Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA DASAR
STOIKIOMETRI

Nama
NRP
Kelompok
Meja
Asisten

: Evi Fitriani
: 143020378
:O
: 10 (Sepuluh)
: Angkeu Nur Rahmawati

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2014

STOIKIOMETRI

Evi Fitriani
143020378
Asisten : Angkeu Nur Rahmawati

Tujuan Perobaan
Tujuan percobaan stoikiometri adalah untuk menentukan hasil reaksi
kimiadaripercobaan selain itu agar praktikan dapat dengan mudah menuliskan
rumus dari suatu senyawa dan mempelajari stoikiometri.
Prinsip Perobaan
Prinsip percobaan stoikiometri yaitu berdasarkan metode Variasi
Kontinyu, dimana dalam metode ini dilakukan sederet pengamatan kuantitas
molar totalnya sama. Tapi masing-masing kuantitas pereaksi berubah-ubah. Salah
satu sifat fisika dipilih diperiksa seperti: massa, volume, suhu dan daya serap.
Oleh karena itu kuantitas pereaksi berlainan, perubahan harga fisika dari sistem
ini dapat digunakan untuk meramalkan stoikiometri sistem.
Metode Perobaan
1. Kedalam 5 buah gelas kimia masukkan 25 ml NaOH 2M kedalam gelas kimia
dan catat temperaturnya. Masukkan 5 ml CuSO4 1M ke dalam gelas kimia
dan catat temperaturnya. Campurkan 25 ml NaOH 2M dan 5 ml CuSO4 1M
yang masing-masing telah diukur temperaturnya, setelah itu diaduk kemudian
amati temperatur campuran tersebut! Ulangi percobaan menggunakan 20 ml
NaOH dan 10 ml CuSO4, 15 ml NaOH dan 15 ml CuSO4, 10 ml NaOH dan
20 ml CuSO4, serta 5 ml NaOH dan 25 ml CuSO4.
2. Kedalam 5 buah gelas kimia masukkan 25 ml NaOH 2M kedalam gelas kimia
dan catat temperaturnya. Masukkan 5 ml HCl 1M ke dalam gelas kimia dan
catat temperaturnya. Campurkan 25 ml NaOH 2M dan 5 ml HCl 1M yang
masig-masing telah diukur temperaturnya, setelah itu diaduk kemudian amati
temperatur campuran tersebut! Ulangi percobaan menggunakan 20 ml NaOH
dan 10 ml HCl, 15 ml NaOH dan 15 ml HCl, 10 ml NaOH dan 20 ml HCl,
serta 5 ml NaOH dan 25 ml HCl.
Perubahan temperatur yang terjadi selama pencampuran ini diamati dan
dicatat sebagai temperatur akhir (TA) dimana perubahan temperatur (T) yaitu
selisih dari TA dan TM (T= TA- TM). Setelah T didapat kemudian buatlah grafik
antara T (Sumbu Y) dan volume asam/basa (Sumbu X).

NaOH 0,1M dan CuSO40,1M


a.

NaOH 0,1M dan HCl 0,1M


a.

diukur TM

diukur TM

25 ml NaOH 5 ml CuSO4

diukur TA

NaOH + CuSO4

b.
diukur TM

diukur TM

diukur TA

NaOH + CuSO4

c.
diukur TM

diukur TA

NaOH + CuSO4

d.

NaOH + HCl

diukur TM

diukur TM

diukur TA

10 ml NaOH20 ml HCl

NaOH + HCl

diukur TM

diukur TM

diukur TA

15 ml NaOH 15 ml HCl

NaOH + HCl

d.
diukur TM

10 ml NaOH 20 ml CuSO4

diukur TA

NaOH + CuSO4

e.
diukur TM

5 ml NaOH25 ml HCl

diukur TA

c.

15 ml NaOH 15 ml CuSO4

diukur TM

diukur TM

b.

20 ml NaOH 10 ml CuSO4

diukur TM

diukur TM

diukur TM

diukur TM

diukur TA

20 ml NaOH10 ml HCl

NaOH + HCl

e.
diukur TM

10 ml NaOH 20 ml CuSO4

diukur TA

NaOH + CuSO4

diukur TM

diukur TM

25ml NaOH 5 ml CuSO4

diukur TA

NaOH + CuSO4

Gambar 1. Metode Percobaan Variasi Kontinyu

3. Lakukan percobaan yang sama terhadap campuran NaOH dan H 2SO4,


perbedaan apakah yang mungkin terjadi jika dibandingkan dengan percobaan
sebelumnya!
Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Percobaan Variasi Kontinyu Sistem NaOH-CuSO4

V
NaOH
1M
25 ml

20 ml

15 ml

10 ml

5 ml

V
CuSO4
1M
5 ml

10 ml

15 ml

20 ml

25 ml

TM
(C)

TA
(C)

26,5
C

27 C

26 C

26 C

26,75
C

27C

27C

27 C

26,5
C

27C

T
(C)

mmol
NaOH

mmol
CuSO4

mmol NaOH
mmol CuSO 4

0,5
C

250,1=

50,1=

0,5
=0,2mmol
2,5

0 C

200,1=

100,1=

2 mmol

1 mmol

0,25
C

150,1=

150,1=

0C

100,1=

200,1=

1 mmol

2 mmol

50,1=

250,1=

0,5
C

2,5 mmol 0,5 mmol

1,5 mmol 1,5 mmol

0,5 mmol 2,5 mmol

1
=0,5 mmol
2
1,5
=1 mmol
1,5
2
=2 mmol
1
2,5
=5 mmol
0,5

Tabel 2. Hasil Pengamatan Percobaan Variasi Kontinyu Sistem NaOH-HCl

V
NaOH
1M
5 ml

20 ml

15 ml

10 ml

V HCl
1M
5 ml

10 ml

15 ml

20 ml

TM
(C)

TA
(C)

26,5
C

27 C

26C

27C

26,25
C

27C

26,5
C

27 C

T
(C)

mmol
NaOH

mmol
HCl

mmol NaOH
mmol HCl

0,5
C

250,1=

50,1=

0,5
=0,2mmol
2,5

1 C

200,1=

100,1=

2 mmol

1 mmol

0,75
C

150,1=

150,1=

0,5
C

100,1=

2,5 mmol 0,5 mmol

1,5 mmol 1,5 mmol

200,1=

1
=0,5 mmol
2
1,5
=1 mmol
1,5
2
=2 mmol
1

5 ml

25 ml

26,5
C

26,5
C

0C

1 mmol

2 mmol

50,1=

250,1=

0,5 mmol 2,5 mmol

2,5
=5 mmol
0,5

Titik Stoikiometri sistem NaOH 0,1 M dan CuSO4 0,1 M


0.6

Tmax

Tmax

0.5
0.4
Y-Values

0.3
0.2
0.1

Tmin

0
0

Tmin
1

mmolCu SO 4
mmol NaOH

Titik Stoikiometri sistem NaOH 0,1 M dan HCl 0,1 M

1.2

Tmax

1
0.8
Y-Values

0.6
0.4
0.2
0

Tmin
0

mmol HCl
mmol NaOH

Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui suhu mula-mula (T M), suhu
akhir (TA), selisih dari TA dan TM (T), mol reaktan, titik maksimum (Tmax), dan
titik minimum (Tmin) stoikiometri. Pada percobaan ini Tmax yang didapat pada

Mmol CUSO 4
Mmol NaOH

reaksi antara NaOH dengan CuSO4 adalah pada larutan 25 ml dan 5 ml dan pada
larutan dengan volume 5 ml dan 25 ml. Tmax yang didapat pada reaksi antara
NaOH dengan HCl adalah pada larutan 10 ml dan 20 ml. Tmin yang didapat pada
reaksi antara NaOH dengan CuSO4 adalah pada larutan dengan volume 20 ml dan
10 ml, dan pada larutan dengan volume 10 ml dan 20 ml. T min yang didapat pada
reaksi antara NaOH dengan HCl adalah pada larutan dengan volume 25 ml dan 5
ml. Seharusnya Tmax pada reaksi antara NaOH dengan CuSO4 adalah pada larutan
20 ml dan 10 ml.Tmax pada reaksi antara NaOH dengan HCl adalah pada larutan 15
ml dan 15 ml. Seharusnya Tmin pada reaksi antara NaOH dengan CuSO4 adalah
pada larutan 25 ml dan 5 ml.
Faktor-faktor kesalahan yang tejadi selama praktikum berlangsung
diantaranya kurangnya ketelitian dalam membaca termometer,cara penggunaan
termometer yang tidak benar, dan peralatan yang kurang bersih.
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan
kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (Anonim, 2014).
Titik maksimum stoikiometri adalah titik yang menunjukan suhu campuran
tertinggi dari beberapa suhu campuran lainnya yang yang diukur dari dua zat yang
bereaksi pada volume yang sama, Sedangkan titik minimum stoikiometri adalah
titik yang menunjukan suhu campuran terendah dari beberapa suhu campuran
lainnya yang yang diukur dari dua zat yang bereaksi pada volume yang sama
(Sutrisno,2014).
Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan
kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia.Sedangkan Variasi
Kontinyu adalah metode dimana dilakukan sederet pengamatan kuantitas molar
totalnya sama tetapi kuantitas pereaksi berubah-ubah (bervariasi). Salah satu sifat
fisika tertentu dipilih untuk diamati seperti: massa, volume, suhu atau daya serap.
Oleh karena itu kuantitas pereaksi berlainan, perubahan harga sifat fisika dari
sistem ini dapat digunakan untuk meramalkan stoikiometri sistem. Dengan kata
lain, Variasi Kontinyu adalah salah satu metode yang ada dalam melakukan
stoikiometri (Sutrisno,2014).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain:
1. Luas permukaan
Semakin kecil luas permukaan, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi
antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil.
2. Suhu
Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangusng dinaikkan, maka
menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi
semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila
suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi
semakin kecil.
3. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri.
4. Molaritas

Semakin besar molaritas suatu zat, maka semakin cepat suatu reaksi
berlangsung. Dengan demikian pada molaritas yang rendah suatu reaksi akan
berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi.
5. Konsentrasi
Semakin tinggi konsentrasi maka semakin banyak molekul reaktan yang
tersedia dengan demikian kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak
juga sehingga kecepatan reaksi meningkat. Jadi semakin tinggi konsentrasi,
semakin cepat pula laju reaksinya.
6. Sifat Larutan
Perbedaaan dari sifat setiap larutan dapat mempengaruhi suhu larutan itu
sendiri. Ada larutan yang bisa beradaptasi dengan suhu lingkungan sehingga
mempengruhi hasil pengamatan (Brady, 1998).
Aplikasi Di Bidang Pangan
Dapat mengetahui tekanan suhu dalam suatu produk, untuk mengidentifikasi
suatu senyawa dalam temperatur tertentu, untuk mengetahui dan menentukan
kadar molaritas dalam bidang pangan. Misalnya dalam pembuatan tape, kita dapat
menentukan berapa jumlah ragi yang dibutuhkan agar proses fermentasi pada tape
berjalan dengan baik.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa dari beberapa
variasi volume sistem yang digunakan, didapatkan titik maksimum dan titik
minimum larutan. Tmax yang didapat pada reaksi antara NaOH dengan CuSO4
adalah pada larutan 25 ml dan 5 ml dan pada larutan dengan volume 5 ml dan 25
ml. Tmin yang didapat pada reaksi antara NaOH dengan CuSO 4 adalah pada larutan
dengan volume 20 ml dan 10 ml, dan pada larutan dengan volume 10 ml dan 20
ml. Tmax yang didapat pada reaksi antara NaOH dengan HCl adalah pada larutan
10 ml dan 20 ml. Tmin yang didapat pada reaksi antara NaOH dengan HCl adalah
pada larutan dengan volume 25 ml dan 5 ml. Seharusnya Tmax pada reaksi antara
NaOH dengan CuSO4 adalah pada larutan 20 ml dan 10 ml.T max pada reaksi antara
NaOH dengan HCl adalah pada larutan 15 ml dan 15 ml. Seharusnya T min pada
reaksi antara NaOH dengan CuSO4 adalah pada larutan 25 ml dan 5 ml.
Saran
Sarana dan prasarana di laboratorium di perbanyak agar praktikan lebih
mudah dan cepat menyelesaikan hasil pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2014.Laju Reaksi. http://id.wikipedia.org/wiki/Laju_reaksi. Di akses: 15
November 2014
Anonim.2014. Stoikiometri.http://id.wikipedia.org/wiki/Stoikiometri. Di akses: 15
November 2014
Brady, J.E.1998.Kimia Universitas Asas dan Struktur.Binapura Aksara : Jakarta

Sutrisno, dkk.2014.Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan:


Bandung

Anda mungkin juga menyukai