Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DISUSUN OLEH :
ARIA DWI NARENDRA

( 151910101079 )

DEBY ANDRIAWAN PUTRA

( 151910101078 )

ABDUL HARIS SIREGAR

( 151910101075 )

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS JEMBER

Tema

: Plurarisme dalam Islam, Upaya Membangun

Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia.

Pengertian Toleransi dan Pluralisme

Hak dan Kewajiban Antar Umat Beragama

Sebab Tidak Adanya Toleransi Dalam Kehidupan Beragama

Kesimpulan

Pengertian Toleransi

Toleransi adalah sikap tenggang rasa, menghargai, membiarkan, atau membolehkan


orang lain untuk berpendapat atau berpendirian yang berbeda dengan dirinya.
Toleransi dalam bahasa Arabnya adalah tasamuh yang artinya sama-sama berlaku baik,
lemah lembut, dan saling pemaaf. Dalam pengertian umum, toleransi adalah sikap
akhlak terpuji dalam pergaulan.

Dalil Tentang Toleransi

Pengertian Pluralisme

Pluralisme adalah bentuk kelembagaan di mana penerimaan terhadap


kemajemukan terjadi dalam suatu masyarakat tertentu atau di dunia secara
keseluruhan. Maknanya lebih dari sekadar toleransi moral atau keberadaan
bersama (koeksistensi) yang pasif. Pluralisme diperlihara oleh negara dan
hukum, pertama-pertama oleh hukum negara dan akhirnya oleh hukum
internasional. Pluralisme mensyaratkan langkah-langkah kelembagaan dan
hukum yang melindungi dan mensahkan kesetaraan dan mengembangkan rasa
persaudaraan di antara seluruh umat manusia sebagai individu atau kelompok,
baik bersifat bawaan ataupun perolehan.

Dalil Tentang Pluralisme

Hak dan Kewajiban Antar Umat Beragama


Hak adalah kekuasaan untuk melakukan sesuatu dan mutlak menjadi milik kita dan
penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Namun, kekuasaan tersebut dibatasi
oleh undang-undang agar pelaksanaan hak tersebut tidak sampai melanggar hak orang
lain. Sedangkan Kewajiban adalah sesuatu hal yang harus dikerjakan atau
dilaksanankan dengan tanggung jawab. Jika tidak dilaksanankan dapat mendatangkan
sanksi bagi yang melanggarnya. Pelaksanaan hak dan kewajiban harus seimbang,
artinya, kita tidak boleh terus menuntut hak tanpa memenuhi kewajiban. Hak dan
kewajiban antar umat beragama khususnya di Indonesia ialah wajib menghargai
ajaran dan keyakinan pemeluk agama lain, karena dalam UUD 1945 Pasal 29 ayat 2
dikatakan bahwa setiap warga diberi kemerdekaan atau kebebasan untuk memeluk
agamanya masing-masing dan beribadat menurut agama dan kepercayaannya.

Sebab Tidak Adanya Toleransi Dalam Kehidupan Beragama

Rendahnya Sikap Toleransi

Kepentingan Politik

Sikap Fanatisme

Rendahnya Sikap Toleransi

Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu masalah dalam komunikasi antar agama sekarang ini,
khususnya di Indonesia, adalah munculnya sikap toleransi malas-malasan (lazy tolerance)
sebagaimana diungkapkan P. Knitter. Sikap ini muncul sebagai akibat dari pola perjumpaan tak
langsung (indirect encounter) antar agama, khususnya menyangkut persoalan teologi yang sensitif.
Sehingga kalangan umat beragama merasa enggan mendiskusikan masalah-masalah keimanan.
Tentu saja, dialog yang lebih mendalam tidak terjadi, karena baik pihak yang berbeda
keyakinan/agama sama-sama menjaga jarak satu sama lain. Masing-masing agama mengakui
kebenaran agama lain, tetapi kemudian membiarkan satu sama lain bertindak dengan cara yang
memuaskan masing-masing pihak. Yang terjadi hanyalah perjumpaan tak langsung, bukan
perjumpaan sesungguhnya. Sehingga dapat menimbulkan sikap kecurigaan diantara beberapa pihak
yang berbeda agama, maka akan timbullah yang dinamakan konflik.

Kepentingan Politik

Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai kendala dalam mncapai tujuan sebuah
kerukunan anta umat beragama khususnya di Indonesia. Bisa saja sebuah kerukunan antar agama
telah dibangun dengan bersusah payah selama bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-puluh tahun,
dan dengan demikian kita pun hampir memetik buahnya, Namun tiba-tiba saja muncul kekacauan
politik yang ikut memengaruhi hubungan antaragama dan bahkan memorak-porandakannya seolah
petir menyambar yang dengan mudahnya merontokkan bangunan dialog yang sedang kita
selesaikan. Tanpa politik kita tidak bisa hidup secara tertib teratur dan bahkan tidak mampu
membangun sebuah negara, tetapi dengan alasan politik juga kita seringkali menunggangi agama
dan memanfaatkannya.

Sikap Fanatisme
Akhir-akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan berkembang pemahaman keagamaan yang dapat
dikategorikan sebagai Islam radikal dan fundamentalis, yakni pemahaman keagamaan yang
menekankan praktik keagamaan tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya
diadaptasikan dengan situasi dan kondisi masyarakat. Mereka masih berpandangan bahwa Islam
adalah satu-satunya agama yang benar dan dapat menjamin keselamatan menusia. Jika orang ingin
selamat, ia harus memeluk Islam. Segala perbuatan orang-orang non-Muslim, menurut perspektif
aliran ini, tidak dapat diterima di sisi Allah. Pandangan-pandangan semacam ini tidak mudah dikikis
karena masing-masing sekte atau aliran dalam agama tertentu, Islam misalnya, juga memiliki agenagen dan para pemimpinnya sendiri-sendiri. Islam tidak bergerak dari satu komando dan satu
pemimpin. Ada banyak aliran dan ada banyak pemimpin agama dalam Islam yang antara satu sama
lain memiliki pandangan yang berbeda-beda tentang agamanya dan terkadang bertentangan dengan
ajaran agama islam yang sesungguhnya. Sehingga memunculkan suatu pandangan yang disebut
dengan fanatisme.

Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat diketahui betapa buruknya akibat yang ditimbulkan oleh
penyebab kurangnya toleransi. Maka dari itu, agar selalu tercipta kedamaian antar umat
beragama di dunia serta untuk mencapai kerukunan beragama yang harmonis, kita sebagai umat
beragama harus bisa menjaga rasa toleransi antar umat beragama. Bersikap toleran merupakan
solusi agar tidak terjadi perpecahan dalam mengamalkan agama. Sikap bertoleransi harus
menjadi suatu kesadaran pribadi yang selalu dibiasakan dalam wujud interaksi sosial. Bukan
hanya itu saja. dialog antarumat beragama juga perlu diadakan secara intensif agar tercipta saling
pengertian antarkomunitas agama. Saling pengertian itu akan memungkinkan antar kelompok
saling menghormati.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai