Anda di halaman 1dari 28

1

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kabupaten Lingga secara geografis mempunyai posisi 0 20 LU 0 40 LS
dan diantara 104 BB dan 105 BT yang memiliki luas sekitar 211,772 km 2 dan
90% dari luas tersebut adalah lautan atau sekitar 654,28 km 2, sedangkan luas
Daratannya hanya sebesar 1% atau 2.117,28 km2. Kabupaten Lingga terdiri dari 5
kecamatan, yaitu: Kecamatan Singkep dengan Ibukota Dabo, Kecamatan Singkep
Barat dengan Ibukota Kuala Raya, Kecamatan Lingga dengan Ibukota Daik,
Kecamatan Lingga Utara dengan Ibukota Duara, dan Kecamatan Senayang
dengan Ibukota Senayang. Jumlah Pulau yang termasuk ke dalam Wilayah
Kecamatan Lingga sebanyak 377 pulau besar dan kecil dan sekitar 285 pulau
diantaranya belum berpenghuni (UU RI no 31 tahun 2003).
Desa Marok Tua adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan
Singkep Barat, yang memiliki potensi sumber daya kelautan yang cukup baik, itu
bisa dilihat dari banyaknya bagan ikan teri (kelong) dan juga mayoritas
masyarakat di desa ini bekerja sebagai nelayan.
Aktifitas masyarakat seperti di sekitar Desa Marok Tua dapat mengganggu
kondisi lingkungan perairan di desa tersebut baik kondisi fisika, kimia maupun
biologi perairan. Pada saat ini belum dilakukan penelitian secara spesifik tentang
kondisi umum di perairan desa ini, dengan demikian maka perlu kegiatan
eksplorasi lebih lanjut di desa ini untuk mengetahui kondisi umum perairan nya.

B. Tujuan Praktik Lapang


Tujuan dari praktik lapang ini adalah untuk mengetahui kondisi umum
Perairan Laut Desa Marok Tua Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga.
C. Manfaat Praktik Lapang
Data-data dan informasi yang tertulis dari hasil praktik lapangan ini dapat
dijadikan bahan pertimbangan dalam pengelolaan wilayah pesisir serta
sumberdaya perairan secara terpadu dan berkelanjutan.

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Perairan Laut
Wilayah perairan yang dikenal dengan pantai, merupakan daerah terjadinya
interaksi antara tiga unsur utama, yaitu daratan, lautan dan atmosfir. Proses
terjadinya interaksi tersebut berlangsung sejak bumi ini terbentuk dan bentuk
wilayah pantai seperti yang telihat sekarang ini merupakan hasil keseimbangan
dinamis proses penghancuran tiga unsur utama tersebut (Pariwono, 1992).
Lingkungan laut sangat luas cakupannya dan sangat majemuk sifatnya.
Karena luasnya dan majemuknya lingkungan tersebut tidak ada satu kelompok
biota laut pun yang mampu hidup di semua bagian lingkungan laut tersebut dan di
segala kondisi lingkungan yang berbeda-beda ke dalam lingkungan-lingkungan
yang berbeda pula. Para ahli oseanologi membagi-bagi lingkungan laut menjadi
zona-zona menurut kriteria-kriteria yang berbeda (Romimohtarto,2001).
Ekosistem laut dapat ditandai dari dimensi horizontal dan vertikal. Secara
horizontal laut terbagi manjadi dua yaitu Laut Pesisir (zona neritik) yang meliputi
daerah Paparan Benua dan Laut Lepas (zona oceanic). Sedangkan pembagian
wilayah laut secara vertikal dilakukan berdasarkan intensitas cahaya matahari
yang memasuki kolom perairan yaitu Zona Fotik dan Zona Afotik (Dahuri, 1996).
B. Sumberdaya Perikanan Laut
Pembangunan perikanan yang dilaksanakan tiap tahapan pada hakekatnya
bertujuan untuk: (1) meningkatkan pendapatan nelayan dan petani ikan, (2)
meningkatkan produksi dan produktivitas dalam mengembangkan agribisnis, (3)
meningkatkan konsumsi ikan dalam menuju swasembada pangan dan protein
dengan jalan memasyarakatkan konsumsi ikan, (4) meningkatkan ekspor dengan

mengurangi impor hasil perikanan melalui pengendalian (pengawasan), (5)


memperluas kesempatan kerja (Direktorat Jenderal Perikanan, 1991).
Perhatian yang optimal terhadap sector perikanan yang mencakup bidang
penangkapan, pengolahan, pembudidayaan, dan pemasaran hasil-hasil Perikanan
yang pada gilirannya akan mampu memecahkan masalah usaha Perikanan secara
umum dan meningkatkan taraf hidup Nelayan pada khususnya yang diharapkan
mampu memenuhi kebutuhan akan ikan pula (Evy, 1997).
C. Parameter Fisika Perairan
1. Arus
Arus merupakan pergerakan air laut yang disebabkan oleh tiupan angin.
Menurut Hutabarat dan Evans (1985), arus merupakan pergerakan angin air yang
sangat luas yang terjadi diseluruh lautan di dunia. Arus memiliki arti peran yang
sangat penting dalam menentukan arah pelayaran kapal.
Arus di laut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti angin, suhu
permukaan laut yang berubah-ubah, tahanan dasar laut, gaya coriolis dan
perbedaan densitas. Untuk mengetahui arah dan kecepatan arus, alat yang
digunakan yaitu Current Meter. Arah arus ditunjukkan dalam besaran derajat,
berarti mengarah ke utara dan besarnya kecepatan arus ditunjukkan dengan
besaran meter/detik (Wibisono, 2005).
2. Salinitas
Salinitas didefinisikan sebagai jumlah seluruh zat yang larut dalam 1 kg
air laut dengan anggapan bahwa seluruh karbonat telah diubah menjadi oksida,
semua bromide dan iodide di ganti dengan klorida dengan semua zat organik
mengalami oksida sempurna (Koesoebiono, 1980).

Untuk mengukur salinitas dapat diukur dengan menggunakan alat yang


disebut dengan Refraktometer atau Salinometer. Satuan untuk pengukuran
salinitas adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (). Nilai salinitas
untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 05 ppt, perairan payau biasanya
berkisar antara 629 ppt dan perairan laut berkisar antara 3035 ppt (Nontji,
2007).
3. Kecerahan
Tingkat kecerahan adalah suatu angka yang menunjukkan jarak penetrasi
cahaya matahari ke dalam kolom air yang masih bisa dilihat oleh mata kita yang
berada di atas permukaan air. Alat yang digunakan untuk mengukur tingkat
kecerahan dikenal dengan nama Secchi Disc. Alat ini berbentuk bundar datar
dengan garis tengah 20 cm yang dihubungkan dengan seutas tali. Pada tali
tersebut dibuat simpul setiap jarak setengah meter atau setiap jarak 1 meter.
Sedangkan pada permukaan plat dicat hitam putih untuk mempermudah observasi.
Selanjutnya

untuk

mengukur

tingkat

kecerahan

perairan,

Secchi

Disc

ditenggelamkan ke dalam kolom air sambil menghitung simpul-simpul pada tali


yang terentang sehingga mendapat angka dalam satuan meter (Wibisono, 2005).
Sebaliknya, kekeruhan disebabkan oleh fitoplankton, ukuran kekeruhan ini
merupakan indikasi produktifitas (Odum, 1993).
Effendi (2003) mengatakan bahwa kecerahan merupakan ukuran
transparansi perairan, nilai kecerahan di suatu perairan sangat dipengaruhi cuaca,
waktu pengukuran, kekeruhan, dan padatan tersuspensi, serta ketelitian orang
yang melakukan penelitian

4. Suhu
Suhu di laut merupakan faktor terpenting bagi organisme untuk
melangsungkan kehidupan. Tinggi rendahnya suhu berpengaruh terhadap kegiatan
metabolisme dan perkembang biakan organisme laut (Hutabarat dan Evans, 1985).
Dahuri (2004) menyatakan, suhu permukaan laut (SPL) Indonesia secara
umum berkisar antara 2629C. Karena perairan Indonesia dipengaruhi oleh
angin musim, maka sebaran SPL-nya pun mengikuti perubahan musim. Pada
musim barat (Desember-Januari-Februari) SPL di kawasan barat Indonesia pada
umumnya relatif lebih rendah dari pada musim timur (Juni-Juli-Agustus). Dan
kisaran suhu dianggap layak bagi kehidupan organisme akuatik adalah 27 - 32oC,
(Nontji, 2007).

D. Parameter Kimia Perairan


1. Derajat Keasaman (pH)
Derajat Keasaman (pH) sangat penting sebagai parameter kualitas air
karena ia mengontrol tipe dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan dalam air.
Selain itu, Ikan dan makhluk-makhluk lainnya hidup pada selang pH tertentu,
sehingga dengan diketahuinya nilai pH, kita dapat mengetahui apakah air tersebut
sesuai apa tidak unuk menunjang kehidupan mereka (Erlangga, 2007).
Menurut Zulkifly et.al.(2003) nilai derajat keasaman (pH) berkisar antara
7,0-8,2. Nilai tersebut menunjukkan bahwa pH perairan cenderung bersifat basa
dan termasuk kisaran normal bagi pH air laut di Indonesia yang pada umumnya
bervariasi antara 6,0-8,5.

Derajat keasaman merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang


menunjukkan suasana asam suatu perairan. Air dikatakan basa apabila pH > 7 dan
dikatakan asam bila pH< 7. Secara alamiah pH perairan dipengaruhi oleh
konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Derajat keasaman
(pH) yaitu logaritma negatif dari kepekatan ion-ion hydrogen yang terlepas dalam
suatu cairan. Derajat keasaman merupakan salah satu Indikator baik buruknya
Lingkungan Air (Ghufran et al, 2007).
2. Oksigen Terlarut (DO)
Oksigen merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan. Kadar
oksigen yang terlarut di perairan alami bervariasi tergantung pada suhu, salinitas,
turbulensi air dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian serta
semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil
(Efendi,2003).
Wibisono (2005) menyatakan bahwa oksigen terlaut di laut berasal dari
dua sumber yakni dari atmosfer dan dari hasil proses fotosintesis fitoplankton dan
berjenis tanaman laut.
E. Parameter Biologi (Plankton)
Nontji (2005) menyatakan, plankton adalah organisme renik yang umumnya
melayang-layang dalam air atau kemampuan renangnya lemah sehingga
pergerakannya sangat tergantung dari pergerakan air. Plankton dapat berupa
tumbuhan (fitoplankton) maupun hewan (zooplankton). Plankton yang hidup di
Air Tawar terdiri dari lima kelompok besar yaitu Cyanophyta (alga biru),
Chlorophyta
euglenophyta.

(alga

hijau),

Chrysophyta

(alga

kuning),

Pyrophyta

dan

Nybakken (1988) menyatakan bahwa kemampuan berenang organismeorganisme planktonik demikian lemah sehingga sama sekali dikuasai oleh
gerakan-gerakan air. Ditambahkan juga bahwa plankton dapat dibagi menjadi dua
golongan yakni fitoplankton yang terdiri dari tumbuhan laut yang bebas melayang
dan hanyut dalam air serta mampu berfotosintesa, dan zooplankton adalah hewan
laut yang planktonik.

III.
METODE PRAKTIK
A. Waktu dan Lokasi Praktik Lapang
Praktik lapang ini dilaksanakan pada Bulan Mei 2015 sampai Juni 2015,
dimulai dari penyusunan proposal, turun lapangan (survey dan pengambilan
sampel data), pengelolaan data hingga penyusunan laporan akhir. Praktik lapang
ini berlokasi di Desa Marok Tua Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga.
Adapun lokasi praktik, bisa dilihat pada Gambar 1 :

Sumber : Google Earth


Gambar 1. Lokasi Praktik Lapang Kondisi Umum Perairan Desa Marok Tua Kecamatan
Singkep Barat Kabupaten Lingga.

10

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan sebagai berikut:
Tabel 1. Alat dan bahan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Nama alat dan bahan


Botol dan tali
Salt meter
Multi test
Multi test
Multi test
Plankton net

Kegunaaan atau fungsi


Untuk pengukuran arus
Untuk pengukuran salinitas
Untuk pengukuran suhu
Untuk mengukur pH
Untuk mengukur Do
Untuk pengambilan sampel
plankton

7.

secchi disc

Untuk mengukur Kecerahan

8.
9.
10.
11.

GPS
Alat tulis
Aquades dan tissue
Kamera

Untuk penentuan posisi


Untuk mencatat hasil
Untuk kalibrasi alat
Untuk dokumentasi

C. Metode pengumpulan data


Metode yang dipakai dalam praktik lapang ini adalah metode survey
secara langsung ke lapangan untuk memperoleh data primer yang dilakukan
secara acak di setiap stasiun pengamatan yang meliputi parameter fisika, kimia
dan biologi, untuk data sekunder berupa data yang diperoleh dari hasil penelitian
sebelumnya, instansi terkait kondisi wilayah penelitian seperti data monografi
desa, jumlah penduduk, pekerjaan dan pendidikan masyarakat sekitar.
D. Penentuan lokasi sampling
Perairan Desa Marok Tua dibagi menjadi 3 stasiun untuk dijadikan lokasi
pengambilan sampel dari setiap parameter (fisika, kimia, biologi). Stasiun 1 dan
2 pada daerah yang ada kegiatan atau aktifitas dari warga sekitar, dan untuk

11

stasiun 3 pada daerah yang tidak ada aktifitas atau jarang dijadikan tempat
kegiatan dari masyarakat sekitar.
E. Pengukuran Kualitas Perairan
1. Parameter Fisika
a. Arus
Prosedur kerjanya yaitu pelampung diikat dengan tali sepanjang 2 meter
ke permukaan perairan dan dibiarkan tali pelampung menegang sampai jarak
tertentu dengan menggunakan stopwatch. Kemudian diukur dan hasil pengukuran
tersebut dinyatakan dalam meter/detik (m/t), dengan rumus V= S/t
Dimana:

V: kecepatan arus
S : adalah jarak
T : adalah waktu

b. Salinitas
Kadar garam yang terdapat di air sampel dapat diukur dengan
menggunakan Salt Meter. Prosedur pengunaanya adalah dengan masukan probe
ke lubang soket Salt Meter, kemudian hidupkan alat dengan menekan tombol ON.
Sebelum alat digunakan terlebih dahulu dilakukan proses kalibrasi yaitu dengan
mencelupkan kepala probe ke aquades kemudian kepala probe diangkat dan
dikeringkan dengan tissu. Setelah itu lakukan pengukuran dengan mencelupkan
kepala probe ke air sampel yang akan diukur, setelah itu biarkan beberapa menit
dan lihat pada layar yang ada pada Salt Meter berapa nilai salinitas dari air sampel
yang diambil. Penentuan nilai salinitas ialah pada saat angka yang tertera pada

12

monitor Salt Meter tetap atau tidak berubah - ubah dan kemudian tekan tombol
HOLD.
c. Kecerahan
Pengukuran kecerahan perairan diukur dengan menggunakan secchi disc
yang diturunkan ke dalam perairan secara perlahan sampai samar-samar. Setelah
itu, diukur jarak panjang tali secchi disc dari permukaan perairan hingga
kedalaman secchi disc. Kemudian secchi disc diturunkan sampai tidak kelihatan
dan ditarik ke atas sampai secchi disc kelihatan samar-samar, lalu diukur kembali
jarak panjang tali dari permukaan hingga kedalaman secchi disc. Untuk
menghitung kecerahan dapat digunakan rumus :
( X1 + X2 )
2

Dimana : Jarak samar-samar dari permukaan perairan ditambah dengan jarak


samar-samar dari dasar perairan dibagi dua.
d. Suhu
Pengukuran suhu air mengunakan alat yang disebut Multi test. Multi test
adalah alat ukur modern yang memiliki kemampuan untuk mengukur lebih dari
satu parameter perairan yaitu salah satunya adalah suhu. Pertama sekali yang
dilakukan adalah menekan tombol POWER, kemudian ikuti prosedur pengukuran
nilai pH atau DO. Setelah itu dapat dilihat pada layar yang ada pada alat multi test
tersebut berapa nilai pH, DO dan nilai suhu dari air sampel yang diukur. Biasanya
nilai suhu terletak di kiri bawah pada layar alat Multy Test.
2. Parameter Kimia

13

a. Nilai pH
Pengukuran derajat keasaman (pH) yaitu dengan menggunakan multi test
yang terlebih dahulu dikalibrasi dengan aquades dan dikeringkan dengan tissue
lembut, kemudian celupkan batang pengukur yang terdapat pada alat multi test ke
dalam sampel air laut yang telah diambil, setelah itu dilihat pada layar yang ada
pada multi test berapa derajat keasaman (pH) dari air sampel yang diambil.
b. Oksigen Terlarut (DO)
Pengukuran oksigen terlarut (DO) adalah dengan mengunakan alat yang
disebut Multi test. Multi test adalah alat ukur modern yang memiliki kemampuan
untuk mengkur lebih dari satu parameter perairan yaitu salah satunya adalah DO.
Pertama sekali yang dilakukan adalah menekan tombol Power, kemudian pilih
opsi pengukuran nilai DO dengan menekan tombol MODE, selanjutnya dilakukan
proses kalibrasi dengan menekan tombol HOLD dan REC secara bersamaan
kemudian tekan tombol ENTER, tunggu selama 30 detik. Lalu siapkan sampel air
yang akan diukur dan celupkan batang pengukur DO bersama dengan batang
pengukur suhu dari alat Multi Test tersebut. Setelah itu lihat pada layar yang ada
pada alat multi test tersebut berapa nilai DO dari air sampel yang diambil.

3. Parameter Biologi (Plankton)


Dalam pengambilan sampel plankton, alat yang digunakan adalah
plankton net. Langkah awal dalam pengambilan sampel plankton adalah
melakukan sampling secara horizontal yaitu dengan meletakkan plankton net pada

14

satu titik lalu ditarik sejauh beberapa meter. Setelah itu lepaskan botol sampel dari
plankton net dan lakukan pengawetan sampel dengan menggunakan formalin lalu
botol sampel ditutup untuk selanjutnya diamati dan diidentifikasi di laboratorium.
F. Pengolahan Analisis Data
Data primer dan data sekunder yang telah didapat diolah dan disajikan
secara tabulasi dalam bentuk gambar, tabel, grafik serta diamati isi secara deskritif
terhadap permasalahan yang ada yang berkaitan dengan kondisi umum perairan
tersebut, agar dapat di peroleh kesimpulan dan pemecahan permasalahannya.

IV.
A.

KONDISI UMUM DAERAH

Letak Geografis
Desa Marok Tua Kecamatan Singkep Barat Kabupaten Lingga yang
memiliki luas wilayah 191.431 KM2 dan memiliki batas wilayah sebagai berikut :

15

Sebelah Utara

: Desa Bakong

Sebelah Selatan

: Desa Marok Kecil

Sebelah Barat

: Desa Posek

Sebelah Timur

: Desa Kuala Raya

Desa Marok Tua mempunyai 2 musim yaitu musim kemarau dan musim
hujan. Masyarakat Desa Marok Tua memiliki banyak aktifitas baik pada pagi,
siang, dan sore maupun malam hari di bidang perikanan. Pada pagi dan siang hari
nelayan setempat biasanya memasang bubu dan jaring di perairan tersebut juga
sebagai alur transportasi untuk bepergian ke desa lain, sedangkan pada sore dan
malam hari biasanya nelayan setempat mengambil hasil tangkapan.
B. Demografi Kependudukan
1. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk Desa Marok Tua berdasarkan data terakhir tahun 2014
tercatat sebanyak 2.309 jiwa, dengan komposisi laki-laki 1.238 jiwa perempuan
1.071 jiwa, seperti yang terdapat pada tabel 5.

Tabel 2. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin


No
Jenis kelamin
Jumlah (jiwa)
1
Laki-laki
1.238
2
Perempuan
1.071
Jumlah
2.309
Sumber : Data monografi Desa Marok Tua Tahun 2014
Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Marok Tua Bedasarkan Usia
No

Kelompok umur

jumlah

16

0-4

139

5-9

230

10 - 14

255

15 - 19

216

20 - 24

194

25 - 29

214

30 - 34

261

35 - 39

191

40 - 44

162

10

45 - 49

128

11

50 - 54

95

12

55 - 59

85

13

60 - 64

54

14

65 - 69

45

15

70 - 74

22

16

75 <

16

Sumber : Data monografi Desa Marok Tua Tahun 2014


Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Marok Tua Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No
Pendidikan akhir
1
Tidak/ belum sekolah
2
Belum tamat SD/Sederajat
3
Tamat SD/Sederajat
4
SMP/SLTP
5
SMA/SLTA
6
DIPLOMA I - III
7
SARJANA (S1 S2)
8
Buta Huruf
Sumber : Data monografi Desa Marok Tua Tahun 2014

Jumlah
252
439
1.025
150
80
2
7
85

17

Tabel 5. Jumlah Penduduk Desa Marok Tua Bedasarkan Mata Pencaharian


No
Pekerjaan
Jumlah
1
Pengusaha
2
2
Perdagangan
30
3
Petani
26
4
Nelayan
452
5
PNS
7
6
TNI
7
Karyawan
30
8
Wiraswasta
20
9
Pertukangan
6
10
Lain - lain
271
Sumber : Data monografi Desa Marok Tua Tahun 2014

V. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Keadaan Parameter Fisika Perairan
1. Kecepatan Arus
Kecepatan arus menggambarkan kecepatan aliran arus di permukaan
perairan per satuan meter/detik.

Kecepatan arus secara langsung akan

mempengaruhi padatan-padatan terlarut dan tersuspensi di perairan. Tingginya


kecepatan arus biasanya akan mengakibatkan kekeruhan di perairan semakin
meningkat pula. Kecepatan arus yang diukur adalah kecepatan arus permukaan.
Pengukuran kecepatan arus ini dilakukan di permukaan air laut yang bertempat di
perairan laut Desa Marok Tua yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali sehari yaitu
pada saat pagi, siang dan sore. Hasil pengukuran secara lebih lengkap dapat
dilihat pada tabel.
Tabel 6. Hasil pengukuran kecepatan arus perairan laut Desa Marok Tua.
Tanggal

Stasiun

Kecepatan Arus (m/detik)

Kondisi

18

Pengukuran

Pagi

Siang

Sore

0,08

0,09

0,10

Cuaca Cerah

II

0,09

0,10

0,09

Cuaca Cerah

III

0,06

0,07

0,12

Cuaca Cerah

Rata rata
Sumber : Data Primer

0,07

0,08

0,10

20 Juni 2015

Pengukuran kecepatan arus perairan laut Desa Marok Tua


0.13

0.12

0.11
0.09

0.1

0.1

0.09

0.09

0.09

0.08
0.07

0.07

0.06

0.05
0.03
0.01

II
PAGI

SIANG

III
SORE

Dari hasil pengukuran diperoleh kecepatan arus rata-rata pada saat pagi
hari (surut) adalah 0,07 pada siang hari ( menjelang pasang ) adalah 0,08 dan pada
sore hari (pasang) adalah 0,10. Kecepatan arus pada sore hari terlihat lebih cepat
dibanding pada pagi dan siang hari, hal ini disebabkan oleh arus yang menuju arah
pantai pada saat pasang. Untuk perairan laut tertutup Desa Marok Tua ini arusnya
terbilang relatif tenang.
2. Salinitas
Effendi (2003) mengatakan salinitas dapat berubah menurut pasang surut
air laut. Pada waktu pasang air laut mengandung konsentrasi garam mineral yang
tinggi yang dibawa dari arah laut terbuka menuju pantai, sedangkan pada waktu

19

surut akan dipengaruhi oleh daratan atau (sungai) sehingga akan menyebabkan
salinitas turun. Pengukuran salinitas ini dilakukan di permukaan air laut yang
bertempat di perairan Laut Desa Marok Tua yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali
sehari yaitu pada saat pagi, siang dan sore. Hasil pengukuran secara lebih lengkap
dapat dilihat pada tabel.
Tabel 7. Hasil pengukuran salinitas perairan laut Desa Marok Tua.
Salinitas (0/00)

Tanggal
Stasiun
Pengukuran
I
II
20 Juni 2015
III
Rata-rata
Sumber : Data Primer

Pagi

Siang

Sore

29
30
30
29,6

30
31
32
31

31
32
30
31

Kondisi
Cuaca Cerah
Cuaca Cerah
Cuaca Cerah

Pengukuran salinitas perairan laut Desa Marok Tua


32

32

32
31

31.5

31

31
30

30.5

30

30

30

30
29.5

29

29
28.5
28
27.5

II
PAGI

SIANG

III
SORE

Berdasarkan hasil pengamatan salinitas di ketiga stasiun berkisar antara


29,6 31 0/00. Pada umumnya salinitas perairan selalu mengalami perubahan

20

karena dipengaruhi oleh berbagai faktor, terutama pada saat pasang (siang dan
sore hari ) yang terlihat pada tabel lebih tinggi di bandingkan dengan pada saat
surut (pagi hari).
3. Kecerahan
Kecerahan air merupakan ukuran kejernihan suatu perairan, semakin tinggi
suatu kecerahan maka perairan semakin dalam cahaya menembus ke dalam air.
Kecerahan di suatu perairan sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan tersuspensi dan
penetrasi cahaya matahari yang masuk ke perairan. Pengukuran kecerahan ini
dilakukan di perairan Laut Desa Marok Tua yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali
sehari yaitu pada saat pagi, siang dan sore. Hasil pengukuran secara lebih lengkap
dapat dilihat pada tabel.

Tabel: 8. Hasil pengukuran kecerahan perairan laut Desa Marok Tua


Tanggal

Kecerahan (cm)
Pengukuran

Kondisi

Pagi

Siang

Sore

Stasiun I

145

148

146

Cuaca Cerah

Stasiun II

147

150

148

Cuaca Cerah

Stasiun III

146

147

147

Cuaca Cerah

Rata rata
Sumber : Data Primer

146

148

147

Pengukuran
20 Juni 2015

21

Pengukuran kecerahan perairan laut Desa Marok Tua


150

148

148
147

147

146

146

145

Stasiun I

Stasiun II
Pagi

Siang

Stasiun III
Sore

Berdasarkan hasil pengukuran kecerahan perairan pada ketiga stasiun


dapat disimpulkan bahwa ketiga stasiun tersebut tidak memiliki perbedaan nilai
kecerahan yang secara signifikan.

4. Suhu
Suhu di perairan dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari yang masuk
ke dalam air yang menyebabkan semakin dalam suatu perairan suhunya pun
semakin rendah. Pengukuran suhu ini dilakukan di permukaan air laut di perairan
Laut Desa Marok Tua yang dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali sehari yaitu pada saat
pagi, siang dan sore. Hasil pengukuran secara lebih lengkap dapat dilihat pada
tabel.

22

Tabel: 9. Hasil pengukuran suhu perairan laut di Desa Marok Tua


Suhu (oC)

Tanggal
Pengukura

Stasiun

Kondisi

Pagi

Siang

Sore

29,2

29,7

30,9

Cuaca Cerah

II

29,8

30,1

30,8

Cuaca Cerah

III

29,9

32,2

31,0

Cuaca Cerah

29,6

30,6

30,9

n
20 Juni
2015

Rata rata
Sumber : Data Primer

Pengukuran suhu perairan laut di Desa Marok Tua


31
III

32.2
29.9
30.8

II

30.1
29.8
30.9

29.7
29.2

27.5

28

28.5

29

29.5
Pagi

30
Siang

30.5
Sore

31

31.5

32

32.5

23

Dari hasil pengamatan suhu yang diamati di perairan Laut Desa Marok
Tua yaitu Suhu di perairan laut meningkat pada siang dan sore hari karena
penetrasi cahaya matahari yang juga meningkat.

B. Keadaan Parameter Kimia Perairan


1. Derajat Keasaman (pH)
Derajat keasaman (pH) merupakan gambaran konsentrasi ion hydrogen
dan salah satu parameter perairan yang sangat penting. Hasil pengukuran dapat
dilihat pada tabel.

Tabel 10. Hasil pengukuran pH perairan laut Desa Marok Tua


Tanggal

pH
Stasiun

Ulangan

I
20 Juni 2015

Kondisi

Pagi

Siang

Sore

6,67

7,10

7,76

Cuaca Cerah

II

6,68

6,80

6,30

Cuaca Cerah

III

7,07

7,12

7,82

Cuaca Cerah

6,80

7,00

7,29

Pengukuran

Rata-rata
Sumber : Data Primer

24

pengukuran pH perairan laut Desa Marok Tua


7.82

7.6
6.3
7.1

6.67

7.12

6.8
7.07

6.68

Sore

6
4

Siang

2
0

Pagi
I

II

III
Pagi

Siang

Sore

pH air merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi


produktifitas perairan. Suatu perairan dengan pH 5,5-6,5 termasuk perairan yang
tidak produktif, perairan dengan pH 6,5-7,5 termasuk perairan yang produktif,
perairan dengan pH 7,5-8,5 adalah perairan yang memiliki produktifitas yang
sangat tinggi, dan perairan dengan pH yang lebih besar dari 8,5 dikatagorikan
sebagai perairan yang tidak produktif lagi (Mubarok, 1981). Berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 Tahun 2004 untuk biota
nilai pH berkisar antara 7 - 8.5
Hasil pengamatan pH pada pagi hari bernilai 6,80, pada siang hari 7,00,
dan sore 7,29. Dari pengamatan tersebut dapat dilihat bahwa pengukaran pagi
hingga sore meningkat nilai pHnya.

25

2. DO
DO adalah oksigen terlarut dalam air. DO merupakan suatu salah satu
parameter kualitas air. Hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel.
Tabel 11. Hasil pengukuran DO perairan laut Desa Marok Tua
Tanggal

Stasiun
Pagi

DO
Siang

Sore

19,2

17,4

22,2

Cuaca Cerah

II

23,3

20,5

24,1

Cuaca Cerah

III

17,9

23,5

24,0

Cuaca Cerah

20,13

20,46

23,43

Pengukuran
20 Juni 2015
Rata-rata

Kondisi

Sumber : Data Primer

Pengukuran DO perairan laut Desa Marok Tua


22.2

24.1

25
20 19.2

17.4

24

23.320.5

23.5

15
17.9

10
5

Sore

Siang

Pagi

II
III
Pagi

Siang

Sore

Hasil pengukuran oksigen terlarut di perairan laut Desa Marok Tua


berkisar antara 20,13 mg/l 23,43 mg/l. Keberadaan oksigen terlarut dalam
perairan dimanfaatkan oleh organisme untuk kehidupan, antara lain digunakan

26

untuk proses respirasi dimana oksigen digunakan untuk proses metabolisme bahan
organik sehingga terbentuk energi yang diikuti dengan terbentuknya CO 2 dan H2O
( Wibisono, 2005 ). Rata-rata hasil pengukuran oksigen terlarut ( DO ) pada
perairan laut Desa Marok Tua saat pagi yaitu sebesar 20,13 mg/l, pada siang hari
yaitu sebesar 20,46 mg/l sedangkan pada sore hari yaitu sebesar 23,43 mg/l.
C.
1.

Keadaan Parameter Biologi Perairan


Jenis Plankton
Berdasarkan hasil pengamatan plankton dengan menggunakan mikroskop,

plankton yang telah terlihat di mikroskop dapat di identifikasi dengan buku yang
terdapat di laboratorium Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UMRAH. Hasil
identifikasi jenis plankton dapat dilihat pada tabel.
Tabel 12. Hasil Identifikasi Plankton di perairan laut Desa Marok Tua
Stasiun

Fitoplankton

Zooplankton

Trichodesmium

Calanus firmancius

thiebauti
Bacillariaciae

Microcalanus copepoda
Sida sp

Parafavella ventricosa

II

Favella campanula

Copepod nauplius

Spirogyra

Naiades cantraiini

pseudocylindrica
Trichodesmium
III

thiebauti
Spirogyra

Microcalanus copepoda
Naiades cantraiini

27

pseudocylindrica

Calanus firmancius

Radiolaria
Sumber : Data Primer
Parameter ini meliputi plankton pada perairan laut Desa Marok Tua.
Plankton yang didapat yaitu fitoplankton dan zooplankton. Pengambilan plankton
ini dilakukan pada siang hari, di perairan laut Desa Marok Tua dijumpai 11
(sebelas) jenis plankton yang di dapat.
fitoplankton

yang

terdiri

Parafavella ventricosa,

dari

Yaitu terdiri dari 6 (enam) jenis

Trichodesmium

thiebauti,

Bacillariaciae,

Favella campanula, Spirogyra pseudocylindrica,

Radiolaria, dan 5 (lima) jenis jenis zooplankton yang terdiri dari Calanus
firmancius, Microcalanus copepoda, Sida sp, Copepod nauplius, dan Naiades
cantraiini.

VI.
A.

Kesimpulan

KESIMPULAN DAN SARAN

28

Dari hasil pengukuran dan pengamatan parameter parameter lingkungan


perairan (fisika, kimia dan biologi), perairan Desa Marok Tua masih tergolong
dalam kondisi perairan yang baik dan mampu mendukung kehidupan organisme
akuatik. Hal ini dapat dilihat dengan didapatkannya organisme perairan dan
plankton yang beranekaragam, dan juga didukung dengan nilai nilai parameter
kualitas perairan yang cukup baik yang sesuai dengan KEPMEN LH Tahun 2004
No.51.

B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menambah jumlah stasiun
pengamatan dan waktu pengamatan yang lebih lama sehingga mendapatkan data
yang lebih lengkap.

Anda mungkin juga menyukai