Anda di halaman 1dari 19

IMUNO REPRODUKSI

Oleh
Julius Chandra Yapri, dr., M.kes
Bag. Biologi FK. Untar

Sistim imunitas pada imuno reproduksi


merupakan imunitas spesifik, yang terbagi
menjadi 2 jenis yaitu :
1. Sistim imunitas seluler. Yang
berperan adalah sel limfosit T.
2. Sistim imunitas humoral, Yang
berperan adalah sel B.
Sel B akan berubah menjadi sel Plasma,
-----------> menghasilkan antibodi.

ANTIGEN
Jenis-jenis antigen :
Iso antigen : berasal dari hewan/individu yang
berbeda, tapi spesiesnya sama.
Self antigen : berasal dari tubuhnya sendiri.
Non self antigen : berasal dari luar tubuh.
Auto antigen : berasal dari tubuhnya sendiri,
tapi menimbulkan respon/reaksi imunitas
Hidden antigen : antigen yang tidak pernah
berhubungan dengan sistim imun. Misalnya :
Lensa mata, spermatozoa.

Antigen spermatozoa dapat


dibedakan atas :
1. Antigen intrinsic
- Dibuat selama berlangsungnya spermatogenesis.
- Berasal dari testis, epididimis.
- Merupakan bagian dari plasma membrane
spermatozoa.
2. Antigen coating (coating antigen)
- Berasal dari sekresi kelenjar aksesoris.
- Diabsorbsi oleh plasma membran spermatozoa
- Menutupi antigen intrinsic.

Antigen spermatozoa tidak pernah


berhubungan dengan imunitas tubuh.
Hal ini dapat disebabkan :
- Spermatozoa terletak di dalam tubulus
seminiferus testis, yang dilindungi oleh
blood testis barrier (BTB).
- Spermatozoa dihasilkan pada masa akil
balik (bukan dari sejak embrional).

ANTIBODI
5 jenis antibodi (Ig = Imunoglobulin) :
IgG, IgA, IgM, IgD dan IgE.

IgG : ditransudasikan, sehingga keluar dari


pembuluh darah dan masuk ke dalam plasma
semen, didapat juga di dalam plasma semen.
IgM : tidak ditransudasilan.
IgA : ditransudasikan ke dalam plasma semen.
sIgA (secretory IgA). Secara local dihasilkan oleh
kelenjar prostat. Tidak ditemukan dalam serum.
Dengan demikian sIgA lebih mempunyai arti klinis
dibandingkan dengan IgG.

Antibodi yang melekat pada membran plasma


berbeda-beda, misalnya :
IgM
Terdapat pada post akrosom dan akrosom,
sehingga dapat ---> aglutinasi kepala kepala
IgG
Terdapat pada bagian ekuator dan ekor,
sehingga dapat ------> aglutinasi ekor -- ekor.

MEKANISME IMUNO REGULASI


PADA SALURAN REPRODUKSI PRIA
Hal ini dapat dilakukan dengan :
A. Blood testis barrier ( BTB), berupa tight junction.
Tight junction didapat pada :
- Membran sel Sertoli (bagian baso lateral)
- Membran basalis tubulus seminiferus
- Sel epithel epididimis.
Fungsi BTB adalah :
Mencegah lekosit (sel T) dan makrofag dari
interstitial testis dan saluran reproduksi di
atasnya masuk ke dalam lumen tubulus
seminiferus.
Mencegah peningkatan jumlah makrofag di
epididimis.

B. Faktor imuno-supresif. Berupa protein


CD8+. Protein ini dihasilkan oleh sel T,
dan ditemukan pada :
- Bagian interstitial testis
- Rete testis
- Epididimis
- Duktus deferens
- Urethra
Kerja ptotein CD8+ adalah menekan kerja
makrofag, sehingga terjadi hambatan
pembentukan antibodi anti sperma (ASA).

RESPON IMUN PADA WANITA


Pada respon imun wanita, terdapat 5 jenis yaitu : HLA,
APA, ANA, ASA, sel NK.
1. HLA ( Human leucosit antigen )
- Pada awal kehamilan, pihak ayah via spermatozoa
akan menghasilkan HLA I tipe G (HLA G). Kemudian
pihak ibu akan merespon dengan pembentukan
bloking antibody (anti HLA-G).
- Bloking antibodi akan merangsang pertumbuhan sel
decidua dan melindungi pertumbuhan janin sampai
trimester I.
- Peningkatan kadar HLA-G akan memberikan
pengaruh yang baik bagi pertumbuhan janin.

- Pada hubungan darah yang semakin


dekat antara ayah dan ibu, akan
menyebabkan :
Kadar anti gen HLA-G ayah rendah hal ini
menyebabkan -------> Kadar anti bodi thd.
HLA-G yang dibentuk ibu rendah
---------------> kematian sel deciduas.

2. APA (anti phospholipid anti bodi). Phospholipid


dapat berupa :
Fosfo etanolamin (PE)
Fosfo serin (PS)
Fosfo kolin (PC)
Asam fosfatidik (PA)
Fosfo inositol (PI)
Cardiolipin (CL)
ACL/ACA (anticardiolipin) dapat menyebabkan
darah cepat beku -------> janin tak mendapat
sirkulasi ---------------------> abortus.
Anti PE dan anti PS ------> aktifitas sel NK
meningkat pada kehamilan.

3. ANA (anti nuclear anti bodi)


sebagai antibodi thd DNA embrio yang
telah rusak pada kehamilan.
--------> inflamasi sekitar placenta.
4. Sel NK (natural killer) pada ibu
membunuh sel2 asing di dalam rahim
(mis. Spermatozoa ).

5. ASA (antibodi antisperma)


Menimbulkan efek pada spermatozoa maupun
oosit, yaitu :

Gangguan spermatogenesis, terutama bila ada


orkhitis otoimun
Spermatozoa beraglutinasi, berimobilsasi, dan
sitolisis.
Gangguan kapasitasi pada spermatozoa
Gangguan reaksi akrosom spermatozoa
Gangguan penetrasi spermatoza pada lender
serviks
Gangguan pengikatan spermatozoa pada zona
pellusida oosit

5. ASA (antibodi antisperma)


ASA dapat ditemukan pada :

serum pria
serum wanita
lendir serviks
plasma semen

Kerusakan blood testis barrier, dapat disebabkan


oleh :

trauma testis
tumor testis
obstruksi saluran reproduksi
infeksi pada organ reproduksi
post vasektomi
idiopatik

KONDISI-KONDISI YANG PERLU


PEMERIKSAAN ASA

Infertilitas sekunder pada pasutri


Istri mengidap penyakit allergi
Istri yang jarang sakit
(hal ini -----> daya tahan tubuh kuat)
Auto aglutinasi

METODE PEMERIKSAN ASA :


1. Uji aglutinasi
2. Uji komplemen dependen
3. Uji pengikatan Ig.
Uji ini ada 4 jenis.Yang sekarang banyak
dipakai adalah Uji dengan indicator manikmanik
Ada 2 macam uji manik-manik :

Uji MAR (Mixed Antiglobulin Reaction), baik


langsung maupun tidak langsung.
Uji butir imun (imuno bead), baik langsung
maupun tidak langsung.

KEMUNGKINAN TERAPI PADA


INFERTILITAS IMUNOLOGIS
1. Metode barier :

kondom : masih perlu dievaluasi.


Inseminasi intra uterin, terutama ASA di lendir
serviks (+)

2. Obat-obatan steroid (Imuno supresor)


Tidak ada efek yang meyakinkan
3. PLI (paternal lekosit immunization)
Imunisasi ini sudah dilakukan pada beberapa
senter di dunia -------> hasil memuaskan

KEMUNGKINAN
INFERTILITAS

TERAPI PADA
IMUNOLOGIS

4. Infus IVIG ( = imuno terapi non spesifik).


Menekan aktifitas sel NK dan sel CTL (sejenis
sel limfosit T)
5. Teknik prosessing spermatozoa, bisa dengan :

Simple invitro technic


Gradien percoll
Swim out, dll.

6. Teknologi Bantu Reproduksi.


FIV konventional, bila gagal pakai ICSI

Anda mungkin juga menyukai