DISUSUN OLEH :
Ibnu Luthfiandi (13/350198/PN/13373)
Muhamad Zaki Fathoni (13/351627/PN/13433)
Muchamad Asykar Adiguna Mulia (13/352300/PN/13447)
Imam Rahmatullah (13/352845/PN/13456/)
Annisa Galuh Damayanti (13/353748/PN/13494)
JURUSAN PERIKANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
BAB I
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
Kemajuan suatu mayarakat ditentukan oleh ketersedian dan akses informasi di suatu
wilayah. Komunikasi dan penyebaran informasi yang kurang memadai dapat menghambat
tercapainya kemajuan pertanian yang berkelanjutan di banyak negara-negara berkembang (Das,
2012). Komunikasi mempunyai dua sifat umum, yaitu langsung dan tidak langsung. Komunikasi
langsung berupa proses tatap muka (face to face) antara manusia satu dengan manusia lain.
komunikasi tidak langsung memerlukan perantara atau media untuk menghubungkan manusia
Penyebaran informasi di bidang pertanian dilakukan melalui penyuluhan. Berdasarkan
UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan,
setiap desa idealnya mempunyai paling tidak satu orang penyuluh pertanian. Namun yang sering
ditemui di lokasi penelitian adalah satu penyuluh menangani 3-4 desa sehingga tidak semua desa
dapat menerima penyuluhan (Martini et al, 2012). Kondisi kekurangan tenaga penyuluh
pertanian dan lokasi daerah yang terpencil, seringkali menjadi kendala dalam memberikan akses
informasi. Oleh karena itu diperlukan sebuah media komunikasi massal yang berpotensi untuk
membantu penyebaran informasi pertanian agar menjangkau masyarakat yang lebih luas dan
daerah terpencil.
Salah satu media komunikasi massa dan telah banyak digunakan adalah radio. Radio
memiliki peluang untuk menjangkau pendengar secara lebih luas, dan dapat diakses secara lebih
murah karena radio langsung ditunjukkan kepada umum dan dalam bentuk suara dan
mempergunakan gelombang radio sebagai media (Puspitasari, 2009). Pengemasan yang menarik
dan tepat dengan menggunakan stasiun radio mini yang cakupan frekuensinya meliputi satu
hingga beberapa sub-suku atau komunitas merupakan salah satu solusi dalam meningkatkan
ketersediaan informasi pada suatu daerah.
1.2. Perumusan Masalah
1
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah
1
1.4. Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memberikan penjelasan
mengenai jmedia yang paling sering digunakan petani untuk memperoleh informasi
pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Radio
Radio merupakan salah satu alternatif dalam penyampaian pesan, menurut Onong
uchjana Effendy (2003), radio adalah sarana hiburan, penerangan, pendidikan dan propaganda.
Aridyanto dan Erdinaya (1996) dalam Puspitasari (2009) menjelaskan bahwa perkembangan
radio di Indonesia dimulai sejak penjajahan Belanda, Jepang, zaman kemerdekaan dan orde baru.
Kekuatan radio dalam mempengaruhi khalayak sudah dibuktikan dari masa ke masa di berbagai
negara.
Sejarah radio diawali dengan penemuan-penemuan di bidang fisika pada Abad XIX M.
Ada sejumlah nama yang bisa dikatakan sebagai pelaku sejarah radio. Mereka yang secara
langsung ataupun tidak langsung menjadi founding fathers atau bapak-bapak pendiri/penemu
radio ini , antara lain Michael Faraday, James Clerk Maxwell, Heinrich Hertz, Gaglieso Marconi.
Nikola Tesla, David Sarnoff, Lee De Forest, Frank Conrad, dan Edwin Howard Amstrong.
2.2. Karakteristik Radio
Medium radio adalah medium yang dipancarkan melalui gelombang elektromagnetik
yang diumpamakan sebagai jalan raya (highway) dengan kelebaran yang bervariasi. Gelombang
ini melintas dan merambat melewati udara dan bisa juga merambat melewati ruang angkasa yang
hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut Daya pancar siaran
radio sangat bergantung kepada kekuatan transmitter (pemancar), serta frekuensi yang
digunakan. Transmitter dengan kekuatan tertentu, mampu memancarkan siaran pada lokasi
tertentu.
Radio Republik Indonesia (RRI) menggunakan stasiun relay untuk menyiarkan program
yang dipancarkan dari pusat ke seluruh wilayah nusantara. Komunikasi yang dilakukan di radio,
seperti halnya di media massa lain, adalah komunikasi massa, yaitu komunikasi kepada orang
banyak (massa, publik) dengan menggunakan media (communicating with media).
Adam (2000) mengemukakan tentang radio. Radio memiliki beberapa karakteristik
diantaranya adalah:
Produksi audio
Karakteristik ini mengharuskan reporter radio untuk menguasai teknik penyiaran , karena
keterbatasan produksi berupa suara saja harus mampu mewakili informasi yang biasanya
disampaikan dalam bentuk foto, gambar grafis, atau visual bergerak.
Imajinatif
Suara yang dihasilkan dapat mengundang imajinasi pendengar, karena audience akan
berusaha memvisualkan suara itu dalam benak masing-masing. Akibat kekuatan imajinasi
yang tidak sesuai dengan realita, siaran radio lebih segera menyentuh perasaan daripada
nalar.
Menurut Effendy (1991), radio memiliki gaya tersendiri (radio siaran style). Gaya radio
siaran ini disebabkan oleh beberapa sifat radio siaran, yaitu sifat radio siaran yang akrab dan
intim karena pada umumnya kita mendengarkan radio siaran sambil
melakukan pekerjaan
sesuatu dan materi siaran kata radio siaran bergaya percakapan (conversational style) .
2.3.
(pemerintah), legislatif (parlemen), yudikatif (lembaga peradilan), dan pers atau surat kabar. Hal
itu antara lain karena radio memiliki kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan.
Ada beberapa keunggulan dari penggunaan radio sebagai media penyampaian pesan, yaitu :
1 Cepat dan Langsung, (sarana tercepat, lebih cepat dari Koran ataupun Televisi dalam
2
3
4
5
6
Murah, (Dibandingkan dengan berlangganan media atau harga televisi, pesawat radio
relative jauh lebih murah. Pendengar tidak dipungut bayaran untuk mendengarkan radio).
Bisa Mengulang, (Radio memiliki kesementaraan alami, sehingga berkemampuan
noise factor.
Lokal, (Media radio bersifat local, hanya di daerah yang ada frekuensinya).
2.4.
2
3
4
Radio mempunyai peran sebagai media yang menyampaikan informasi pertanian yang
menunjang untuk peningkatan produksi pertanian serta untuk memberdayakan masyarakat petani
dalam meningkatkan kesejahteraannya, sehinggga dapat mengubah wajah pertanian Indonesia,
baik perubahan di bidang prasarana fisik, teknologi dan produktivitas pertanian. Menurut Dewi
(2008), pembangunan pertanian merupakan suatu upaya peningkatan produksi pertanian melalui
ketahanan pangan yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani.
yang
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1
Radio adalah salah satu alternatif dalam penyampaian pesan, sebagai sarana hiburan,
pendengar untuk berbicara memberikan opini secara langsung dengan pendengar lainnya,
membantu masyarakat menghadapi masalah, memberitahukan kepada rakyat banyak
yang hidup di pedalaman dan tidak berpendidikan atau buta huruf tentang ide-ide baru,
pelayanan atau produk yang dapat memperbaiki taraf hidup mereka
3.2. Saran
Penggunaan radio di masyarakat dapat dimaksimalkan dengan semakin banyak warga
yang memiliki radio sebagai salah satu alat komunikasi. Program-program yang dibuat pun juga
bisa membantu tersampaikannya informasi terbaru tentang pertanian. Dengan mengoptimalkan
penggunaan radio di desa, maka informasi pertanian dapat tersebar dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, R. 2000. Politik dan Radio. Fredrich-Naumann-Stiftung, Jakarta
Das, Dinesh. 2012. Sources of Agricultural Information Among Rural Women: A Village Level
Study in Assam. International Journal of Economics and Research. 3(5):1-2.
Dewi, S. P. 2008. Analisis Permasalahan Struktural Masyarakat Petani dan Peran Pemerintah
Dalam Pembangunan Pertanian. Jurusan Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat,
Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor. Skripsi.
Hapsari, D.R. 2008. Peranan Radio Siaran Dalam Pengembangan Masyarakat (Studi Kasus:
Radio Pertanian Ciawi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat). Skripsi.