Oleh
Dodo Saputera Damian
Pembimbing
Dr. Agus Yuwono, Sp.PD
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama
: Tn. SI
Umur
: 46 tahun
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Alamat
: Jl Teluk Tiram
MRS
: 27 Pebruari 2009
No. RMK
: 70 76 55
LAPORAN KASUS
Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal
27 Pebruari 2009.
1. Keluhan utama : Menggigil
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit pasien menggigil
tanpa demam, dan sudah satu hari ini pasien BAB berwarna
hitam sperti petis dan BAK tidak ada beberapa hari terakhir.
Sebelumnya saat BAK terasa nyeri pada pinggang, dan
disertai rasa mual dan muntah serta nyeri ulu hati juga
dirasakan oleh penderita. Pasien menyangkal adanya
bepergian keluar kota pada waktu terakhir dan
mengkonsumsi obat penghilang nyeri pada waktu yang
lama. Pasien ada riwayat dirawat di RS dengan diagnosa
sakit ginjal dan sudah disarankan untuk melakukan
hemodialisa sejak 6 bulan yang lalu. Namun pasien menolak
dengan alasan biaya.
LAPORAN KASUS
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Hipertensi (+), Asma (-), DM (+)
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
1. Keadaan umum
: Tampak Sakit
Sedang
Status gizi : kurang
Kesadaran : Kompos mentis
GCS
: 4-5-6
2. Tanda Vital
:
Tensi : 160/100 mmHg
Nadi
: 98 x/menit
Suhu : 36,2 oC
Pernapasan : 24 x/menit
PEMERIKSAAN FISIK
Kepala dan leher
Kepala : Bentuk normal
Mata: Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), tidak
ada edema
palpebra, pupil isokor kanan kiri (3mm),
refleks cahaya (+/+).
Telinga: Bentuk normal, tidak ada cairan yang keluar dari
telinga.
Hidung: Bentuk normal, tidak tampak deviasi septum, tidak
ada
sekret, tidak ada epistaksis
Mulut: Bibir dan mukosa sedikit anemis, perdarahan gusi
tidak ada,
tidak ada trismus, tidak ada
pembesaran atau radang pada
tonsil, lidah tidak
ada kelainan.
Leher: Tidak ada kaku kuduk, tidak tampak pembesaran
kelenjar
getah bening dan tiroid, tidak ada
peningkatan JVP.
PEMERIKSAAN FISIK
Thoraks
Paru
Inspeksi:bentuk normal, gerakan simetris dan ICS tidak melebar.
Palpasi: fremitus raba (+/+) simetris, tidak ada nyeri tekan.
Perkusi: sonor (+/+), tidak ada nyeri ketuk.
Auskultasi: vesikuler, tidak ada ronkhi dan wheezing.
Jantung
Inspeksi
: Iktus kordis tidak tampak, voissure cardiac tidak
tampak
Palpasi: Tidak teraba thrill.
Perkusi: Batas jantung normal, ICS V LMK kiri dan ICS II LPS kanan.
Auskultasi: S1 dan S2 tunggal, bising jantung tidak ada.
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
Inspeksi: Perut tampak datar
Auskultasi: Bising usus (+) normal
Perkusi: Timpani (+),
Palpasi: Hepar, lien, dan massa tidak teraba. Nyeri ketok
pinggang (+)
USULAN PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Laboratorium
Darah rutin
Kimia darah
Elektrolit Darah
Pemeriksaan Radiologis
USG Renal
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium Patologi Klinik tanggal 27 Februrari 2009
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
Hemoglobin
6,70
12.0 15.5
g/dL
Lekosit
8,9
4,000 10,500
/ul
Eritrosit
2.28
3.90 5.50
Juta/ul
Hematokrit
19
35 45
Vol%
Trombosit
116
150,000 450,000
/ul
RDW-CV
16.0
11.5 14.7
MCV
82.9
80.0 97.0
Fl
MCH
29.4
27.0 32.0
Pg
MCHC
35.4
32.0 38.0
Neutrofil %
0.1
50.0 70.0
Limfosit %
4.4
25.0 40.0
MXD %
5,9
4.0 11.0
Neutrofil #
6,33
2.50 7.00
Ribu/ul
Limfosit #
1,66
1.25 4.00
Ribu/ul
MXD #
0.53
Ribu/ul
164
< 200
mg/dL
Natrium
125
135-146
Mmol/l
Kalium
6.2
3,4-5,4
Mmol/l
Clorida
107
95-100
Mmol/l
Ureum
181
10 45
mg/dL
Kreatinin
14.7
0.5 1.7
mg/dL
HEMATOLOGI
MCV.MCH.MCHC
HITUNG JENIS
GULA DARAH
BSS
Elektrolit
GINJAL
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 28
Februari 2009
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
HEMATOLOGI
Hemoglobin
5,9
12.0 15.5
g/dL
Lekosit
10.5
4,000 10,500
/ul
Eritrosit
1.99
3.90 5.50
Juta/ul
Hematokrit
16
35 45
Vol%
Trombosit
102
150,000 450,000
/ul
RDW-CV
15,7
11.5 14.7
MCV
82,4
80.0 97.0
fl
MCH
29,6
27.0 32.0
pg
MCHC
36,0
32.0 38.0
Basofil %
0.2
0.0 1.0
Eosinofil %
3,3
1.0 3.0
Neutrofil %
69,8
50.0 70.0
Limfosit %
21,3
25.0 40.0
Monosit %
5,4
3.0 9.0
Basofil #
0.02
< 0.1
Ribu/ul
Eosinofil #
0.35
< 0.3
Ribu/ul
Neutrofil #
7,34
2.50 7.00
Ribu/ul
Limfosit #
2,24
1.25 4.00
Ribu/ul
Monosit #
0.57
0.30 1.00
Ribu/ul
10
0-16
U/L
Albumin
3,4
3,9-4,4
g/dl
SGOT
11
16-40
U/L
SGPT
13
8-45
U/l
MCV.MCH.MCHC
HITUNG JENIS
KIMIA
CK-MB
HATI
GINJAL
Ureum
226
10-45
Mg/dl
Creatinin
14,6
0,4-1,7
Mg/dl
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
Metode
306
< 200
mg/dL
GOD-PAP
Hasil
Nilai Rujukan
Satuan
Metode
Neg 0.013
<0.052
mIU/ml
GOD-PAP
GULA DARAH
BSS
Pemeriksaan
IMUNO-SEROLOGI
HbsAg (elisa)
No
Pemeriksaan
1 USG Abdomen
Hasil
Nephritis kronis bilateral
Liver, GB, Lien, Pankreas Normal
PENATALAKSANAAN
IVFD D5 10 tetes /menit
CaCO3 3 x 1 tab (IV)
Lasix 1 amp 1-0-0 injeksi
Asam Folat 2 x 1 tab
Ranitidine 2 x 1 amp
Herbresser CD 200 1-0-0
Nifedipine 2 x 10 mg
RESUME MEDIK
Seorang penderita dengan usia 46 tahun masuk pada tanggal 27
Pebruari 2009 di RSUD Ulin Banjarmasin dengan keluhan menggigil,
Sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit pasien menggigil tanpa
demam, dan sudah satu hari ini pasien BAB (Buang Air Besar) berwarna
hitam sperti petis dan BAK (Buang Air Kecil) tidak ada beberapa hari
terakhir. Sebelumnya saat BAK terasa nyeri pada pinggang, dan
disertai rasa mual dan muntah serta nyeri ulu hati juga dirasakan oleh
penderita. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya conjunctiva
anemis dan nyeri ketok pinggang. Pemeriksaan penunjang USG
abdomen menunjukkan adanya nephritis kronis dan pada pemeriksaan
penunjang ditemukan anemia dan kelainan fungsi ginjal.
TKK = (140-umur) x BB (kg)
72x kreatinin serum
Pada pasien ini didapatkan tes klirens kreatinin sebesar 4,91 sehingga
dikategorikan sebagai gagal ginjal terminal.
DIAGNOSIS KERJA
Berdasarkan
anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, maka dapat ditegakkan
diagnosis penyakit pasien ini adalah
Gagal ginjal terminal
FOLLOW UP
Tanggal Perawatan
27/2/
09
28/02/09
29/02/09
01/03/09
02/03/09
03/03/
07
Menggigil
BAB hitam
BAK
<
Mual
Muntah
sesak
TD (mmHg)
160/1
00
140/80
110/70
120/80
130/80
210/1
00
Nadi (ppm)
96
84
76
80
92
86
RR
24
x/m
24x/m
24x/m
22x/m
24x/m
24
36,2
36,6
36,1
36,3
36,2
36,7
Pemeriksaan
Subjektif
Objektif
Assessment
Planning
IVFD D 5 (tetes/menit)
10
10
10
10
10
Lasix 1-0-0
Ranitidine 2 x 1 tab
Nifedipine 2 x 10 mg
IVFD NS
10
Amdixal 1 x 5 mg
Valsartan 1 x 80 mg
Captopril 25 3x1
Actrapid 3 x 4 IU
HD 2x/minggu
PEMBAHASAN
Pada kasus ini penderita mengeluh adanya nyeri pada
pinggang yang telah dirasakan terutama pada saat
berkemih dengan keluhan urine yang keluar sedikit.
Selain itu timbul rasa mual muntah dan nafsu makan
yang menurun merupakan manifestasi dari uremia pada
traktus digestivus.(5,6) Dari anamnesis pasien sejak lama
mengidap Diabetes mellitus dan mengalami hipertensi
dengan kontrol yang tidak teratur. Hipertensi yang tidak
diperhatikkan memungkinkan untuk terjadinya proses
destruksi struktur ginjal secara kronis progresif yang
termanifestasi dalam penurunan laju filtrasi glomerolus
(LFG) dan diduga bahwa gagal ginjal terminal terjadi
melalui proses yang kronis (GGK). (6,7) Istilah kronik
memerlukan data riwayat penyakit penderita. Perlu
anamnesa yang cermat yang mengarah pada klinis dari
GGK tersebut yang meliputi berbagai organ.
PEMBAHASAN
Dalam
penetapan
stadium
penyakit
didukung
oleh
hasil
pemeriksaan
laboratorium
yang
menentukan
LFG,
dimana pada pasien ini jatuh pada stadium
gagal ginjal terminal, dengan kriteria :
100-76 ml/mnt, disebut insufisiensi ginjal
berkurang
76-26 ml/menit disebut insufisiensi ginjal
kronik
25-6 ml/menit
disebut gagal ginjal kronik
< 5 ml/menit disebut gagal ginjal terminal
PEMBAHASAN
Berdasarkan anamnesa umur pasien
46 tahun dan berat badan 55 kg dan
dari
pemeriksaan
kimia
darah
didapat Ureum 226 mg/dl
dan
kreatinin 14,6 mg/dl. Dari hasil hitung
TKK penderita dengan berat badan
55 kg dan umur 46 tahun didapatkan
hasil 4,91 ml/menit. Hasil tersebut
mendukung GG Terminal.
PEMBAHASAN
Hasil pemeriksaan laboratorium yang mendukung
diagnosa diperoleh adanya anemia dan hipoalbuminemia.
Dengan tidak adanya leukositosis diduga tidak ada infeksi
pada sistem urinarius pasien. Dan pemeriksaan ureum dan
kreatinin
dengan perbandingan mendekati 20 : 1
menunjang adanya proses gagal ginjal pada pasien ini.
TKK tidak dapat dijadikan patokan untuk mendiagnosa
penderita dengan tahap gagal ginjal kronik, karena pada
gagal ginjal akut pun didapatkan adanya angka TKK yang
sama. Perjalanan penyakit ini pun berbeda, GGA masih
dapat membaik seperti semula jika penyebabnya pre renal
atau post renal. Sedangkan GGK cenderung memburuk,
sehingga akhirnya penderita memerlukan hemodialisa
seumur hidup.
PEMBAHASAN
Anemia juga umum terjadi pada pasien gagal
ginjal
kronis,
umumnya
terjadi
sebagai
konsekuensi
penurunan
eritopoetin
dan
menurunnya usia fungsional dari sel darah
merah. Sehingga perlu diberikan substansi
eritropoesis dalam hal ini digunakan asam folat.
Keadaan anemia yang berlangsung lama akan
menjadi penyulit, dimana pasien cenderung sesak
sebagaimana yang dikeluhkan pasien pada kasus
ini dan akan terjadi proses hypertropi jantung
yang tentunya semakin mengganggu proses
hemodinamik tubuh.
PEMBAHASAN
Selain itu pada pasien ini didapatkan keluhan
menggigil,
kelemahan,
gangguan
sistem
pembekuan darah, anemia, mual muntah,
semakin meningkatnya glucosa darah dan
terjadinya penurunan suhu tubuh. Tanda dan
gejala tersebut terjadi berkaitan dengan keadaan
uremia pada pasien ini. Dari sekian banyak gejala
yang timbul efek metabolik dari uremia yang
menarik adalah terjadinya resistensi insulin, yang
memiliki
kontribusi
dalam
peningkatan
progresifitas penyakit vaskular sebagai penyebab
utama kematian pada pasien gagal ginjal.
PEMBAHASAN
Pada hari kelima perawatan pasien meninggal,
hal ini dapat terjadi akibat keadaan uremia
berat, selain berefek pada resistensi insulin,
keadaan hiperuremia dapat menyebabkan
stress oksidatif dan gangguan fungsi seluler
dimana
terjadinya
penurunan
aktivitas
sodium-potassium ATPase dan melalui sistem
yang kompleks akan melepaskan substansi
serupa digitalis yang menyabakan gannguan
jantung mendadak, selain akibat langsung dari
ketidakseimbangan elektrolit
PENUTUP
Telah
dilaporkan
sebuah
kasus
seorang pria dengan usia 46 tahun
didiagnosis menderita Gagal ginjal
terminal dengan anemia et causa
melena Setelah 5 hari perawatan,
penderita meninggal dunia.