240210130045
IV.
Poppy Lukytasari
240210130045
aureus dapat dihambat oleh konsentrasi garam sampai 10 12%. Beberapa
mikroorganisme terutama jenis Leuconostoc dan Lactobacillus dapat tumbuh
dengan cepat dengan adanya garam.
Penggulaan digunakan sebagai pengawet dan lebih efektif bila dipakai
dengan tujuan menghambat pertumbuhan bakteri. Sebagai bahan pengawet,
pengunaan gula pasir minimal 3% atau 30 gram/kg bahan. Gula atau sukrosa
merupakan karbohidrat berasa manis yang sering pula digunakan sebagai bahan
pengawet khususnya komoditas yang telah mengalami perlakuan panas.
Perendaman dalam larutan gula secara bertahap pada konsentrasi yang semakin
tinggi merupakan salah satu cara pengawetan pangan dengan gula. Gula seperti
halnya garam juga menghambat pertumbuhan dan aktivitas bakteri penyebab
pembusukan, kapang,dan khamir.
Makanan yang dimasak dengan kadar sukrosa/gula pasir tinggi akan
meningkatkan tekanan osmotik yang tinggi sehingga menyebabkan bakteri
terhambat. Gula terlibat dalam pengawetan dan pembuatan aneka ragam produkproduk makanan. Beberapa diantaranya yang biasa dijumpai termasuk selai, jeli,
marmalade, sari buah pekat, sirup buah-buhan, buah-buahan bergula, umbi dan
kulit, buah-buahan beku dalam sirup, acar manis, chutney, susu kental manis,
madu.
Walaupun gula sendiri mampu untuk memberi stabilitas mikroorganisme
pada suatu produk makanan jika diberikan dalam konsentrasi yang cukup (di atas
70% padatan terlarut biasanya dibutuhkan), ini pun umum bagi gula untuk dipakai
sebagai salah satu kombinasi dari teknik pengawetan bahan pangan. Kadar gula
yang tinggi bersama dengan kadar asam yang tinggi (pH rendah), perlakukan
dengan pasteurisasi secara pemanasan, penyimpanan pada suhu rendah, dehidrasi
dan bahan-bahan pengawet kimia (seperti belerang dioksida, asam benzoat)
merupakan teknik-teknik pengawetan panganyang penting. Apabila gula
ditambahkan ke dalam bahan pangan dalam konsentrasi yang tinggi (paling
sedikit40% padatan terlarut) sebagian dari air yang ada menjadi tidak tersedia
untuk pertumbuhan mikroorganisme dan aktivitas air (aw) dari bahan pangan
berkurang. Walaupun demikian, pengaruh konsentrasi gula pada aw bukan
merupakan faktor satu-satunya yang mengendalikan pertumbuhan berbagai
Poppy Lukytasari
240210130045
mikroorganisme karena bahan-bahan dasar yang mengandung komponen yang
berbeda-beda tetapi dengan nilai aw yang sama dapat menunjukkan ketahanan
yang berbeda-beda terhadap kerusakan karena mikroorganisme. Produk-produk
pangan berkadar gula yang tinggi cenderung rusak oleh khamir dan kapang, yaitu
kelompok mikroorganisme yang relatif mudah dirusak oleh panas (seperti dalam
pasteurisasi) atau dihambat oleh hal-hal lain.
Monosakarida lebih efektif dalam menurunkan aw bahan pangan
dibanding dengan disakarida atau polisakarida pada konsentrasi yang sama, dan
digunakan dengan sukrosa dalam beberapa produk seperti selai.
Praktikum ini dilakukan pembuatan berbagai produk pengolahan pangan
dengan penggunaan bahan pengawat yaitu penggaraman, penambahan asam dan
penggulaan, diantaranya adalah pembuatan sirup nanas, kacang asin, selai melon,
sari buah jeruk dan dodol ubi jalar.
4.1
Sirup Nanas
Sirup buah adalah produk yang dibuat dari larutan gula kental dengan
rasa dan aroma yang ditentukan oleh buah segarnya. Buah segar yang biasa
digunakan dalam pembuatan sirup adalah buah yang mempunyai warna yang
menarik, aroma yang kuat dan rasa yang khas (Satuhu, 1994).
Berdasarkan Tressler dan Woodroof (1976), proses pembuatan sirup
buah terdiri atas 2 tahap, yaitu pembuatan saribuah dan pembuatan sirup gula.
Kemudian saribuah dan sirup gula dimasak dengan cara dipanaskan sambil
dilakukan pengadukan. Pemasakan dihentikan setelah total padatan terlarut
sirupbuah mencapai 650Brix, kemudian dilakukan pembotolan. Pada saat
pemasakandapat ditambahkan bahan tambahan makanan untuk memperbaiki
warna, cita rasa, aroma, dan daya simpan dari sirup buah, misalnya penambahan
asam sitrat (Tressler dan Joslyn, 1961).
Tabel 1. Hasil Pengamatan Sirup Nanas
Karakteristik
Warna
Aroma
Tekstur
Citarasa
Kejernihan
Endapan
Kelompok
9A
Kuning kecoklatan
Khas sirup nanas
Cair
Manis, sedikit asin
Sedikit jernih
Tidak ada endapan
10A
Kuning kecoklatan
Khas sirup nanas
Cair
Manis, sedikit asin
Sedikit jernih
Tidak ada endapan
Poppy Lukytasari
240210130045
Rendemen
58,23%
58,23%
Kacang Asin
Prosedur pertama yang dilakukan adalah pencucian kacang tanah,
bumbu,
sedangkan
tawas
berguna
untuk
menetralkan
larutan,
Poppy Lukytasari
240210130045
bertujuan untuk menghindari kerusakan dan menurunkan kadar air pada bahan
hingga kadar air yang diinginkan. Sesuai yang dijelaskan oleh Pusat Penelitian
dan Pengembangan Teknologi Pangan (1981), menyebutkan bahwa kacang tanpa
perlakuan pengeringan oven atau sangrai dapat menurunkan kualitas kacang asin,
bahan kurang awet, karena kandungan air masih tertalu tinggi dan terjadinya
kerusakan juga akan lebih tinggi.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kacang Asin
Karakteristik
Warna
Aroma
Tekstur/kerenyahan
Citarasa
Kemudahan pengupasan
Berat awal
Berat akhir
Kelompok
3A
Coklat pucat
Khas kacang ++
Renyah
Asin +++
Mudah
200 gram
183 gram
4A
Coklat pucat
Khas kacang
Kurang renyah
Asin ++
Mudah
200 gram
192 gram
untuk
Poppy Lukytasari
240210130045
digunakan untuk mengatur pH, terutama yang menggunakan buah-buahan dengan
tingkat keasaman yang rendah sehingga tidak cukup untuk menghasilkan pH
seperti yang diinginkan. Penggunaan asam sitrat juga berfungsi untuk
memberikan rasa dan aroma yang khas pada sirup, meningkat flavor
(mengimbangi rasa manis), serta memperpanjang umur simpan ( mengawetkan )
sirup tersebut. Umumnya penambahan asam sitrat dilakukan hingga pH sari buah
yang dihasilkan mencapai 4,5 yaitu pH yang diinginkan untuk sari buah.
selanjutnya dilakukan pemanasan 900C selama 15 menit. Kemudian dikemas
dalam jar dan disimpan dalam lemari pendingin.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Sari Buah Jeruk
Karakteristi
Kelompok
7A
8A
k
Warna
Kuning bening
Orange kekuningan
Aroma
Gula
Jeruk masam
Citarasa
Asam
Asam, aftertaste pahit
Tekstur
Cair
Cair
Kejernihan
Jernih ++++
Jernih +++
Endapan
Ada
Ada
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015
4.4
Selai Melon
Poppy Lukytasari
240210130045
Tahap awal perlakuan adalah dengan mengupas kulit melon, kemudian
melon yang telah bersih dipotong, selanjutnya diblender dengan air dengan
perbandingan 1:1, selanjutnya disaring dan dibuang ampasnya. Setelah didapatkan
sari buah dari buah melon tersebut selanjutnya ditambah dengan gula dengan
perbandingan (sari buah : gula = 3:2), asam sitrat hingga pH 3 dan stok pektin
(1,5% dari sari buah). Asam sitrat berfungsi sebagai pemberi rasa asam, pencegah
kristalisasi gel, penjernihan gel yang dihasilkan, kekuatan gel yang lebih tinggi,
dapat menghambat pencokelatan enzimatis, serta mempertahankan kemanisan.
Pektin merupakan bahan pembentukan gel untuk memodifikasi tekstur selai agar
dapat diperoleh rasa cicip (mouth feel) yang baik. Gula dapat meningkatkan
kemampuan pektin membentuk gel, dan mempengaruhi tekstur dan konsistensi
selai. Perlu diketahui bahwa gula bukan untuk tujuan preservasi. Sterilisasi
dan keasaman lebih penting untuk tujuan preservasi. Asam diperlukan pada
pembuatan selai untuk menambah citarasa dan pembentukan gel. Setelah itu
dilakukan pemanasan dan pengadukan hingga kental, setelah mendapatkan
viskositas yang diinginkan maka diletakkan dalam jar dan selai melon siap
dikonsumsi.
Pektin adalah koloid yang bermuatan negatif. Penambahan gula akan
mempengaruhi
keseimbangan
kemantapan pektin.
Hal
ini
pektin-air
disebabkan
yang
ada
dan
meniadakan
karena
gula
sebagai
senyawa
pendehidrasi, akibatnya ikatan antara pektin dan gula akan lebih kuat dan
menghasilkan jaringan molekul polisakarida yang kompleks (Triebold dan
Leonard, 1963).
Pektin akan
menggumpal
dan membentuk
suatu
serabut
halus.
Struktur ini mampu menahan cairan. Makin tinggi kadar pektin, makin padat
struktur serabut-serabut tersebut. Ketegaran dari jaringan serabut pektin
dipengaruhi oleh kadar gula dan keasaman. Makin tinggi kadar gula, makin
berkurang air yang ditahan oleh struktur. Kepadatan dari serabut-serabut
dalam struktur dikendalikan oleh keasaman substrat. Keasaman yang rendah
menghasilkan serabut-serabut yang lemah dan tidak mampu menahan cairan
(Desrosier, 1988).
Tabel 4. Hasil Pengamatan Selai Melon
Kelompok
Karakteristik
5A
6A
Poppy Lukytasari
240210130045
Warna
Aroma
Citarasa
Kekentalan
Kuning
kecoklatan
Manis gula
Manis sedikit rasa
buah melon
Kental +++
Coklat
Aroma gula (karamel)
Manis +++
Kental +++
minyak yang tinggi. Dodol ubi jalar menggunakan ubi jalar sebagai sumber pati
utama. Dodol ubi jalar dibuat dari campuran ubi jalar (sebagai pengganti ketan),
gula merah, santan kelapa, air dan garam. Pangan ini dapat disimpan sampai 1
bulan karena semi basah (kadar air 20-30%) dan kadar gula tinggi (15-20%) (TTG
Pengolahan Pangan, 2001).
Langkah pertama yang dilakukan dalam pembuatan dodol ubi jalar adalah
dengan mencuci ubi jalar, kemudian dikupas kulitnya, selanjutnya diblender.
Setelah itu dimasak dengan penambahan gula 75 gram + gatam 2 gram + santan
30 ml diatas panci dan dilakukan pengadukan hingga mengental. Fungsi gula
dalam pembuatan dodol yaitu memberikan aroma, rasa manis, pada dodol, selain
itu juga sebagai pengawet dan membantu pembentukan lapisan keras atau tekstur
pada dodol (Gautara dan Soesarsono 2005). Santan banyak mengandung lemak
sehingga dihasilkan dodol yang mempunyai rasa yang lezat dan membentuk
Poppy Lukytasari
240210130045
tekstur kalis. Garam berfungsi untuk memantapkan rasa manis pada dodol,
memberikan rasa gurih, menimbulkan rasa lezat dan membantu menghindari
pertumbuhan bakteri sehingga memperpanjang daya simpan (Anonim a, 2009).
Kemudian dodol yang telah jadi dicetak dalam loyang dan didinginkan selama 410 jam, setelah itu dilakukan pengecilan ukuran dengan dipotong menjadi kotak
kotak kecil yang selanjutnya dikemas dengan kertas minyak.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Dodol Ubi Jalar
Karakteristi
Kelompok
1A
2A
k
Warna
Coklat muda
Coklat
Aroma
Khas ubi +
Dodol +
Tekstur
Lunak dan lengket
Lengket, kenyal
Citarasa
Manis
Manis
Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2015
Hasil pengamatan pada dodol ubi jalar didapatkan warna coklat muda,
aroma dodol ubi, bertekstur lunak, lengket dan kenyal dengan memiliki citarasa
manis. Penyimpanan dodol dapaat diletakkan pada lemari yang tidak mengalami
kontak langsung dengan sinar matahari dan disimpan pada suhu sejuk. Hal ini
brtujuan untuk mencegah terjadinya perubahan warna dan rasa. Cara
penyimpanan bahan pangan selama berbagai proses pengolahan dan pada tingkat
penjualan merupakan hal yang utama dalam menentukan keamanan da mutu dari
aspek mikrobiologi (Buckle et al, 1999).
Pengolahan bahan pangan zat gizi yang terkandung dalam bahan pangan
dapat mengalami kerusakan bila di olah, karena zat itu peka terhadap PH pelarut,
oksigen, cahaya dan panas atau kombinasinya. Unsu-unsur minor terutama
tembaga, besi, dan enzim dapat mengkatalisis pengaruh tersebut. Bahan makanan
mempunyai peranan yang penting sebagai pembawa atau media zat gizi yang di
dalamya banyak mengandung zat-zat yang di butuhkan oleh tubuh seperti
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan lain-lain. Di dalam masyarakat
ada beberapa macam cara pengolahan dan pengawetan makanan yang di lakukan
kesemuanya untuk meningkatkan mutu makanan yang dimaksud dengan tidak
mengurangi nilai gizi yang di kandungnya. Pada dasarnya bahan makanan diolah
dengan tiga macam alasan:
Poppy Lukytasari
240210130045
1. Menyiapkan bahan makanan untuk dihidangkan
2. Membuat produk yang di kehendaki termasuk di dalamya nutrifikasi
bahan makanan, (contoh: roti)
3. Mengawetkan, mengemas dan menyimpan (contoh: pengalengan)
Pengolahan makanan di lakukan dengan maksut mengawetkan, lebih intensif dari
pada memasak biasa kecuali bahan makanan harus di masak, juga misalnya pada
canning, makanan itu harus di sterilkan dari jasad renik pembusuk. Untuk
beberapa jenis makanan, waktu yang di perlukan untuk proses itu cukup lama,
sehingga dapat di pahami mengapa kadar zat makanan dapat menurun, akan tetapi
dengan penambahan zat makanan (nutrien) dalam bentuk murni sebagai pengganti
yang hilang maka hal seperti di atas dapat di atasi.
Poppy Lukytasari
240210130045
V.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil Praktikum mengenai Pengolahan Pangan dengan
Poppy Lukytasari
240210130045
lapisan keras atau tekstur pada dodol. Santan membentuk tekstur kalis
dan garam berfungsi untuk memantapkan rasa manis pada dodol,
memberikan rasa gurih, dan membantu menghindari pertumbuhan
bakteri sehingga memperpanjang daya simpan.
9. Hasil pengamatan pada dodol ubi jalar didapatkan warna coklat muda,
aroma dodol ubi, bertekstur lunak, lengket dan kenyal dengan
memiliki citarasa manis.
Poppy Lukytasari
240210130045
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Dodol Ubi Jalar. http://www.radarbanjarmasin.com. Diakses
tanggal 25 Oktober 2015.
Bielig, Hans.J., dan Joachim Werner. 1986. Fruit Juice Processing. FAO
Agricultural Services Bulletin, Roma.
Buckle, K.A., R.A. Edward.S.G.H. Fleet, dan M. Wooton. 1999. Ilmu Pangan.
Cetakan ke-10 Terjemahan Hari Purnomo dan Adiono. Universitas
Indonesia, Jakarta.
Kimball, D.A. 1991. Citrus Processing Quality Control and Technology. AVI.
New York.
Poppy Lukytasari
240210130045
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pangan. 1981. Kacang Asin. Paket
Pangan Untuk Daerah Pedesaan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
TTG Pengolahan Pangan. 2001. Dodol Ubi Jalar. Teknologi Tepat Guna
Agroindustri Kecil Sumatera Barat, Hasbullah, Dewan Ilmu Pengetahuan,
Sumatera Barat.
Tressler, D.K. dan M.A. Joslyn. 1961. Fruit and Vegetable Juice Processing
Technology. The
AVI
Publishing Company, Inc., Westport,
Connecticut.
Tressler, D.K. dan J.G. Woodrof. 1976. Food Products Formulary Volume 3
:Fruit, Vegetable, And Nut Products. The AVI Publishing Company
Inc. Westport, Connecticut.
Triebold, H.O. dan Leonard.W.Aurand. 1963. Food
Analysis. Van Nostrand Reinhold. New York
Composition
and
Winarno, F.G.I. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan konsumsi. Jakarta; Gramedia
Pustaka.
Wiriano, H dan Siti Sofiah. 1984 Pembuatan Selai Pala. Balai Besar Litbang
Industri Departemen Perindustrian. Hal. 1-10, Bogor.
Poppy Lukytasari
240210130045
JAWABAN PERTANYAAN
1. Apa fungsi garam dalam pengawetan bahan pangan?
Garam berfungsi sebagai penghambat selektif pada mikroorganisme
pencemar tertentu. Garam dapat menurunkan aktivitas air pada bahan
pangan karena dapat mengikat air. Kadar air di lingkungan lebih rendah
sehingga
cairan
sel
mikroorganisme
akan
tertarik
keluar
dan