Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
1.
2.
3.
4.
(1301022)
(1301056)
(1301058)
(1301070)
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu peristiwa yang dapatmenimbulkan pengalaman traumatic yang
hebat dalam kehidupan manusia adalah adanya cedera yang mengenai kepala. Cedera
jenis ini tidak hanya memerlukan pertolongan secara cepat untuk berlangsung hidup,
namun juga memerlukan waktu penyembuhan dan rehabilitas yang cukup lama untuk
kembali hidup dan berfungsi secara optimal. Dalam setiap tahunnya terdapat 1,4 juta
penderita cedera kepala di Amerika Serikat. Dari keseluruhan cedera, sekitar 50.000
di antarannya meninggal dunia dan lebih dari235.000 berobat dirumah sakit untuk
mendapatkan perawatan. Mayoritas cedera yang terjadi disebabkan oleh jatuh (28%),
diikuti dengan tabrakan kendaraan bermotor dan cedera tumpul serta tembus. Adanya
penanganan yang cepat terhadap cedera ini berfungsi untuk mencegah untuk
terjadinya cedera otak sekunder. Brain Trauma Foundation menyediakan sumber
referensi untuk penanganan pasien dengan cedera kepala berupa Guidelines for the
Manajement of Severe Traumatic Brain Injury. Pedoman ini dibuat berdasarkan
penelururan beberapa literature dan evaluasi dari beberapa dokter bedah saraf di
Amerika Serikat. Pemantauan dan manajemen pasien yang termuat dalam buku ini
merefleksikan rekomendaridari pedoman tersebut serta para ahli. Penggunaan
pedoman ini dalam menangani pasien terbukti menurunkan angka mortalitas hingga
50% (Brain Trauma Foundation,2007)
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep medis dari cidera kepala
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami pengertian dari cidera kepala
b. Mahasiswa mampu memahami etiologi predisposisi dari cidera kepala
c. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi dari cidera kepala
d. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinik darii cidera kepala
e. Mahasiswa mampu memahami penatalaksaan kegawatan dari cidera kepala
f. Mahasiswa mampu menentukan pengkajian focus kegawatan pada cidera
kepala
g. Mahasiswa mampu memahami patway keperawatan pada cidera kepala.
C. METODE PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode deskriptif, yang
diperoleh dari literature dari berbagai media baik buku maupun internet yang
disajikan dalam bentuk makalah.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika dalam penulisan ini makalah ini adalah :
BAB II
KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatic dan fungsi otak yang disertai
atau tanpa perdarahan interstitial dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya
kontinuitas otak. (Afif Muttaqin,2008, Hal 270-271)
Trauma atau cidera adalah dikenal sebagai cedera otak gangguan fungsi
normal otak trauma baik, trauma tumpul maupun trauma tajam. Defisit neurologis
terjadi karena robeknya substansi alba, iskemi, dan pengaruh masa karena hemoragi
serta edema selebral disekitar jaringan otak (Batticaca Fransiiska.2008.96)
Klasifikasi trauma kepala berdasarkan skala Glasgow (SKG) :
a. Minor (SKG 13-15)
Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30 menit.
Tidak ada kontusio tengkorak, tidak ada fraktur serebral, hematoma.
b. Sedang (SKG 9-12)
Kehilangan dan atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24 jam.
C. PATOFISIOLOGI
Menurut Tarwoto (2007 : 127) cedera kepala dapat mengakibatkan kerusakan
struktur, misalnya kerusakan pada paremkim otak, kerusakan pembuluh darah,
perdarahan, edema dan gangguan biokimia otak seperti penurunan adenosistripospat,
perubahan permeabilitas faskuler. Patofisiologi cedera kepala dapat di golongkan
menjadi 2 yaitu cedera kepala primer dan cedera kepala sekunder. Cedera kepala
primer merupakan suatu proses biomekanik yang terjadi secara langsung saat kepala
terbentur dan memberi dampak cedera jaringan otak. Kerusakan ini terjadi benturan
saat terjadi masa akut, yang bersifat( fokal ) local, maupun difus. Kerusakan fokal
yaitu kerusakan jaringan yang terjadi pada bagian tertentu saja dari kepala, sedangkan
bagian relative tidak terganggu. Kerusakan difus yaitu kerusakan yang sifatnya berupa
disfungsi menyeluruh dari otak dan umumnya bersifat makroskopis.
Sedangkan cedera kepala sekunder karena adanya cedera kepala primer, misalnya
akibat hipoksemia, iskemia dan perdarahan. Perdarahan cerebral menimbulkan
hematoma, misalnya Epidoral Hematom yaitu adanya darah di ruang Epidural
diantara periosteum tengkorak dengan durameter, subdural hematoma akibat
berkumpulnya darah pada ruang antara durameter dengan sub arakhnoitdan intra
cerebal hematom adalah berkumpulnya darah didalam jaringan cerebral.
D. MANISFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis yang biasa timbul pada kasus cedera kepala di antaranya :
a. Hilangnya kesadaran.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
E. PENATALAKSANAAN KEGAWATANDARURATAN
Secara umum penatalaksanaan traumatic pasien dengan trauma kepala adalah sebagai
berikut :
1. Observasi 24 jam
2. Jika pasien masih muntah puasakan terlebih dahulu
3. Berikakan terapi intravena bila adaindikasi
4. Anak di istirahatkan atau tirah baring
5. Profilaksis diberkan jika ada indikasi
6. Pemberian obat-obat vaskulasisasi
7. Pemberian obat analgetik
8. Pembedahan bila ada indikasi
Penatalaksanaan pada pasien cedera kepala juga dapat dilakukan dengan cara :
1. Pada semua pasien dengan cidera kepala/leher, dilakukan foto tulang belakang
servikal kolar servikal baru dilepas setelah dipastikan bahwa seluruh tulang
servikal C1 - C7 normal.
2. Pada semua pasien cedera sedang berat dilakukan prosedur berikut : pasang
infuse dengan larutan normal salin (Nacl 0,9%) / larutan ringan RL dan larutan ini
tidak menambah edema serebri.
3. Lakukan C1 scan, pasien pada cidera ringan, sedang dan berat perlu dievaluasi
adanya :
a. Hematoma epidural
b. Darah dalam subaraknoid dan infra fentrikel
c. Kontusio dan perdarahan jaringan otak
d. Edema serebri
e. Obliteri sistema perimesensefalik
4. Pada pasien yang koma
a. Evaluasi kepala 30
b. Hiperventilasi : intubasi dan berikan ventilasi mendotorik intermitten dengan
kecepatan 16 - 20 kali/menit dengan volume tidal 10 - 12 ml/kg
c. Berikan manitol 20 % 19/kg intravena dalam 20 - 30 menit
d. Pasang kateter foley
e. Konsul dengan dokter bedah saraf jika terjadi indikasi operasi
d.
e.
f.
tachucardi, dystitmia)
Eliminasi
Verbal tidak menahan BAK dan BAB
Blader dan bowel incontentia
Makanan atau cairan
Mual dan muntah yang memancar/ proyektil, masalah kesukaran menelan
Persyarafan atau neorosensori
Pusing, kehilangan kesadaran sementara, amnesia seputar kejadian
Perubahan pada penglihatan
Gangguan pengecapan dan juga penciuman
Kesadaran menurun bisa sampai coma, perubahan status mental
Kenyamanan/ nyeri
Nyeri kepala yang bervariasi tekanan dan lokasi nyeri agak lama
Wajah mengerut, respon menarik diri pada rangsangan nyeri yang hebat
dan gelisah.
g. Pernafasan
Perubahan suara napas ronkhi, stridor
h. Pengkajian keamanan
Ada riwayat kecelakaan
Adanya Trauma/fraktur/ distorsi, perubahan penglihatan, kulit
Ketidaktahuan tentang keadaannya, kelemahan otot, paradise, demam.
i. Konsep diri
Adanya perubahan perilaku (tenang/dramatis)
Kecemasan, berdebar, bingung, delirium.
j. Interaksi social
Afasia motorik/ sensorik, bicara tanpa arti, bicara berulang- ulang.
G. PATWAY KEPERAWATAN
kecelakaan
cidera kepala
perdarahan (-)
nyeri akut
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku/Bangsa
Status Perkawinan
Pendidikan Terakhir
Pekerjaan
Alamat
No. RM
Tanggal Masuk RS
: Ny. A
: 40 tahun
: Perempuan
:Islam
: Jawa/Indonesia
: Kawin
: SLTA
: Ibu Rumah Tangga
: Salatiga
: 262437
: 23 Desember 2013
JenisKelamin
PendidikanTerakhir
Pekerjaan
Alamat
Hubungan dg pasien
: laki-laki
: SLTA
: Wiraswasta
: Salatiga
: suami
2. KeluhanUtama
Nyeri seperti tertimpa beban berat dengan skala 7
3. Pengkajian Primer
Airways
Klien tidak ada maslah pada airways
Breathing
Inpeksi
:tidak ada jejas di thorax, pernafasan 20x/menit, regular
Auskultasi:
Palpasi
:Perkusi : Circulation
TD
N
RR
S
Perdarahan
Taktil Fremitus
Nyeri Tekan
Massa Abnormal
EkspansiParu
: normal
: tidak ada
: normal
: redup
: 130/80 mmHg
: 91x/menit
: 20x/menit
: 36,5o
:tidak ada perdarahan
Kesadaran : apathis
GCS
:1. Respon Motorik : 5
2. Respon Verbal : 4
3. Respon Membuka Mata : 4
Capillary Time Reffil : 3 detik
Exposure
Terdapat hematoma di oksipital sinistra dengan ukuran 3x3cm, vulnusekskoriatum
di jari telunjuk kanan serta daerahdecubitus kanan.
4. PengkajianSkunder
Alergi
:klien tidak mempunyai alergi obat ataupun makanan
Medikasi
:klien tidak mengkonsumsi obat-obatan
Paint
:klien mengatakan merasa nyeri
P :nyeri kepala saat digerakkan
Q :seperti tertimpa beban berat
R :belakang kepala kiri
S :skala 7
T :hilang-timbul
Last Meal
:pasien mengatakan sebelumnya makan sate ayam
Event Injury
7. Analisa Data
Data focus
Etiologi
DS :
Agen-agen cedera fisik
Pasien mengatakan nyeri dibagian
kepala kiri seperti tertimpa beban
berat
P :nyeri kepala saat digerakkan
Q : seperti tertimpa beban berat
R : belakang kepala kiri
Problem
Nyeri akut
S : skala 7
T :hilang-timbul.
DO :
Pasien tampak menahan rasa sakit
DS :
DO : kerusakan pada lapisan kulit
Kelebaman
Kerusakan integritas
kulit
8. Diagnosakeperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen-agen cedera fisik (kecelakaan) ditandai
DS-DO
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelebaman ditandai dengan
kerusakan pada integritas kulit.
9. Rencana Keperawatan
No
1
pemberian
obat
rasa
tenang
TTV normal
dapat
mengekspresikan
nyeri.
NIC 2 : manajemen
lingkungan
1. Batasi pengunjung
2. Sediakan tempat
yang nyaman
3. Sediakan
lingungan
yang
nyaman
4. Aturposisi
yang
nyaman.
2.
Setelah
dilakukan
tindakan NIC
1. Mencegah
dan
keperawatan selama 2x24 jam
mendeksi dini infeksi
maka masalah integritas kulit
pada klien.
teratasi dengan criteria hasil
2. Mengoleskan
zat
1. Penyembuhan
luka
tropical
atau
primer dapat teratasi
2. Klien
menunjukan
manipulasi alat untuk
rutinitas perawatan kulit
meningkatkan
integritas
optimal.
3. Tidak ada perluasan luka
kejaringan bawah kulit
dan
meminimalkan
kerusakan kulit.
3. Mencegah komplikasi
luka
dan
meningkatkan
penyembuhan luka.
Kasus Kelompok
Kurang lebih 30 menit sebelum masuk rumah sakit, pasien mengalami kecelakaan lalu lintas,
saat korban dibonceng dengan kendaraan bermotor, motor yang dinaiki korban menabrak
mobil dari arah yang berlawanan, saat kecelakaan pasien tidak memakai helm, kepala pasien
terbentur, sehingga pasien tidak sadarkan diri selama 15 menit, dalam perjalanan pasien
dalam keadaan penurunan kesadaran, terlihat bingung dan gelisah. Saat masuk rumah sakit
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Cidera kepala adalah suatu trauma yang mengenai daerah kulit kepala, tulang
tengkorak atau otak yang terjadi akibat injury baik secara langsung maupun tak langsung.
biasanya terjadinya cidera kepala dikeranakan terkena pukulan benda tumpul seperti terbentur
dikepala, dipukul didaerah kepala dengan balok kayu dan terjadi hal ini bisa menyebabkan
adanya perdarahan pada kepala walaupun tidak ada pendarahan diluar kepala.
SARAN
Bagi orang-orang balita sampai lansia seharusnya harus lebih bisa hati-hati karena
kecelakaan bisa saja terjadi pada siapa saja dan mengenal umur. Dan hal ini dapat
menyebabkan kematian mendadak ataupun koma kepada penderita.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medidal Bedah. EGC: Jakarta.
Mansjoer, A. (2010). Kapita Selekta Kedokteran. Edisi IV. Jakarta : EGC
Ahmad
Saleh
Yahya.
2009.
Askep
Cidera
Kepala.
http://ahmadsalehyahya.blogspot.co.id/2009/05/askep-cidera-kepala.html
Arif Muttaqin, 2008, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan, Jakarta :Salema Medika
Batticaca Fransisca B, 2008, Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan, Jakarta : Salemba Medika