I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Lingga secara geografis mempunyai posisi 0 20 LU 0 40 LS
dan diantara 104 BB dan 105 BT yang memiliki luas sekitar 211,772 km 2 dan
90% dari luas tersebut adalah lautan atau sekitar 654,28 km 2, sedangkan luas
Daratannya hanya sebesar 1% atau 2.117,28 km2. Kabupaten Lingga terdiri dari 5
kecamatan, yaitu: Kecamatan Singkep dengan Ibukota Dabo, Kecamatan Singkep
Barat dengan Ibukota Kuala Raya, Kecamatan Lingga dengan Ibukota Daik,
Kecamatan Lingga Utara dengan Ibukota Duara, dan Kecamatan Senayang
dengan Ibukota Senayang. Jumlah Pulau yang termasuk ke dalam Wilayah
Kecamatan Lingga sebanyak 377 pulau besar dan kecil dan sekitar 285 pulau
diantaranya belum berpenghuni (UU RI no 31 tahun 2003).
Desa Marok Tua adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan
Singkep Barat, yang memiliki potensi sumber daya kelautan yang cukup baik, itu
bisa dilihat dari banyaknya bagan ikan teri (kelong) dan juga mayoritas
masyarakat di desa ini bekerja sebagai nelayan.
Aktifitas masyarakat seperti di sekitar Desa Marok Tua dapat mengganggu
kondisi lingkungan perairan di desa tersebut baik kondisi fisika, kimia maupun
biologi perairan. Pada saat ini belum dilakukan penelitian secara spesifik tentang
kondisi umum di perairan desa ini, dengan demikian maka perlu kegiatan
eksplorasi lebih lanjut di desa ini untuk mengetahui kondisi umum perairan nya.
untuk
mengukur
tingkat
kecerahan
perairan,
Secchi
Disc
4. Suhu
Suhu di laut merupakan faktor terpenting bagi organisme untuk
melangsungkan kehidupan. Tinggi rendahnya suhu berpengaruh terhadap kegiatan
metabolisme dan perkembang biakan organisme laut (Hutabarat dan Evans, 1985).
Dahuri (2004) menyatakan, suhu permukaan laut (SPL) Indonesia secara
umum berkisar antara 2629C. Karena perairan Indonesia dipengaruhi oleh
angin musim, maka sebaran SPL-nya pun mengikuti perubahan musim. Pada
musim barat (Desember-Januari-Februari) SPL di kawasan barat Indonesia pada
umumnya relatif lebih rendah dari pada musim timur (Juni-Juli-Agustus). Dan
kisaran suhu dianggap layak bagi kehidupan organisme akuatik adalah 27 - 32oC,
(Nontji, 2007).
(alga
hijau),
Chrysophyta
(alga
kuning),
Pyrophyta
dan
Nybakken (1988) menyatakan bahwa kemampuan berenang organismeorganisme planktonik demikian lemah sehingga sama sekali dikuasai oleh
gerakan-gerakan air. Ditambahkan juga bahwa plankton dapat dibagi menjadi dua
golongan yakni fitoplankton yang terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang
dan hanyut dalam air serta mampu berfotosintesa, dan zooplankton adalah hewan
laut yang planktonik.
III.
METODE PRAKTIK
A. Waktu dan Lokasi Praktik Lapang
Praktik lapang ini dilaksanakan pada Bulan Mei 2015 sampai Juni 2015,
dimulai dari penyusunan proposal, turun lapangan (survey dan pengambilan
sampel data), pengelolaan data hingga penyusunan laporan akhir. Praktik lapang
ini berlokasi di Desa Marok Tua Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga.
Adapun lokasi praktik, bisa dilihat pada Gambar 1 :
10
7.
secchi disc
8.
9.
10.
11.
GPS
Alat tulis
Aquades dan tissue
Kamera
11
stasiun 3 pada daerah yang tidak ada aktifitas atau jarang dijadikan tempat
kegiatan dari masyarakat sekitar.
E. Pengukuran Kualitas Perairan
1. Parameter Fisika
a. Arus
Prosedur kerjanya yaitu pelampung diikat dengan tali sepanjang 2 meter
ke permukaan perairan dan dibiarkan tali pelampung menegang sampai jarak
tertentu dengan menggunakan stopwatch. Kemudian diukur dan hasil pengukuran
tersebut dinyatakan dalam meter/detik (m/t), dengan rumus V= S/t
Dimana:
V: kecepatan arus
S : adalah jarak
T : adalah waktu
b. Salinitas
Kadar garam yang terdapat di air sampel dapat diukur dengan
menggunakan Salt Meter. Prosedur pengunaanya adalah dengan masukan probe
ke lubang soket Salt Meter, kemudian hidupkan alat dengan menekan tombol ON.
Sebelum alat digunakan terlebih dahulu dilakukan proses kalibrasi yaitu dengan
mencelupkan kepala probe ke aquades kemudian kepala probe diangkat dan
dikeringkan dengan tissu. Setelah itu lakukan pengukuran dengan mencelupkan
kepala probe ke air sampel yang akan diukur, setelah itu biarkan beberapa menit
dan lihat pada layar yang ada pada Salt Meter berapa nilai salinitas dari air sampel
yang diambil. Penentuan nilai salinitas ialah pada saat angka yang tertera pada
12
monitor Salt Meter tetap atau tidak berubah - ubah dan kemudian tekan tombol
HOLD.
c. Kecerahan
Pengukuran kecerahan perairan diukur dengan menggunakan secchi disc
yang diturunkan ke dalam perairan secara perlahan sampai samar-samar. Setelah
itu, diukur jarak panjang tali secchi disc dari permukaan perairan hingga
kedalaman secchi disc. Kemudian secchi disc diturunkan sampai tidak kelihatan
dan ditarik ke atas sampai secchi disc kelihatan samar-samar, lalu diukur kembali
jarak panjang tali dari permukaan hingga kedalaman secchi disc. Untuk
menghitung kecerahan dapat digunakan rumus :
( X1 + X2 )
2
13
a. Nilai pH
Pengukuran derajat keasaman (pH) yaitu dengan menggunakan multi test
yang terlebih dahulu dikalibrasi dengan aquades dan dikeringkan dengan tissue
lembut, kemudian celupkan batang pengukur yang terdapat pada alat multi test ke
dalam sampel air laut yang telah diambil, setelah itu dilihat pada layar yang ada
pada multi test berapa derajat keasaman (pH) dari air sampel yang diambil.
b. Oksigen Terlarut (DO)
Pengukuran oksigen terlarut (DO) adalah dengan mengunakan alat yang
disebut Multi test. Multi test adalah alat ukur modern yang memiliki kemampuan
untuk mengkur lebih dari satu parameter perairan yaitu salah satunya adalah DO.
Pertama sekali yang dilakukan adalah menekan tombol Power, kemudian pilih
opsi pengukuran nilai DO dengan menekan tombol MODE, selanjutnya dilakukan
proses kalibrasi dengan menekan tombol HOLD dan REC secara bersamaan
kemudian tekan tombol ENTER, tunggu selama 30 detik. Lalu siapkan sampel air
yang akan diukur dan celupkan batang pengukur DO bersama dengan batang
pengukur suhu dari alat Multi Test tersebut. Setelah itu lihat pada layar yang ada
pada alat multi test tersebut berapa nilai DO dari air sampel yang diambil.
14
satu titik lalu ditarik sejauh beberapa meter. Setelah itu lepaskan botol sampel dari
plankton net dan lakukan pengawetan sampel dengan menggunakan formalin lalu
botol sampel ditutup untuk selanjutnya diamati dan diidentifikasi di laboratorium.
F. Pengolahan Analisis Data
Data primer dan data sekunder yang telah didapat diolah dan disajikan
secara tabulasi dalam bentuk gambar, tabel, grafik serta diamati isi secara deskritif
terhadap permasalahan yang ada yang berkaitan dengan kondisi umum perairan
tersebut, agar dapat di peroleh kesimpulan dan pemecahan permasalahannya.
IV.
A.
Letak Geografis
Desa Marok Tua Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga yang
memiliki luas wilayah 191.431 KM2 dan memiliki batas wilayah sebagai berikut :
15
Sebelah Utara
: Desa Bakong
Sebelah Selatan
Sebelah Barat
: Desa Posek
Sebelah Timur
Desa Marok Tua mempunyai 2 musim yaitu musim kemarau dan musim
hujan. Masyarakat Desa Marok Tua memiliki banyak aktifitas baik pada pagi,
siang, dan sore maupun malam hari di bidang perikanan. Pada pagi dan siang hari
nelayan setempat biasanya memasang bubu dan jaring di perairan tersebut juga
sebagai alur transportasi untuk bepergian ke desa lain, sedangkan pada sore dan
malam hari biasanya nelayan setempat mengambil hasil tangkapan.
B. Demografi Kependudukan
1. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk Desa Marok Tua berdasarkan data terakhir tahun 2014
tercatat sebanyak 2.309 jiwa, dengan komposisi laki-laki 1.238 jiwa perempuan
1.071 jiwa, seperti yang terdapat pada tabel 5.
Kelompok umur
jumlah
16
0-4
139
5-9
230
10 - 14
255
15 - 19
216
20 - 24
194
25 - 29
214
30 - 34
261
35 - 39
191
40 - 44
162
10
45 - 49
128
11
50 - 54
95
12
55 - 59
85
13
60 - 64
54
14
65 - 69
45
15
70 - 74
22
16
75 <
16
Jumlah
252
439
1.025
150
80
2
7
85
17
Stasiun
Kondisi
18
Pengukuran
Pagi
Siang
Sore
0,08
0,09
0,10
Cuaca Cerah
II
0,09
0,10
0,09
Cuaca Cerah
III
0,06
0,07
0,12
Cuaca Cerah
Rata rata
Sumber : Data Primer
0,07
0,08
0,10
20 Juni 2015
0.12
0.11
0.09
0.1
0.1
0.09
0.09
0.09
0.08
0.07
0.07
0.06
0.05
0.03
0.01
II
PAGI
SIANG
III
SORE
Dari hasil pengukuran diperoleh kecepatan arus rata-rata pada saat pagi
hari (surut) adalah 0,07 pada siang hari ( menjelang pasang ) adalah 0,08 dan pada
sore hari (pasang) adalah 0,10. Kecepatan arus pada sore hari terlihat lebih cepat
dibanding pada pagi dan siang hari, hal ini disebabkan oleh arus yang menuju arah
pantai pada saat pasang. Untuk perairan laut tertutup Desa Marok Tua ini arusnya
terbilang relatif tenang.
2. Salinitas
Effendi (2003) mengatakan salinitas dapat berubah menurut pasang surut
air laut. Pada waktu pasang air laut mengandung konsentrasi garam mineral yang
tinggi yang dibawa dari arah laut terbuka menuju pantai, sedangkan pada waktu
19
surut akan dipengaruhi oleh daratan atau (sungai) sehingga akan menyebabkan
salinitas turun. Pengukuran salinitas ini dilakukan di permukaan air laut yang
bertempat di perairan Laut Desa Marok Tua yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali
sehari yaitu pada saat pagi, siang dan sore. Hasil pengukuran secara lebih lengkap
dapat dilihat pada tabel.
Tabel 7. Hasil pengukuran salinitas perairan laut Desa Marok Tua.
Salinitas (0/00)
Tanggal
Stasiun
Pengukuran
I
II
20 Juni 2015
III
Rata-rata
Sumber : Data Primer
Pagi
Siang
Sore
29
30
30
29,6
30
31
32
31
31
32
30
31
Kondisi
Cuaca Cerah
Cuaca Cerah
Cuaca Cerah
32
32
31
31.5
31
31
30
30.5
30
30
30
30
29.5
29
29
28.5
28
27.5
II
PAGI
SIANG
III
SORE
20
karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama pada saat pasang (siang dan
sore hari ) yang terlihat pada tabel lebih tinggi di bandingkan dengan pada saat
surut (pagi hari).
3. Kecerahan
Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan suatu perairan, semakin tinggi
suatu kecerahan maka perairan semakin dalam cahaya menembus ke dalam air.
Kecerahan di suatu perairan sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan tersuspensi dan
penetrasi cahaya matahari yang masuk ke perairan. Pengukuran kecerahan ini
dilakukan di perairan Laut Desa Marok Tua yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali
sehari yaitu pada saat pagi, siang dan sore. Hasil pengukuran secara lebih lengkap
dapat dilihat pada tabel.
Kecerahan (cm)
Pengukuran
Kondisi
Pagi
Siang
Sore
Stasiun I
145
148
146
Cuaca Cerah
Stasiun II
147
150
148
Cuaca Cerah
Stasiun III
146
147
147
Cuaca Cerah
Rata rata
Sumber : Data Primer
146
148
147
Pengukuran
20 Juni 2015
21
148
148
147
147
146
146
145
Stasiun I
Stasiun II
Pagi
Siang
Stasiun III
Sore
4. Suhu
Suhu di perairan dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang masuk
ke dalam air yang menyebabkan semakin dalam suatu perairan suhunya pun
semakin rendah. Pengukuran suhu ini dilakukan di permukaan air laut di perairan
Laut Desa Marok Tua yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali sehari yaitu pada saat
pagi, siang dan sore. Hasil pengukuran secara lebih lengkap dapat dilihat pada
tabel.
22
Tanggal
Pengukura
Stasiun
Kondisi
Pagi
Siang
Sore
29,2
29,7
30,9
Cuaca Cerah
II
29,8
30,1
30,8
Cuaca Cerah
III
29,9
32,2
31,0
Cuaca Cerah
29,6
30,6
30,9
n
20 Juni
2015
Rata rata
Sumber : Data Primer
32.2
29.9
30.8
II
30.1
29.8
30.9
29.7
29.2
27.5
28
28.5
29
29.5
Pagi
30
Siang
30.5
Sore
31
31.5
32
32.5
23
Dari hasil pengamatan suhu yang diamati di perairan Laut Desa Marok
Tua yaitu Suhu di perairan laut meningkat pada siang dan sore hari karena
penetrasi cahaya matahari yang juga meningkat.
pH
Stasiun
Ulangan
I
20 Juni 2015
Kondisi
Pagi
Siang
Sore
6,67
7,10
7,76
Cuaca Cerah
II
6,68
6,80
6,30
Cuaca Cerah
III
7,07
7,12
7,82
Cuaca Cerah
6,80
7,00
7,29
Pengukuran
Rata-rata
Sumber : Data Primer
24
7.6
6.3
7.1
6.67
7.12
6.8
7.07
6.68
Sore
6
4
Siang
2
0
Pagi
I
II
III
Pagi
Siang
Sore
25
2. DO
DO adalah oksigen terlarut dalam air. DO merupakan suatu salah satu
parameter kualitas air. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel.
Tabel 11. Hasil pengukuran DO perairan laut Desa Marok Tua
Tanggal
Stasiun
Pagi
DO
Siang
Sore
19,2
17,4
22,2
Cuaca Cerah
II
23,3
20,5
24,1
Cuaca Cerah
III
17,9
23,5
24,0
Cuaca Cerah
20,13
20,46
23,43
Pengukuran
20 Juni 2015
Rata-rata
Kondisi
24.1
25
20 19.2
17.4
24
23.320.5
23.5
15
17.9
10
5
Sore
Siang
Pagi
II
III
Pagi
Siang
Sore
26
untuk proses respirasi dimana oksigen digunakan untuk proses metabolisme bahan
organik sehingga terbentuk energi yang diikuti dengan terbentuknya CO 2 dan H2O
( Wibisono, 2005 ). Rata-rata hasil pengukuran oksigen terlarut ( DO ) pada
perairan laut Desa Marok Tua saat pagi yaitu sebesar 20,13 mg/l, pada siang hari
yaitu sebesar 20,46 mg/l sedangkan pada sore hari yaitu sebesar 23,43 mg/l.
C.
1.
plankton yang telah terlihat di mikroskop dapat di identifikasi dengan buku yang
terdapat di laboratorium Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UMRAH. Hasil
identifikasi jenis plankton dapat dilihat pada tabel.
Tabel 12. Hasil Identifikasi Plankton di perairan laut Desa Marok Tua
Stasiun
Fitoplankton
Zooplankton
Trichodesmium
Calanus firmancius
thiebauti
Bacillariaciae
Microcalanus copepoda
Sida sp
Parafavella ventricosa
II
Favella campanula
Copepod nauplius
Spirogyra
Naiades cantraiini
pseudocylindrica
Trichodesmium
III
thiebauti
Spirogyra
Microcalanus copepoda
Naiades cantraiini
27
pseudocylindrica
Calanus firmancius
Radiolaria
Sumber : Data Primer
Parameter ini meliputi plankton pada perairan laut Desa Marok Tua.
Plankton yang didapat yaitu fitoplankton dan zooplankton. Pengambilan plankton
ini dilakukan pada siang hari, di perairan laut Desa Marok Tua dijumpai 11
(sebelas) jenis plankton yang di dapat.
fitoplankton
yang
terdiri
Parafavella ventricosa,
dari
Trichodesmium
thiebauti,
Bacillariaciae,
Radiolaria, dan 5 (lima) jenis jenis zooplankton yang terdiri dari Calanus
firmancius, Microcalanus copepoda, Sida sp, Copepod nauplius, dan Naiades
cantraiini.
VI.
A.
Kesimpulan
28
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah jumlah stasiun
pengamatan dan waktu pengamatan yang lebih lama sehingga mendapatkan data
yang lebih lengkap.