Disusun oleh :
Rafika
15201020081
Sela Dewi. A
15201020083
Andri Oktafian
15201020082
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Bahan organik di dalam tanah adalah hasil dekomposisi organisme
hidup yang tersusun dari campuran polisakarida, lignin, protein, dan
bahan organik yang berasal dari batuan dan mineral. Di dalam bahan
organik selalu mengalami penguraian sebagai aktivitas mikroba tanah.
Peranan bahan organik bagi tanah berkaitan dengan perubahan
sifat-sifat tanah, yaitu sifat fisik, biologis, dan kimia tanah. Bahan
organik merupakan pembentuk granulasi dalam tanah dan sangat
penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik
sebagai pengatur kelembaban aerasi, pemantap struktur, sumber hara
bagi tanaman terutama N, P, S, dan B, meningkatkan kapasitas tukar
kation, dan merupakan sumber energi bagi aktivitas jasad mikro tanah.
Disamping itu juga berperan sebagai salah satu faktor penciri dalam
klasifikasi tanah.
Rumusan Masalah
Tujuan
Untuk
mengetahui
faktor
yang
mempengaruhi
Organik Tanah
Kandungan
Bahan
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan Organik
Bahan organik tanah adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik
komplek yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa
humus
hasil
humifikasi
maupun
senyawa
anorganik
hasil
mineralisasi,
tumbuhan melalui
organik
akan
meningkatkan
muatan
negatif
sehingga
akan
Bahan organik merupakan sumber energi bagi makro dan mikrofauna tanah. Penambahan bahan organik dalam tanah akan
menyebabkan aktivitas dan populasi mikrobiologi dalam tanah
meningkat, terutama yang berkaitan dengan aktivitas dekomposisi
dan mineralisasi bahan organik.
Temperatur
Tekstur Tanah
Reaksi Tanah
Pengolahan Tanah
Pemberian Kompos
Agroforesti
Aplikasi Mikroriza
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Bahan orgnik di samping berpengaruh terhadap pasokan hara tanah
juga tidak kalah pentingnya terhadap sifat fisik, biologi dan kimia tanah
lainnya. Syarat tanah sebagai media tumbuh dibutuhkan kondisi fisik
dan kimia yang baik.
Peran bahan organik yang paling besar terhadap sifat fisik tanah
meliputi : struktur, konsistensi, porositas, daya mengikat air, dan yang
tidak kalah penting adalah peningkatan ketahanan terhadap erosi.
Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun dan kami sangat
menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan maka kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan dan pengembangan sangat kami
harapkan. Dan semoga ini dapat menambah pengetahuan kita dan
bermanfaat
Apa yang dibahas dalam makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat
berupa
pengetahuan
mengenai
Bahan
Organik
Tanah.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH
Temperatur
Temperatur berpengaruh pada kecepatan dekomposisi bahan organik.
Tanah tropika mempunyai kandungan karbon organik rendah karena
kondisi lingkungan mendukung dekomposisi dan mineralisasi bahan
organik tanah. Dekomposisi bahan organik di wilayah tropika bisa
mencapai 2-5x lebih cepat dibandingkan di wilayah sedang. Setiap
peningkatan suhu 10oC menyebabkan kecepatan meningkat menjadi dua
kali (Sanchez, 1976).
Tingginya suhu udara dan kelembaban merupakan pendorong aktivitas
mikroorganisma tanah dalam perombakan bahan organik. Hal ini
menyebabkan kandungan bahan organik dalam tanah sulit mencapai
kondisi potensialnya; sehingga untuk mempertahankan kandungan bahan
organik yang tinggi perlu masukan residu tanaman dalam jumlah besar.
Tekstur Tanah
Kandungan bahan organik cenderung meningkat dengan meningkatnya
kandungan liat. Ikatan antara liat dan bahan organik melindungi bahan
tersebut dari aksi dekomposisi oleh mikrobia tanah. Tingginya kandungan liat
juga berpotensi tinggi untuk formasi agregat. Agregat makro akan melindungi
bahan organik dari mineralisasi lebih lanjut (Rice, 2002). Pada kondisi iklim
yang sama, kandungan bahan organik tanah bertekstur halus (berliat) bisa
mencapai 2 4 kali kandunga bahan organik di tanah (Prasad and Power,
1997).
Reaksi Tanah
Kondisi tanah asam atau alkali akan berpengaruh pada produksi biomassa dan
aktivitas mikrobia dalam tanah. Tanah yang terlalu asam atau basa akan
mengurangi aktivitas mikroorganisma. Pada kondisi tanah asam fungi yang
berperan dalam kegiatan tersebut sehingga dekomposisi residu tanaman
lambat namun kerja fungi lebih efisien dibandingkan bakteri.
dekomposisi.
Pengolahan Tanah
Praktek pertanian seperti pemberoan tanpa tanaman, pembakaran dan
pengangkutan sisa tanaman dan pengolahan tanah telah mendorong
hilanganya
bahan
organik
tanah.
Pengolahan
tanah
menyebabkan
Pemberian Kompos
Kompos adalah bahan organik yang telah mengalami dekomposisi oleh
mikroorganisma dan mengandung humus sebagai hasil sintesa antara
bahan yang tahan lapuk dengan senyawa bentukan mikroorganisma.
Teknologi ini dapat diterapkan pada berbagai bahan organik dengan C/N
>25 atau kandunga polyfenol dan lignin tinggi. Dengan teknik ini bahan
organik berkurang volumenya dan mudah diaplikasikan pada tanah.
Pengomposan jerami adalah bahan tambahan yang menguntungkan bagi
tanah pertanian daripada harus dibakar. Jerami merupakan sebuah
kondisioner tanah yang potensial, karena jerami dapat juga menjadi
sumber unsur hara termasuk N, P, K dan semua unsur mikro esensial yang
diperlukan tanaman. Pemberian kompos tidak saja meningkatkan hasil
tanaman budidaya, tetapi juga meningkatkan kesuburan tanah terutama
kandungan C dan N,
porositas terisi udara.
Aplikasi Mikoriza
Mikoriza adalah simbiosis mutualisma antara fungi dengan akar tumbuhan.
Adanya simbiosis ini akan membantu tanaman inang mendapatkan unsur
hara terutama fosfor, bertahan pada kondisi kering dan patogen tular tanah.
Meskipun tidak secara langsung terlibat pada dekomposisi bahan organik
dalam tanah, fungi mikoriza juga menambahkan karbon organik dari tanaman
inang dan dari produksi glicoprotein atau glomalin yang relatif tahan
terhadap dekomposisi sehingga senyawa ini dapat berfungsi sebagai sumber
karbon dan pemantap agregat. Dinding sel fungi yang banyak mengandung
khitin yang tahan terhadap pelapukan juga merupakan sumber karbon. Selain
itu mikoriza
eksternalnya
yang
mampu
menyatukan
butiran
tanah
sehingga