240210130056
V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Pengamatan
5.1.1 Identifikasi Media
Setiap media memiliki karakteristik yang berbeda, baik bentuk, warna,
fungsi dll. Berikut adalah tabel identifikasi media dari beberapa media yang
dilaksanakan pada praktikum kali ini.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Identifikasi Media
No.
Kelompok
1.
11
2.
3.
11
Media
Potato
Karakteristik
Bentuk
Warna
Serbuk
Kuning
Dextrose
muda
Agar
Krem
Fungsi
Untuk mengidentifikasi,
mikroba
(PDA)
Nutrient
khamir.
Untuk mengidentifikasi,
Butiran
Kuning tua
Broth
(NB)
penumbuhan
E.M.B
Merah
jenis mikroba.
Mengidentifikasi
muda
Serbuk
semua
4.
Nutrient
Serbuk
Kuning
negatif
dari
gram
spesies
lain
secara
klinis.
Untuk
penanaman
Agar
beberapa
kultur
(NA)
mikroorganisme dalam
air, feses, dan sampel
5.
10
Plate
Count
Serbuk
Kuning
Kuning
klinik.
Media
kecoklatan
menumbuhkan
untuk
bakteri
(PCA)
Plate
dan jamur.
Serbuk
Count
Kuning
Media
kecoklatan
menumbuhkan
Agar
7.
(PCA)
Plate
12
Serbuk
Kuning
Media
kecoklatan
menumbuhkan
Agar
8.
11
bakteri
dan jamur.
Count
(PCA)
NaCl fis
untuk
untuk
bakteri
dan jamur.
Serbuk
Putih
Untuk pengenceran.
Kelompo
k
Volume
Medium
Merk
yang
dibuat
Berat di
kemasan
Perhitungan
11
Potato
Conda
50 mL
36 gram/L
Dextros
e
Agar
(PDA)
w 2=
w1
v2
v1
w 2=
36
50
1000
w 2=1,8 g
2.
E.M.B
Conda
50 mL
39 gram/L
w 2=
w1
v2
v1
w 2=
39
50
1000
w 2=1,95 g
3.
10
Plate
KGaA
50 mL
Count
22,5
gram/L
Agar
(PCA)
w 2=
w1
v2
v1
w 2=
22,5
50
1000
w 2=1,125 g
4.
Plate
KGaA
50 mL
Count
22,5
gram/L
Agar
(PCA)
w 2=
w1
v2
v1
w 2=
22,5
50
1000
w 2=1,125 g
5.
12
Plate
Count
Agar
(PCA)
KGaA
50 mL
22,5
gram/L
w 2=
w1
v2
v1
w 2=
22,5
50
1000
6.
11
Nutrient
KGaA
10 mL
8 gram/L
Broth
(NB)
w 2=
w1
v2
v1
w 2=
8
10
1000
w 2=0,08 g
7.
Nutrient
Agar
Pronadis
50 mL
23 gram/L
(NA)
w 2=
w1
v2
v1
w 2=
23
50
1000
w 2=1,15 g
8.
11
NaCl Fis
Merck
200 mL
0,85
gram/L
w 2=
w1
v2
v1
w 2=
0,85
200
1000
w 2=1,7 g
5.2 Pembahasan
Kelangsungan hidup mikroba sangat tergantung pada media. Media berfungsi
untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat
fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus
disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada
media. Berdasarkan bentuknya dikenal medium cair, semi solid dan padat.
Berdasarkan komposisinya medium terbagi kembali menjadi medium alami, medium
semisintetik, dan medium sintetik atau buatan. Berdasarkan fungsi dari tempat
dengan
pengadukan
dalam
Erlenmeyer
yang
bertujuan
untuk
larutan,
sedangkan
pemanasan
larutan
bertujuan
untuk
mempercepat pelarutan jika larutan masih belum homogen sempurna. Selain itu
mulut Erlenmeyer disumbat dengan kapas, hal ini bertujuan untuk meminimalkan
kontaminasi saat pemanasan.
Agar biakan bakteri dapat dibuat, maka medium dan alat-alat yang diperlukan
harus disterilisasi sebelum inokulasi. Sterilisasi yaitu usaha untuk membebaskan
bahan-bahan dari mikrobia yang tidak diinginkan. Hal ini mencegah tumbuhnya
mikroorganisme yang tidak diinginkan pada alat. Sterilisasi bisa dengan dimasukkan
ke dalam oven atau menggunakan alkohol 70%. Alkohol 70% ini merupakan dosis
yang cocok bagi alat yang akan disterilisasi. Bila alkohol yang diberikan kadarnya
lebih tinggi, mikroorganisme kemungkinan akan membentuk semacam pelindung dan
justru akan bertahan hidup. Selain itu, tempat kerja dan tangan juga harus disterilkan
dengan alkohol 70% dan menyalakan api bunsen.
Didalam sterilisasi terdapat dua cara yaitu sterilisasi dengan cara basah dan
sterilisasi dengan cara kering.
1.
Sterilisasi Basah
Pada sterilsasi ini menggunakan Autoclave, fungsi dari autoclave adalah alat
untuk mensterilkan alat-alat atau media dengan menggunakan uap air bertekanan
tinggi. Umumnya pada suhu 1210C selama 15 menit pada tekanan 1 atm. Uap air
panas akan merusak protein mikroba hingga mengalami koagulasi, pada saat itu
protein akan mengendap (denaturasi) dan menyebabkan kematian pada mikroba. Saat
penggunaan autoklaf penutupan harus benar-benar rapat agar uap air yang bertekanan
tinggi masuk ke dalam atau berinduksi ke alat.
Sterilisasi basah dilakukan untuk sterilisasi media yang telah dibuat. Media
tersebut dimasukkan ke dalam Erlenmeyer, kemudian disumbat dengan kapas dan
dibungkus alumunium foil untuk selanjutnya disterilisasi di dalam autoklaf.
Sterilisasi basah dapat juga dilakukan dengan cara perebusan (suhu 100 C,
waktu 5-10 menit), blansing (suhu 70-85 C, waktu 7-9 menit) dan pasteurisasi (suhu
72 C, waktu 15 detik). Cara ini selain digunakan untuk mensterilkan alat, digunakan
juga untuk bahan-bahan yang mengandung cairan yang tidak tahan udara panas
kering, misalnya medium.
Sterilisasi Kering
Pada sterilisasi ini menggunakan oven, fungsi dari oven adalah mensterilkan
bahan-bahan atau alat-alat gelas secara kering pada suhu 70 - 800C selama 2 jam.
Sterilisasi kering (oven) digunakan untuk sterilisasi cawan petri dan pipet
ukur yang telah dibungkus kertas arang sebelumnya. Waktu untuk sterilisasi kering
cukup lama yaitu sekitar dua jam, karena hanya menggunakan udara panas, dimana
kontak dengan media tidak terjadi secara langsung dan intens, tidak seperti
menggunakan uap panas.
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
pertumbuhannya.
Setiap media mempunyai komposisi yang berbeda-beda dan mempunyai
menjadi kontaminan.
Metode yang lazim digunakan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat
6.2 Saran
dan steril.
Alat harus dipegang dengan baik dan benar sehingga mengurangi resiko
jatuhnya alat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D., Prof., Dr. 1981. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan,
Surabaya.
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi pangan I. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Pelzcar, dan Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbit Universitas Indonesia (
UI-Press), Jakarta.
Sumanti, Debby M. dkk. 2009. Diktat Penuntun Praktikum Mikrobiologi Pangan.
Jurusan Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian
Universitas Padjadjaran
Jawaban Pertanyaan