajaranSebut saja PT. H ialah sebuah perusahaan pengembang nan
membuka cabang di daerahS. Semua tanah kavling nan dipasarkan telah laku terjual dan kini
pembeli sedang dalam termin membangun di tanah masing-masing setelah mengantongi izin
membangun nan dikeluarkan perusahaan tersebut.Namun dalam kenyataannya, ada tiga orang
pembeli belum dapat melakukan pembangunan sebab izin mereka belum juga dikeluarkan. Usut
punya usut, ternyata PT. H sengaja menahan surat izin membangun ketiga pembeli tersebut
dengan alasan ketiganya pernah mempunyai urusan pribadi dengan pemilik perusahaan, nan tak
ada hubungannya dengan transaksi jual beli nan sudah dilaksanakan.Dalam hal ini, pihak PT. H
bisa dikatakan telah melakukan pelanggaran etika bisnis dilihat dari segi prinsip kewajaran. Hal
itu dikategorikan melanggar sebab tak memenuhi hak pembeli (konsumen) nan telahmemenuhi
semua persyaratan dengan alasannan tak jelas/tidak wajar. Pelanggaran dilihat dari segi prinsip
pertanggungjawabanSebut saja perusahaan D nan bergerak di bidang penyediaan jasa TKI/TKW.
Dalam pengumumannya disebutkan bahwa perusahaan D berjanji akan mengirimkan para calon
TKI/TKW-nya ke negara tujuan setelah mereka menjalanitrainingselama tiga bulan. Dan, jika
nantinya mereka tak jadi diberangkatkan maka pihak perusahaan akan mengganti semua biaya nan
telah dikeluarkanoleh calon TKI/TKW tersebut.Sebutlah A kemudian tertarik dengan
pengumuman itu. Ia pun mengikuti persyaratan nan diminta termasuk mengeluarkan uang buat
biaya paspor dan visa. Namun kenyataannya, si A tak juga diberangkatkan meski
masatrainingtelah lama berlalu.Ketika dikonfirmasi, pihak perusahaan D menjawab dengan 1001
macam alasan. Dari kasus ini bisa dikatakan bahwa perusahaan D telah melanggar prinsip
pertanggungjawaban dengan tak memenuhi janjinya buat mengirimTKI/TKW nan telah memenuhi
syarat nan telah ditetapkan. Pelanggaran dilihat dari segi prinsip empatiSebut saja CV. X,
sebuah perusahaan pembiayaan nan menerima keterlambatan pembayaran dari salah seorang
nasabahnya. Nasabah ini meminta kebijaksanaan sebab keluarganya sedang ditimpa musibah
sehingga angsuran buat bulan ini dan bulan depan akan terlambat dibayarkan. Namun CV.X tak
memberikan respons apa pun terhadap permohonan tersebut.Setelah jatuh tempo, pihak CV. X
kemudian mendatangi nasabah tersebut dengan sikap nan tak simpati sambil mengancam akan
menarik kembali kendaraan nan sedang diangsur. Dalam hal ini, pihak CV. X bisa dikatakan telah
melakukan pelanggaran etika bisnis dilihat dari segi prinsip ikut merasakan sebab sama sekali
tidak dapat memahami kondisi nan sedang dialami oleh nasabahnya tersebut. Pelanggaran
dilihat dari segi prinsip kejujuranSebut saja PT. A ialah sebuah perusahaan pengembang nan telah
membuat kesepakatan dengan PT. B, sebuah perusahaan kontraktor buat membangun perumahan
di tanah milik PT. A. Dalam surat kesepakatan disebutkan dengan jelas spesifikasi bangunan nan
nantinya akan dibangun oleh PT. B.Namun dalam pelaksanaannya ternyata PT. Btak melakukan
pembangunan sebagaimana mestinya. Kecurangan itu baru terlihat beberapa waktu kemudian.
Rupanya PT. B menurunkan kualitas spesifikasi bangunan sehingga hasil nan dibuat tak sinkron
dengan kesepakatan. Dalam kasus seperti ini, pihak PT. B bisa dikatakan telah melakukan
pelanggaran etika bisnis dilihat dari segi prinsip kejujuran.Contoh Kasus Etika Bisnis nan Pernah
Terjadidi Indonesia1. PT. Freeport Indonesia: pembayaran upah para pekerja nan dituding tak
sinkron dengan kesepakatan perusahaan dan pekerja.2. Indonesian Port Corporation (PT
PelabuhanIndonesia II): pengalihan pekerjaan kepada Perusahaan Mitsui & Co. Jepang secara
sepihak tanpa pemberitahuan sebelumnya.3. PT. Megarsari Makmur (produsen HIT, obatanti
nyamuk): menggunakan zat kimia berbahaya dalam produknya.4. PT. Adhi Karya dan PT. Wijaya
Karya dengan subkontraktor sekitar 17 perusahaan: kasus korupsi pusat pelatihan dan sekolah
olahraga Hambalang.5. PT. Duta Graha dan anggota DPR RI: kasus suap proyek wisma atlet.[]