XV April 2008
ISSN: 0854-8471
PENGARUH TEMPERATUR
YANG DITINGGIKAN TERHADAP
KEKUATAN TARIK BAJA
KARBON RENDAH
Asfarizal
Staf pengajar jurusan teknik
mesin fakultas teknik
Institut Teknologi
Padang
tertentu. Pada
proses
perlakuan
panas
pada
baja
karbon
sedang, akan
dihasilkan
perubahan
butir dan sifat
mekanik
material nya.
Dalam
penelitian ini
akan
dikaji
perubahan sifat
mekanik dari
logam uji yang
dipanaskan
pada rentang
100o C - 250o
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan dari
penelitian
adalah untuk
mendapatkan
sifat mekanik
bahan logam
berupa
kekuatan tarik
pada
lingkungan
temperatur
tinggi,Sehingga
dapat
mengetahui
kekuatan bahan
bila
diberi
panas
lalu
dilakukan uji
tarik.
Manfaat
Penelitian
Penelitian
ini bermanfaat
untuk
menentukan
perubahan yang
terjadi
pada
logam setelah
diberi
panas
lalu
ditarik.
Aplikasi
penelitian ini
adalah untuk
mengantisipasi
baja konstruksi
pada bangunan
yang
mengalami
peristiwa
kebakaran yang
mampu
memanaskan
logam sampai
250OC bahkan
lebih
dan
dibebani secara
statis.
Batasan
Masalah
Pada
pengujian ini
bahan
yang
digunakan
sebagai
spesimen
adalah baja St
TeknikA
53
dapat diartikan
reaksi
beban
atau
kemampuan
logam untuk
ISSN: 0854-8471
2. Tegangan dan
menahan beban yang diberikan, baik beban statis atau regangan
dinamis pada suhu biasa, suhu tinggi maupun suhu
Pengujian
tarik
dibawah 0 0 C.Beban statis adalah beban yang tetap, dilakukan
untuk
baik besar maupun arahnya pada setiap saat, mengetahui sifat-sifat
sedangkan beban dinamis adalah beban yang besar mekanik bahan. Untuk
dan arahnya berubah menurut waktu.
mendapatkan
hasil
Beban dapat berupa beban tarik, tekan, lentur,
pengujian
yang
akurat
puntir, geser, dan kombinasi dari beban tersebut.
ukuran
Sementara itu beban dinamis yaitu beban berubah- diperlukan
standard
benda
uji
rubah. Sifat mekanis logam meliputi :
sesuai dengan standart .
1. Kekuatan logam pada pembebanan tarik.
Ukuran standard benda
Bila suatu logam ditarik maka akan mengalami
uji dapat dilihat pada
deformasi, yaitu perubahan ukuran atau bentuk
gambar
2.
Untuk
karena pengaruh beban yang dikerikan padanya.
menhitung tegangan dan
Deformasi ini dapat terjadi secara elastis dan
regangan
digunakan
secara plastis. Deformasi elastis uji : suatu
rumus
perubahan bentuk yang akan segera hilang dan
akan kembali apabila beban ditiadakan. :
2.
3.
4.
5.
6.
TeknikA
54
5. Pengujian Tarik
Untuk keperluan prak tis, dianggap bahwa sifat tarik
P engujian tarik
sebagian besar logam teknik tidak tergantung pa da adalah
salah
satu
waktu, dan sesungguh nya bukan de mikian.
pengujian
mekanik
dimana terhadap beban
yang diberikan statis
yang menga mati daya
tahan material terhadt
beba n tarik aksial.
Hasil pengujian adalah
b
erupa
kurv
a
tegangan-regangan
teknik dan kurva teganganregangan
sesungguhnya.
1. Kekuatan Tarik
Gambar-2
K
ur
va
te
ga
ng
an
da
n
re
ga
ng
an
un
tu
k
ba
ja
ko
ns
tru
ks
i
Keuletan
atau
Kekuatan
tarik
besarnya
regangan
(tensile
strength
)
plastis
sampai
adalah
tegangan
perpatahan,dapat
maksimu m yang bisa
dinyatakan
dalam
ditahan oleh material
persentase
pertemper atur dinyatakan sebagai temperatur homolog, bend a uji sebelum
panjangan. Pengukuran
atau
rusak
yakni perbandingan antara temperatur uji deng an temper patah
keuletan
merupakan
maksimum
atur lebur berdasarkan skala suhu mutlak. Dengan besarnya
regan-gan teknik pada
dilakukan uji tarik pada tem peratur 100o C
dibagi luas penampang
saat patah ( ) atau
250oC dapat memberikan keterangan bergu na lintang awal bend a uji.
pengecilan
luas
mengen ai kinerja b aja pada suh u tersebut. Oleh
Kekuatan terta rik
penampang pada saat
karenan ya diperluka n pengujian khusus untuk ditujukan oleh titik
patahan (Q).
menilai kinerja bah an-bahan pad a temperatur uji tertinggi kurv a.
Ao Ai
yang berbeda-beda. Uji tarik d igunakan untuk
F
mengu kur perubahan dimensi yan g terjadi akibat
u ..................................
Q = Ao .....................
=
keberad aannya pada temperatur ter tentu. Sedangk an uji
tega ngan patah m engukur efek temperatur p ada
Ao
3. Kelenturan
Kelenturan adalah
kemampuan material
Lo
untuk terdeformasi
Reduksi pena mpamg
secara elastis dan
Ao A X 100 mampu
Q=
% ....... kembali ke-
....... ...........................
Ao
(4)
ISSN: 0854-8471
ER = 2e. .e ER
= 2e . Ee
1.
ER =2Ee2
(5)
..............................
Dimana :
masih bersifat
e = Tegangan tertinggi material
elastis
Ee = Regangan pada daerah elastis
4. Ketangguhan
Jangka
sorong
untuk mengukur
panjang
dan
diameter
awal
spesimen
2. Penitik
untuk
memberi
tanda
panjang awal (Lo)
pada spesimen
3. Pipa
untuk
pengatur
suhu
spesimen
4. Thermo Kopel
untuk mengukur
spesimen saat
panas
E = (kg/mm2)
. Jika
(8)
temp
eratu
r
telah
METODOLOGI
menc
1. Alat dan Bahan
apai
kisar
1.1 Bahan
an
Bahan
yang
akan
100o
C
digunakan
dalam
lakuk
pengujian ini yaitu baja ST
an
37, karena material ini
peng
yang umum digunakan
ujian
dan
3
per
tah
ank
an
tem
per
atu
rny
a
sa
mp
ai
sel
esa
i
pen
guj
ian.
La
ku
pen
guj
ian
ter
had
ap
se
mu
a
spe
sim
en
den
gan
car
a
yan
g
sa
ma
pad
a
tem
per
atu
r
yan
g
ber
bed
abed
a.
(10
0 0
c,
150
R
e
k
a
m
s
e
m
u
a
d
a
t
a
d
e
n
g
a
n
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
k
o
m
p
u
t
e
r
.
C
e
t
a
k
C,2 d
00 a
0
t
C,2 a
50
0
s
C). e
telah
seles
ai
peng
ujian
1.4
Standart
Ukuran
Spesime
n Uji
S
pesi
men
yang
akan
diuji
terle
bih
dahu
lu
kita
buat
men
ggun
akan
mesi
n
bubu
t
deng
an
stand
art
A73
0.
Ukur
an
bend
a uji
dapat
dilih
at
pada
gambar01.
Keterangan gambar 01
Panjang Awal (Lo)
Diameter Awal (Do
Jari-jari (R)
Batas Jarak Putus (G)
Diameter batang (D)
Tekni
= 54
= 9
= 8
= 45
= 12
mm
mm
mm
mm
mm
56
berbedaDiagram beda.
Pengujia
alir
ini
Penelitia n
dilakukan
n
sebanyak
15
spesimen
,
karena
setiap
satu
temperat
ur
menggun
akan 3
kali
pengujia
n. Datadata
yang
diperoleh
dari
pengujia
n
tarik
dirangku
m pada
tabel
HASIL berikut :
DAN
Tabel 1.
PEMBA menunju
HASAN kan
Setelabahwa
h penulisharga
melakuk tegangan
saat
an
pengujia spesimen
suduh
n tarik,
putus
diperoleh
atau
data-data berhenti.
seperti Dari
kurva 1,tabel ini
2 dan 3.kita juga
Pengujia dapat
n
tarikmengetah
ini
ui berapa
dilakuka gaya saat
n denganspesimen
menggun sudah
putus .
akan
Dari
temperat
ur yangtabel
tegangan
pada titik
yeld
point
diatas
ada
beberapa
data yang
dibuat
miring.D
ata yang
dicetak
miring
tersebut
adalah
data yang
didapat
dengan
menggun
akan
rumus
atau
dicari
dengan
menguku
r
spesimen
uji.
Beberapa
data
dikolom
tiga dan
tujuh
tidak
berhasil
diperoleh
dengan
baik
karena
terjadi
slip saat
mesin
mulai
bekerja.
Slip
terjadi
dimungki
nkan
tidak
kuatnya
saat
pemasan
gan
dimesin
uji atau
adanya
minyak
pada
spesimen
sehingga
mengaki
batkan
spesimen
slip.
Berda
sarkan
dari tabel
rata-rata
yang kita
dapatkan
dari data
penelitia
n maka
kita akan
bisa
mempero
leh
beberapa
kurva.
Dari
gambar 2
dan
3
menunju
kan
bahwa
adanya
penuruna
n
tegangan
dan gaya
seiring
meningka
tnya
temperat
ur atau
penuruna
n
tegangan
berbandi
ng
terbalik
dengan
meningka
tnya
temperat
ur
demikian
juga gaya
(beban)
berbandi
ng
terbalik
dengan
meningka
tnya
temperat
ur. Jadi
apabila
material
(baja)
diberi
temperat
ur maka
kekuatan
dari
material
tersebut
menjadi
berkuran
g. Dari
fenomena
ini
menunju
kkan
bahwa
keuletan
material
meningka
t
pada
saat
temperat
ur
meningka
t. Pada
kurva 3
menjelas
kan
bahwa
pada
temperat
ur
meningka
t
maka
pertamba
han
panjang
dan
regangan
juga
meningka
t.
Dari
data kita
dapat
mengetah
ui bahwa
kekuatan
tarik baja
max.
rata-rata
adalah
605,820
N/mm2
ini
ditunjuka
n
pada
spesimen
1,2 dan 3
tanpa
diberi
perlakuan
(temperat
ur
kamar),
sedangka
n
pada
temperat
ur 100oC
spesimen
1, 2 dan 3
yang
diberi
tegangan
perlakua baja rata
n panasberkuran
dengan g yaitu
TeknikA
540,636
N/mm2.
ISSN: 0854-8471
Mengacu
pada
diagram fasa Fe-Fe3C,
bahwa baja karbon
rendah dengan kadar
30
Tabel-1 Nilai Tegangan Pada Saat Putus
karbon 0,20%C dan
(Break)
25
meskipun ditingkatkan
temperaturnya
20
Perpanj
Perpanj
Gaya
sampai
250 oC tidak
angan
Max
Regang
ang
15
Temp
Spesi
pada
merubah fasa baja
saat F
Stress
an Max
saat
10
eratur
men
max
N/mm2
%
saat
putus
(+Fe3C),
namun
putus N
mm
mm
berpengaruh terhadap
5
1
619,37
17,040
22.800,
13,128
energi ikatan antar
7,6680
2
8
0
0
0
0
0
butir. Pada temperatur
3
619,37
17,040
22.800,
13,128
0
50
100
7,6680
itu energi ikatan antar
8
0
0
0
30
0
T emperatur (o C )
578,70
21,755
22.415,
14,388
butir berkurang dan
9,7900
5
6
6
0
mempermudah
0
605,82
18.611
22.671,
Gambar-04 Kurva
terjadinya slip dan pada
0
8
6
hu
giliran
berikutnya
1
11,175
566,47
24,833
23.728,
16,920
bu
menurunkan kekuatan
2
0
4
3
1
0
3
11,027
445,19
24,504
15.196,
17,466
serta
meningkatkan
ng
0
2
4
9
0
regangan
(keuletan)
dan
an
100
10,752
610,24
23,893
14.287,
16,468
pada
lain
mobilitas
0
1
3
5
0
te
atom meningkat. Jika
540,63
24,410
17.737,
m
6
3
5
terdapat
kekosongan
pe
1
9,8290
582,38
21,842
16.621,
14,794
(vakansi atom), maka
2
10,864
9
2
9
0
ra
konsentrasi
tempat
3
0
456,39
24,142
16.584,
16,170
tu
kosong ( vakansi )
10,250
2
2
4
0
150
r
0
594,24
22,777
16.068,
13,780
dalam
keadaan
5
8
8
0
seimbang
juga
da
544,34
22,920
16.425,
bertambah besar seiring
n
2
7
0
meningkatnya
re
1
8,8520
441,50
19,671
18.271,
13,186
temperatur yang berarti
2
0
8
1
9
0
ga
7,7020
451,63
19,893
18.790,
12,700
merubah
sifat
200
ng
0
2
3
6
0
mekaniknya.
446,57
19,782
18.531,
an
Bersamaan
0
2
3
meningkatnya
556,15
22.818,
o
23,297
7,3340
8
8
11,316 Pada temperatur 150 C
temperatur
dan
21.297
0
546,62
21.618,
0kekuatan tarik rata-rata
menurunnya
kekuatan
1
8
relatif sama dengan
6,4340
1
7
10,450
250
2
18.164
baja, maka kemampuan
0
496,91
20.006,
0temperatur 100oC.
3
4
baja menerima beban
8,1740
7
3
11,876
Penurunan kekuatan yang
20.919
(Fu) juga menurun dan
0
533,23
21.481,
0lebih tinggi terjadi pada
7
2
3
o
pada sisi lain regangan
temperatur 200 C yaitu
baja meningkat.
2
446,570 N/mm dan pada
o
temperatur 250 C
KESIMPULAN
kekuatannya meningkat
2
544,565
N/mm
.
Hasil
Kurva Temperatur vs Gaya saat putus
Dari
pembahasan
ekprimen diatas
yang
telah
dilakukan,
menunjukan bahwa adanya
dapat
disimpukan
30
pengaruh menurunnya
bahwa Baja St 37 yang
kekuatan baja akibat panas
25
semakin meningkat. Begitu
berada pada lingkungan
juga halnya, kebakaran
20
temperatur yang di
yang menimpa bangunan
tinggikan akan lebih
15
permanen yang sebagian
cepat
mengalami
besar bajanya berada dalam
10
kegagalan dan nilai
semen beton dan dibebani
kekuatan
tariknya
baik oleh berat sendiri
5
ditambah beban lain.
menurun serta regangan
0
Meningkatnya panas baja
cendrung
meningkat
0
50
100
150
200
dalam semen beton
(bertambah
ulet)
Temperat ur ( oC )
diyakini akan menurunkan
dibandingkan dengan
kekuatan baja tersebut dan
logam yang berada
pada beban yang konstan
Gambar -03 Kurva hubungan temperatur dan
dilingkungan
dapat melengkung atau
gaya maksimum
roboh.
temperatur kamar.
Kurva Regangan
vs Temperatur
TeknikA
58
ISSN: 0854-8471
BIODATA
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Asfarizal
Saad
adalah staf pengajar di
Boyer, Howard E and Galf Timothy L. 1995.
jurusan mesin Institut
Metal Hand Book Desk Edition. American Society
Teknologi
Padang
For Metals
sejak tahun 1987,
2. Hari Amanto., Daryanto,(1999). Ilmu Bahan. Bumibidang yang ditekuni
Aksara .
material dan korosi
3. Lawrence H., Van Vlack, (1994), Ilmu dan dilab.
Material.
Teknologi Bahan. Edisis 5. Jakarta : Erlangga
Pendidikan S1 jurusan
mesin diselesaikan di
4. Tata Surdia., Shinroku Saito, (2000).
ITP
dan
S2
Pengetahwan Bahan Teknik. Pradnya Paramita.
diselesaikan di ITB
5
Lapor
an
Jadwal Penelitian
1.
No
Kegiatan
1 Studi literatur
2 Persiapan sampel uji
3 Pengujian
4 Analisa hasil pengujian
TeknikA