Anda di halaman 1dari 13

No. 29 Vol.2 Thn.

XV April 2008

ISSN: 0854-8471

PENGARUH TEMPERATUR
YANG DITINGGIKAN TERHADAP
KEKUATAN TARIK BAJA
KARBON RENDAH
Asfarizal
Staf pengajar jurusan teknik
mesin fakultas teknik
Institut Teknologi
Padang

Baja karbon rendah berupa profil bulat, L, I


umumnya diaplikasikan pada konstruksi dan
bangunan sipil diberbagai bidang, masyarakat
lebih memilih material ini karena mudah didapat,
relatif murah, keuletan dan kekuatan yang cukup
memadai.
Temperatur
secara
signifikan
berpengaruh terhadap kekuatan dan keuletannya.
Hasil percobaan uji tarik pada variasi temperatur
100o C, 150o C, 200o C, 250o C menunjukan bahwa
terjadi penurunan kekuatan dari
605,820 N/mm2, 540,636 N/mm2, 446,570 N/mm2,
533,232 N/mm2
Kata kunci: Temperatur, Tegangan, Regangan

struktur dari logam berubah logam.


dengan kenaikan temperatur yang Perlakuan
PEN
(heat
dengan sendirinya mempunyai panas
konsekuensi terhadap sifat-sifat treatmeant)
DAH
mekanisnya seperti: tarik ,tekan dapat
ULU
geser
puntir,lengkung
dan didefinisikan
tekuk.hubungan
antara sebagai suatu
AN
kemampuan logam maka bisa kombinasi
operasi
Lata
dimengerti bahwa akibat panas ini
pemanasan dan
maka bisa merngubah modulus
r
pendinginan
elastisitas dari logam akan terhadap
bela
menurun.
Panas
juga
bisa logam
dan
mengubah ikatan-ikatan antar paduannya,
kang
atom, Sehingga bukan hanya dimana
Bahan logam banyak digunakanmenimbulkan
fungsi-fungsi perlakuan
untuk konstruksi, peralatan danmekanis tapi juga sifat elektrikal panas
ini
kebutuhan rumah tangga. Untuk(elektrical properties) dari logam diberikan pada
peralatan industri khususnya bahantersebut. Logam diberi perlakuaan logam
atau
logam tersebut seringkali dioperasikanpanas pada suhu tertentu lalu paduan untuk
dilingkungan
tempertur
tinggi.ditarik. Proses ini bisa mengubah memperoleh
Banyak pengujian dilakukan pada
sifat-sifat
karekteristik suatu

logam dengan temperatur tinggi,


karena hal tersebut banyak dipakai
dalam industri, misalnya untuk
pembuatan
engine,turbin-turbin
uap,dapur-dapur pembakaran,alat-alat
penyulingan dan lain-lain, yang mana
mereka bekerja pada temperatur
tinggi.
Baja merupakan bahan garapan
yang mudah diubah wujudnya dan
harga relatif rendah, oleh karena itu
baja paling banyak pemakaiannya.
Berbagai jenis baja berbeda menurut :
kekuatan, kekerasan, kekenyalan,
mampu keras, mampu las, mampu
bentuk dingin dan panas,serta daya
tahan karat (korosi) dan lain-lain. Baja
kontruksi mencakup 90 % dari seluruh
pembuatan baja, baja kontruksi
digunakan untuk pembuatan baja
batang, baja profil. Untuk segala jenis
kontruksi
(jembatan,
menara,
bangunan tinggi), baja beton (dituang,
ditempa, dikempa). Baja kontruksi
juga digunakan pada temperatur
tinggi.
Pada umumnya semua logam tidak
kehilangan tegangan serta kekakuannya
dan bahkan memiliki kenaikan keuletan
dengan kenaikan temperatur ruang. Para
ahli mengatakan bahwa fase atau

tertentu. Pada
proses
perlakuan
panas
pada
baja
karbon
sedang, akan
dihasilkan
perubahan
butir dan sifat
mekanik
material nya.
Dalam
penelitian ini
akan
dikaji
perubahan sifat
mekanik dari
logam uji yang
dipanaskan
pada rentang
100o C - 250o
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan dari
penelitian
adalah untuk
mendapatkan
sifat mekanik
bahan logam
berupa

kekuatan tarik
pada
lingkungan
temperatur
tinggi,Sehingga
dapat
mengetahui
kekuatan bahan
bila
diberi
panas
lalu
dilakukan uji
tarik.
Manfaat
Penelitian
Penelitian
ini bermanfaat
untuk
menentukan
perubahan yang
terjadi
pada
logam setelah
diberi
panas
lalu
ditarik.
Aplikasi
penelitian ini
adalah untuk
mengantisipasi
baja konstruksi
pada bangunan
yang
mengalami
peristiwa
kebakaran yang
mampu
memanaskan
logam sampai
250OC bahkan
lebih
dan
dibebani secara
statis.
Batasan
Masalah
Pada
pengujian ini
bahan
yang
digunakan
sebagai
spesimen
adalah baja St

37 Sifat mekanik yang dianalisi


mendasari
adalah kekuatan tarik regangan padaLANDASAN TEORI
pemilihan
lingkungan temperatur yang tinggi.
material, dalam
Temperatur pengujian yang digunakan1. Sifat Mekanik Logam
setiap
o
o
perencanaan.
Sifat
mekanik
merupakan
penguji divariasikan; 100 C, 150 C,
Sifat mekanik
o
o
salah
satu
faktor
penting
yang
200 C, 250 C.

TeknikA

53

dapat diartikan
reaksi
beban
atau
kemampuan
logam untuk

No. 29 Vol.2 Thn. XV April 2008

ISSN: 0854-8471

2. Tegangan dan
menahan beban yang diberikan, baik beban statis atau regangan
dinamis pada suhu biasa, suhu tinggi maupun suhu
Pengujian
tarik
dibawah 0 0 C.Beban statis adalah beban yang tetap, dilakukan
untuk
baik besar maupun arahnya pada setiap saat, mengetahui sifat-sifat
sedangkan beban dinamis adalah beban yang besar mekanik bahan. Untuk
dan arahnya berubah menurut waktu.
mendapatkan
hasil
Beban dapat berupa beban tarik, tekan, lentur,
pengujian
yang
akurat
puntir, geser, dan kombinasi dari beban tersebut.
ukuran
Sementara itu beban dinamis yaitu beban berubah- diperlukan
standard
benda
uji
rubah. Sifat mekanis logam meliputi :
sesuai dengan standart .
1. Kekuatan logam pada pembebanan tarik.
Ukuran standard benda
Bila suatu logam ditarik maka akan mengalami
uji dapat dilihat pada
deformasi, yaitu perubahan ukuran atau bentuk
gambar
2.
Untuk
karena pengaruh beban yang dikerikan padanya.
menhitung tegangan dan
Deformasi ini dapat terjadi secara elastis dan
regangan
digunakan
secara plastis. Deformasi elastis uji : suatu
rumus
perubahan bentuk yang akan segera hilang dan
akan kembali apabila beban ditiadakan. :

2.

3.

4.

5.

6.

kekuatan baja, masukan


panas dapat dilakukan
dengan gas panas hasil
dari pembakaran bahan
bakar. Masukan panas
pada
spesimen
diberikan sampai 250
o
C
yang
dikontrol
dengan
termokopel.
Pada temperatur itu fasa
dan struktur mikro baja
tidak berubah, karena
belum cukup panas
namun diyakini sifat
mekaniknya mengalami
perubahan
(kekuatan
tarik dan regangan).
Pada beberapa logam
terdapat
sistem
penggelinciran baru jika
suhu naik. Dengan
F
Deformasi plastis uji : suatu perubahan bentuk
naiknya suhu pada
yang tetap ada meskipun beban yang Tegangan ( ) = Ao
logam akan terjadi
menyebabkan deformasi diadakan.
deformasi batas butir,
N/ mm2 ,
faktor
lain
yang
Sifat logam pada pembeban dinamis
diperhatikan
adalah
1
Bahan yang dibebani secara dinamis akan lelah
Ao = 4 . Do2 ( mm2)
pengaruh
lamanya
dan patah, meskipun dibebani dibawah dibawah
temperatur
yang
kekuatan statis. Kelelahan adalah gejala patah
Sedangkan untuk
terdapat logam dapat
dari bahan disebabkan oleh beban yang berubah menghitung regangan
menggangu
stabilitas
ubah, kekuatan kelelahan suatu logam adalah tarik () dapat
metalurgi logam dan
tegangan bolak balik tertentu yang dapat menggunakan rumus
paduan dan hal lain
ditahan oleh logam itu sampai banyak balikan tak
yang
tak
kalah
seperti dibawah ini :
hingga.
pentingnya
yaitu
l x 100 % interaksi antara logam
Regangan () =
Penjalaran
temperatur
yang
Pertambahan panjang yang terus menerus pada
lo
terdapat logam dapat
beban yang konstan disebut penjalaran. Bila
menggangu
stabilitas
suatu bahan mengalami pembebanan tarik Dimana :
metalurgi
logam
dan
F
=
Gaya
tertentu diatas kemampuannya dan tetap maka
paduan dan hal lain
pertambahan panjangnya tidak berhenti sampai ia Ao = Luas Penampang Awal
yang
tak
kalah
patah..
Lo = Panjang Awal
pentingnya
yaitu
L = Perpanjangan
Sifat logam terhadap beban tiba - tiba
interaksi antara logam
Do = Diameter Awal
dengan
lingkungan
(Ketangguhan)
Ketangguhan logam ditentukan oleh kecepatan
pada temperatur 100o C
regangan yang tinggi, energi yang diserap untuk 3. Temperatur Tinggi
250o
C.
pada
mematahkan logam itu disebut ketangguhan.
umumnya mengandung
Untuk melihat sifat tersebut dilakukan percobaan
Energi
panas
karbon 0,13 0,2%
cenderung
untuk
pukul takik (impact test).
dengan
temperatur
berpindah dari daerah
Sifat kekerasan logam
perubahan fasa 830oC.
bertemperatur
tinggi
Pemanasan
sampai
Kekerasan adalah ketahanan bahan terhadap
kedaerah
yang
deformasi plastis karena pembebanan setempat temperaturnya
temperatur
250oC
lebih
pada permukaan berupa goresan atau penekanan.rendah. Energi panas
belum sapat
Sifat ini banyak hubungannya dengan sifatdapat
merubah fasanya
(ferrit+pearlite), namun p
mempengaruh
kekuatan, daya tahan aus dan kemampuan denganikatan
yang
dikontrol oleh fusi mempunyai pen
logam
dan
mesin.
paduan yang sejenis
yang berarti pada sifat
sehingga
berkurang
Sifat logam terhadap geser dan puntir
mekaniknya.
bahkan
Pengujian geser suatu bahan akan sulit dilakukan kekuatannya
dengan cara memberi beban berlawanan pada titik energi panas yang tinggi
mencairkan
yang berlawanan, seperti gerakan gunting, mampu
logam.
Perberlakuan
tegangan puntir adalah memberikan beban puntir panas terhadap suatu
pada sumbu suatu logam yang berbentuk tabung. bahan logam (baja
Pada pengujian ini besarnya tegangan geser tidak konstruksi)
pada
sama dari permukaan kepusat, tegangan temperatur tertentu akan
dipermukaan adalah maksimum dan disumbu mengakibatkan
adalah nol.
pelemahan ikatan antar
butir
dan
merubah

TeknikA

54

No. 2 9 Vol.2 Thn. XV April 2008

I SSN: 0854- 8471

5. Pengujian Tarik
Untuk keperluan prak tis, dianggap bahwa sifat tarik
P engujian tarik
sebagian besar logam teknik tidak tergantung pa da adalah
salah
satu
waktu, dan sesungguh nya bukan de mikian.
pengujian
mekanik
dimana terhadap beban
yang diberikan statis
yang menga mati daya
tahan material terhadt
beba n tarik aksial.
Hasil pengujian adalah
b
erupa
kurv
a
tegangan-regangan
teknik dan kurva teganganregangan
sesungguhnya.

Gambar-1 Diagram Fasa Fe-Fe3C.

Dalam pengujian ini


benda uji meng alami
deformasi elastis hingga
batas
lu
luh
dan
selanjutnya

mengalami defor masi plastis


keku atan disebabkan benda
4. Baja Pada Temperatur 100oC 250oC
peregangan. Deformasi
Me ngacu pada d iagram fasa Fe-Fe3C, bahwa plastis yang terjadi
beba
n
peruba han fasa terj adi pada tem peratur 723 oC sampai
adalah
dengan konsentrasi karbon 0,76 % sedangkan baja maksimum
dan
konstruksi mengand ung karbon 0,20%C. Baja seragam
terjadi
konstruksi yang dit eliti termasuk kelompok baja selanjutnya
karbon rendah kandu ngan C : 0,20%C dengan fasa necking d an deformasi
akan terpusat pada satu
+Fe3C . Suatu karakteristik penting dari kekuatan tarik
tempat sampai benda uji
o
o
pa da temperatur 100 C 250 C adalah untuk
menyatakan kekuatan tersebut terh adap skala waktu patah.
tertentu . Sejumlah l ogam pada keadaan demikian

mempunyai perilaku seperti bah an-bahan elastis.


Logam yang diberik an beban tarik konstan p ada
temper atur tinggi a kan mulur (creep ) d an
mengalami pertambahan panjang yang tergantu ng
pada waktu.
Untuk mengatasi persoalan ini, seringk ali

1. Kekuatan Tarik

Gambar-2
K
ur
va
te
ga
ng
an
da
n
re
ga
ng
an
un
tu
k
ba
ja
ko
ns
tru
ks
i

Keuletan
atau
Kekuatan
tarik
besarnya
regangan
(tensile
strength
)
plastis
sampai
adalah
tegangan
perpatahan,dapat
maksimu m yang bisa
dinyatakan
dalam
ditahan oleh material
persentase
pertemper atur dinyatakan sebagai temperatur homolog, bend a uji sebelum
panjangan. Pengukuran
atau
rusak
yakni perbandingan antara temperatur uji deng an temper patah
keuletan
merupakan
maksimum
atur lebur berdasarkan skala suhu mutlak. Dengan besarnya
regan-gan teknik pada
dilakukan uji tarik pada tem peratur 100o C
dibagi luas penampang
saat patah ( ) atau
250oC dapat memberikan keterangan bergu na lintang awal bend a uji.
pengecilan
luas
mengen ai kinerja b aja pada suh u tersebut. Oleh
Kekuatan terta rik
penampang pada saat
karenan ya diperluka n pengujian khusus untuk ditujukan oleh titik
patahan (Q).
menilai kinerja bah an-bahan pad a temperatur uji tertinggi kurv a.
Ao Ai
yang berbeda-beda. Uji tarik d igunakan untuk
F
mengu kur perubahan dimensi yan g terjadi akibat
u ..................................
Q = Ao .....................
=
keberad aannya pada temperatur ter tentu. Sedangk an uji
tega ngan patah m engukur efek temperatur p ada

karekteristik penting dari kekua tan tarik p ada


temper atur 100o C 250o C adalah
untuk
menyatakan kekuatan tersebut terh adap skala waktu
tertentu . Untuk keperluan praktis, dianggap bahwa sifat
tarik sebagian besar logam teknik tid ak tergant ung pada
wakt u yang berbed a-beda. Uji tarik diguna kan untuk
men gukur peruba han dimensi ya ng

Ao

Dan regangan teknisnya

3. Kelenturan

Kelenturan adalah
kemampuan material
Lo
untuk terdeformasi
Reduksi pena mpamg
secara elastis dan
Ao A X 100 mampu
Q=
% ....... kembali ke-

terjadi akibat keb eradaannya p ada temperatur


tertentu . Sedangkan uji tegangan patah mengu kur 2. Keuletan
efek temperatur pada karekteristik ketahanan beb an
untuk j angka waktu yang lama.

....... ...........................

Ao

(4)

No. 29 Vol.2 Thn. XV April 2008

ISSN: 0854-8471

keadaan semula. Kelenturan biasanya dinyatakan terlebih


dahulu
dengan modulus kelenturan yaitu energi tiap satuan dipanaskan
dengan
volume yang dibutuhkan untuk menekan bahan dari menggunakan
gas
tegangan nol, hingga tegangan luluh. Energi regan-gan panas.
Standard
tiap satuan volume untuk beban tarik sesumbu (E R)spesimen
uji
tarik
adalah :
ASTM A 370.

1.2 Alat yang


digunakan

ER = 2e. .e ER

= 2e . Ee

1.

ER =2Ee2

(5)
..............................

Dimana :
masih bersifat
e = Tegangan tertinggi material
elastis
Ee = Regangan pada daerah elastis
4. Ketangguhan

Jangka
sorong
untuk mengukur

panjang
dan
diameter
awal
spesimen
2. Penitik
untuk
memberi
tanda
panjang awal (Lo)
pada spesimen
3. Pipa
untuk
pengatur
suhu
spesimen
4. Thermo Kopel
untuk mengukur
spesimen saat

dipanaskan sampai temperatur yang diinginkan


5. Sarung tangan untuk pemasangan spesimen
pada alat uji
6. Mesin Uji tarik (Universal Testing Machine)
7. Stop watch untuk mengukur waktu yang
dibutuhkan saat melakukan pengujian
8. Kompor Gas untuk memberikan suhu pada
spesimen
pada
1.3
Ketangguhan adalah
industri
Metode
jumlah energi yang diserap
Pengump
material sampai menjadidan
konstruks
ulan
patah, yang dinyatakan
Data
dengan joule. Energi yangi
diserap digunakan untukbangunan
U
berdeformasi
mengikutiseperti :
ntuk
arah pembebanan yang ala-dapurmem
mi. Energi yang diserapdapur
perol
persatuan volume (Er) ada-pembakar
eh
lah :
an
dan
data
bangunan
+
peng
Er = y 2 x
.
ujian
Pengu
i(6)
dilak
jian
ukan
Berlaku untuk material kekuatan
langk
tarik pada
logam logam liat
ahtemperatu
2
2
langk
r
yang
Er = 3 x
ah
ditinggika
sepert
.i
n
ini
i
dilakukan
(7)
dilabortor
berku
Berlaku untuk
ium ITP
t:
logam getas.
dan
1 Temp
5. Modulus Elastisitas
menggun
atkan
spesi
Pada saat pengujianakan alat
men
tarik
logam
akanuji tarik
pada
mengalami
devormasiUniversal
dudu
elastis yaitu jika bebanTesting
Machine
kan
tarik dihilangkan, spesimen
mesi
akan kembali pada panjangdengan
n uji
penggera
awal. Pada daerah elastis
tarik
k
hidrolik
hubungan antara tegangan
dan
dan regan-gan bersifatyang
pema
dihasilkan
linier. Modulus elastisitas
nas,
dari
ditentukan
berdasarkan
kemu
putaran
kemiringan kurva tegangan
dian
motor.
regangan teknik daerah
panas
elastisitasnya
sepertiSpesimen
kan
yang
akan
gambar
dengan
spesi
menggunakan persamaandiuji
men
deng
yang terdapat dihalaman
an
10 :
gas

panas
E = (kg/mm2)
. Jika
(8)
temp
eratu
r
telah
METODOLOGI
menc
1. Alat dan Bahan
apai
kisar
1.1 Bahan
an
Bahan
yang
akan
100o
C
digunakan
dalam
lakuk
pengujian ini yaitu baja ST
an
37, karena material ini
peng
yang umum digunakan
ujian

dan
3
per
tah
ank
an
tem
per
atu
rny
a
sa
mp
ai
sel
esa
i
pen
guj
ian.
La
ku
pen
guj
ian
ter
had
ap
se
mu
a
spe
sim
en
den
gan
car
a
yan
g
sa
ma
pad
a
tem
per
atu
r
yan
g
ber
bed
abed
a.
(10
0 0
c,
150

R
e
k
a
m
s
e
m
u
a
d
a
t
a
d
e
n
g
a
n
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
k
o
m
p
u
t
e
r
.
C
e
t
a
k

C,2 d
00 a
0
t
C,2 a
50
0
s
C). e

telah
seles
ai
peng
ujian
1.4
Standart
Ukuran
Spesime
n Uji
S
pesi
men
yang
akan
diuji
terle
bih
dahu
lu
kita
buat
men
ggun
akan
mesi
n
bubu
t
deng
an
stand
art
A73
0.
Ukur
an
bend
a uji
dapat
dilih
at
pada
gambar01.

Keterangan gambar 01
Panjang Awal (Lo)
Diameter Awal (Do
Jari-jari (R)
Batas Jarak Putus (G)
Diameter batang (D)

Tekni

= 54
= 9
= 8
= 45
= 12

mm
mm
mm
mm
mm

56

Gambar-01 Ukuran spesimen Uji tarik

berbedaDiagram beda.
Pengujia
alir
ini
Penelitia n
dilakukan
n
sebanyak
15
spesimen
,
karena
setiap
satu
temperat
ur
menggun
akan 3
kali
pengujia
n. Datadata
yang
diperoleh
dari
pengujia
n
tarik
dirangku
m pada
tabel
HASIL berikut :
DAN
Tabel 1.
PEMBA menunju
HASAN kan
Setelabahwa
h penulisharga
melakuk tegangan
saat
an
pengujia spesimen
suduh
n tarik,
putus
diperoleh
atau
data-data berhenti.
seperti Dari
kurva 1,tabel ini
2 dan 3.kita juga
Pengujia dapat
n
tarikmengetah
ini
ui berapa
dilakuka gaya saat
n denganspesimen
menggun sudah
putus .
akan
Dari
temperat
ur yangtabel

tegangan
pada titik
yeld
point
diatas
ada
beberapa
data yang
dibuat
miring.D
ata yang
dicetak
miring
tersebut
adalah
data yang
didapat
dengan
menggun
akan
rumus
atau
dicari
dengan
menguku
r
spesimen
uji.
Beberapa
data
dikolom
tiga dan
tujuh
tidak
berhasil
diperoleh
dengan
baik
karena
terjadi
slip saat
mesin
mulai
bekerja.
Slip
terjadi
dimungki
nkan
tidak
kuatnya
saat
pemasan
gan

dimesin
uji atau
adanya
minyak
pada
spesimen
sehingga
mengaki
batkan
spesimen
slip.
Berda
sarkan
dari tabel
rata-rata
yang kita
dapatkan
dari data
penelitia
n maka
kita akan
bisa
mempero
leh
beberapa
kurva.

Dari
gambar 2
dan
3
menunju
kan
bahwa
adanya
penuruna
n
tegangan
dan gaya
seiring
meningka
tnya
temperat
ur atau
penuruna
n
tegangan
berbandi
ng
terbalik
dengan
meningka
tnya
temperat
ur
demikian
juga gaya
(beban)
berbandi
ng
terbalik
dengan
meningka
tnya
temperat
ur. Jadi
apabila
material
(baja)
diberi

temperat
ur maka
kekuatan
dari
material
tersebut
menjadi
berkuran
g. Dari
fenomena
ini
menunju
kkan
bahwa
keuletan
material
meningka
t
pada
saat
temperat
ur
meningka
t. Pada
kurva 3
menjelas
kan
bahwa
pada
temperat
ur
meningka
t
maka
pertamba
han
panjang
dan
regangan
juga
meningka
t.
Dari
data kita
dapat
mengetah
ui bahwa
kekuatan
tarik baja
max.
rata-rata
adalah
605,820
N/mm2
ini
ditunjuka
n
pada
spesimen
1,2 dan 3
tanpa
diberi
perlakuan
(temperat
ur
kamar),
sedangka
n
pada
temperat
ur 100oC
spesimen
1, 2 dan 3
yang

diberi
tegangan
perlakua baja rata
n panasberkuran
dengan g yaitu

TeknikA

540,636
N/mm2.

No. 29 Vol.2 Thn. XV April 2008

ISSN: 0854-8471

Mengacu
pada
diagram fasa Fe-Fe3C,
bahwa baja karbon
rendah dengan kadar
30
Tabel-1 Nilai Tegangan Pada Saat Putus
karbon 0,20%C dan
(Break)
25
meskipun ditingkatkan
temperaturnya
20
Perpanj
Perpanj
Gaya
sampai
250 oC tidak
angan
Max
Regang
ang
15
Temp
Spesi
pada
merubah fasa baja
saat F
Stress
an Max
saat
10
eratur
men
max
N/mm2
%
saat
putus
(+Fe3C),
namun
putus N
mm
mm
berpengaruh terhadap
5
1
619,37
17,040
22.800,
13,128
energi ikatan antar
7,6680
2
8
0
0
0
0
0
butir. Pada temperatur
3
619,37
17,040
22.800,
13,128
0
50
100
7,6680
itu energi ikatan antar
8
0
0
0
30
0
T emperatur (o C )
578,70
21,755
22.415,
14,388
butir berkurang dan
9,7900
5
6
6
0
mempermudah
0
605,82
18.611
22.671,
Gambar-04 Kurva
terjadinya slip dan pada
0
8
6
hu
giliran
berikutnya
1
11,175
566,47
24,833
23.728,
16,920
bu
menurunkan kekuatan
2
0
4
3
1
0
3
11,027
445,19
24,504
15.196,
17,466
serta
meningkatkan
ng
0
2
4
9
0
regangan
(keuletan)
dan
an
100
10,752
610,24
23,893
14.287,
16,468
pada
lain
mobilitas
0
1
3
5
0
te
atom meningkat. Jika
540,63
24,410
17.737,
m
6
3
5
terdapat
kekosongan
pe
1
9,8290
582,38
21,842
16.621,
14,794
(vakansi atom), maka
2
10,864
9
2
9
0
ra
konsentrasi
tempat
3
0
456,39
24,142
16.584,
16,170
tu
kosong ( vakansi )
10,250
2
2
4
0
150
r
0
594,24
22,777
16.068,
13,780
dalam
keadaan
5
8
8
0
seimbang
juga
da
544,34
22,920
16.425,
bertambah besar seiring
n
2
7
0
meningkatnya
re
1
8,8520
441,50
19,671
18.271,
13,186
temperatur yang berarti
2
0
8
1
9
0
ga
7,7020
451,63
19,893
18.790,
12,700
merubah
sifat
200
ng
0
2
3
6
0
mekaniknya.
446,57
19,782
18.531,
an
Bersamaan
0
2
3
meningkatnya
556,15
22.818,
o
23,297
7,3340
8
8
11,316 Pada temperatur 150 C
temperatur
dan
21.297
0
546,62
21.618,
0kekuatan tarik rata-rata
menurunnya
kekuatan
1
8
relatif sama dengan
6,4340
1
7
10,450
250
2
18.164
baja, maka kemampuan
0
496,91
20.006,
0temperatur 100oC.
3
4
baja menerima beban
8,1740
7
3
11,876
Penurunan kekuatan yang
20.919
(Fu) juga menurun dan
0
533,23
21.481,
0lebih tinggi terjadi pada
7
2
3
o
pada sisi lain regangan
temperatur 200 C yaitu
baja meningkat.
2
446,570 N/mm dan pada
o
temperatur 250 C
KESIMPULAN
kekuatannya meningkat
2
544,565
N/mm
.
Hasil
Kurva Temperatur vs Gaya saat putus
Dari
pembahasan
ekprimen diatas
yang
telah
dilakukan,
menunjukan bahwa adanya
dapat
disimpukan
30
pengaruh menurunnya
bahwa Baja St 37 yang
kekuatan baja akibat panas
25
semakin meningkat. Begitu
berada pada lingkungan
juga halnya, kebakaran
20
temperatur yang di
yang menimpa bangunan
tinggikan akan lebih
15
permanen yang sebagian
cepat
mengalami
besar bajanya berada dalam
10
kegagalan dan nilai
semen beton dan dibebani
kekuatan
tariknya
baik oleh berat sendiri
5
ditambah beban lain.
menurun serta regangan
0
Meningkatnya panas baja
cendrung
meningkat
0
50
100
150
200
dalam semen beton
(bertambah
ulet)
Temperat ur ( oC )
diyakini akan menurunkan
dibandingkan dengan
kekuatan baja tersebut dan
logam yang berada
pada beban yang konstan
Gambar -03 Kurva hubungan temperatur dan
dilingkungan
dapat melengkung atau
gaya maksimum
roboh.
temperatur kamar.
Kurva Regangan
vs Temperatur

TeknikA

58

No. 29 Vol.2 Thn. XV April 2008

ISSN: 0854-8471
BIODATA

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Asfarizal
Saad
adalah staf pengajar di
Boyer, Howard E and Galf Timothy L. 1995.
jurusan mesin Institut
Metal Hand Book Desk Edition. American Society
Teknologi
Padang
For Metals
sejak tahun 1987,
2. Hari Amanto., Daryanto,(1999). Ilmu Bahan. Bumibidang yang ditekuni
Aksara .
material dan korosi
3. Lawrence H., Van Vlack, (1994), Ilmu dan dilab.
Material.
Teknologi Bahan. Edisis 5. Jakarta : Erlangga
Pendidikan S1 jurusan
mesin diselesaikan di
4. Tata Surdia., Shinroku Saito, (2000).
ITP
dan
S2
Pengetahwan Bahan Teknik. Pradnya Paramita.
diselesaikan di ITB
5
Lapor
an
Jadwal Penelitian

1.

No

tahun 1998. Sekarang


mengasuh mata kuliah
material teknik, korosi
material dan metalurgi
fisik.
e-mail:
asfarizalsaad@yahoo.c
om

Kegiatan

1 Studi literatur
2 Persiapan sampel uji
3 Pengujian
4 Analisa hasil pengujian

TeknikA

Anda mungkin juga menyukai