Soalan:
Bolehkah ustaz menjelaskan makna dan fungsi sebenar kalimat insya Allah dalam Islam? Sebab
saya sering menjumpai beberapa orang menggunakan kalimat ini sebagai alasan untuk tidak
melaksanakan janji. Sehingga setiap kali mendengar seseorang berjanji sambil mengucap: insya
Allah, saya merasa tidak pasti janji itu akan ditepati.
Jawab:
Sebelum kita menyelami makna sebenar yang terkandung dalam kalimat insya Allah, ada
baiknya kita melihat terlebih dahulu melihat sejarah penggunaan kalimat ini.
Jika kita amati ayat-ayat Al-Quran, ternyata kalimat insya Allah telah digunakan oleh nabi-nabi
terdahulu sebelum Nabi Muhammad Saw. Apabila Nabi Ibrahim menyampaikan perintah Allah
untuk menyembelih Nabi Ismail, anak yang saleh ini berkata:
Quote
Wahai bapaku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Insya Allah engkau akan mendapatiku
termasuk orang-orang yang bersabar.
Sepandai apapun seorang manusia, ia hanya boleh merancang dan berharap. Allah juga yang
akan menentukan apakah rancangan dan harapan itu boleh terlaksana ataukah tidak?
Ucapan insya Allah ini mencerminkan pengakuan atas kelemahan diri dan ketergantungan kepada
belas kasih tuhannya agar selalu membantu dalam setiap keinginan dan niatannya.
Siapa yang selalu menyadari kelemahan dirinya, Allah akan selalu hadir dalam hidupnya. Dan
siapa yang merasa dirinya serba cukup dan berkuasa atas segalanya, ia akan lupa diri dan
berakhir seperti Firaun dan Namruz yang mengaku diri sebagai tuhan.
Berkata Imam al-Syafii: Kelemahan adalah sifat manusia yang paling jelas. Sesiapa yang selalu
menyedari sifat ini, dia akan beroleh istiqamah dalam beribadat kepada Allah.
Kekeliruan
Jelaslah, ucapan insya Allah sama sekali bukan alat untuk melepaskan tanggung jawab atau
alasan untuk tidak menepati janji. Sebagai seorang muslim, janji adalah hutang yang mesti kita
tunaikan. Ucapan ini juga bukan kalimat alternatif untuk menolak secara halus permintaan pihak
yang ingin kita jaga hatinya.
Sebaliknya, insya Allah lebih sesuai difahami sebagai kata-kata jaminan bahawa janji yang telah
terucap akan akan terlaksana dengan baik. Sebab siapa yang berjanji dengan niat sungguhsungguh untuk melaksanakannya, sambil menyerahkan perkara itu kepada Allah, bantuan dari
Allah akan datang untuk mewujudkan janji tersebut.
Dalam hadis Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah Saw pernah bercerita: Nabi Sulaiman bin Dawud
berkata: Malam ini aku akan mendatangi 90 orang isteri-isteriku. Setiap daripada mereka pasti
akan melahirkan seorang pejuang di jalan Allah.
Malaikat berkata kepadanya: katakanlah insya Allah. Namun Nabi Sulaiman tidak mengucapkan
kalimat ini. Akhirnya, tidak ada seorangpun daripada isteri-isterinya itu yang melahirkan anak.
Hanya seorang isteri yang melahirkan, namun anak itu cacat dan tidak sempurna.
Bersabda Nabi Saw: Demi Allah yang jiwaku berada di 'tangan'-Nya, andai beliau mengucapkan:
insya Allah, niscaya isteri-isterinya itu akan melahirkan anak-anak yang berjuang di jalan Allah.
Berkata Ibn Battal Al-Maliki dalam Syarh Al-Bukhari: Hadis ini mengandungi pengajaran bahawa
sesiapa yang mengucapkan insya Allah, sambil menyadari kelemahan dirinya dan meminta
bantuan dari Allah, maka besar kemungkinan ia akan memperolehi apa yang diharapkannya.
Maka menjadi kewajiban kita merubah kekeliruan ini dengan memulainya dengan diri kita.
Pastikan selalu kalimat insya Allah diucapkan setiapkali berjanji. Selepas itu berusahalah sedaya
upaya untuk menepati janji itu sambil meminta bantuan daripada Allah Swt. Jika semua ini kita
lakukan, maka bantuan dari Allah akan sentiasa mengalir untuk kita.
Kalau bukan kita yang merubah persepsi negatif tentang Islam dan kaum muslimin, maka siapa
lagi? Wallahu alam.
Sumber : http://umarmnoor.blogspot.com/2012/09/keliru-makna-insya-allah.html