mempermudah
dalam
penyajian,
transportasi
maupun
masalah
dimungkinkan karena minuman serbuk instan merupakan produk dengan kadar air
yang cukup rendah yaitu sekitar 3-5%. Melalui proses pengolahan tertentu,
minuman serbuk instan tidak akan mempengaruhi kandungan atau khasiat dalam
bahan (Rengga dan Handayani, 2004). Standar mutu serbuk minuman penyegar
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Syarat mutu minuman bubuk berdasarkan SNI 01-4320-1996
No. Kriteria uji
Satuan
Persyaratan
1 Warna
normal
2
Bau
normal, khas rempah
3
Rasa
normal, khas rempah
4
Kadar air, b/b
%
3,0 5,0
5
Kadar abu, b/b
%
maksimal 1,5
6
Jumlah gula (dihitung
sebagai sakarosa)
%
maksimal 85%
7
Bahan tambahan makanan
8.1 Pemanis buatan
Sakarin
tidak boleh ada
Siklamat
tidak boleh ada
8.2 Pewarna tambahan
sesuai SNI 01-0222-1995
9
Cemaran logam
9.1 Timbal (Pb)
mg/kg
maksimal 0,2
9.2 Tembaga (Cu)
mg/kg
maksimal 2,0
9.3 Seng (Zn)
mg/kg
maksimal 50
9.4 Timah (Sn)
mg/kg
maksimal 40
10 Merkuri (Hg)
mg/kg
tidak boleh ada
11 Cemaran arsen (As)
mg/kg
maksimal 0,1
12.1 Cemaran mikroba
12.2 Angka lempeng total
koloni/g
3 x 103
12.3 Coliform
APM/g
<3
Sumber : BSN-SNI No. 4320-1996
sehingga
tidak
cocok
untuk
usaha
menengah
ataupun
usaha
kecil
(Awpermana, 2009).
Metode
penggunaannya tidak dilakukan dengan suhu tinggi (>100 oC) karena akan
berpengaruh buruk untuk kandungan gizi dari bahan. Apabila suhu yang
digunakan terlalu rendah (<50oC), maka proses pengeringan akan berlangsung
lama. Untuk itu suhu pengeringan yang digunakan berkisar antara 60-80oC
(Rans, 2006 dalam Hidayati, 2007).
Sereh
Tanaman sereh dapur tumbuh pada iklim tropis, cahaya matahari dan
curah hujan yang tidak terlampau melimpah. Di daerah yang curah hujannya
berlimpah, tanaman ini dapat dipanen lebih sering dibandingkan dengan daerah
yang lebih kering, namun minyak yang dihasilkan berkadar citral lebih rendah
(Guenther, 2006). Komponen utama penyusun sereh dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Susunan kimia sereh
Senyawa penyusun
Sitronellal
Geraniol
Sitronellol
Geraniol asetat
Sitronellil asetat
L- Limonene
Elemol & Seskwiterpene lain
Elemene & Cadinene
Kadar (%)
32-45
12-18
12-15
3-8
2-4
2-5
2-5
2-5
: Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Poales
Famili
: Poaceae
Genus
: Cymbopogon
Spesies
: Cymbopogon citratus
Batang Sereh
Manfaat sereh, terutama pada batang dan daun yang kering digunakan
untuk bumbu masak, minyak wangi, bahan pencampur jamu, dan juga dibuat
minyak atsiri. Kandungan kimia tanaman sereh lebih banyak terdapat pada batang
dan daun yang mengandung senyawa citral, sitronellal, geraniol, mirsena, nerol,
farsenol, methyl heptenon, dan dipentena (Wibisono, 2011). Aroma sereh
diperoleh dari senyawa citral. Citral adalah cairan tak berwarna atau agak kuning,
memiliki rasa lemon yang kuat, yang terdiri atas senyawa geranial dan neral
dengan rumus molekul C10H16O (Wikipedia, 2010). Adapun struktur kimia citral
dapat dilihat pada Gambar 1.
Batang sereh dapat memiliki panjang lebih dari 30 cm. Sereh ini memiliki banyak
manfaat bagi kesehatan tubuh manusia karena kandungannya. Banyak kandungan
yang dimiliki batang sereh untuk kesehatan tubuh kita. Kandungan yang dimiliki
batang sereh antara lain: geraniol, citronelol, lemonen, kadinen, eugenol,
dipenten, citral, dan lain-lain. Khasiat batang sereh antara lain: antikanker,
antioksidan, menstabilkan tekanan darah, mengatasi sembelit, mengobati diare,
membantu sistem pencernaan, dan mengencangkan tubuh setelah melahirkan
(Wibisono, 2011).
Jahe
Rimpang jahe memiliki bentuk yang bervariasi, mulai dari agak pipih,
sampai gemuk (bulat panjang), dengan warna putih kekuning-kuningan hingga
kuning kemerahan. Rimpang jahe mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri
adalah minyak yang mudah menguap dan memberikan bau khas pada jahe.
Minyak atsiri mengandung komponen utama berupa senyawa zingiberen (C12H24)
dan zingiberol (C12H26O2). Senyawa yang menyebabkan rimpang jahe berasa
pedas dan agak pahit adalah oleoresin (fixed oil). Senyawa oleoresin yang
terdapat dalam rimpang jahe adalah sebanyak 3%-4%. Senyawa oleoresin ini
dapat diekstrak dengan pelarut alkohol, keton ataupun ester. Komponen utama
oleoresin berupa senyawa gingerol (C17H26O4), shogaol (C7H24O3), dan resin
(Na2R) (Rukmana, 2003).
Jahe (Zingiber officinale Rosc) merupakan rempah-rempah Indonesia yang
sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang kesehatan.
Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu dan
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiospermae
Kelas
: Monocotyledonae
Ordo
: Zingiberales
Famili
: Zingiberaceae
Subfamili
: Zingiberoidae
Genus
: Zingiber
Spesies
Komponen utama dari jahe segar adalah gingerol. Gingerol sangat tidak
stabil dengan adanya panas dan pada suhu tinggi akan berubah menjadi shogaol.
Shogaol lebih pedas dibandingkan gingerol (Mishra, 2009).
Jahe mengandung komponen minyak menguap (volatile oil), minyak tak
menguap (non volatile oil). Minyak menguap yang biasa disebut minyak atsiri
merupakan komponen pemberi bau yang khas, sedangkan minyak tak menguap
yang biasa disebut oleoresin merupakan komponen pemberi rasa pedas dan pahit.
Komponen yang terdapat pada oleoresin merupakan gambaran utuh dari
kandungan jahe, yaitu minyak atsiri dari fixed oil yang terdiri dari zingerol,
shogaol, dan resin (Paimin dan Murhananto, 1999).
Gingerol sebagai komponen utama jahe dapat terkonversi menjadi shogaol
atau zingerol. Shogaol terbentuk dari gingerol selama proses pemanasan.
Kecepatan degradasi dari [6]-gingerol menjadi [6]-shogaol tergantung pada pH,
10
11
3. Jahe merah
Ditandai dengan ukuran rimpang yang kecil, berwarna merah jingga,
berserat kasar, beraroma dan berasa tajam. Dipanen setelah tua dan memiliki
minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil sehingga jahe merah umumnya
dimanfaatkan sebagai obat-obatan (Paimin dan Murhananto, 1999).
Menurut laporan Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, produksi tanaman jahe
Sumatera Utara tahun 2011 adalah 5.037.719 kg dengan produktivitas 2,41 kg/m 2
sedangkan daerah dengan produksi tanaman jahe terbesar di Indonesia adalah D.I.
Yogyakarta sebesar 20.639.107 kg (BPS, 2011).
Komposisi kimia jahe sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain
waktu panen, lingkungan tumbuh (ketinggian tempat, curah hujan, jenis tanah),
keadaan rimpang (segar atau kering) dan geografi (Ali, et al., 2008). Rasa pedas
dari jahe segar berasal dari kelompok senyawa gingerol, yaitu senyawa turunan
fenol yang merupakan komponen kimia utama keton aromatik
(Hernani dan
Hayani, 2001). Adapun komposisi kimia jahe dalam 100 g bahan adalah seperti
yang tertera pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi kimia jahe dalam 100 g jahe
Komponen
Satuan
Karbohidrat
g
Air
g
Kalori
kal
Kalsium
mg
Fosfor
mg
Vitamin A
SI
b.d.d
%
Vitamin C
mg
Besi
mg
Vitamin B1
mg
Protein
g
Lemak
g
Sumber : Departemen Kesehatan RI, (2000).
12
Jumlah
10,10
86,20
51,00
21,00
39,00
30,00
97,00
4,00
1,60
0,02
1,50
1,00
Gula aren
Gula aren dikenal masyarakat sebagai gula jawa. Gula aren merupakan
olahan nira pohon aren (enau) yang diambil dari tandan bunga jantan. Biasanya
apabila tidak dibuat menjadi gula aren, buahnya akan dibuat menjadi makanan
olahan salah satunya adalah kolang-kaling. Selain itu salah satu unsur yang
terkandung pada gula aren adalah riboflavin yang berfungsi melancarkan
metabolisme dan mengaktifkan fungsi sel sehingga stamina tubuh tetap terjaga
(Rumokoi, 1990).
Kalori yang terkandung di dalam gula aren lebih kecil dibandingkan
dengan gula putih. Gula aren memiliki nilai indeks glikemik yang lebih rendah
yaitu sebesar 35 sedangkan pada gula pasir indeks glikemiknya sebesar 58.
Indeks glikemik (GI) adalah skala atau angka yang diberikan pada makanan
tertentu berdasarkan seberapa besar makanan tersebut meningkatkan kadar gula
darah, skala yang digunakan adalah 0-100. Indeks glikemik disebut rendah jika
berada di skala kurang dari 50, indeks glikemik sedang jika nilainya 50-70 dan
indeks glikemik tinggi jika angkanya di atas 70 (Safari, 1993).
Adapun jenis dan macam gula aren adalah :
1. Gula kerekan
Gula kerekan ini dicetak menggunakan kerekan yang bentuknya bulat
berukuran panjang sekitar 5 cm dengan lingkaran sepanjang 3 cm. Kerekan
tersebut terbuat dari bambu.
13
2. Gula pasir
Gula aren yang dikristalkan kecil-kecil seperti pasir. Bedanya dengan gula
pasir (tebu) adalah warnanya. Gula pasir (aren) berwarna merah sedangkan gula
pasir (tebu) berwarna putih (bening).
3. Gula semut
Gula semut ini mirip dengan gula pasir, yaitu bentuknya kecil-kecil
mengkristal seperti gula pasir. Hanya saja lebih besar sedikit daripada gula pasir
(Safari, 1993).
Proses pembuatan gula aren lebih alami sehingga zat-zat tertentu yang
terkandung di dalamnya tidak mengalami kerusakan, serta tidak membutuhkan
proses penyulingan yang berkali-kali atau menggunakan tambahan bahan untuk
memurnikannya. Nilai indeks glikemik yang lebih rendah ini tidak menyebabkan
lonjakan kadar gula darah yang signifikan, sehingga tidak membahayakan tubuh
terutama bagi penderita diabetes (Rumokoi, 1990).
Kekhasan dari segi kimia gula aren yaitu mengandung sukrosa kurang
lebih 84% dibandingkan dengan gula tebu dan gula bit yang masing-masing hanya
20% dan 17% sehingga gula aren mampu menyediakan energi yang lebih tinggi
dari gula tebu dan gula bit (Rumokoi, 1990). Kandungan gizi yang terdapat pada
gula merah aren dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kandungan gizi dalam 100 g gula aren
Jenis kandungan
Jumlah
Kalori
368
Karbohidrat
95
Kalsium
75
Fosfor
35
Besi
3
Air
4
Sumber: Depkes R.I., (1981)
14
Satuan
kalori
g
mg
mg
mg
mg
15
Gum arab
Bahan penstabil termasuk golongan hidrokoloid, yaitu suatu polimer
berantai panjang yang larut dalam air sehingga berpengaruh terhadap proses
pengentalan. Penambahan bahan penstabil pada produk pangan mengakibatkan
terjadinya peningkatan viskositas sehingga dapat mempertahankan aliran zat cair
pada larutan. Bahan penstabil juga dapat mencegah terjadinya sineresis,
memberikan cita rasa gurih dan kesan lembut di mulut (Info Pangan, 2012).
Gum arab adalah eksudat kering dari pohon acacia. Senyawa ini
merupakan garam netral atau sedikit asam polisakarida kompleks yang
mengandung anion kalsium, magnesium, dan kalium. Molekul berbentuk
gulungan dengan banyak rantai samping dan berbobot molekul sekitar
300.000. Molekul terdiri atas empat gula, L-arabinosa, L-ramnosa, D-galaktosa,
dan asam D-glukoronat. Gum arab merupakan salah satu dari beberapa gum yang
memerlukan konsentrasi tinggi untuk meningkatkan kekentalan dan dipakai
sebagai penghambat pengkristalan dan pengemulsi. Gum arab membentuk
koaservat dengan gelatin dan banyak protein lain (DeMan, 1989).
Gum arab bersifat netral, agak asam dalam bentuk garam, dan merupakan
polisakarida kompleks yang mengandung anion kalsium, magnesium, dan
kalium. Gum arab memiliki sifat dapat mempertahankan flavor dari bahan yang
dikeringkan hal ini dikarenakan gum arab mampu melapisi partikel flavor
sehingga bahan terlindung dari oksidasi, evaporasi dan absorpsi air dari udara.
Gum arab dapat digunakan untuk pengikatan flavor, bahan pengental, pembentuk
lapisan tipis, dan pemantap emulsi. Gum arab mempunyai gugus arabino galactan
protein (AGP) dan gliko protein (GP) yang berperan sebagai pengemulsi dan
16
pengental (Gaonkar, 1995). Adapun kandungan zat gizi gum arab tiap 100 g
bahan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Kandungan zat gizi gum arab (per 100 gram bahan)
No
Kandungan gizi
Jumlah
1.
Kadar air
10,8 g
2.
Kadar abu
3,4 g
3.
Kadar protein
1,7 g
4.
Sodium
14,0 mg
5.
Potassium
310,0 mg
6.
Total karbohidrat
86,6 mg
7.
Serat makanan larut
86,6 mg
8.
Kalsium
1117,0 mg
9.
Magnesium
292,0 mg
10.
Besi
2,0 mg
Sumber : Rabah dan Abdalla (2012)
Karena sifatnya yang tidak berbau atau berasa gum arab dapat digunakan pada
bahan pangan tanpa adanya gangguan sifat organoleptik (Febryanto, 2008).
Adapun struktur kimia dari gum arab dapat dilihat pada Gambar 3.
Jeruk nipis
Jeruk nipis adalah salah satu jenis buah yang banyak mengandung vitamin
C dan berguna untuk menjaga daya tahan tubuh. Buah ini termasuk dalam
keluarga Citrus yang berasal dari suku Rutaceae. Sebagian besar jeruk memiliki
rasa yang asam dan menyegarkan, itu karena kandungan asam sitrat dalam jeruk
17
tersebut, meskipun tidak jarang kita menemukan buah jeruk yang rasanya manis.
Jeruk nipis atau limau nipis adalah tumbuhan yang menghasilkan buah yang bulat
dan berwarna hijau atau kuning memiliki diameter 3-6 cm, umumnya
mengandung daging buah yang asam, agak serupa rasanya dengan lemon (Astarini
dan Ferbriani, 2010).
Citrus aurantifolia biasanya dikenal dengan nama jeruk nipis, banyak
tumbuh di Asia bagian selatan, Jepang, dan Indonesia. Tanaman ini tumbuh
dengan baik pada lingkungan beriklim tropis. Tanaman ini memiliki bunga yang
berwarna putih. Buah yang dihasilkan memiliki rasa yang sangat asam. Kulit
buahnya tipis dan berwarna hijau atau kuning (Astarini dan Ferbriani, 2010).
Garam
Secara fisik garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal
yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar natrium klorida
(NaCl) sebesar 80% serta senyawa lainnya seperti magnesium klorida, magnesium
sulfat,
kalsium
klorida,
dll.
Garam
mempunyai
sifat/karakteristik
higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan)
sebesar 0,8 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 80oC (Burhanuddin, 2001).
Garam juga dapat mempengaruhi aktivitas air (Aw) dari bahan, sehingga
dapat mengendalikan pertumbuhan mikroorganisme dan bahan akan bebas dari
pengaruh racunnya, namun ada beberapa organisme seperti bakteri halofilik dapat
tumbuh dalam larutan garam yang hampir jenuh, tetapi mikroorganisme ini
membutuhkan waktu penyimpanan yang lama untuk tumbuh dan selanjutnya
terjadi pembusukan (Buckle, et al., 2009).
18
pemasakan,
pengeringan,
penghancuran,
pengayakan,
homogenisasi serbuk batang sereh, serbuk jahe dan serbuk gula aren, pengemasan.
Salah satu tahapan pengolahan serbuk minuman penyegar yaitu penyortiran dan
pencucian sebelum dilakukan pengolahan selanjutnya. Batang sereh dan rimpang
jahe harus secepatnya dibersihkan untuk menghindari kotoran yang berlebihan
serta mikroorganisme yang tidak diinginkan. Rimpang dibersihkan dengan
disemprot air yang bertekanan tinggi, atau dicuci
penampakan yang baik. Pencucian dapat dilakukan dengan menggunakan air atau
dengan sikat (Baliwati, et al., 2004).
Tahap selanjutnya yaitu proses blansing. Blansing merupakan perlakuan
pendahuluan untuk beberapa jenis sayuran dan buah-buahan dengan tujuan
mendapatkan mutu produk yang dikeringkan, dikalengkan, dan dibekukan
dengan
kualitas
baik.
Proses
blansing
termasuk
ke
dalam
proses
termal dan umumnya membutuhkan suhu berkisar 75-95oC selama 1-10 menit
(Estiasih dan Ahmadi, 2009). Secara umum tujuan blansing adalah menonaktifkan
enzim. Disamping itu juga menaikkan temperatur jaringan, untuk membersihkan
bahan dan untuk melayukan bahan sehingga memudahkan perlakuan berikutnya.
19
Dan yang paling penting dalam blansing adalah mengurangi jumlah mikroba
(Purba dan Rusmarilin, 1985).
Setelah diblansing, selanjutnya adalah proses penghancuran. Salah satu
cara menghancurkan bahan pangan adalah menggunakan blender dengan
penambahan air. Penambahan air bertujuan untuk memudahkan proses
penghancuran. Proses pencampuran dilakukan sampai halus untuk mengurangi
endapan pada sari yang dihasilkan. Setelah bahan hancur dilakukan penyaringan
dengan kain saring atau saringan yang halus. Tujuan dari penyaringan ini adalah
untuk mengurangi biji atau daging buah yang tidak hancur sempurna
yang
dapat
menurunkan
penampilan
dari
produk
yang
dihasilkan
dilakukan
untuk
pembusukan.
mengawetkan
Hal
ini
makanan
dikarenakan
sebelum
makanan
mikroorganisme
operasional
yaitu
biaya
produksi,
20
distribusi,
dan
penyimpanan
mengemas
suatu
keterangan-keterangan
produk
termasuk
yang
beberapa
dilengkapi
manfaat
dengan
dari
label
isi
atau
kemasan
21
LDPE
biasanya
digunakan
untuk
mangkuk,
botol,
dan
22