Metodologi Diare
Metodologi Diare
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit diare sering disebut dengan Gastroenteritis, yang masih merupakan
masalah masyarakat indonesia. Dan diare merupakan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada anak di negara berkembang.
Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal
atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari biasanya
(Mansjoer Arief dkk, 1999) Diperkirakan angka kesakitan berkisar antara 150-430 per
seribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan, angka
kematian di RS dapat ditekan menjadi kurang dari 3%. Dengan demikian di Indonesia
diperkirakan ditemukan penderita diare sekitar 60 juta kejadian setiap tahunnya.
Sebagian besar antara 70-80% dari penderita adalah anak dibawah umur 5 tahun
(kurang lebih 40 juta kejadian). Sebagian dari penderita (1-2%) akan jatuh kedalam
dehidrasi dan apabila tidak segera ditanggulangi dengan benar akan berakibat buruk.
Kami melakukan pengkajian dengan menggunakan konsep teori 11 pola
Gordon, yaitu Pola fungsional kesehatan (cara hidup) klien, apakah pribadi, keluarga
atau masyarakat, perkembangan dari interaksi klien-lingkungan. Masing-masing pola
adalah penjabaran dari gabungan biopsikososial. Tidak satupun pola yang
dimengaerti tanpa mengetahui pola yang lain. Pola fungsional kesehatan dipengaruhi
oleh faktor biologi, perkembangan, budaya, sosial, dan spiritual.(Gordon, 1994 : 318)
Konsep diri dan persepsi diri menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi
terhadap kemampuan. Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri,
peran, identitas dan ide diri sendiri. Manusia sebagai sistem terbuka dimana
keseluruhan bagian manusia akan berinteraksi dengan lingkungannya. Disamping
sebagai sistem terbuka, manusia juga sebagai makhluk biopsiko sosio kultur spiritual
dan dalam pandangan secara holistic. Adanya kecemasan, ketakutan, atau penilaian
terhadap diri, kontak mata, asetif atau pasif, isyarat non verbal, ekspresi wajah,
merasa tak berdaya, gugup/relaks.
1.2 Tujuan
Penulisan ini ditujukan untuk pemenuhan tuntutan akademik sebagai tugas
penulisan makalah metodologi keperawatan pada pasien diare pada anak.Selain itu
penulisan makalah ini ditujukan untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan
tentang pola fungsional gordon yaitu pola konsep diri dan persepsi diri dalam kasus
diare pada anak.
Sementara itu tujuan dari pembuatan dari makalah ini adalah :
1. Menjadi pedoman konsep teori pengkajian 11 pola Gordon pada kasus diare
pada anak .
2. Untuk mengetahui konsep pengkajian 11 pola Gordon pada kasus diare pada
anak.
3. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada kasus diare pada anak.
1.3 Perumusan Masalah
1. Bagaimana konsep 11 pola Gordon pada kasus diare pada anak ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan 11 pola Gordon pada kasus diare pada anak ?
3. Bagaimana pengkajian 11 pola Gordon pada klien kasus diare pada anak ?
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Model Konsep & Tipologi Pola Kesehatan Fungsional Menurut Gordon :
1. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
a. Menggambarkan persepsi, pemeliharaan dan penanganan kesehatan
b. Persepsi terhadap arti kesehatan,dan penatalaksanaan kesehatan,
kemampuan menyusun tujuan, pengetahuan tentang praktek kesehatan,
2. Pola Nurtisi Metabolik
a. Menggambarkan masukan nutrisi, balance cairan dan elektrolit
b. Nafsu makan, pola makan, diet, fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir,
kesulitan menelan, mual/muntah, kebutuhan jumlah zat gizi, masalah
/penyembuhan kulit, makanan kesukaan.
3. Pola Eliminasi
a. Menjelaskan pola Fungsi eksresi,kandung kemih dan Kulit
b. Kebiasaan defekasi,ada tidaknya masalah defekasi,masalah miksi
(oliguri,disuri dll), penggunaan kateter, frekuensi defekasi dan miksi,
karakteristik urin dan feses, pola input cairan, infeksi saluran kemih,
masalah bau badan, perspirasi berlebih, dll
4. Pola Latihan-Aktivitas
a. Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan sirkulasi.
Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit, gerak tubuh
dan kesehatan berhubungan satu sama lain
b. Kemampuan klien dalam menata diri apabila tingkat kemampuan 0:
mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3 : dibantu orang
dan alat 4 : tergantung dalam melakukan ADL, kekuatan otot dan Range
Of Motion, riwayat penyakit jantung, frekuensi, irama dan kedalam
nafas, bunyi nafas riwayat penyakit paru.
5. Pola Kognitif Perseptual
a. Menjelaskan persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori
meliputi pengkajian fungsi penglihatan,pendengaran, perasaan, pembau
dan
kompensasinya
terhadap
tubuh.
Sedangkan
pola
kognitif
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon
1. Pola Persepsi Manajemen Kesehatan
Ds : Keluarga mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika
ada keluarga yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan
terdekat.
Do : Klien mandi 1 kali sehari dan tidak dapat melakukan cuci tangan
dengan benar.
2. Pola Nutrisi Metabolik
Ds : Keluarga mengatakan biasanya klien tidak mau makan.
Do : Klien mengalami penurunan berat badan, dan pasien tidak nafsu
makan, makan hanya 3 sendok, tapi sebelum sakit diare mau
menghabiskan 1 porsi makan, dan minumnya tidak terlalu banyak.
3. Pola Eliminasi
Ds : Klien BAB lebih dari 4 kali sehari, dan BAK jarang.
Do : BAK :5x/hari
BAB :5x/hari warna kuning kehijauan bercampur lendir
4. Pola Latihan dan Aktivitas
Ds : Pasien merasa lemah dan mengeluh kesakitan.
Do : Klien mengalami gangguan aktivitas karena kondisi tubuh yang
lemah dan adanya nyeri akibat distensi abdomen, aktivitas klien dibantu
keluarga/ orang lain.
5. Pola Istirahat dan Tidur
Ds : Pasien sering mengeluh tentang sulit untuk tidur
Do : Klien mengalami gangguan istirahat dan tidur karena adanya distensi
abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak nyaman.
6. Pola Persepsi dan Kognitif
Ds : Pasien mengatakan sudah mengenal dengan orang-orang
disekilingnya
Do : Klien masih dapat menerima informasi namun kurang berkonsentrasi
karena nyeri pada abdomennya.
7. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Ds : Klien ingin sembuh dengan cepat.
Do : Klien mengalami gangguan konsep diri karena kebutuhan
fisiologisnya terganggu sehingga aktualisasi diri tidak tercapai pada fase
sakit.
8. Pola Peran dan Hubungan
Ds : Pasien sudah saling mengenal orang-orang disekitarnya.
Do : Klien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga.
9. Pola Seksual Reproduksi
Ds : Klien berjenis kelamin perempuan, tidak mengalami gangguan
genetalia.
Do : Klien tidak mengalami gangguan seksual- reproduksi.
10. Pola Koping Toleransi Stress
Ds : Jika pasien tidak enak badan, maka akan mengeluh kesakitan
Do : Klien mengalami kecemasan yang berangsur-angsur dapat menjadi
pencetus stress.
11. Pola Nilai & Kepercayaan
Ds : Keluarga semua beragama islam, keluarga yakin semuanya sudah
diatur oleh Allah SWT.
Kesadaran
: Composmentis
TTV
b.Mata
c.Mulut
d.Hidung
e. Telinga
f. Leher
g.Dada
7
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
h.Perut
Inspeksi
: simetris
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: Hipertimpan,perut kembung
i.Punggung
j.Genetalia
k.Anus
l.Ekstremitas
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gastroenteritis adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja
yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Untuk anak lebih dari 4 kali
dan terjadi secara mendadak berlangsung 7 hari dari anak yang sebelumnya. Bila hal
ini terjadi maka tubuh anak akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan
dehidrasi. Hal ini membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat
membahayakan jiwa, khususnya pada anak dan orang tua. Diare ini menyebabkan
beberapa komplikasi yaitu dehidrasi. renjatan hivopolemik. Kejang, nutrisi,
hipoglikemia, intoleransi skunder akibat kerusakan mukosa usus.
4.2 Saran
Dalam upaya meningkatkan kualitas perawatan pada klien gastroenteritis
perlu ditingkatkan tentang keperawatan pada klien tersebut sehingga asuhan
keperawatan dapat lebih efektif secara komprehensif meliputi Bio-Psiko-SosialSpiritual. Pada klien melalui pendekatan proses keperawatan mencakup didalanmya
pelayanan promotif, preventif, kuratif, rehabilitative yang dilandasi oleh ilmu dan kiat
keperawatan profesional yang sesuai nilai moral etika profesi keperawatan sehingga
dimasa yang akan dapat mengantisipasi dan menjawab tantangan dan penilaian yang
menitikberatkan pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan individu, keluarga,
masyarakat, serta lingkunganya.
10