Anda di halaman 1dari 14

REPRODUKSI

Reproduksi pada ikan seperti pada mahluk hidup lainnya, adalah suatu proses alamiah dalam
upaya melestarikan spesies. Ikan mengembangkan berbagai strategi reproduksi untuk
mencapai keberhasilan reproduksi. Di sini organ-organ yang terkait dengan proses reproduksi
sangat berperan. Hal ini berhubungan dengan kondisi lingkungan perairan tempat hunian
ikan. Perubahan lingkungan akan memberikan efek yang berbeda pada spesies ikan yang
berbeda. Beberapa jenis ikan bahkan melakukan perjalanan ruaya yang jauh untuk memijah.
Pemijahan yang tepat tempat dan tepat waktu untuk kepastian keberhasilan reproduksi terkait
erat dengan peran system endokrin.
A. Organ Reproduksi
Organ reproduksi ikan dinamakan gonad. Pada ikan jantan gonad disebut testis
dan pada ikan betina disebut ovarium. Umumnya ikan bersifat biseksual, namun
ditemukan pula sebagia ikan bersifat uniseksual.
Testis berbentuk memanjang dan menggantung pada bagian atas rongga tubuh
dengan perantaraan mesorkium. Pada ikan yang mempunyai gelembung gas testis
berada dibawah atau disamping gelembung gas. Testis berjumlah sepasang dan
bentuknya lebih kurang sama besar. Ukuran dan warna testis berfariasi tergantung
pada tingkat perkembangannya. Pada awal perkembangannya testis akan berbentuk
seperti pita.
Ovarium berbentuk memanjang, terletak dibawah atau disamping gelembung
gas(bila ikan tersebut mempunyai gelembung gas) dan biasanya berjumlah sepasang.
Ovarium bergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan perantaraan mesovoria.
Ukuran dan perkembangannya pada rongga tubuh bervariasi sesuai dengan tingkat
kematangannya. Warna ovarium pun berbeda-beda, sebagian besar berwarna keputihputihan pada waktu masih muda, dan menjadi kekuning-kuningan pada waktu sudah
matang atau siap dipijahkan. Pada Chondrichthyes oviduct(Mullerian duct) dengan
corong masuk (ostium tubae abdominale)diujungnya terdapat di rongga tubuh bagian
depan. Telur melewati oviduct menuju kloaka dan keluar melalui lubang genital.
Kapsul ovarian tidak bersambungan dengan oviduct, keadaan ini disebut kondisi
gimnovarian. Pda Chondrichthyes yang ovipar, bagian depan jarimgam oviduct
dimodifikasi menjadi kelenjar cangkang (shell gland),sedangkan pada kelompok yang
vivipar bagian belakang oviduct membesar menjadi semacam uterus tempat
penyimpanan anak ikan selama perkembangan embriotiknya. Keadaan yang demikian

ditemukan pula pada ikan Dipnoi, Acipenceriformes, dan bowfin (Amia). Sebagian
besar Osteichthyes mempunyai kapsul ovarian yang bersambung dengan ovidut, yang
dinamakan kondisi sistovarianTelur keluar dari dalam ovarium langsung ke saluran
telu,r, Telur dari dalam ovarium langsung ke saluran telur melalui rongga seperti yang
terjadi pada Chondrichthyes.

SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis dibentuk dari sel induk sperma (spermatogonia) melalui tahap
sitologis. Pembentukan spermatozoa dari spermatogonia dari testis disebut spermatogenesis.
Proses ini meliputi perbanyakan (poliferasi) spermatogonia melalui pembelahan mitosis yang
berulang-ulang dan tumbuh membentuk spermatosit primer, kemudian melalui pembelahan
reduksi (meiosis) membentuk spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder membelah menjadi
spermatid, yang selanjutnya bermetamorfosis menjadi gamet yang dapat bergerak dengan
bantuan ekor. Gamet ini disebut spermatozoa. Proses metamorfosis spermatid sering dinamai
spermiogenesis ( Haor,1969).
Spermatozoa yang dihasilkan olwh jenis ikan yang berbeda, akan berbeda pula dalam
bentuk dan keturunannya. Selama didalam testis dan saluran sperma , spermatozoa tidak aktif
sampai dikeluarkan dari dalam tubuh induk. Ketika berada di dalam air sperma akan aktif dan
bergerak tetapi hanya dalam jangka waktu yang tidak panjang. Jangka waktu hidup
spermatozoa tergantung pada jenis dan spesis ikan. Jangka waktu hidup sperma di dalam
tubuh betina lebih panjang dari pada jangka waktu spermatozoa di dalam air. Akan tetapi
sperma akan dapat hidup di dalam air lebih lama jika mempunyai kandungan garam hampir
sama dengan cairan tubuh ikan. Kemungkinan hidup sperma atau viabilitas dipengaruhi juga
dengan suhu. Sperma cenderung hidup lebih lama pada suhu rendah dibandingkan dengan
suhu yang tinggi.

OOGENESIS

Oogenesis adalah proses perkembangan telur yang terjadi di dalam ovarium. Proses
ini tidak jauh berbeda dengan spermatogenesis. Oogonia berkembang menjadi oosit primer
melalui pembelahan mitosis, lalu membelah secara meiosis 1 menjadi oosit sekunder
kemudia oosit sekunder akan membelah secara meiosis II dan membentuk empat badan
polosit dan satu ovum. Selama oogenesis sel epitel di sekelilingnya menyediakan sejumlah
makanan cadangan dalam bentuk kuning telur (protein) dan lemak yang berbentuk testes
minyak. Telur yang terbentuk dikeluarkan ke rongga ovarium atau rongga peritonal, proses
ini dinamakan ovulasi. Telur bisa berukuran 0.5 milimeter sampai 5 milimeter.
TELUR IKAN
Telur ikan mempunyai diameter yang kisarannya sangat beragam tergntung
kepada spesies. Ikan manyung (Ariidae) yang hidup dimuara sungai mempunyai telur
berukuran 10-20 mm. Biasanya semakin besar diameternya, semakin kecil jumlah
telur (fakunditas) yang dihasilkan.
Selain ukuran, telur ikan mempunyai bentuk yang beraneka macam tergantung
kepada jenis ikan, namun umumnya berbentuk bulat. Bentuk bulat ini tampaknya
merupakan bentuk dasar sebagian besar telur hewan. Tekur ikan bertulang sejati
umumnya bulat, tetapitelur yang memanjang dapat ditemukan pada anchovy (sejenis
ikan teri) dan ikan gobi. Elasmobranchii mempunyai telur dengan berbagai bentuk
dan struktur tambahan
Sama halnya dengan kelompok Elasmobranchii, pada ikan teleostei tertentu
telurnya mengembangkan suatu struktur tambahan. Telur ikan smelt (Osmeru mordax)
mempunyai tangkai yang pendek berperekat yang digunakan untuk menempel pada
dasar berbatu tempat ikan memijah.
Ada ikan brook silverside (Labidesthes sicculus), terdapat sehelai filamen
memanjang yang digunakan mengapung dan kemudian menempel. Sebagian besar
ikan terbang (Exocoetidae) mempunyai telur dengan banyak filamen sehingga mirip
rambut panjang yang muncul dari permukaan telur. Pada sebagian ikan terbang
filament muncul dari dua kutub, dan pada beberapa yang filament muncul dari satu
kutub, malahan ada ikan terbang yang tidak mempunyai filament(Lagger et al.,977).
Untuk maupun struktur tambahan pada telur berkaitan dengan telur. Banyak
ikan penghuni sungai mempunyai telur yang cacat, maksudnya telur mempunyai berat
jenis yang lebih besar dari pada berat jenis yang lebih besar daripada berat jenis air
tawar,sehingga tenggelam di dasar perairan(demersal). Telur yang demersal mungkin
berperekat dan keluarkan dalam bentuk menggumpal selama masa pengeraman, atau

telur tersebut menempel satu persatu pada substrat. Telur ikan sepat siam
(Trichogaster pectoralis) menggumpal dan ditempatkan di substrat,
Beberapa telur mempunyai sifat melayang pad kolam air dan mempunyai berat
jenis air, missal telur ikan cod (gabus)/ Penyesuaian berat jenis secara hidrostatik ini
dilakukan dengan cara penambahan kandungan minyak, atau air yang berimbibisi
(pada ruang perivitalin yang lega), atau nisbah yang tinggi permukaan terhadap
volume agar mampu mengapung atau melayang pada lapisan kedalaman tertentu.
Telur beberapa spesies ikan hanyut bebas, ada telur yang satu melekat dengan
yang lainnya ataupun menempel pada tumbuhan dengan bantuan sulur. Sulur, Kait
atau alat pelekat lainnya terdapat juga pada telur demersal dan telur ikan bertulang
rawan.
Urain diatas menunjukkan bahwa bentuk dan struktur tambahan yang melekat
pada telur bersifat khas bagi setiap jenis ikan. Berdasarkan fenomena ini, telur dapat
digunakan untuk identifikasi jenis atau family ikan.

Effendie (1997) mengelompokkan telur ikan berdasarkan kepada kualitas kulit


luarnya, yaitu antara lain :
a. Non adhesive : Telur mungkin sedikit adhesive pada waktu pengerasan cangkangnya,
namun kemudian sesudah itu telur sama sekali tidak menempel pada apapun juga. Sebagai
contohnya telur ikan salmon.
b. Adhesive : Setelah proses pengerasan cangkangnya telur itu bersifat lengket sehingga akan
mudah menempel pada daun, akar tanaman, sampah, dll. Contohnya adalah telur ikan mas
(Cyprinus carpio).
c. Bertangkal : Sungguh-sungguh merupakan keragaman yang khas dari bentuk adhesive,
terdapat suatu bentuk tangkai kecil untuk menempelkan telur pada substrat. Telur macam
demikian terdapat pada ikan smelt.
d. Telur berenang : Pada telur ini terdapat filamen yang panjang untuk menempel pada
substrat atau filamen tersebut untuk membantu telur terapung sehingga sampai ke tempat
untuk menempel didapatkan. Contohnya pada telur ikan hiu (Scylliorhinus)
e. Gumpalan lendir : Telur-telur diletakkan pada rangkaian lendir atau gumpalan lendir
seperti pada ikan perch atau sebangsa ikan lele.

Sedangkan bila telur dibedakan berdasarkan berat jenisnya, telur ikan dapat dibedakan
menjadi :
a. Non bouyant : Telur yang tenggelam ke dasar bila dikeluarkan oleh ikan dan akan, tetap di
sana. Golongan telur ini menyesuaikan dengan tidak ada cahaya matahari. Kadang-kadang
telur ini oleh induknya ditaruh atau ditimbun oleh batu-batuan atau kerikil. Sebagai contoh
yang khas dari telur macam demikian terdapat pada ikan trout dan ikan salmon.
b. Semi bouyant : telur tenggelam ke dasar perlahan-lahan, mudah tersangkut, dan umumnya
telur itu berukuran kecil. Contohnya pada ikan Coregonus.
c. Terapung : Telur dilengkapi dengan butir minyak yang besar sehingga terapung.
Umumnya terdapat pada ikan-ikan yang hidup di laut.
Telur ikan juga dapat dibedakan berdasarkan jumlah kandungan kuning telurnya, antara lain :
a. Oligolecithal Telur yang mengandung kuning telur sangat sedikit jumlahnya. Contoh ikan
yang mempunyai telur demikian adalah Amphioxus.
b. Telolecithal Telur telolecithal mengandung sejumlah kuning telur lebih banyak dari pada
telur oligolecithal. lkan yang mempunyai telur telolecithal banyak terdapat di daerah yang
bermusim empat, misalnya pada ikan Sturgeon
c. Macrolecithal Telur yang mempunyai kuning telur relatif banyak dengan keping
cytoplasma di bagian kutub animanya. telur macam ini banyak terdapat pada kebanyakan
ikan.

SEX DIFFERENCES

Seksual difference atau sexual dimorfisme (sexual dimorphism) yaitu mengidentifikasi sifatsifat seksual yaitu sifat primer dan sifat sekunder. Menurut Naibaho, P. (2011), sexual
differences terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Sifat Seksual Primer, ditandai dengan adanya organ yang secara langsung
berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan
betina, dan testis dengan pembuluhnya pada ikan jantan.

b. Sifat Seksualitas Sekunder, ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk
membedakan ikan jantan dan ikan betina. Jika satu spesies ikan yang mempunyai sifat
morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina dengan jelas,
maka spesies itu bersifat seksual dimorfisme.
Pada dasarnya sifat seksual sekunder dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara, hanya muncul pada waktu
musim pemijahan saja. Misalnya ovipositor, ikan Rhodeus amarus yaitu alat
yang dipakai untuk menyalurkan telur ke bivalvia, adanya semacam jerawat di
atas kepalanya pada waktu musim pemijahan.
2) Sifat seksual sekunder yang bersifat permanent atau tetap, yaitu tanda ini tetap ada
sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan. Misalnya clasper pada golongan
ikan Elasmobranchia.
DIKROMATISME SEKSUAL
Dikromatisme seksual adalah pembedaan jantan dan betina dengan berdasarkan
warna. Secara umum, ikan jantan memiliki warna yang lebih cemerlang daripada ikan
betina. Bagi ikan jantan warna berfungsi untuk menarik perhatian ikan betina.

PENGERTIAN PEMIJAHAN

Menurut Sutisna, D.H. dan Sutarmanto, R (1995), pemijahan adalah proses pengeluaran sel
telur oleh induk betina dan sperma oleh induk jantan yang kemudian diikuti oleh perkawinan.
Menurut Gusrina (2014), pemijahan adalah proses perkawinan antara ikan jantan dan betina.

JENIS PEMIJAHAN
Menurut Gusrina (2014), pemijahan dapat dilakukan dengan macam cara, yaitu:
1. Pemijahan ikan secara alami (natural spawning), yaitu pemijahan ikan tanpa campur
tangan manusia, terjadi secara alamiah (tanpa pemberian rangsangan hormone).
2. Pemijahan ikan secara semi alami/semi buatan (induce spawning), yaitu pemijahan
ikan yang terjadi dengan memberikan rangsangan hormone untuk mempercepat
kematangan gonad, tetapi proses ovulasinya terjadi secara alamiah di kolam.
3. Pemijahan ikan secara buatan (induce breeding), yaitu pemijahan ikan yang terjadi
dengan memberikan rangsangan hormone untuk mempercepat kematangan gonad
serta proses ovulasinya dilakukan secara buatan dengan teknik stripping.

Macam-Macam Habitat Pemijahan

Habitat Pemijahan dari masing-masing ikan berbeda, salah satunya disebabkan oleh
kondisi ikan yang memerlukan daerah yang bisa membuat telur menetas dan dapat
menaruh telur pada tempat yang sesuai.
1. Phytophils
Yaitu ikan ikan yang membutuhkan vegetasi ( tumbuhan ) untuk menempelkan
telurnya (Adhesive ). Contoh : Ikan mas, Lele, dll.
2. Lithophils
Yaitu ikan-ikan yang cara pmijahannya membutuhkan dasar perairan yang berbatu.
Contoh : Ikan Trout

( Salvelinus )

3. Psamophils
yaitu ikan-ikan yang pemijahannya memerlukan dasar perairan berpasir atau kadangkadang pada akar tumbuh-tumbuhan. Contoh : Ikan Tawes
javanicus )

( Puntius

4. Pelagophils
Yaitu ikan-ikan yang pemijahannya di perairan terbuka atau dikolam dan telur hasil
pemijahannya akan melayang-layang. Contoh : Ikan Bandeng
5. Ostracophils
Yaitu ikan-ikan yang pemijahannya di terumbu-terumbu karang. Contoh :
Ikan ekor kuning, ikan kerapu.

DAUR PEMIJAHAN

Ikan Iteroparous
Ikan melakukan pemijahan beberapa kali selama hidupnya. Hampir sebagian ikan

merupakan ikan iteroparous.

Ikan Semelparous
Ikan yang melakukan pemijahan hanya sekali dalam masa hidupnya dan kemudian

sesudahnya ia mati. Misalnya ikan salmon, ia menetas di perairan tawar kemudian beruaya ke
laut untuk periode sekitar empat tahun, dan kemudian kembali ke perairan tempat dia dulu
ditetaskan untuk memijah dan mati.

SISTEM PEMIJAHAN
Sistem pemijahan disini yang dimaksud adalah jumlah pasangan yang terlibat dalam
perkawinan pada satu musim pemijahan. Dalam system pemijahan terdapat tiga kategori,
yaitu:

A. Promiscuous
Ikan ini tidak melakukan kawin dengan pasangan tertentu, melainkan kawin
campur diantara mereka dengan banyak pasangan. Contoh: Clupeidae, Poeciliidae
Serranidae, Pomacentridae, dan Labridae.
B. Poligami

Satu individu dari satu jenis kelamin mengawini banyak individu dari banyak jenis
kelamin lain. Poligami dapat mewujud dalam bentuk poliandri yaitu satu individu betina
kawin dengan banyak individu jantan (contoh: ikan Ceratias), atau bentuk poligini yaitu satu
individu jantan kawin dengan banyak individu betina ( contoh: Tilefishes, Damselfishes)
C. Monogami
Satu perkawinan antara satu individu jantan dan satu individu betina dan pasangan
ini bersifat tetap tidak berganti-ganti. System monogamy dianut oleh Butterflyfishes.
1. ikan ovipar
Golongan ikan ovipar adalah ikan yang mengeluarkan telur pada saat pemijahan. Sebagian
besar jenis ikan termasuk golongan ini, misalnya ikan mas, mujair, gurami, kakap, dan
tongkol. Banyak jenis ikan berpijah secara bersama-sama dan tanpa berpasangan. Sejumlah
ikan jantan dan betina mengeluarkan sperma dan telur secara bersama dalam suatu
lingkungan yang cocok. Pemijahan sering terjadi sesudah ikan beruaya ke tempat yang cocok,
meskipun sering melawan arus yang selanjutnya akan membawa telur dan larva kembali ke
daerah pengasuhan (nursery area).
Berpasangan merupakan hal yang umu pada banyak jenis ikan, misalnya ikan tuna yang
memijah diperairan bebas atau di bagian dasar perairan. Beberapa spesies lain berpasangan
untuk memijah setelah satu dari pasangan tersebut keduanya menyiapkan tempat untuk
meletakkan telur. Ikan mujair jantan membuat lubang di dasar perairan dan kemudian
menarik betina untuk memijah di situ. Telur yang telah dibuahi disimpan dan dierami oleh
induk betina di rongga mulutnya. Anak ikan yang sudah menetas untuk beberapa waktu
masih dijaga dan diasuh oleh induk betina.
2. ikan vivipar
Golongan ikan vivipar adlah ikan yang embrionya berkembang dalam ovarium, sehingga
embrio atau larva dikeluarkan pada saat pemijahan. Dapat dikatakan ikan vivipar melahirkan
anak dalam pola reproduksinya. Anak ikan yang dilahirkan hampir menyerupai individu
dewasa. Golongan ikan ini umumnya berfekunditas kecil dan keturunannya mendapat
semacam jaminan dari induk untuk dapat melangsungkan hidup awal dengan aman. Hal ini
membedakan ikan vivipar dari golongan ikan ovipar yang fekunditasnya besar dengan tujuan
untuk mengimbangi keadaan sekelilingnya, terutama dari serangan predator.

Fertilisasi jenis vivipar dilakukan secara internal bukan eksternal seperti umunya pada
kelompok ovipar. Berkenaan dalam hal tersebut fertilisasi memerlukan modifikasi perilaku
dan pengembangan alat penyalur spermatozoa ke dalam lubang genital ikan betina. Lama
anak dalam kandungan dapat berubah-ubah bergantung kepada kondisi lingkungannya. Suhu
yang lebih tinggi daripada yang biasanya dapat menyebabkan masa mengandung menjadi
semakin pendek atau sebaliknya. Jumlah anak ikan yang dikandung oleh induknya
bergantung kepada besar kecil induk. Semakin besar induk ikan akan semakin banyak pula
jumlah anak yang dapat dikandung. Umumnya ikan bertulang rawan merupakan golongan
vivipar.
a. Matrotofik
Perkembangan embrio ditentukan oleh hubungannya dengan plasenta pada tahap awal
untuk mencukupi kabutuhan makanannya juga termasuk formasi pseudoplasenta.
Pada spesies ikan yang nonplasenta, perkembangan anakan mendapat makanan dari
kuning telur mendapat tambahan (suplemen) dari sekresi (susu uterin) induk.
Tambahan tersebut pada sebagian kecil spesies dapat berasal dari telur dan embrio
yang mati.
b. Lesitotrofik
Ikan lesitotrofik merupakan golongan ikan yang juga melahirkan anak seperti halnya
ikan matrotrofik, namun anak yang dikandung selama perkembangannya mendapat
makanan dari persediaan kuning telur yang non plasental. Induk hanya memberikan
perlindungan kepada perkembangan telurnya. Banyak anggota rockfish
(scorpaenidae) yang termasuk kelompok lesitotrofik melepaskan larva yang baru
menetas. Tidak ada bagian tertentu ovarium yang dikembangkan sebagai tempat telur
berada selama pengeraman (Bond, 1977). Anakan ikan Poeciliidae tinggal pada
folikel ovarium serta dibekali kuning telur dalam jumlah yang cukup untuk
berkembang. Banyak anggota elasmobranchii menyimpan kapsul telur dalam oviduct
sampai anakan berkembang sempurna. Pada beberapa anggota lain Elasmobrancii
(Acanthias dan Squatus) kapsul telur tidak berkembang baik, dan anakan dengan
kantung kuning telur berada pada bagian uterus dari oviduct (Bond, 1977).
3. Ikan ovovivipar
Golongan ikan ovovipar ini melahirkan anak seperti halnya vivipar, namun
pekembangan anak di dalam kandungan induk mendapatkan makanan dari persediaan
kuning telur yang tersedia non placental. Dalam perkembanganyang demikian anak

mendapat keperluan material untuk pertumbuhannya dari induk melalui penyerapan zatzat yang dikeluarkan oleh uterus. Zat tersebut disebut Susu uterin atau embriotrophe.
Spesies ikan ovovivipar jumlahnya jauh lebih banyak dari pada ikan vivipar. Berbeda
dengan golongan ikan vivipar dan ovovipar, maka ikan ovipar yang merupakan
mayoritas dari ikan yang ada pada waktu pemijahan membuahi telurnya di luar tubuh.
Telur yang dikeluarkan dari tubuh induk dibuahi oleh ikan jantan dengan berbagai
cara. Semua tingkah laku yang dilakukan oleh ikan tersebut pada waktu pemijahan
bertujuan agar semua telur yang dikeluarkan dapat dibuahi dengan baik. Ikan bertulang
rawan yang tergolong ke dalam ovovivipar memiliki masa mengandung yang berbedabeda.
G. Ruaya pemijahan
Perpindahan kelompok ikan dari dari satu tempat ke tempat lain untuk keperluan pemijahan
dinamakan ruaya pemijahan. Ruaya pemijahan suatu spesies dapat berlangsung dalam jarak
dekat, masih dalam satu perairan, namun pada spesies lain ruaya pemijahan dapat juga
mnempuh jarak sangat jauh yang memakan waktu lama.
Berdasarkan habitat yang menjadi daerah berlangsungnya ruaya, maka ruaya dibedakan
menjadi tiga macam. Tiga macam ruaya tersebut adalah:

Perkembangan Embrio
Perkembangan embrio pada telur ikan terjadi sejak pembuahan oleh sperma. Embrio
adalah mahluk yang sedang berkembang sebelum mahluk tersebut mencapai bentuk definitif
seperti bentuk mahluk dewasa. perkembangan mahluk hidup dalam proses embriogeneses
terbagi menjadi tiga tahap yaitu :
1. Progenase : dimulai dari perkembangan sel kelamin sampai zygot
2. Embriogenese : Proses perkembangan zygot pembelahan zygot, blastulasi, gastrulasi dan
neorolasi sampai pembelahan zygot
3. Organogenese : Proses perkembangan alat-alat tubuh seperti jantung, paru paru, ginjal,
otak dan sebagainya.

Penetasan Telur
Penetasan adalah perubahan intracapsular (tempat yang terbatas) ke fase kehidupan (tempat
luas), hal ini penting dalam perubahan-perubahan morfologi hewan. Penetasan merupakann
saat terakhir masa pengeraman sebagai hasil beberapa proses sehingga embrio keluar dari
cangkangnya.
Penetasan terjadi karena 1) kerja mekanik, oleh karena embrio sering mengubah posisinya
karena kekurangan ruang dalam cangkangnya, atau karena embrio telah lebih panjang dari
lingkungan dalam cangkangnya (Lagler et al. 1962). Dengan pergerakan-pergerakan tersebut
bagian telur lembek dan tipis akan pecah sehingga embrio akan keluar dari cangkangnya. 2)
Kerja enzimatik, yaitu enzim dan zat kimia lainnya yang dikeluarkan oleh kelenjar
endodermal di daerah pharink embrio. Enzim ini disebut chorionase yang kerjanya bersifat
mereduksi chorion yang terdiri dari pseudokeratine menjadi lembek. Sehingga pada bagian
cangkang yang tipis dan terkena chorionase akan pecah dan ekor embrio keluar dari
cangkang kemudian diikuti tubuh dan kepalanya

Pembuahan
Pembuahan (fertilisasi) yaitu peleburan sel telur dan sel sperma yang dapat berupa nukleus
atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot). Biasanya melibatkan
penggabungn sitoplasma (plasmogami) dan penyatuan bahan nukleus (kariogami). Fertilisasi
dibagi menjadi dua yaitu fertilisasi eksternal (melakukan pembuahan diluar tubuh) dan
internal (pembuahan didalam tubuh). (Hajriyati, 2012)
Pembelahan
Pada pembelahan I terbentuknya ruang perivetilin, kantung telur dan dua buah sel
blastomer.Pembelahan II terbentuknya empat sel dari dua sel. Pembelahan III menghasilkan
empat sel adalah akibat pembelahan empat sel menjadi delapan blastomer yang tersusun
dalam dua baris. Perkembangan pembelahan sel IV menjadi 16 blastomer yang merupakan
turunan keempat dan pembelahan sel V menjadi 32 blastomer dan terbentuk susunannya tidak
beraturan lagi dan membentuk seperti bola kecil. Selain itu, ruang perivetilin sudah tidak
terlihat lagi. ( Pattipeilohy dkk, 2012)

Stadia Pembelahan Zygot


Pembelahan zygot adalah rangkaian mitosis yang berlangsung berturut-turut segera setelah
terjadi pembuahan. Pembelahan zygot berlangsung cepat sehingga sel anak tidak sempat
tumbuh, sehingga besar sel anak makin lama makin kecil, sesuai dengan tingkat pembelahan.
Akibatnya pembelahan menghasilkan kelompok sel anak yang disebut morula dan sel anak
disebut blastomer.

Blastula
Proses pembentukan blastula disebut blastulasi dimana sitoplasma menghilang dan terdapat
bagian yang berdiferensiasi membentuk organ tertentu. Kelompok sel-sel anak hasil
pembelahan berbentuk benda yang relatif bulat ditengahnya terdapat rongga yang kosong
disebut suloblastula (Coeloblastula) dan pada sisi luar terdapat epiblast. Antara suloblastula
dan blastoderm dipisahkan oleh hypoblast primer.(Valenciennes,1928 dalam Hajriyati, 2012)
Effendi (1985) dalam Pattipeilohy dkk (2012), menyatakan bahwa pada fase blastula, sel-sel
terus membelah dengan aktif sehingga ukuran sel-sel semakin kecil. fase blastula memiliki
dua macam sel, yaitu sel formatif yang masuk ke dalam komposisi tubuh embrionik, dan sel
nonformatif berfungsi sebagai tropoblast dan ada hubungannya dengan nutrisi embrio. Sel
blastoderm akan berkembang menjadi bagian depan embrio, dan lapisannya yang lebih tebal
dinamakan cincin kecambah. Pada akhir fase blastula, sel-sel blastoderm akan tediri dari
neural, epidermal, notokhordal, mesodermal dan endodermal yang merupakan bakal
pembentukan organ-organ embrio.
Gastrulasi
Gastrulasi adalah proses pembentukan ektoderm, mesoderm, dan endoderm, pada tahap
gastrula selaput embrionik sudah berkembang, perkembangan embrio menjadi lebih jelas
terlihat. Effendi (1997) dalam Pattipeilohy dkk (2012) , menyatakan bahwa ada dua jenis
proses pergerakan sel dalam stadia gastrula yaitu epiboli yang merupakan pergerakan sel-sel
yang dianggap menjadi bakal epidermis dan daerah persyarafan, pergerakannya ke depan, ke
belakang dan ke samping dari sumbu yang akan menjadi embrio. Selain itu, emboli
merupakan pergerakan sel yang arahnya menuju ke bagian dalam, terutama di bagian sumbu
bakal embrio. Akhir dari stadia gastrulasi apabila kuning telur sudah tertutup oleh lapisan sel.
Organogenesis

Organogenesis dengan terbentuknya bagian-bagian seperti notokorda dari embrio yang


memanjang disisi kuning telur,bagian kepala terletak di kutub anima, bagian ekor di bagian
kutub vegetatif dan somit yang belum jelas, sehingga bentuk tubuh embrio melengkung
hampir di seluruh kuning telur dan semua ini masih transparan.( Pattipeilohy dkk, 2012)
Larger (1977) dalam Pattipeilohy dkk (2012) menyatakan bahwa organ-organ yang terbentuk
dari jaringan neural antara lain adalah otak, mata, bagian alat pencernaan makanan dan
kelenjarnya serta sebagian kelenjar endokrin.Organogenesis merupakan proses pembentukan
organ-organ yang berhubungan dengan notokord axial. Proses organogenesis ini berlangsung
lebih lama dibanding dengan fase-fase lain.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai