Anda di halaman 1dari 36

UNDANG-UNDANG FARMASI

PROGRAM PROFESI APOTEKER


ANGKATAN I TAHUN 2016
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS

KELOMPOK II A

1.DILLAH AZHARI S.farm


2.DINDA PEBRITA AMINANTI S.Farm
3.EDO SEMA GUNA S.Farm
4.EKA PRIHANDINI E S.Farm
5.FADHEL IQBAL S.Farm
6.FADLI S.Farm

UU no.5 tahun 1997


TENTANG PSIKOTROPIKA

DEFINISI PSIKOTROPIKA
Zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.

Undang-undang / Peraturan yang


terkait

UU No 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika

Peraturan Mentri Sosial Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2012 Tentang Rehabilitasi
Sosial Korban Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Kesehatan

UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (pasal 153, 155);


Kepmenkes RI No 168/MENKES/SK/2005 tentang Prekursor Farmasi;
Permenkes RI No 688/Menkes/PER/VII/1997 tentang Peredaran Psikotropika;
Permenkes RI No 10/MENKES/PER/2013 Tentang Impor Dan Ekspor Narkotika,
Psikotropika, Prekusor Farmasi;

PSIKOTROPIKA
GOLONGAN I
PSIKOTROPIKA
GOLONGAN II
PSIKOTROPIKA
GOLONGAN III
PSIKOTROPIKA
GOLONGAN IV

PSIKOTROPIKA GOLONGAN I
DIGUNAKAN UNTUK
TUJUAN ILMU
PENGETAHUAN DAN TIDAK
DIGUNAKAN DALAM
TERAPI, SERTA MEMPUNYAI
POTENSI AMAT KUAT
MENGAKIBATKAN
SINDROMA
KETERGANTUNGAN.
(BROLAMFETAMINA DOB)

PSIKOTROPIKA GOLONGAN II

Berkhasiat terapi tetapi


dapat menimbulkan
ketergantungan.
(Phenmetrazine,
Amphetamine)
)

PSIKOTROPIKA GOLONGAN
III
Psikotropika dengan efek
ketergantungannya
sedang dari kelompok
hipnotik sedatif.
(Amobarbital,
Pentobarbital)

PSIKOTROPIKA
GOLONGAN IV
Psikotropika yang efek
ketergantungannya
ringan.(Alprazolam,
Diazepam,Barbital)

Pada UU no 35 tahun 2009 tentang Narkotika pasal 153 dan 155,


Psikotropika Golongan I dan Gol II sudah dipindahkan menjadi
narkotika Gol I

PRODUKSI PSIKOTROPIKA

PEREDARAN PISIKOTROPIKA

Permenkes Nomor
688/menkes/per/VII/1997

UU no.5 tahun 1997 BAB III

PEREDARAN PSIKOTROPIKA

Psikotropika obat hanya dapat diedarkan jika sudah


terdaftar di departemen yang bertanggung jawab di
bidang kesehatan (DEPKES)
Syarat dan tatacara pendaftaran ditetapkan oleh
Menteri
Pengangkutan : harus dilengkapi dokumen
pengangkutan psikotropika

PENYALURAN
HANYA DAPAT DILAKUKAN PABRIK OBAT, PEDAGANG BESAR FARMASI,
SARANA PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI PEMERINTAH
Jalur Penyaluran:
Pabrik obat kepada pedagang besar farmasi, apotek, sarana
penyimpanan sediaan farmasi Pemerintah, rumah sakit, dan
lembaga penelitian dan/atau lembaga pendidikan

Pedagang besar farmasi kepada pedagang besar farmasi lainnya, apotek, sarana penyimpanan sediaan farmasi
Pemerintah, rumah sakit, dan lembaga penelitian dan/atau
lembaga pendidikan.
Sarana penyimpanan sediaan farmasi Pemerintah kepada
rumah sakit Pemerintah, puskesmas dan balai pengobatan
Pemerintah.

PISIKOTROPIKA GOLONGAN I
yang digunakan untuk
kepentingan ilmu pengetahuan
hanya dapt disalurkan oleh pabrik
obat dan pedagang besar farmasi
kepada lembaga peneliti dan/
lembaga pendidikan atau diimpor
langsung oleh lembaga penelitian
dan/ lembaga pendidikan yang
bersangkutan

PENYERAHAN
Apotek

Rumah sakit

Puskesmas

kepada apotek lain, rumah


sakit, puskesmas, balai
pengobatan, dokter dan
pengguna/pasien

kepada pengguna/pasien

kepada pengguna/pasien

BALAI
PENGOBATAN

DOKTER

kepada
PENGGUNA/PASIEN

Harus berdasarkan resep dokter

Penyerahan psikotropika oleh dokter:

dilaksanakan dalam hal :


menjalankan praktik terapi dan diberikan melalui suntikan;
menolong orang sakit dalam keadaan darurat;
menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada
apotek.

Hanya dapat diperoleh dari apotek

EKSPOR DAN IMPOR


Menurut UU No 5 tahun 1997 tentang
Psikotropika, Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 10
tahun 2013 tentang Impor dan Ekspor
Narkotika, Psikotropika, dan Prekusor
Farmasi

Ekspor dan impor psikotropika hanya boleh dilakukan oleh pabrik


obat atau pedagang besar farmasi yang telah memiliki izin
sebagai eksportir dan importir sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ekspor dan impor
psikotropika hanya dapat dilakukan untuk kepentingan pelayanan
kesehatan atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

PEMERIKSAAN

Pasal 27 - 28

1. Pemerintah melakukan
pemeriksaan atas
kelengkapandokumen
2. Importir memeriksa
psikotropika yang
diimpornya dan
dilaporkan selambatnya
7 hari kerja
3. Menteri sebagai
penyamapai kepada
negara pengekspor

LABEL
Pabrik obat wajib mencantumkan label pada
kemasan psikotropika. Label psikotropika
adalah setiap keterangan mengenai
psikotropika yang dapat berbentuk tulisan,
kombinasi gambar dan tulisan, atau bentuk lain
yang disertakan pada kemasan atau
dimasukkan dalam kemasan, ditempelkan, atau
merupakan bagian dari wadah dan/atau
kemasannya.

PELAPORAN
Pabrik obat, pedagang besar
farmasi, sarana penyimpanan
sediaan farmasi Pemerintah, apotek,
rumah sakit, puskesmas, balai
pengobatan, dokter, lembaga
penelitian dan/atau lembaga
pendidikan, wajib membuat dan
menyimpan catatan mengenai
kegiatan masing-masing yang
berhubungan dengan psikotropika.
Menteri melakukan
pengawasan dan pemeriksaan atas
pelaksanaan pembuatan dan
penyimpanan catatan tersebut.

PENGGUNA PSIKOTROPIKA
DAN REHABILITAS

PELAPORAN PENGGUNAAN
PSIKOTROPIKA
Masyarakat memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk upaya
pencegahan penyalahgunaan psikotropika. Masyarakat juga
berkewajiban untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib
atas pelanggaran psikotropika.

Masyarakat yang melakukan pelaporan tentang penyalahgunaan


psikotropika akan mendapat jaminan keamanan.
(BAB XII PERAN SERTA MASYARAKAT)

PEMUSNAHAN

SANKSI
PASAL 59
Barangsiapa :
Menggunakan, memproduksi dan/atau
menggunakan dalam proses produksi,
mengedarkan tidak sesuai peraturan,
mengimpor, secara tanpa hak memiliki,
menyimpan dan/atau membawa psikotropika
golongan I (selain untuk tujuan pengetahuan)
dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 4 tahun, paling lama 15 tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp
150.000.000,00 dan paling banyak Rp
750.000.000,00.

Jika tindak pidana dilakukan secara:

PASAL 60
Barangsiapa :
Memproduksi psikotropika selain diproduksi
oleh pabrik obat yang telah memiliki izin,
memproduksi/mengedarkan psikotropika dalam
bentuk obat tidak memenuhi standar dan/atau
persyaratan farmakope Indonesia/buku standar
lainnya, memproduksi atau mengedarkan
psikotropika berupa obat yang tidak terdaftar pada
departemen yang bertanggung jawab di bidang
kesehatan dipidana dengan pidana penjara paling
lama 15 tahun dan pidana denda paling banyak Rp
200.000.000,00.

PASAL 61

Barangsiapa :
Mengekspor atau mengimpor psikotropika
selain pedagang besar farmasi yang telah
memiliki izin, atau mengekspor atau mengimpor
psikotropika tanpa surat persetujuan ekspor atau
surat persetujuan impor, atau melaksanakan
pengangkutan ekspor atau impor psikotropika
tanpa dilengkapi dengan surat persetujuan
ekspor atau surat persetujuan impor dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 tahun dan
pidana denda paling banyak Rp 300.000.000,00.

PASAL 62

Barang siapa secara tanpa hak,


memiliki, menyimpan dan/atau
membawa psikotropika dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5
tahun dan pidana denda paling
banyak Rp 100.000.000,00.

PASAL 65
Barangsiapa
tidak melaporkan
adanya penyalahgunaan
dan/atau pemilikan
psikotropika secara tidak sah
dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 tahun
dan/atau pidana denda paling
banyak Rp 20.000.000,00.

PASAL 72
Jika tindak pidana psikotropika dilakukan
dengan menggunakan anak yang belum
berumur 18 tahun dan belum menikah atau
orang yang di bawah pengampuan atau ketika
melakukan tindak pidana belum lewat dua
tahun sejak selesai menjalani seluruhnya atau
sebagian pidana penjara yang dijatuhkan
kepadanya, ancaman pidana ditambah
sepertiga pidana yang berlaku untuk tindak
pidana tersebut.

UPAYA PENANGGULANGAN

H
I
S
A
K
A
M
T E RI

Aturan bagaimana dokter mendapatkan resep psiko dan brapa lama boleh
menyimpan resep ? (prbedaan pnympanan psiko dengan narkotika)

UU SEBELUMNYA ADA ? ADAKAH PEMBARUAN ? KALO TIDAK MENGAPA ?BAGAIMANA


REGULASI PSIKOTROPIKA PADA DAERAH BENCANA

UU YANG MANA YANG MENYATAKAN ADANYA PERUBAHAN GOLONGAN ?

UU MANA YANG BARU ?

BAGAIMANA RS YANG BELUM ADA IFRS, BAGAIMANA REGULASI PSIKOTROPIKANYA ?

PERAN FARMASIS PADA PENYEBARAN PSIKOTROPIKA ?

REGULASI BAHAN BAKU ? BAGAIMANA CARA MENERIMA BAHAN BAKU ?


TERKAIT TTG PEMUSNAHAN PSIKOTROPIKA ?
KASUS : PEMESENAN PSIKOTROPIKA MELALUI AA OLEH PEMILIK ? PERAN APOTEKER ?
PENYIMPANAN PSIKOTRO[IKA ? SEBERAPA KUAT PERATURANNYA, AKIBAT PENYIMPANAN
YANG SALAH OLEH APOTEK ?

LANDASAN KENAPA ADANYA PERBEDAAN UU NARKOTIKA DAN UU PSIKOTROPIKA

Anda mungkin juga menyukai