TUBERCULOSIS
Kelompok 1
Andri Alfaldi
Era Fazira
Jenny Novita
Kurnia Ulfa Hardiyanti
Defenisi
Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan oleh mycobacterium
tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama diparu
diberbagai organ tubuh lainnya yang mempunyai tekanan parsial yang tinggi
atau
KLASIFIKASI TUBERCULOSIS
ada beberapa klasifikasi tb paru yaitu menurut depkes (2007) yaitu:
1. Klasifikasi berdasarkan organ tubuh yang terkena:
- Tuberkulosis paru
tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan (parenkim)
paru. Tidak termasuk pleura (selaput paru) dan kelenjar pada hilus.
- Tuberkulosis ekstra paru
tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura,
selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendian,
kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin, dan lain-lain.
LANJUTAN....
LANJUTAN
3. Klasifikasi Berdasarkan Tipe Pasien Ditentukan Berdasarkan Riwayat
Pengobatan Sebelumnya.
Ada Beberapa Tipe Pasien Yaitu:
Kasus Baru
Kasus Kambuh (Relaps)
ETIOLOGI...
PATOGENESIS
Berdasarkan penularannya maka tuberculosis dapat dibagi menjadi 3 bentuk, yakni :
Tubeklorosis primer
Terdapat pada anak-anak. Setelah tertular 6-8 minggu kemudian mulai dibentuk mekanisme imunitas
Tipe reinfeksi
Infeksi yang baru terjadi setelah infeksi primer adalah jarang terjadi mungkin dapat terjadi apabila
terdapat
penurunan dari imunitas tubuh atau terjadi penularan secara terus menerus oleh kuman tersebut
atau purulent
dada
Hemolysis
Dispne
Demam dan
Berat
badan berkurang
Anoreksia
Malaise
Ronkibasah
Wheezing
diapeks paru
LANJUTAN...
Gejala klinis yang tampak tergantung dari tipe infeksinya, pada tipe infeksi :
primer
tanpa gejala dan sembuh sendiri atau berupa gejala neumonia, yakni batuk dan panas ringan
post primer
terdapat gejala penurunan berat badan, keringat dingin pads malam hari, temperature
subfebris, batuk berdahak lebih dari 2 minggu, sesak nafas, hemoktisi akibat dari terlukanya
dari pembuluh darah disekitar bronkus, sehingga menyebabkab bercak-bercak darah pada
sputum, sampai kepada batuk darah yang massif.
LANJUTAN...
Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan
tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baik.
Demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau
infeksi saluran nafas akut) dapat disertai dengan keringat malam.
LANJUTAN...
Gejala Khusus, sesuai dengan bagian tubuh yang diserang, misalnya :
TB otak dan saraf meningitis dengan gejala kaku kuduk, muntah-muntah dan
kesadaran menurun.
Gejala mata
-Conjunctivitis phlyctenularis
-Tuburkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi) Seorang anak juga patut
dicurigai menderita TB apabila:
DIAGNOSIS...
Diagnosis TB paru pada orang dewasa yakni dengan :
Batuk yang lebih dari dua minggu setelah dicurigai berkotak dengan pasien
tuberculosis
PENATALAKSANAAN
Terapi Farmakologi
Terapi Farmaklogi
Pengobatan Tb paru pada orang dewasa di bagi dalam beberapa kategori
yaitu :
1. Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol
setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan
rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan). Diberikan kepada:
a. Penderita baru TBC paru BTA positif.
b. Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
2. Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada :
a. Penderita kambuh.
b. Penderita gagal terapi.
c. Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
3. Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung
4. Kategori 4: RHZES
Diber ikan pada kasus Tb kronik .
Beberapa regimen pengobatan yang dianjurkan antara lain :
A. Alternatif yang pertama adalah setiap hari diberikan :
INH 300 mg
Rifampicin 600 mg
Pirazinamid 25-30 mg/kgBB, diberikan berturut turut selama dua bulan dan kemudian
dilanjutkan dengan pemberian INH 300 mg dan rifampisin 600 mg selama 4 bulan
LANJUTAN...
B. Alternatif yang kedua adalah :
INH 300 mg
Rifampisin 600 mg, diberikan selama 9 bulan
C. Alternatif yang ketiga adalah :
INH 900 mg
Rifampisin 600 mg, diberikan selama sebulan dan kemudian dilanjutkan
dengan dua kali seminggu selama 8 bulan
D. Alternatif yang keempat adalah :
Bila terdapat resistensi terhadap INH, maka dapat diberikan etambutol
dengnan dosis 15-25 mg/kgBB
KASUS
Ny. CK (45 th) seorang pedagang buah di pasar Arengka, sudah 2 bulan
mengeluhkan batuk yang cukup mengganggu. Batuknya berdahak dengan
dahak yang purulen berwarna kehijauan. Kadang terlihat ada bercak darah.
Sudah diobati dengan berbagai obat batuk tapi belum sembuh juga. Berat
badannya turun drastis kadang disertai rasa menggigil dan berkeringat 2 bulan
lalu masih 45 kg sekarang menjadi 40 kg.
Subjective
Nama pasien
: Ny. CK
Usia
: 45 th
Keluhan
Objective
:-
Assasment :
Tuberkulosis
Penilaian didasarkan pada gejala yang dikeluhkan pasien mengenai batuk yang
dialaminya semenjak 2 bulan yang lalu ditambah lagi dahak yang purulen berwarna
kehijauan mengindikasikan adanya infeksi dan diperkuat dengan adanya bercak
darah pada sputum, rasa menggigil, berkeringat, dan berat badan yang turun drastis,
memperkuat diagnosa bahwa pasien mengalami penyakit infeksi Tuberkulosis.
PLAN
Terapi Farmakologi
Kalbutol)
Tahap lanjutan
Bedrest
Diet sehat dan banyak Mengonsumsi makanan mengandung lemak dan vitamin
A untuk membentuk jaringan lemak baru yang dapat menyelubungi kuman
(Encapsulate) dan meningkatkan daya tahan tubuh
Menjaga sirkulasi di dalam rumah agar selalu berganti dengan udara yang baru
Monitoring
Monitoring terhadap hasil pemeriksaan sputum atau pemeriksaan BTA.
Tindak lanjut :
Bila pada akhir tahap intensif pengobatan penderita baru dengan BTA positif, hasil pemeriksaan
sputumnya masih menunjukkan BTA positif maka diberikan obat sisipan (HRZE) setiap hari
selama 1 bulan.
Jika pemeriksaan BTA setelah melaksanakan fase intensif menunjukkan hasil BTA (-) maka
pengobatan dilanjutkan selama 5 bulan (fase lanjutan).
Monitoring fungsi hati
Melakukan foto thoraks untuk mengetahui apakah masih ada infiltrat dan kavitas di lobus paru.
Memberikan informasi tentang obat baik mengenai nama obat, dosis, aturan pakai dan
cara penggunaan obat.
Memberikan edukasi kepada pasien bahwa obat TBC harus di minum sampai selesai
sesuai dengan kategori penyakit atau sesuai petunjuk dokter/petugas kesehatan lainnya
dan diupayakan agar tidak lupa. Bila lupa satu hari, jangan meminum dua kali pada
hari berikutnya.
Memberikan edukasi kepada pasien bahwa obat harus di minum setiap hari atau sesuai
dengan dosis, namun jika lupa segera minum obat jika waktunya dekat ke waktu
minum obat seharusnya. Tetapi jika lewat waktu minum obat sudah jauh, dan dekat ke
waktu berikutnya, maka minum obat sesuaikan saja dengan waktu/dosis berikutnya.
Memberikan edukasi kepada pasien untuk meminum obat sesuai jadwal yang
diberitahukan oleh dokter atau petugas kesehatan lain misalnya pada pagi hari.
TERIMA KASIH