Artikel Penelitian
Penelitian Prospektif tentang Pengelolaan Talipes Equino Varus Bawaan dengan Metode
Ponseti.
RH Chavadaki1, Shrinivas Kalliguddi2, Praveen Kumar Reddy P3 dan Reneesh UP4 *
Departemen Ortopedi, Navodaya Medical College Hospital dan Pusat Riset
Navodaya nagar, Raichur, Karnataka, India.
___________________________________________________________________________
__________
ABSTRAK
Teknik Ponseti adalah cara yang terbukti baik untuk mengelola kelainan pediatri kaki
bengkok. Penelitian ini menjelaskan pembagian perawatan sekunder dan tersier dengan tanpa
kehilangan kualitas. Data dikumpulkan dari pasien dengan kaki bengkok idiopatik yang
dipresentasikan di di Navodaya College Hospital & Research Centre, Raichur, institusi
pengajaran antara Agustus 2010 hingga Agustus 2012. Baik yang unilateral dan bilateral
termasuk dalam studi ini. Seluruhnya ada 30 pasien dengan total 44 kaki pengkor. Sebanyak
20 pasien sebelumnya telah memiliki riwayat perawatan sebelum kunjungan awal mereka ke
lembaga kami. Kedua puluh pasien telah mendapat manipulasi dan pengecoran sebelumnya.
Jumlahnya berkisar antara 2 hingga 10. 50 persen dari pasien telah melakukan casting pada
lutut bawah dan sisanya lutut atas. Mereka datang ke klinik kami dengan semua komponen
kelainan kaki yang belum teratasi. Operasi pembenahan ekstensif telah direkomendasikan
untuk 5 pasien (7 kaki) oleh dokter yang merawat mereka. 16 pasien memiliki kaki unilateral
dan kemudian itu melebihi jumlah kaki bilateral pada penelitian ini. Ada sebanyak 9 kaki
unilateral pada sisi kanan dan 7 di kiri. Ditemukan hasil serupa yang bagus dan persyaratan
rendah untuk intervensi pembedahan selain tetonomy Achiles, yang membentuk bagian
rejimen Ponseti. Kesuksesan jumlah pasien mencapai 87 persen dan pada kaki yang sukses
sebanyak 91%. Penelitian ini menunjukkan bahwa perawatan Talipes Equine Varus bawaan
oleh manajemen konservatif dengan menggunakan metode ponseti sudah mencukupi.
Kata kunci: Kaki bengkok, kecacatan kaki, kongenital (bawaan), Ponseti.
PENDAHULUAN
Kaki pengkor, atau talipes equinovarus, adalah kelainan bawaan yang terdiri dari hindfoot
equines, hindfoot Varus, dan adduksi kaki depan dan cavus. Kelainan ini sudah diketahui
sejak masa Hippocrates. Istilah talipes berasal dari kata Latin untuk pergelangan kaki, talus,
dan kaki, pes1. Istilah ini merujuk pada tingkat parahnya pasien, yang berjalan dengan
pergelangan kaki mereka. Tujuan terapi adalah untuk memperbaiki semua komponen dari
kelainan sehingga pasien terbebas dari rasa sakit kaki plantigrade (yang berjalan dengan
seluruh tapak kaki), dengan mobilitas yang baik, tanpa kapalan, tanpa perlu memakai sepatu
khusus atau modifikasi. Pada tahun 1889, L.H.Bradford mengatakan bahwa, Literatur
mengenai pengobatan kaki pengkor, seperti aturan umum kesuksesannya tidak berubah. Hal
ini sama briliannya seperti lembar iklan dan dalam prakteknya masih tidak ada kekurangan
dalam penyembuhan atau kasus kambuh, bukti cukup bahwa metode penyembuhan tidak
dimengerti secara menyeluruh. "Lebih dari seratus tahun kata-kata ini, sayangnya, benar.
TUJUAN
Untuk mengevaluasi hasil pengobatan kaki pengkor idiopatik dengan teknik Ponseti pada
anak-anak dibawah usia dua tahun yang datang ke OPD orthopedics di Rumah sakit & pusat
penelitian Navodaya Medical College antara Agustus 2010 untuk Agustus 2012.
METODE DAN MATERI
Studi telah dilaksanakan di Departemen rawat jalan Navodaya Medical College dengan tanpa
dana tambahan. Studi ini dikonfirmasi sesuai dengan Pedoman Deklarasi Helsinki, 1964 yang
direvisi pada tahun 1975.
Kriteria Inklusi
Penelitian ini focus pada semua anak dibawah umur 1 tahun yang memiliki equinovarus
talipes bawaan idiopati baik yang bilateral dan unilateral.
Kriteria pengecualian
1. Anak-anak dengan kaki pengkor di atas usia 1 tahun dan anak-anak dengan anomali
kelainan.
2. Kaki pengkor yang muncul kembali dan yang kambuh sebagai hasil dari operasi yang
gagal/ pengobatan konservatif.
kelainan cavus
dengan
diperlukan.
3. Pengecoran kedua, ketiga dan keempat : selama fase perawatan ini, adductus dan
varus dibenarkan. Jarak antara maleolus medial dan tuberositas dari navicular ketika
diraba dengan jari-jari akan menunjukkan tingkat koreksi navicular. Ketika kaki
pengkor dikoreksi, jarak kira-kira sekitar 1,5 sampai 2cm dan navicular mencakup
permukaan anterior kepala talus.
Demikian pula, tingkat pemindahan lateral
pada
tuberositas
anterior
dari
koreksi
adductus
dan varus.
Ini merupakan bagian dari koreksi karena calcaneus dorsiflexes ketika mengabduksi di
bawah talus. Tidak ada upaya langsung pada koreksi equines yang dibuat sampai tumit
varusnya diperbaiki. Pada kaki yang sangat fleksibel, equines mungkin diperbaiki dengan
pengecoran tambahan tanpa tenotomy. Namun jika ragu, Lakukanlah tetonomy.
Aplikasi Pengecoran, Pencetakan dan Pelepasan
Keberhasilan pada manajemen Ponseti membutuhkan teknik pengecoran yang bagus. Orangorang yang punya pengalaman pengecoran kaki pengkor sebelumnya mungkin akan merasa
lebih mudah daripada mereka yang melakukan untuk pertama kalinya.
END-POINT
Titik akhirnya adalah nilai kurang dari 1,5 dengan kaki memiliki 70 derajat rotasi eksternal
dan 15 derajat dari dorsiflexion. Para orang tua disarankan untuk menyimpan plester
pengecoran karena itu berfungsi sebagai replika untuk menilai koreksi.
PROTOKOL PENJEPIT
Penjepit ini dipasangkan
terkhir
tenotomy. Penjepit terdiri dari sepatu yang bagian depannya terbuka. Untuk kasus unilateral,
penjepit dipasang pada 60 sampai 70 derajat dari rotasi luar pada sisi kaki yang pengkor dan
30-40 derajat pada sisi normal. Pada kasus bilateral, dipasang pada 70 derajat rotasi luar
pada masing-masing sisi. Bar ini harus cukup panjang jadi tumit sepatu berada pada lebar
bahu. Penjepit yang kurang panjang ini merupakan penyebab umum hasil yang tidak sesuai.
Bar harus dibengkokkan antara 5 sampai 15 derajat dengan sifat busung dari anak untuk
menahan kaki pada dorsiflexion. Penjepit harus dipakai sepanjang waktu (siang dan malam)
untuk 3 bulan pertama setelah pengecoran pertama dilepas. Setelah itu, anak harus memakai
penjepit selama 12 jam pada malam hari dan 2 sampai 4 jam di tengah hari untuk total dari
14-16 jam setiap periode 24 jam. Protokol ini berlangsung hingga usia anak 3-4 tahun.
TINDAK LANJUT
Setelah memasang penjepit untuk pertama kalinya ketika gips terakhir dilepas, anak kembali
Melakukan hal hal yang disarankan berikut
2 minggu untuk memecahkan masalah penyesuaian
3 bulan untuk lulus protokol malam - dan - siang
setiap 4 bulan sampai usia 3thn untuk memantau penyesuaian dan memeriksa kambuh atau
tidaknya
Setiap 6 bulan sampai usia 4 tahun
Setiap 1 untuk 2 tahun hingga kerangka tulangnya dewasa.
Ketika anak sudah pada usia satu tahun keatas, dia dipakaikan sepatu untuk kaki pengkor.
Ciri cirinya yaitu pergelangan kaki orthoses, dengan batas tengah yang lurus, wedges yang
lateral, tanpa hak dan tali pengikat dengan kerenganggan pada titik tumit sepatu untuk
memonitor posisi dorsiflexed tumit kaki yang benar pada sepatu. Denis Brown ini masih
dipakai pada malam hari selama 4 jam. Kapanpun memungkinkan, manipulasi ini dilakukan
oleh orang tua.
PENILAIAN TINGKAT KEPARAHAN PIRANI
Kami telah menggunakan penilaian tingkat keparahan pirani
untuk mengevaluasi koreksi pada kelainan kaki bawaan yang belum dioperasi yang umurnya
kurang dari 1 tahun. Rating ini telah membuktikan kefektifannya dalam memiliki variabilitas
pengamat inter dan intra. Mendokumentasikan jumlah kelainan ini memungkinkan para
praktisi pengobatan yang mematuhi aturan pengobatan, untuk mengetahui kapan tenotomy di
indikasikan, dan untuk menenangkan orang tua terkait kemajuan pengobatan. Hal ini
memungkinkan perbandingan hasil yang bermakna,,ekstraksi subgroup, dll.
Skor
Tanda Klinis
normal
0,5
cukup normal
1
Skor midfoot. Tiga tanda terdiri
dari midfoot
jumlah
jumlah
Biostatistik
Berikut adalah data biostatistik yang didapat dari penelitian ini.
1.
2.
3.
4.
5. Pada awal pengecoran Ponseti, Usia pasien lebih muda dari usia 12 bulan. Awal
Skor Ponseti berkisar antara 5-6.
6. Total 20 pasien memiliki beberapa bentuk
perawatan
sebelum kunjungan
tempat
lain.
Jumlah pengecoran
Lima
puluh persen dari pasien tersebut telah melakukan pengecoran pada lutut bawah
dan sisanya di lutut atas. Semua datang ke klinik kami dengan kelainan yang belum
dibetulkan. Operasi pembenaran ekstensif direkomendasikan pada 5 pasien (7 kaki)
oleh dokter yang merawat mereka.
7. Dalam penelitian ini, 16 pasien memiliki kaki unilateral yang artinya melebihi mereka
yang punya kaki bilateral. 9 kaki unilateral adalah kanan dan yang 7 sebelah kiri
(Fig 3).
Perawatan plester special ini diambil untuk memberi tahu orang tua mengenai peran mereka
dalam mengawasi plaster vascular dan lain lain yang terkait dengan komplikasi.
Konseling ini efektif dan pada beberapa kesempatan orang tua telah menelepon dari jarak
jauh dan saran dapat diberikan.
Hasil pengobatan plester
Koreksi kaki bengkok berhasil pada semua pasien. Untungnya tidak ada pasien dengan
kelainan terlalu parah yang bias mengganggu proses pengkoreksian ini. kelainan yang
menghindari koreksi. Titik akhir koreksi dianggap berhasil jika kaki memiliki skor kurang
dari 1,5 dengan pengkoreksian penuh equines.
Jumlah pengecoran
Koreksi diperoleh dengan pengecoran 6-8. 56% kaki
Pengecoran terakhir
memerlukan
kali
pengecoran.
tetonomy tendoachilles. 18% kaki memerlukan 8 pengecoran dan ini diindikasi karena
komplikasi minor dan keparahan kecacatan. Ini membenarkan teori sebelumnya yang mana
metode Ponseti biasanya dilakukan dengan total 5-6 pengecoran.
Durasi
Waktu rata-rata dari pengecoran pertama sampai tenotomy tendoachilles/ koreksi penuh
kecacatan adalah 36 hari. Kami menyadari bahwa pasien awal memiliki durasi lebih panjang
untuk melakukan koreksi penuh dibandingkan dengan daftar pasien setelahnya. Kami akan
melengkapi ini dalam pembelajaran sehingga kami bisa menguasai teknik ini. Dalam teori
biasanya rata rata durasinya 20 hari.
Tenotomi percutaneous
Percutaneous tendoachilles tenotomy (Fig 4 ) dilakukan pada 38 % kasus (38 kaki). INi
sebanding
dengan
teori
yang
mengatakan
bahwa
tenotomy
diperlukan
pada
lebih dari 80% kasus. Harus dicatat bahwa semua kasus yang tertera dalam teori adalah
pasien dengan umur 0- 24 bulan. Kami punya populasi pasien kurang dari 18 bulan dengan
rata-rata 5 bulan, dan semua kaki merespons dengan baik dengan protocol technique ini.Post
tenotomy ankle dorsiflexion (pergelangan kaki) adalah 15 derajat.
Penjepit
Penjepit abduksi kaki hanya bisa dilakukan pada 27 pasien. 3 pasien (4 kaki) tidak datang lagi
untuk melanjutkan koreksi plaster lanjutan. 27 Pasien semuanya dipakaikan Denis-Brown
sesuai protokol. Pada 25 pasien penjepit bekerja dengan baik. Salah satunya mempunyai
penjepit cacat yang harus diganti. Satu pasien awalnya memiliki
penjepit ini. Namun masalah ini langsung diatasi dengan penggantian dan merawat
komplikasinya. Akhirnya semua pasien dapat memenuhi protokol. Kepatuhan orang tua
pada protokol bracing sangat luar biasa. Peran mereka sangat bagus dalam menjaga koreksi
ini dengan sepatu yang pas dan tepat dan mengubah ukuran sepatu ketika ukurannya
bertambah.
Tindak lanjut
Tindak lanjut minimal 10 bulan ini bisa dilakukan pada semua pasien. Mayoritas pasien
mulai berjalan pada usia 14 bulan. 8 pasien berjalan pada usia 12 bulan dan 10 pasien bisa
sampai dengan 16 bulan dalam kurun waktu penelitian. Pada penelitian ini, kesesuaian
protocol yang ketat pada upaya tindak lanjut dengan menggunakan teknik Ponseti ini terus
dipertahankan. Masing-masing tindak lanjut kaki ini dievaluasi untuk melihat tanda-tanda
awal kambuh jika ada. Sebanyak 4 kaki kambuh, sedangkan yang lain skornya dibawah 0,5,
menunjukkan follow up (tindak lanjut).yang baik
Hasil
Skor awal dan akhir dievaluasi dengan memasangkan 'T' tes dengan nilai 'T' 46.38 dengan
nilai 'P' kurang dari 0.001. Dengan demikian ada penurunan yang signifikan dalam skor pada
level awal karena intervensi. (Tabel-1, tabel-2, Tabel-3)
Kasus gagal
Ketiga pasien yang kehilangan followup punya skor akhir 2.5. Satu pasien dengan kaki
pengkor bilateral, memiliki kaki pengkor idiopatik yang tidak normal steelah pengecoran keempat pada kaki kiri. Jadi pengecoran ini ditahan di sisi kiri selama hampir 3 minggu.
Manipulasi dan pengecoran dimulai lagi dari awal. Skor akhir pada kaki kiri adalah 2. Kasus
ini juga dianggap gagal (Fig 5). Kegagalan pada
protocol penejepit yang tidak sesuai. Kegagalan diakhir kasus bisa dihubungkan dengan
teknik pengecoran yang tidak bagus.
Komplikasi
12 dari 30 pasien memiliki komplikasi minor. Semuanya dikarenakan teknik plastering yang
tidak bagus dan unik pada pasien awal.
Kambuh
Kambuh didefinisikan sebagai suatu munculnya komponen deformitas (kelainan), termasuk
cavus, adductus, varus, dan/ atau equines. Kambuh setelah koreksi awal pertama dirawat
dengan manipulasi tambahan dan casting (pengecoran) di abduksi kaki yang sudah ditandai.
Tendoachilles tenotomy diindikasikan ketika dorsiflexion pergelangan kaki adalah < 15%.
Ketika otot anterio tibialis cenderung sangat supinate kaki selama gait. Transfernya ke
cuneiform ketiga akan mencegah kambuh tambahan pada kebanyakan pasien.
Sebanyak 3 kambuh (4 kaki) dengan rincian berikut. Semua kambuh tiga Mereka yang
kambuh
ini
dirawat
rengan
manipulasi
kembali
dan
minggu berikutnya, semuanya menanggapi pengobatan. Pasien dengan kambuh equines tidak
mempunai tenotomy sebelumnya dan hal yang sama dilakukan kali ini. Sampai follow up
terakhir dalam kurun waktu penelitian tidak ada kekambuhan yang dicatat lagi.
Kambuhnya kelainan tidak terkait dengan usia, perawatan yang tidak berhasil sebelumnya di
tempat lain ataupun jumlah pengecoran dibutuhkan untuk koreksi ini. Semua kekambuhan
dikarenakan kendurnya protocol penjepit pada pasien.
DISKUSI
Metode konservatif
pada
manejemen idiopatik
CTEV
telah
direkomendasikan
oleh kebanyakan Orthopedicians pediatric pada masa awal kanak-kanak yang dimulai sedini
mungkin sejak setelah lahir. Telah ada banyak manajemenen protocol kuno untuk deformitas
(kelainan) idiopatik CTEV. Metode Traditional, Kite dan Ponseti merupakan protokol yang
sering digunakan dalam perawatan. Dalam beberapa tahun terakhir metode Ponseti
merupakan metode yang paling banyak digunakan dari manajemen deformitas (kelainan)
konservatif idiopatik CTEV. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk kemanjurannya.
Setelah serial manipulasi dan perawatan pengecoran, pemeliharaan/ perawatan koreksi
merupakan masalah penting. Berbagai abduksi kaki orthoses seperti Dennis Brown Splint,
Steenbeek dan penjepit Dobb's telah disarankan sebagai manajemen orthotic yang penting
untuk pencegahan kekambuhan. Penelitian ini mengeevaluasi keefektifan pengecoran Ponseti
sebagai mode koreksi dan perawatan deformitas idiopatic CTEV. Ada 30 pasien dengan 44
kaki yang disertakan dalam penelitian. Kami mengevaluasi variabel berikut; usia pasien pada
kunjungan pertama(Fig 2), pengobatan sebelumnya dan jenis perawatan sebelum arahan,
jumlah pengecoran, jumlah pengecoran yang dibutuhkan di klinik kami, kebutuhan tetonomy
Percutaneous tendoachilles dan kecocokan dengan penjepit abduksi kaki. Variabel ini
berkaitan dengan operasi pembenahan ekstensive dan kekambuan. Test Fiser, t test dan rasio
ganjil dipakai dalam penelitian ini.
Berikut merupakan data statistic dari penelitian ini. Sebanyak 26 pasien (83%) adalah pria.
Metode Kite dalam 1509 kasusnya ada 70 % pria dan 30% wanita. Metode Turco sebanyak
468 pasiennya yaitu 334 pria (71,36%) dan 134 wanita (28,63%), rasio jenis kelaimnyya
berbanding 2,5 :1.
Dalam penelitian ini 16 pasien memiliki kaki unilateral yang elebihi kaki bilateral. Sebanyak
9 kaki kanan dan 7 kiri, Chung mengobservasi bilateral 50 %, Turco sebanyak 468 pasien
mempunyai 56% kaki bilateral, 22 % kanan dan 21% kiri. PAda casting Ponseti awal, semua
pasien berumur lebih muda dari 12 bulan. Range nya antara 5-6. Sebanyak 20 pasien sudah
pernah dirawat sebelum datang ke klinik kami. Semuanya sudah dimanipulasi dan di casting
(cor) sebelumnya. Range nya anatara 2-10. Stephen MD melaporkan bahwa rata2 perawatan
ke 37 pasiennya yaitu selama 2,5 bulan. 50 % nya sudah dicasting di lutut bawah dan
sebagian lainnya di lutut bawah. Operasi koreksi ektensif direkomendasikan pada 5 pasien (7
kaki) oleh dokter yang merawat. Melalui perawatan plaster special ini orang tua dikonsulkan
terkait peran mereka dalam mengawasi komplikasi vascular dll. Konseling ini efektif dan
kadang2 orang tua menelepon dari jarak jauh sehingga saran bisa langsung diberikan.
depan
dan
boleh
terlalu
ditekankan.
kasus
kekambuhan disebabkan oleh kurangnya support orangtua untuk merawat kaki didalam
penjepit atau sepatu dengan benar. Ada metode belajar yang tervbtas namun sangat penting
untuk menyempurnakan metode. Ini sangat penting untuk menghindari kesalahan dasar
seperti yang tertera dalam metode Ponseti yang itu bisa dikomit dan dapat dicegah.
Kesalahan ini selalu menyebabkan kegagalan. Munculnya komplikasi di awal kasus dan di
akhir tidak mucul itu lah yang tetap tercatat dalam penelitian.