Anda di halaman 1dari 6

PAGE

15

Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 1(2), 2006, 15-20

Aplikasi Teknologi Hibrid Katalisis-Plasma Dalam Pengembangan


Reaktor Kimia Masa Depan
Istadi *
Chemical Reaction Engineering & Catalysis (CREC), Jurusan Teknik Kimia,

Universitas Diponegoro, Jln. Prof. H. Sudharto, Tembalang, Semarang


Received 20 January 2006; Received in revised form 20 January 2006; Accepted 20 January 2006
Abstract
Teknologi reaktor kimia merupakan disiplin ilmu yang sangat penting dalam teknik proses kimia. Perkembangan teknologi fisika dalam bidang plasma juga mempunyai kontribusi yang besar untuk memajukan
teknologi reaktor kimia. Reaktor plasma ternyata sangat menjanjikan dari sudut pandang tingkat konversi
dan energi pemanasan yang rendah, walaupun selektifitasnya masih rendah. Dalam artikel ini ditampilkan aplikasi reaktor plasma (katalitik maupun non katalitik) untuk konversi gas metana dan karbon dioksida menjadi gas-gas hidrogen, karbon monoksida, hidrokarbon lebih tinggi (etana, etilena, asetilena, dan
propana). Namun demikian masih banyak kendala-kendala dalam pengembangan reaktor ini untuk
sintesa kimia, terutama selektifitasnya yang masih rendah. Penelitian lanjut masih sangat diperlukan terutama untuk peningkatan selektifitas misalnya dengan kombinasi hibrid katalitik-plasma.
2006 CREG. All rights reserved.
Keywords: plasma, dielectric barrier discharge, elektron berenergi tinggi

1. Pendahuluan
Pengurangan emisi gas karbon dioksida (CO2)
yang merupakan salah satu kontributor terbentuknya gas rumah kaca menjadi agenda yang sangat penting dalam hal isu pemanasan global. Sementara itu, konversi gas metana (CH4) menjadi
hidrokarbon C2+ dan gas sintesa (hidrogen dan
karbon monoksida) mempunyai manfaat besar
dalam pemanfaatan gas alam khususnya untuk
industri petrokimia dan bahan bakar. Seperti kita
ketahui bahwa rasio CH4/CO2 gas alam Natuna
dan Arun dengan komposisi berturut-turut 28/71
and 75/15 harus dimanfaatkan secara baik untuk
menghasilkan gas sintesa, hidrokarbon tinggi, bahan bakar cair dan bahan kimia penting lainnya
Beberapa teknologi untuk ini telah diusulkan oleh
beberapa peneliti di dunia untuk meningkatkan

efisiensi pengubahan metana dan karbon dioksida.


Sebagai contoh bahwa pengubahan gas metana
dan CO2 menjadi hidrokarbon C2 mempunyai kendala dalam hal tingkat konversinya yang sangat
rendah (sekitar 5.7%) walaupun selektifitasnya
sudah cukup baik (sekitar 70-80%). Oleh karena
itu, potensi teknologi non-konvensional seperti
reaktor plasma harus dimanfaatkan untuk meningkatkan konversi. Hal ini merupakan salah satu
contoh aplikasi/manfaat teknologi plasma untuk
keperluan reaksi kimia. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh penulis sendiri dan beberapa
peneliti di dunia, ditemukan bahwa teknologi reaktor plasma dapat digunakan untuk konversi kimia
pada temperatur rendah bahkan temperatur ruangan [1,2]. Kaji menyeluruh terhadap perkembangan terkini teknologi plasma reactor untuk peng-

* Corresponding Author. Telp. (024)7460058, Fax. (024)7460058


E-mail address: istadi@tekim.ft.undip.ac.id (Istadi)

Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 1(2), 2006, 15-20

hasilan gas sintesa dan hidrokarbon C2+ dari


metana dan CO2 telah dilakukan oleh penulis
untuk menelaah fitur-fitur, kendala, tantangan,
dan kelayakan teknologi ini [3].
2. Prinsip-Prinsip Dasar Reaktor Plasma
Jenis DBD
Konfigurasi dasar reaktor plasma jenis DBD
dapat dilihat di Gambar 1, sedangkan karakteristik-karakteristik discas tak panas dapat dilihat
di Tabel 1 [4,5].

Gambar 1. Prinsip-prinsip dasar reaktor plasma


DBD

PAGE

input rendah, serta kemampuan mempengaruhi


reaksi kimia dan fisika pada temperature yang
relatif rendah. Plasma tak panas (non-thermal)
didefinisikan sebagai sebuah fasa/gas yang berisi
elektron, atom-atom dan molekul-molekul tereksitasi, ion, radikal, foton, dan partikel netral dimana elektron-elektron mempunyai energi yang
sangat tinggi dibandingkan dengan partikel gas
netral. Plasma ini disebut juga non-equilibrium
plasma karena terdapat perbedaan temperatur
dan energi kinetik yang signifikan antara elektron dan partikel netral [1,2]. Temperatur gas
adalah temperatur kamar sedangkan temperatur
elektron dapat mencapai 104 105 K dalam dielectric-barrier discharge. Pemecahan gas (gas
breakdown) menghasilkan elektron-elektron yang
terpercepatkan oleh medan listrik membentuk
plasma. Discas elektrik dapat dihasilkan dengan
beberapa cara tergantung kepada jenis voltase
dan spesifikasi reaktor yang digunakan. Dalam
reaktor plasma elektron berenergi tinggi bertumbukan dengan molekul-molekul gas menghasilkan eksitasi, ionisasi, pelipatgandaan elektron,
dan pembentukan atom-atom dan senyawa metastabil [2,5]. Jika medan listrik di dalam zona
discas adalah cukup untuk memecahkan ikatan
kimia gas maka akan terlihat discas mikro-discas

Tabel 1. Karakteristik-karakteristik non-thermal discharge [1,4]


Parameter
Tekanan (bar)
Medan listrik (kV/cm)
Energi elektron (eV)
Temperatur elektron (K)
Densitas elektron
Derajat ionisasi

(cm-3)

Glow Discharge

Corona Discharge

DBD

< 10-2

0.01

0.5 50

0.1 100

0.5 2

1 10

5000 20000

50000

10000 100000

1011

1013

1014

10-6 10-5

kecil

10-4

108

Ketebalan dan besarnya konstanta dielektrik


menentukan jumlah arus listrik yang dapat dilewatkan melalui dielektrik. Dalam beberapa aplikasi, dielektrik tersebut membatasi densitas
arus rata-rata di dalam ruang gas. Dielektrik
tersebut mendistribusikan discas mikro ke seluruh permukaan elektroda disamping untuk menjamin tidak ada spark atau arc di dalam ruang
discas. Salah satu keuntungan plasma reaktor
jenis DBD adalah bahwa energi rata-rata elektron dapat diatur dengan mengubah densitas gas
dan jarak antar elektroda [4,5,7,8].
Reaktor plasma jenis DBD sangat potensial
untuk reaksi-reaksi kimia organik maupun anorganik karena sifat-sifat non-equilibrium, tenaga

mikro dalam jumlah yang banyak. Selanjutnya


atom-atom aktif dan senyawa metastabil akan
bertumbukan dengan molekul-molekul sehingga
akan terjadi reaksi kimia. Tumbukan antara electron-elektron berenergi tinggi dengan molekulmolekul gas menghasilkan eksitasi, disosiasi,
atau ionisasi tanpa menyebabkan pemanasan
terhadap gas [2,7,10,11], sehingga temperatur
bulk gas tidak berkeseimbangan dengan elektron
dan selalu rendah .

16

PAGE

17

Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 1(2), 2006, 15-20

3. Berbagai Desain Reaktor Reaktor Plasma


Untuk Konversi Metana dan Karbon Dioxsida
Berbagai konfigurasi reaktor plasma khususnya untuk konversi metana dan karbondioksida
telah diusulkan oleh beberapa peneliti, diantaranya pulsed-corona discharge (PCD) dan dielectric-barrier discharge (DBD).

Dalam hal reaktor plasma tipe DBD, penulis


juga menggunakan prinsip sama halnya dengan
Gambar 2(c-d) seperti terlihat di Gambar 3(a) dan
3(b) berturut-turut untuk reaktor plasma DBD
non katalitik dan katalitik.

Gambar 2. Berbagai model reactor plasma [12-18], (a). Corona discharge, (b). Spark discharge, (c-d).
Dielectric barrier discharge

Gambar 3. Reaktor plasma DBD. (a). Non katalitik tanpa pemanasan, (b) Katalitik dengan pemanasan

Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 1(2), 2006, 15-20

4. Reaksi-reaksi Yang Mungkin Terjadi


Dalam Aplikasinya untuk Konversi Metana
dan Karbon Dioksida
Reaksi-reaksi yang mungkin terjadi jika reaktor plasma diaplikasikan untuk mereaksikan gas
metana dan karbondioksida adalah:
CH4 + e CH3* + H* + e
CO2 + e CO + O* + e
CH3* + CH3* C2H6
C2H6 + e C2H5* + H* + e
C2H5* + CH3* C3H8
H* + H* H2
C2H5* + e C2H4 + H* + e
C2H4 + e C2H3* + H* + e
C2H3* + e C2H2 + H* + e
C2H5* + C2H5* C4H10
C4H10 + e C4H9 + H* + e
H2 + e 2H* + e
CH3* + e CH2* + H* + e
CH2* + e CH* + H* + e
CH* + CH* C2H2
CH2* + CH2* C2H4
CH* + e C + H* + e

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)

Dalam reaksi-reaksi ini, e menyatakan elektron berenergi tinggi, sedangkan * menyatakan


komponen radikal dari reaksi disosiasi. Dari
reaksi ini bisa dihasilkan gas hydrogen, etana,
etilena, asetilena, propana, propilena, karbon
monoksida, dan bahkan sedikit bahan bakar cair
(gasoline) secara bersamaan, tergantung pada
sifat-sifat dielektriknya.
5. Efek Katalisis Heterogen Dalam Reaktor
Plasma
Dalam beberapa reaksi katalitik heterogen,
molekul-molekul yang bereaksi diubah menjadi
spesies aktif. Fungsi katalis di sini adalah untuk
mengontrol pembentukan spesies tertentu.
Kondisi plasma non-equilibrium dapat digunakan
untuk memodifikasi reaksi kimia tertentu. Sebagian besar energi elektrik di dalam discas
plasma digunakan untuk menghasilkan elektron
berenergi daripada untuk pemanasan gas. Discas
gas ini mengandung banyak spesies aktif untuk
berbagai reaksi oksidasi dan reduksi melalui
reaksi disosiasi dan ionisasi yang dipengaruhi
oleh elektron. Jika discas diaplikasikan di permukaan katalis maka katalis akan merubah
keadaan elektronik dari gas [12,19]. Jika fasa
gas yang mengandung spesies netral, elektron,
ion dan spesies tereksitasi lainnya mengalir melalui katalis, maka katalis tersebut menjadi bermuatan elektrik. Sifat-sifat kemisorpsi dan desorpsi katalis (permukaan katalis) menjadi ter-

PAGE

modifikasi.
Prinsip-prinsip pengkombinasian reaktor
plasma DBD dengan katalis heterogen adalah
sangat mungkin untuk mengaktifasi reaktan di
dalam discas sebelum reaksi katalisis berlangsung yang memberikan efek positif terhadap
kondisi reaksi. Perbedaan signifikan antara
katalisis biasa dan katalisis yang dipengaruhi
discas gas non-equilibrium adalah terletak pada
distribusi energi antara produk dan katalis.
Dalam katalisis biasa, temperature produk gas
adalah sama dengan katalis, sedangkan dalam
katalisis berbantuan discas gas terdapat perbedaan energi yang signifikan antara spesies gas
bermuatan dan katalis, dimana gas bermuatan
mempunyai energi yang paling besar. Peranan
katalis sebagai sumber spesies bermuatan meningkatkan sifat ketidakseimbangan dari discas
gas. Liu et al. [12] menyimpulkan bahwa hibrid
plasma-katalisis sangat ditentukan oleh kemampuan katalis mempengaruhi energi vibrasi
plasma di permukaan katalis. Dalam konversi
CH4-CO2, katalis berperanan untuk menjerap
radical dari metana dan karbon dioksida, sementara itu tanpa adanya plasma fungsi katalis
adalah untuk menjerap gas-gas reaktan metana
dan karbon dioksida untuk mendisosiasi ikatanikatan C-H dan C=O, dan akhirnya mendesorpsi
produk dari reaksi.
Katalis yang ditempatkan di ruang discas merupakan solusi alternatif untuk meningkatkan
luas dan waktu kontak antara elektron berenergi
tinggi dengan spesies gas netral. Selain itu,
katalis juga menjaga dan meningkatkan sifat ketidakseimbangan discas gas, berfungsi sebagai
bahan dielektrik, dan meningkatkan selektifitas
dan efisiensi proses plasma [1,9,10,19,20]. Sifatsifat dasar dari dielektrik dan permukaan elektroda juga merupakan faktor penting untuk distribusi produk dari reaksi CH4 dan CO2 dalam
reaktor plasma DBD.
Teknologi plasma dalam reaksi kimia mempunyai ciri khas mempengaruhi reaksi fasa gas
melalui tumbukan-tumbukan elektron. Namun
demikian, teknologi plasma mempunyai kelemahan dalam hal rendahnya selektifitas produk
dibandingkan dengan teknologi reaksi katalisis
konvensional. Reaksi katalisis konvensional dapat memberikan selektifitas produk yang tinggi,
tetapi memerlukan komposisi gas reaktan tertentu, katalis yang cocok, dan temperature tinggi
(untuk reaksi endotermik). Pemanasan dan sifatsifat elektronik dari katalis karena adanya
plasma mempengaruhi penjerapan kimia terhadap spesies di permukaan katalis [6,20]. Namun
demikian, hingga sekarang peran nyata dari
katalis dalam reaktor plasma DBD adalah belum

18

PAGE

19

Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 1(2), 2006, 15-20

jelas dari sudut pandang kimia.


Dalam aplikasinya, kinerja dari reaksi katalisis heterogen dengan bantuan teknologi plasma
sangat tergantung kepada beberapa parameter
seperti:
Efek voltase discas
Efek laju alir gas umpan
Efek frekuensi sumber listrik
Efek perbandingan umpan (misalnya rasio
metana/karbon dioksida)
Efek tekanan system
Efek-efek tersebut secara jelas telah dideskripsikan oleh penulis di referensi jurnal FUEL
(Elsevier B.V.) [3].
6. Permasalahan dan Tantangan Dalam
Pengembangan Reaktor Plasma DBD Untuk
Konversi Metana dan Karbon Dioksida
Walaupun beberapa keuntungan telah dijelaskan tentang reaktor plasma DBD dalam aplikasi
ko-generasi gas sintesa (H2 dan CO) dan hidrokarbon C2+ dari metana dan karbon dioksida, beberapa permasalahan dan tantangan masih banyak ditemui. Karena teknologi ini merupakan
campuran elektron berenergi tinggi, atom-atom
dan molekul-molekul tereksitasi, ion-ion, radikal
dan foton, maka studi saintifik kimia reaktor
plasma menjadi sangat kompleks. Sementara itu,
pengetahuan tentang saintifik kimia plasma untuk reaksi metana dan karbon dioksida masih
sangat terbatas. Oleh karena itu kajian mendasar
terhadap teknologi ini dari segi saintifik kimianya masih sangat diperlukan.
Kendala lainnya adalah pembentukan karbon
di permukaan elektroda dan katalis karena dekomposisi metana, apalagi jika metana murni
digunakan sebagai umpan reaksi. Pada kenyataannya karbon tersebut menurunkan jumlah
discharge streamer dan membatasi jumlah elekton bernergi tinggi yang dapat berinteraksi dengan gas umpan di dalam zona reaksi, yang selanjutnya dapat menurunkan konversi reaksi.
Salah satu permasalahan yang penting lagi
adalah masih rendahnya selektifitas terhadap
produk yang diinginkan. Beberapa usaha untuk
meningkatkan selektifitas ini adalah dengan cara
menggunakan katalis didalam zona discas. Dengan kombinasi katalis dan non-equilibrium discharge diharapkan dapat meningkatkan selektifitas produk.
7. Kesimpulan
Teknologi reaktor kimia plasma jenis Dielectric-Barrier Discharge (DBD) merupakan jenis
reaktor kimia yang sangat menjanjikan dari segi
tingkat konversinya dan lebih efisiennya tenaga

yang diperlukan. Dalam jenis reaktor ini, daya


discas (discharge power) yang ditentukan oleh
discas voltase dan frekuensi, laju alir umpan, rasio umpan, dan katalis adalah sangat menentukan kinerja reaksi kimianya. Bahkan dengan
adanya plasma discas, tanpa adanya pemanasan
pun reaksi sudah dapat berlangsung. Sinergi
antara katalis dan plasma mempengaruhi distribusi produk secara signifikan.
Daftar Pustaka
[1]

Liu, C.J., Xu, G.H., Wang, T. Non-Thermal


Plasma Approaches in CO2 Utilization. Fuel
Process. Technol. 1999;58:119-134.
[2] Larkin, D.W., Zhou, L., Lobban, L.L., Mallinson, R.G. Product Selectivity Control and
Organic Oxygenate Pathways from Partial
Oxidation of Methane in a Silent Electric
Discharge Reactor. Ind. Eng. Chem. Res.
2001;40:5496-5506.
[3] Istadi, Amin, N.A.S. Co-Generation of Synthesis Gas and C2+ Hydrocarbons from
Methane Carbon Dioxide Reaction in A
Hybrid Catalytic Plasma Reactor: A Review.
Fuel 2006;85:577-592. (Available online at
http://www.istadi.net)
[4] Lieberman, M.A., Lichtenberg, A.J. Principles of Plasma Discharges and Materials
Processing. New York: John Wiley & Sons,
Inc; 1994.
[5] Kogelschatz, U. Dielectric-barrier Discharges: Their History, Discharge Physics,
and Industrial Applications. Plasma Chem.
Plasma Proc. 2003;23:1-46.
[6] Eliasson, B., Liu, C.J., Kogelschatz, U. Direct
conversion of Methane and Carbon Dioxide
to Higher Hydrocarbons Using Catalytic Dielectric-Barrier Discharges with Zeolites.
Ind. Eng. Chem. Res. 2000;39:1221-1227.
[7] Eliasson, B., Kogelschatz, U. Modeling and
Applications of Silent Discharges Plasmas.
IEEE Trans. Plasma Sci. 1991;19:309-323.
[8] Schtze, A., Jeong, J.Y., Babayan, S.E.,
Park, J., Selwyn, G.S., Hicks, R.F. The Atmospheric-Pressure Plasma Jet: A Review
and Comparison to Other Plasma Sources.
IEEE Trans. Plasma Sci. 1998;26:1685-1694.
[9] Kim, S.S., Lee, H., Na, B.K., Song, H.K.
Plasma-assisted Reduction of Supported
Metal Catalyst using Atmospheric Dielectricbarrier Discharge. Catal. Today 2004;89:193200.
[10] Pietruszka, B., Heintze, M. Methane Conversion at Low Temperature: The Combined
Application of Catalysis and Non-

Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis, 1(2), 2006, 15-20

Equilibrium
Plasma.
Catal. Today
2004;90:151-158.
[11] Zhang, K., Eliasson, B., Kogelschatz, U. Direct Conversion of Greenhouse Gases to Synthesis Gas and C4 Hydrocarbons over Zeolite
HY Promoted by a Dielectric-Barrier Discharge. Ind. Eng. Chem. Res. 2002;41:14621468.
[12] Liu, C.J., Marafee, A., Mallinson, R., Lobban,
L. Methane Conversion to Higher Hydrocarbons in A Corona Discharge over Metal Oxide Catalysts with OH Groups. Appl. Catal.
A 1997;164:21-33.
[13] Chavadej, S., Supat, K., Lobban, L.L., Mallinson, R.G. Partial Oxidation of Methane
and Carbon Dioxide Reforming with Methane in Corona Discharge with/without Pt/KL
Catalyst. J. Chem. Eng. Jpn. 2005;38:163170.
[14] Kado, S., Sekine, Y., Nozaki, T., Okazaki, K.
Diagnosis of Atmospheric Pressure Low
Temperature Plasma and Application to
High Efficient Methane Conversion. Catal.
Today 2004;89:47-55.
[15] Kado, S., Urasaki, K., Sekine, Y., Fujimoto,
K., Nozaki, T., Okazaki, K. Reaction Mechanism of Methane Activation Using NonEquilibrium Pulsed Discharge at Room Temperature. Fuel 2003;82:2291-2297.

PAGE

[16] Kado, S., Urasaki, K., Sekine, Y., Fujimoto,


K., Nozaki, T., Okazaki, K. Direct Conversion of Methane to Acetylene or Syngas at
Room Temperature Using Non-Equilibrium
Pulsed Discharge. Fuel 2003;82:1377-1385.
[17] Li, Y., Liu, C.J., Eliasson, B., Wang, Y. Synthesis of Oxygenates and Higher Hydrocarbons Directly from Methane and Carbon Dioxide Using Dielectric-Barrier Discharges:
Product Distribution. Energy Fuels 2002;16:
864-870
[18] Kim, Y., Kang, W.S., Park, J.M., Hong, S.H.,
Song, Y.H., Kim, S.J. Experimental and Numerical Analysis of Streamers in Pulsed Corona and Dielectric Barrier Discharges.
IEEE Trans. Plasma Sci. 2004;32:18-24
[19] Heintze, M., Pietruszka, B. Plasma Catalytic
Conversion of Methane into Syngas: The
Combined Effect of Discharge Activation and
Catalysis. Catal. Today 2004;89:21-25.
[20] Liu, C.J., Mallinson, R., Lobban, L. Comparative Investigations on Plasma Catalytic
Methane Conversion to Higher Hydrocarbons over Zeolites. Appl. Catal. A
1999;178:17-27.

20

Anda mungkin juga menyukai