Electroencephalograph (EEG)
Disusun oleh:
Yudi Palinggi
H21112287
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
BAB I
PENDAHULUAN
I.1Latar Belakang
Perkembangan di bidang teknik khususnya dalam bidang pengukuran
dan perekaman listrik di akhir abad ke-19 memberikan suatu sumbangan
yang besar di bidang modern neuroscience. Pada tahun 1929, seorang
psikiater Jerman yang bernama Hans Berger, yang bekerja di kota Jena,
mengumumkan bahwa adalah mungkin untuk merekam arus listrik yang
lemah yang dihasilkan pada otak, tanpa membuka tengkorak, dan untuk
melukiskannya ke suatu kertas. Berger menamakan format perekaman yang
baru ini sebagai Electroencephalograph (EEG). Ini adalah suatu penemuan
revolusioner, dan sesungguhnya, Berger menemukan suatu cabang yang
sangat penting dan baru dari ilmu pengetahuan medis yang dinamakan
neurophysiology klinis.
alat yang kompleks. Toposcope itu mempunyai 22 tabung sinar katoda (yang
serupa dengan tabung TV), masing-masing di antara tabung sinar katoda itu
dihubungkan ke sepasang elektroda yang dipasang ke tengkorak.. Elektroda
diatur di dalam suatu susunan geometri, sehingga masing-masing tabung
bisa melukiskan intensitas dari beberapa irama yang menyusun EEG di
dalam area otak tertentu. Susunan tabung CRT ini, sedemikian rupa
sehingga display phosphorescent spiral menunjukkan secara serempak irama
yang menunjukkan bagian tertentu dari otak.
Gray Walter meminta pasiennya untuk melaksanakan beberapa tugas
mental dengan hasil bahwa irama EEG diubah ke dalam jalan berbeda,
waktu dan bagian-bagian dari otak. Gray Walter menjadi yang pertama yang
membuktikan, bahwa yang disebut sebagai irama alfa (memperlihatkan
status beristirahat) menghilang dari hampir semua otak selama suatu tugas
mental yang menuntut kesadaran, diganti oleh suatu irama lebih cepat, yaitu
gelombang beta. Hal itu dengan seketika nyata ke ahli saraf bahwa
toposcope bisa memberikan suatu bantuan untuk menemukan lokasi epilepsi
(poin-poin dimana suatu gangguan hebat dimulai di dalam otak, dalam
kaitan dengan suatu luka lokal, tumor atau perubahan fungsional).
I.2
Ruang lingkup
Ruang lingkup pada penulisan makalah ini dibatasi pada pengenalan
tentang Electroencephalograph (EEG) beserta prinsip kerjanya.
I.3
Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.3.1Amplifer
Amplifier digunakan karena EEG harus memiliki penguatan yang
tinggi dan karakteristik noise yang rendah sebab amplitudo tegangan EEG
II.3.2Filter
Filter biasanya digunakan untuk meminimalkan kerusakan jaringan,
misalnya jaringan otot. Filter pada alat EEG mempunyai beberapa pilihan
posisi yang biasanya ditandai dengan tetapan waktu. Suatu nilai satuan
tetapan waktu yang diset untuk kontrol frekuensi rendah adalah 0,03; 0,1;
0,3; dan 1,0 detik. Tetapan waktu ini sesuai dengan 3 dB menunjuk pada
frekuensi 5,3; 1,6; 0,53; dan 0,16 Hz. Di atas frekuensi cut-off dan dikontrol
dengan filter high-frekuensi. Beberapa nilai dapat dipilih, diantaranya
adalah 15, 30, 70, dan 300 Hz.
II.4
Electroencephalograms
Gelombang otak normal setiap individu berkisar dari frekuensi
rendah. Secara periodik, gelombang otak ketika dalam keadaan tertidur
berada di bawah 4Hz.
Sinyal EEG dapat diketahui dengan menggunakan elektroda yang
dilekatkan pada kepala. Tegangan sinyalnya berkisar 2 sampai 200 V,
tetapi umumnya 50 V. Frekuensinya bervariasi tergantung pada tingkah
laku. Daerah frekuensi EEG yang normal rata-rata dari 0,1 Hz hingga 100
Hz, tetapi biasanya antara 0,5 Hz hingga 70 Hz. Variasi dari sinyal EEG
yang terkait dengan frekuensi dan amplitudo mempengaruhi diagnostik.
Daerah frekuensi EEG dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian untuk
analisis EEG, yaitu :
Delta ()
(0,5 4) Hz
Theta ()
(4 8) Hz
II.5
Alpha ()
(8 13) Hz
Beta ()
(13 22) Hz
2)
a.
b.
c.
d.
Keringat pasien
Psikologi
a. Penggunaan ECG
b. Gerakan wajah
c. Rambut yang menghalangi
d. Nafas yang tidak lancer
3)Electrical
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
1. Electroencephalograph (EEG) dapat digunakan untuk mendeteksi
gelombang otak. Gelombang yang terdeteksi digunakan untuk dignosa
penyakit oleh ahli saraf.
2. Filter biasanya digunakan untuk meminimalkan kerusakan jaringan,
misalnya jaringan otot.
3. Troubleshooting yang muncul pada EEG biasanya dipengaruhi oleh
elektroda, psikologi pasien dan sifat elektrik dari alat.
III.2 Saran
Diharapkan kepada setiap pembaca untuk mengerti tentang EEG
terutama pada prinsip kerja alat, troubleshooting yang muncul serta cara
membaca grafik yang dihasilkan.