Anda di halaman 1dari 27

SYARAT SYARAT TEKNIS

A.SYARAT SYARAT TEKNIS UMUM


1. Data Proyek
1.1. Paket Pekerjaan : Penataan Jalan Bandung
1.2. Lokasi

: Kota Malang

1.3. Tahun Anggaran : 2015


2. Lingkup
Pekerjaan

Dengan pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut


I.

Pekerjaan Persiapan

II.

Pekerjaan Tanah

III. Pekerjaan Beton


IV. Pekerjaan Pasangan
V. Pekerjaan Besi / Baja
VI. Pekerjaan Instalasi Listrik
VII. Pekerjaan Pengecatan
VIII. Pekerjaan Fiber

3. Tenaga Kerja

3.1.

Kontraktor wajib membuat struktur organisasi kerja


dilapangan, lengkap dengan nama dan jabatannya.

3.2.

Sebagai penanggung jawab pelaksana pekerjaan di


lapangan, maka Kontraktor harus menempatkan 1
(satu) orang penanggung jawab pelaksana (site
manager).

3.3.

Selama jam kerja pada setiap harinya, tenaga ahli


pelaksana dan para pelaksana Kontraktor harus berada
ditengah pekerjaan. Bila berhalangan atau sakit, maka
Kontrkator harus segera menunjuk/menempatkan
penggantinya
atas
sepengetahuan
Konsultan
Pengawas.

3.4.

Kontraktor wajib mempekerjakan tenaga kerja yang ahli


dalam pelaksanaan di lapangan (skilled labour), baik
tenaga pelaksana, mandor, tukang dan lain-lain sesuai
dengan tingkat pengalaman dan tidak melanggar
ketentuan-ketentuan ketenaga-kerjaan yang berlaku di
Indonesia.

3.5.

Konsultan Pengawas sewaktu-waktu berhak meminta


kepada Kontraktor untuk mengganti tenaga pelaksana
maupun tenaga kerja lapangan, bila mereka dianggap
tidak cakap atau kurang mempunyai keahlian yang
cukup dibidangnya.

Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

4.

Peralatan
Kerja dan
Perlengkapan
Lapangan

4.1.

Alat-alat untuk melaksanakan pekerjaan harus


disediakan oleh Kontraktor dalam keadaan baik, siap
pakai dan jumlah yang cukup.

4.2.

Guna
kelancaran
pekerjaan,
untuk
alat-alat
mekanis/mesin Kontraktor harus menyiapkan tenaga
operator yang mampu memperbaiki peralatan bila
mengalami gangguan operasional.

4.3.

Kontraktor dan Sub Kontraktor harus menyediakan


sendiri alat dan perlengkapan sesuai dengan bidang
masing-masing, seperti :
a. Alat-alat ukur (Roll Meter, Siku, dan lain-lain)
b. Alat-alat pemotong, penduga, penarik.
c. Alat-alat bantu.
d. Alat-alat dokumentasi (foto/camera).
e. Buku-buku laporan ( harian, mingguan, bulanan).
f.

5.

Material /
Bahan
Bangunan

Alat-alat dan perlengkapan lain yang diperlukan


untuk melaksanakan pekerjaan.

5.1. Semua material/bahan bangunan yang dipakai harus


dari masing-masing jenis dan standart mutu yang
disyaratkan dalam RKS ini.
5.2. Material/bahan bangunan untuk seluruh pekerjaan, jika
tidak ada ketentuan lain, harus diusahakan dan
disediakan oleh Kontraktor dengan persetujuan
Konsultan Pengawas dan Kontraktor wajib menyediakan
contoh (sample) dari material/bahan tersebut untuk
disimpan di Direksi-keet.
5.3. Pemberi
Tugas/Konsultan
Pengawas
berhak
memerintahkan untuk mengeluarkan dari lapangan
pekerjaan terhadap material/bahan bangunan yang
tidak disetujui dalam tempo 2 x 24 jam.
5.4. Pemberi
Tugas/Konsultan
Pengawas
berhak
mengeluarkan perintah membongkar pekerjaan untuk
diperiksa
atau
memerintahkan
untuk
diadakan
pengujian material/bahan bangunan, baik yang sudah
maupun yang belum dimasukkan ke lapangan
pekerjaan. Apabila terbukti bahwa material/bahan
bangunan yang dibongkar tersebut tenyata tidak sesuai
dengan yang dipersyaratkan, maka biaya yang terjadi
akibat itu dan perbaikannya menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya.
5.5. Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas berwenang untuk
meminta keterangan mengenai asal material/bahan
bangunan
yang dipakai
dan Kontraktor wajib
memberitahukannya.
5.6. Kontraktor
wajib
menempatkan
material/bahan
bangunan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan, baik di
lapangan (terbuka) maupun didalam gudang, sesuai
dengan sifatnya atas persetujuan Konsultan Pengawas,
sehingga akan menjamin keamanan dan terhindar dari
kerusakan akibat cara penyimpanan yang salah.
5.7. Material/bahan bangunan yang tidak akan digunakan
untuk kebutuhan langsung pada pekerjaan yang
bersangkutan, tidak diperkenankan untuk disimpan

Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

dalam tapak.
6. Hak Kerja

6.1. Hak Bekerja di Lapangan


a.

Lapangan pekerjaan akan diserahkan oleh Pemberi


Tugas Kontraktor selama waktu pelaksanaan dan
sesuai dengan keadaan pada waktu peninjauan.

b.

Setiap kelambatan atas penyerahan lapangan ini


dapat dipertimbangkan oleh Pemberi Tugas sebagai
perpanjangan masa pelaksanaan pekerjaan.

6.2. Pembagian Halaman untuk Pekerjaan dan Halaman


Masuk

7.

Kebersihan,
Ketertiban
dan Keamanan

a.

Apabila Kontraktor akan mendirikan bangunanbangunan sementara maupun tempat penimbunan


bahan, maka Kontraktor harus merundingkan
terlebih dahulu dengan Pemberi Tugas/Konsultan
Pengawas tentang penggunaan halaman ini.

b.

Semua biaya untuk prasarana dan fasilitas untuk


memasuki daerah pekerjaan serta akomodasi
tambahan di luar daerah kerja menjadi tanggungan
Kontraktor.

c.

Apabila terjadi kerusakan pada jalan masuk ke


kompleks, saluran air atau bangunan lainnya yang
disebabkan adanya pembangunan ini, Kontraktor
berkewajiban
untuk
memperbaiki
kembali
selambat-lambatnya dalam masa pemeliharaan.

7.1. Lokasi perletakan bangunan harus bersih dari kotoran.


Apabila belum bersih, maka Kontraktor wajib untuk
membersihkan kotoran-kotoran yang ada pada lokasi
tersebut sebelum pekerjaan dimulai.
7.2. Penimbunan material/bahan bangunan didalam gudang
maupun di halaman harus diatur sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kelancaran dan keamanan
kerja.
7.3. Tidak diperkenankan :

a. Pekerja menginap ditempat pekerjaan tanpa seijin


Konsultan Pengawas.

b. Memasak

di tempat
Konsultan Pengawas.

pekerjaan

tanpa

seijin

c. Membawa pejual asongan (makanan, minuman,


rokok, dan sebagainya) ke tempat pekerjaan.

d. Keluar masuk dengan bebas.


7.4. Kontraktor harus melakukan pengamanan barangbarang diseluruh pekerjaan bangunan, baik selama
pelaksanaan maupun pada waktu tidak dilakukan
pekerjaan.
7.5. Barang-barang dan bahan-bahan yang hilang, baik yang
belum maupun yang sudah dipasang, tetap menjadi
tanggung jawab Kontraktor dan tidak diperkenankan
untuk diperhitungkan dalam biaya tambahan.
8. Kerja Lembur

8.1. Apabila Kontraktor akan bekerja diluar jam (lembur),


maka diharuskan membuat Surat Pemberitahuan

Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

kepada Konsultan Pengawas maksimum 1 (satu) hari


sebelum pekerjaan lembur dilaksanakan.
8.2. Apabila tanpa pemberitahuan Kontraktor melakukan
pekerjaan lembur, maka Konsultan Pengawas akan
memberikan teguran tertulis dan melaksanakan
perintah
pembongkaran
pada
pekerjaan
yang
dilaksanakan pada jam lembur dimaksud.
9.

Peraturan
Teknis Umum

9.1. Peraturan Teknis Umum


Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku peraturanperaturan teknis umum yang berlaku di Indonesia, yaitu
:
a. AV (Algemene Voorwaden) tanggal 28 Mei 1941
Nomor 9 dan tambahan Lembaran Negara Nomor
14571.
b. Tatacara
Perhitungan
Struktur
Beton
Bangunan Gedung (SNI T-15-1991-03).

untuk

c. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia


(PUBBI 1982).
d. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia
(PPBBI 1983).
e. Standart Umum Bahan Bangunan Indonesia Tahun
1986.
f.

Standart Industri Indonesia (SII-003-1981).

g. Standart dan peraturan menegenai pekerjaan


utilitas yang berlaku, misalnya : PUIL 1987, LMK,
SPLN, PUIPP, DIM, JIS, IEC, VDE, UFPA, UL 864,
ASTM, SMAGNA, AVMI, PPI dan Peraturan
Keselamatan Kerja Daerah setempat.
h. Peraturan Perburuhan Indonesia.
i.

Keputusan
(BANI).

Badan

Arbitrase

Nasional

Indonesia

j.

Peraturan-peraturan
lain
yang
berlaku
dan
dipersyaratkan
berdasarkan
normalisasi
di
Indonesia yang belum tercantum dan dapat
persetujuan Konsultan Pengawas.

9.2. Peraturan Teknis Khusus


Untuk melaksanakan pekerjaan sesuai diatas, maka
berlaku dan mengikat pula.
a. Berita Acara Pemenang Pelelangan.
b. Surat Keputusan Penunjukan Kontraktor.
c. Surat Kesanggupan Kerja.
d. Dokumen Penawaran
finansial proporsal).

Kontraktor

(technical

&

e. Gambar kerja.
f.

RKS beserta lampiran-lampirannya.

g. Surat Perjanjian Pemborongan


addendumnya (bila ada).

Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

(kontrak)

dan

h. Shop drawing yang telah disetujui.


9.3. Tanggungjawab Kontraktor
Sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Perdata
Pasal 1609, Kontraktor bertanggungjawab 10 (sepuluh)
tahun fisik untuk segala kerusakan kontruksi yang
disebabkan penggunaan mutu bahan yang buruk atau
pelaksanaan yang menyimpang dari seharusnya atau
sewaktu penyelenggaraan seharusnya secara wajar,
Kontraktor mengetahui secara jelas dan nyata hal
ikhwal yang seharusnya dijadikan alasan untuk
mengadakan perubahan/penyempurnaan, tetapi hal
tersebut tidak disampaikan kepada Pengelola Proyek,
dengan demikian batas waktu dalam Pasal 54 A.V. 1941
tidak diberlakukan.
10. Penjelasan
RKS dan
Gambar

a.

Bila terdapat perbedaan dalam gambar kerja, maka


ditentukan sebagai berikut :
a. Perbedaan antara gambar rencana dan gambar
detail , maka yang harus diikuti gambar detail.
b. Perbedaan skala dan ukuran yang tertulis dalam
gambar, maka yang harus diikuti ukuran dalam
gambar.

b.

Bila terdapat perbedaan antar gambar yang berbeda


bidang/jenisnya, maka dipakai pedoman sebagai
berikut :
a. Perbedaan antara gambar Arsitektur dan gambar
Struktur, maka untuk ukuran fungsional dipakai
gambar Arsitektur dan untuk jenis/kualitas bahan
dipakai gambar Struktur.
b. Perbedaan antara gambar Arsitektur dan gambar
Utilitas, maka untuk ukuran fungsional dipakai
gambar Arsitektur dan untuk jenis/kualitas bahan
dipakai gambar Utilitas.

c.

Apabila dalam gambar disebutkan lingkup pekerjaan,


sedang dalam RKS tidak disebutkan, maka gambar
yang harus dilaksanakan. Demikian pula sebaliknya bila
dalam gambar tidak disebutkan lingkup pekerjaan,
sedang dalam RKS disebutkan, maka Kontraktor terikat
untuk melaksanakannya.

d.

Apabila Kontraktor merasa ada keraguan atas gambar


dan RKS, maka Kontraktor dapat meminta penjelasan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas.

e.

Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan (aanwijzing)


dan Rapat-rapat Koordinasi Lapangan bersifat mengikat
untuk dilaksanakan.

f.

Dalam hal terjadi atau adanya :


a. Penyimpangaan antara
keadaan dilapangan.

gambar

kerja

dengan

b. Kekurangan penjelasan dalam gambar kerja.


c. Keperluan untuk membesarkan (membuat lebih
detail) gambar kerja.
Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

d. Dan hal-hal lain yang memungkinkan Kontraktor


untuk dapat melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan
sesuai
dengan
ketentuan,
maka
Kontraktor dapat mengajukan gambar-gambar
penjelasan (shop drawings) dengan persetujuan
Konsultan Pengawas serta duketahui oleh Pemberi
Tugas dan Konsultan Perencana. Gambar-gambar
tersebut dibuat dalam 3 (tiga) rangkap atas biaya
Kontraktor.
g.

11. Bangunan
Sementara
Proyek

Untuk semua yang belum terdapat dalam gambar


kerja/RKS, baik karena penyimpangan, perubahan atas
perintah Pemberi Tugas/Konsultan Perencana/Konsultan
Pengawas/ maupun sebab-sebab lain, maka Kontraktor
harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan
yang dilaksanakan
(as built drawings) yang jelas
memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan
pekerjaan yang dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut
dibuat dalam 3 (tiga) rangkap, disetujui oleh Konsultan
Pengawas, diketahui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan
Perencana, dibuat atas biaya Kontraktor.

11.1. Kontraktor diwajibkan membangun dan memelihara


bangunan sementara serta melengkapinya dengan
perlengkapan yang disyaratkan atas biaya sendiri.
11.2. Bangunan sementara tersebut adalah :
Bangunan Direksi-keet dibuat dengan kontruksi kayu,
dinding papan/multipleks dicat, plafon triplek/asbes
datar, penutup atap asbes gelombang, lantai beton
tumbuk diplester, diberi pintu yang dapat dikunci dan
ada
jendela
nako
secukupnya
untuk
pencahayaan/penghawaan atau apabila pada bangunan
tersebut
terdapat
ruangan
yang
kosong
bisa
dimanfaatkan sebagai direksi keet dan gudang
11.3. Setelah proyek selesai, pembongkaran bangunanbangunan sementara tersebut menjadi tanggungjawab
Kontraktor dan seluruh perlengkapannya tetap menjadi
milik Kontraktor.

B. SYARAT SYARAT TEKNIS PEKERJAAN


1.

Pekerjaan
Persiapan

1.1. Peninjauan Lapangan dan Pematokan


Kontraktor diwajibkan melakukan peninjauan (survey)
lapangan serta membuat patokan batas pekerjaan
diatas tanah lokasi bangunan didampingi oleh Pemberi
Tugas, Konsultan Pengawas dan Perencana, dimana
hasilnya dituangkan dalam Berita Acara.
1.2. Pembersihan Lapangan
Kontraktor
diwajibkan
melakukan
pembersihan
lapangan sesuai dengan hasil peninjauan lapangan
yang
telah
dilaksanakan.
Pembersihan
dan
Pembongkaran.
Lahan di atas tanah asli harus dibersihkan dari semua
tumbuh-tumbuhan seperti pohon, batang pohon,
bonggol, akar-akar pohon yang tertimbun, semak,
rumput, rerumputan dan bahan lain yang mengganggu,
dalam batas sesuai ketentuan Gambar Kerja atau sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas/Tim Teknis. Lahan di

Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

bawah permukaan tanah asli dalam batas yang


ditentukan, harus dibongkar sampai kedalaman
secukupnya untuk membuang semua bonggol, akarakar besar, batang yang tertimbun dan bahan lain yang
mengganggu.
1.3. Pengukuran dan Pengambilan Peil
a.

Penentuan peil ketinggian berpatokan pada peil


tugu patok dasar yang telah ada dan disetejui oleh
Konsultan Perencana, Pengawas dan Pemberi
Tugas.

b.

Dibawah
pengamatan
Konsultan
Pengawas,
Kontraktor diwajibkan membuat 1 titik duga dan 2
titik bantu diatas tanah/tapak pada Bangunan
tersebut.

c.

Kelalaian atau kekurangtelitian Kontraktor dalam


hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
mengajukan tuntutan apapun.

1.4. Pekerjaan Pembongkaran

2. Pekerjaan
Tanah

1. Bagian
ini
mencakup
seluruh
pekerjaan
pembongkaran seperti yang diminta oleh gambar
dan kontrak yang berhubungan.
2. Sebelum
melaksanakan
pembongkaran,
pihak
Kontraktor wajib melaporkan terlebih dahulu kepada
Direksi Lapangan tentang bagian-bagian yang akan
dibongkar untuk mendapatkan persetujuan dan
sebelum dibongkar harus difoto terlebih dahulu untuk
dijadikan dokumen.
3. Sebelum pekerjaan pembongkaran dilaksanakan
Kontraktor harus menyiapkan segala peralatan dan
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
pekerjaan dan Kontraktor harus terlebih dahulu
berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait agar tidak
mengganggu aktivitas unit-unit kerja yang ada.
4. Selama pelaksanaan pembongkaran Kontraktor
bertanggung jawab serta menjaga kebersihan
lingkungan dan keamanan barang yang dibongkar /
direlokasi.
5. Apabila dalam melaksanakan pembongkaran terjadi
kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan
pembongkaran,maka kontraktor wajib membetulkan
dan merapikan kembali, serta biaya yang ditimbulkan
akibat perbaikan tsb menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai
pekerjaan tambah.
6. Pekerjaan pembongkaran dilaksanakan sesuai tertera
dalam spesifikasi / BQ / Gambar dan pembongkaran
lainnya yang terkait dengan pekerjaan.
7. Kontraktor tidak diperkenankan membawa keluar
lokasi bekas bongkaran tersebut dengan / untuk
maksud / tujuan tertentu tanpa persetujuan Direksi.
2.1. Pekerjaan Galian Tanah
Galian tanah dilaksanakan untuk semua pekerjaan
pasangan dibawah tanah, yaitu : pasangan pondasi,
rollag, sloof, dan pekerjaan lain yang nyata-nyata harus
dilakukan sesuai dengan gambar kerja.
a. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang

Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

ditentukan. Apabila hal ini terjadi, maka pengurugan


kembali harus dilakukan dengan pasangan atau
beton tumbuk atas biaya kontraktor.
b. Jika pada galian ditemukan akar-akar pohon dan atau
bagian tanah yang longsor (tidak padat), maka
bagian ini harus segera dikeluarkan seluruhnya dan
lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug lapis
demi lapis, disiram air sampai jenuh, sehingga
mencapai permukaan yang diinginkan.
c. Bilamana
galian
harus
melalui
atau
akan
mengganggu saluran/kabel bawah tanah yang telah
ada, maka kontraktor bertanggungjawab
untuk
melindunginya dengan membuat saluran sementara
atau pekerjaan khusus lainnya.
d. Galian tanah tidak boleh dibiarkan terlalu lama,
sehingga
setelah
galian
disetujui
Konsultan
Pengawas, segera dimulai tahapan pekerjaan
berikutnya.

2.2.

Pekerjaan Urugan
Pekerjaan urugan meliputi : urug kembali tanah yang
digali dalam rangka pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
membuat ketinggian untuk pembentukan tanah
menurut kebutuhan dan pengurukan pasir di bawah
struktur.
a. Pengurugan tanah kembali pekerjaan struktur tidak
boleh dilaksanakan sebelum diperiksa oleh Konsultan
Pengawas.
b. Tanah urug yang dipakai harus bebas dari tanaman,
akar-akar pohon, puing-puing bangunan dan segala
macam kotoran lainnya. Tanah urug tersebut harus
berasal dari jenis tanah berbutir (tanah ladang,
sedikit berpasir, dan tidak terlalu basah).
c. Pengurugan tanah kembali dan penimbunan untuk
peninggian tanah dilakukan lapis demi lapis setebal
20 cm setiap lapisnya, dipadatkan dengan stamper /
manual sampai mencapai kepadatan 95% dan
mencapai permukaan yang diinginkan.
d. Jika tidak ada persetujuan sebelumnya dari
Konsultan Pengawas,
maka pengurugan dan
pemadatan tanah tersebut dilakukan tanpa memakai
air.
e. Untuk pekerjaan urugan pasir harus disiram dengan
air dan ditumbuk hingga padat.
f. Pasir laut tidak diperkenankan dipakai untuk
pengurugan, namun pasir pasang jenis kasar
(minimum ukuran 3.5 mm) boleh dipakai sebagai
pasir urug.
g. Tanah urug yang dipakai untuk pekerjaan ini hartus
diambil dari luar tapak.

2.3 Pengupasan dan Penumpukan Tanah Lapisan Atas.


Tanah lapisan atas harus terdiri dari tanah organik
yang bebas dari campuran tanah lapisan bawah,
sampah, bonggol, akar-akar, batu-batuan, belukar,
rerumputan
atau
pertumbuhan
tanaman.
Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

Pengupasan tanah lapisan atas harus meliputi


penggalian bahan yang sesuai yang berasal dari
lapisan penutup tanah asli pada daerah yang
ditentukan
atau
sesuai
petunjuk
Konsultan
Pengawas/Tim Teknis. Tanah lapisan atas harus
dipisahkan dan ditumpuk di lokasi yang ditentukan
untuk digunakan dalam pekerjaan lansekap dan/atau
reklamasi.
3. Pekerjaan
Beton

3.1.

Persyaratan Bahan
1. Semen Portland
a.

Semen Porland yang dipakai harus disetujui


Konsultan Pengawas, memenuhi syarat S.400
menurut standart Semen Indonesia (NI-8-1972),
produksi
dan
jenisnya
akan
ditentukan
kemudian.

b.

Semen yang sudah membatu dan kantong


semen yang robek/rusak jahitannya sama sekali
tidak diperkenankan dipakai.

c.

Semen harus diterima diproyek dalam kondisi


baik dan dalam kantong asli dari pabrik yang
tertutup rapat.

d.

Semen harus disimpan dalam gudang yang


kedap air, berventilasi baik dan diatas lantai
setinggi 30 cm. Semen tidak boleh ditumpuk
melebihi 15 lapis dan setiap pengiriman harus
selalu dipisahkan (dengan diberi tanda) untuk
memudahkan urutan pemakaiannya.

2. Agregat (pasir, kerikil, batu pecah)


a.

Agregat halus dan kasar yang dipakai adalah


agregat alami atau buatan asalkan memenuhi
persyaratan menurut PUBI 1982 (NI-3).

b.

Agregat harus merupakan crushed yang


mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup
syarat kekerasannya, padat dan tidak porous.

c.

Pasir laut sama sekali tidak boleh digunakan.

d.

Agregat tidak boleh mengandung lumpur lebih


dari 1% (untuk kerikil dan batu pecah) dan lebih
dari 5% (untuk pasir), juga tidak boleh
mengandung zat perusak beton.

e.

Agregat-agregat tersebut harus disimpan di


tempat yang saling terpisah dalam tumpukan
yang tidak lebih dari 2 m.

3. Air
Air yang digunakan adalah air bersih yang dapat
diminum; tidak mengandung lumpur, kandungan
bahan organik dan kimia perusak masih memenuhi
ambang batas yang disyaratkan PUBI 1982 (NI-3)
dan SK.SNI-T-15-1991.
4. Pembesian
a.

Baja tulangan yang dipakai mempunyai mutu U24 untuk polos, jenis baja mild-steel dengan
tegangan leleh minimum 240 mpa untuk U-24.

Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

Bila
Konsultan
Pengawas
meragukan
mutu/kualitasnya, maka harus diperiksa di
Laboraturium
Penelitian
Bahan
dengan
kesepakatan bersama atas biaya Kontraktor.
b.

Ukuran baja tulangan harus sesuai dengan


gambar kerja dan memiliki penampang yang
sama rata. Penggantian dengan ukuran lain
hanya dapat diperkenankan atas rekomendasi
Konsultan Perencana yang disetujui Konsultan
Pengawas.

c.

Kawat pengikat tulangan (kawat bendrat)


terbuat dari baja lunak dengan diameter
minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih
dahulu dan tidak bersepuh seng.

d.

Baja tulangan dan kawat pengikat tersebut harus


bebas dari kotoran, karat, cat, kulit giling, serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat
terhadap beton.

e.

Semua bahan baja tulangan harus disimpan


dengan baik, tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka untuk jangka
waktu yang lama.

f.

Mutu baja tulangan yang tidak memenuhi syarat


harus segera dikeluarkan dari lapangan paling
lambat 1 x 24 jam dan diganti dengan tulangan
yang memenuhi persyaratan.

3.2.

Kekuatan dan Penggunaan Beton


1. Percobaan Pendahuluan
Sekurang-kurangnya
2
(dua)
hari
sebelum
pengecoran pertama, Kontraktor harus sudah
menyerahkan hasil pemeriksaan mix design beton
dari
Laboratorium
Penelitian
Bahan.
Setelah
diperiksa segala sesuatunya termasuk bahan, alat,
tenaga kerja dan persiapan dilapangan, maka
Konsultan Pengawas akan memutuskan dilanjutkan
atau tidaknya pengecoran pertama tersebut.
2. Campuran Beton
a.

Kecuali ditentukan lain dalam gambar kerja,


kekuatan dan penggunaan beton diperoleh dari
campuran beton sebagai berikut :

Beton dengan campuran adukan 1 pc


(portland cement) : 3 ps (pasir) : 5 kr
(kerikil/batu pecah) Untuk pekerjaan : beton
tidak bertulang, rabat beton, beton tumbuk,
lantai kerja dan lain-lain sesuai gambar.

Beton dengan campuran adukan 1 pc


(portland cement) : 2 ps (pasir) : 3 kr
(kerikil/batu pecah) Untuk pekerjaan : beton
praktis, kanstin, nad kaki kusen, pengisi
angker dan lain-lain sesuai gambar (mutu
beton K-175).

Pondasi, sloof, kolom, balok ringbalk, plat


lantai, beton teritis dan lain-lain sesuai

Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

10

gambar (mutu beton K-225).


b.

Semua pengadukan beton harus dilakukan


dengan mesin pengaduk (mollen) / Manual.

Pemeriksaan Lapangan, Pengambilan Contoh dan


Pengujian.
c.

Pemeriksaan Lapangan.

i. Sebelum memulai pekerjaan pengecoran beton,


pengujian pendahuluan tersebut di bawah harus
dilakukan
oleh
Laboratorium
atas
biaya
Kontraktor. Pengujian tambahan harus dilakukan
bila diperlukan.
ii. Kontraktor diharuskan mengikuti hasil campuran
percobaan dan estimasi yang akan digunakan
oleh
Kontraktor
dalam
pekerjaan
yang
disebutkan di sini.
iii. Kontraktor harus membantu Pengawas Lapangan
dalam pengambilan contoh dan pengujian.
Pengujian
pendahuluan
harus
meliputi
penentuan hal-hal berikut:
- Keawetan.
- Karakteristik dan distribusi agregat.
- Tipe dan kualitas semen.
- Pemilihan dan dosis bahan tambahan.
- Perbandingan kelas agregat dalam campuran.
- Kekuatan semen, tipe.
- Faktor air semen.
- Pengujian slump.
- Karakteristik berbagai campuran beton segar.
- Kuat tekan.
- Kekedapan terhadap air.
- Ketahanan terhadap cuaca.
- Ketahanan terhadap raksi bahan kimia.
iv. Semua pengujian ini harus dilakukan sampai
diperoleh campuran beton yang sesuai dengan
Spesifikasi Teknis ini.
Pengambilan Contoh dan Pengujian.
Semua pengambilan contoh dan pengujian harus
dilakukan oleh Kontraktor tanpa tambahan
biaya. Pekerjaan ini harus berlanjut selama
penempatan beton berlangsung. Contoh dan
pengujian harus diambil dengan persetujuan
Pengawas Lapangan, seperti digambarkan di
bawah:
i. Semen.
Semen harus memiliki sertifikat yang diperoleh dari
pabrik pembuat, yang menunjukkan berat per
kantong isi tiga (3) sampai enam (6) lapisan.
ii. Aggregates.
Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

11

Agregat harus memenuhi dan diuji menurut standar


ASTM C 33. Pengujian harus dimulai 30 hari
sebelum memulai pekerjaan beton.
iii. Beton.
Minimal 30 hari sebelum pekerjaan beton dimulai,
Kontraktor harus membuat percobaan campuran
untuk pengujian, bahan-bahan yang digunakan,
dan
metode
yang
diperkenalkan
dalam
pekerjaan ini. Percobaan campuran harus sesuai
ketentuan dalam butir 3.2.3.2.c dari Spesifikasi
Teknis ini.
iv. Bahan Tambahan.
Semua bahan tambahan untuk beton harus diuji
sesuai standar ASTM C 260 dan ASTM C 494
minimal 30 hari sebelum pekerjaan beton
dimulai. Bahan tambahan tidak boleh digunakan
tanpa persetujuan Konsultan Pengawas/Tim
Teknis.
Pengujian beton
i. Kontraktor harus melakukan pengujian campuran
beton, setiap tipe dan kuat tekan yang
diaplikasikan, sebelum pengecoran beton.
ii. Desain campuran harus mengindikasikan rasio airsemen, kadar air, kadar bahan tambahan, kadar
semen, kadar agregat, gradasi agregat, slump,
kadar udara dan kuat tekan.
iii. Kadar semen minimal harus 360kg untuk setiap
meter kubik beton. Kadar air maksimal harus
170kg untuk setiap meter kubik beton. Desain
slump harus dalam batas 60mm sampai 100mm.
iv. Agregat harus dikelompokkan tidak kurang dari
dua ukuran gradasi, kasar dan halus (pasir).
Pasir laut tidak boleh digunakan untuk pekerjaan
dalam Kontrak ini.
v. Kontraktor harus mmenyerahkan kurva gradasi
kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis untuk
disetujui. Sumber agregat dan ukuran gradasi
selanjutnya tidak boleh diubah dari agregat yang
telah disetujui.
vi.

Campuran percobaan harus dibuat oleh


Kontraktor sebelum desain campuran disetujui
Konsultan Pengawas/Tim Teknis. Perbandingan
dapat ditentukan berdasarkan berat atau
volume. Pada kasus berdasarkan volume, harus
dibuat dua (2) kotak volume, satu untuk pasir
dan lainnya untuk agregat kasar.

vii. Kontraktor boleh menggunakan volume untuk


percobaan campuran beton.
3. Pembuatan Cetakan/Bekisting
a.

Cetakan/Bekisting
terpasang
dari
bahan
multipleks dengan ketebalan 9 mm atau papan
kayu yang diberi ikatan atau skur dari kayu
kaso/dolken, bentuk dan ukuran sesuai dengan
yang ditentukan pada gambar, sehingga bila

Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

12

bekisting dibuka
halus, rata, licin.

permukaan

beton

menjadi

b.

Bekisting harus dipakai sedemikian rupa


sehingga tidak akan terjadi kebocoran atau
hilangnya air selama pengecoran, tetap lurus
(tidak berubah bentuk) dan tidak bergoyang.

c.

Pembongkaran bekisting
acuan SK.SNI-T-15-1991.

dilakukan

menurut

4. Penulangan.
Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik.
a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan
Pengawas/Tim Teknis contoh bahan dan sertifikat
kesesuaian baja tulangan dari pabrik pembuat
untuk persetujuan.
b.

Sebelum pemesanan bahan, semua daftar


pemesanan dan daftar pemotongan harus
disiapkan dengan baik oleh Kontraktor dan
diserahkan kepada Konsultan Pengawas/Tim
Teknis untuk disetujui.

c. Namun, persetujuan yang diberikan tidak berarti


membebaskan
Kontraktor
dari
tanggung
jawabnya untuk memastikan kebenaran daftar
pemesanan dan daftar pemotongan.
d. Setiap perubahan dari daftar bahan dan daftar
penulangan yang telah disetujui harus menjadi
resiko penuh dan pembiayaan Kontraktor.
Gambar Detail Pelaksanaan.
a.

Gambar Detail Pelaksanaan berikut harus


diserahkan oleh Kontraktor kepada Konsultan
Pengawas/Tim Teknis untuk disetujui:

i.

Daftar
pemotongan
baja
tulangan
yang
menunjukkan pembengkokkan, ukuran kait,
angkur, lewatan dan lainnya yang memenuhi ACI
315 dan atau PBI (NI-2, 1971).

ii.

Gambar harus menunjukkan spasi tulangan,


selimut beton dan jarak antara, pasak besi dan
penahan jarak/gelang-gelang.

b. Kontraktor diijinkan mengganti ukuran rencana


baja tulangan yang ditunjukkan dalam Gambar
Kerja selama penggantian tersebut dianalisa
dengan teliti dan Kontraktor telah memeriksa
bahwa kekuatan yang dinginkan tetap terpenuhi.
Penggantian
harus
disetujui
Konsultan
Pengawas/Tim Teknis sebelum pelaksanaan
pekerjaan.
Penanganan dan Penyimpanan.
Baja tulangan setiap waktu harus dilindungi dari
kerusakan dan harus ditempatkan di atas balokbalok untuk mencegah menempelnya lumpur
atau benda asing lainnya pada baja tulangan.
Tempat penyimpanan harus dinaikkan agar
aman dari air permukaan.

Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

13

BAHAN-BAHAN.
Umum.
Semua baja tulangan harus baru, bebas dari cacat
yang mempengaruhi kekuatan, keawetan atau
penampilan dan harus dari kualitas terbaik.
Baja Tulangan.
a. Baja tulangan tipe polos dengan diameter <
13mm harus dari bahan baja mutu BjTP-24
dengan tegangan leleh minimal 2400kg/cm dan
harus memenuhi ketentuan SNI 07-2052-2002.
b. Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan
dalam Gambar Kerja.
c. Kecuali ditentukan lain, baja tulangan berulir
dengan diameter 13mm harus dari mutu BjTD40 dengan tegangan leleh minimal 4000kg/cm,
dan memenuhi ketentuan SNI 07-2052-2002.
d. Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan
dalam Gambar Kerja.
Aksesori.
Penahan jarak, gelang-gelang dan lainnya harus
memiliki ukuran dan bentuk yang memadai
untuk menumpu baja tulangan.
PELAKSANAAN PEKERJAAN.
Kait/Bengkokan.
Baja
tulangan
harus
dilengkapi
dengan
kait/bengkokan minimal sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja atau ketentuan PBI (NI-2, 1971),
atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/Tim
Teknis.
Pemotongan.
Panjang baja tulangan yang melebihi ketentuan
Gambar Kerja (kecuali lewatan) harus dipotong
dengan alat pemotong besi atau alat pemotong
yang disetujui Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
Pada bagian yang membutuhkan dudukan untuk
mesin, peralatan dan alat utilitas lainnya, baja
tulangan harus dipotong sesuai dengan bukaan
atau ukuran dudukan.
Pasak Besi.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, pasak
besi digunakan untuk memperkuat sambungan.
Untuk lantai beton tebal sampai dengan 130mm,
gunakan pasak besi bulat diameter 12mm
panjang 600mm berjarak setiap 250mm. Untuk
lantai beton tebal
150mm sampai 200mm, gunakan pasak besi
diameter 12mm panjang 800mm berjarak setiap
200mm.
3.1.5.4. Penempatan dan Pengencangan.
a. Sebelum penempatan, baja tulangan harus bebas
dari karat lepas, kerak lepas, oli, cat dan bahan
Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

14

asing lainnya.
b. Semua baja tulangan harus ditempatkan dengan
tepat sesuai dengan mutu, dimensi dan lokasi
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Penahan jarak atau sisipan harus dipasang pada
setiap m atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan. Batu, bata atau balok kayu tidak
diijinkan digunakan sebagai penahan jarak atau
sisipan. Semua penahan jarak harus disetujui
Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
c. Semua lewatan, penahan jarak atau sisipan harus
diikat dengan kawat no. AWG 16 ( 1,62mm)
atau yang setara. Las titik dapat dilakukan
hanya pada baja tulangan lunak dalam
pekerjaan lewatan seperti disetujui Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
5. Perawatan Beton atau curing
Selang waktu 24 jam dari waktu pengecoran beton,
tingkat kelembaban beton harus dijaga dengan
melakukan perawatan beton atau curing. Perawatan
beton dapat dilakukan dengan cara penyiraman
dengan air ke permukaan beton atau dengan
menggunakan karung goni yang dibasahi dengan air.
Setiap permukaan beton atau kondisi karung goni
mengering maka harus dibasahi dengan air; hal ini
untuk menjaga agar air semen yang berada di beton
tidak mengalami penguapan secara mendadak yang
akan meninggalkan rongga-rongga kecil pada beton
yang menjadi penyebab keropos dan retak pada
beton; hal ini akan mempengaruhi kekuatan dan
penampilan beton.
4. Pekerjaan
Pasangan

4.1. Pasangan Pondasi Batu Kali


1. Persyaratan Bahan
a. Batu Kali
Batu belah gunung atau batu kali tidak boleh ada
yang keropos.
b. Semen Portland
Sesuai dengan Pasal 2.1.1.
c. Pasir Pasang

Pasir
pasang
yang
digunakan
tidak
mengandung lanau, lumpur atau bahan
organik lainnya lebih dari 5% dan memenuhi
persyaratan PUBI 1982 (NI-3).

Pasir laut sama sekali tidak boleh digunakan.

Pasir tersebut harus disimpan di tempat yang


saling terpisah dalam tumpukan yang tidak
lebih dari 2 m

d. Air
Sesuai dengan Pasal 2.1.3.
2. Pelaksanaan
a. Batu kali atu batu gunung dibelah dengan
Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

15

ukuran 15/20
b. Hasil batu belah harus bersudut runcing dan
tajam
c. Sebelum pemasangan pondasi batu kali
dilaksanakan terlebih dahulu dipasang patron
sesuai bentuk dan ukuran pekerjaan pondasi.
d. Pondasi terbuat dari bamboo/kayu dipasang
pada setiap jarak 3m
e. Pada
permukaan
diplester/beraben
f.

pondasi

harus

Pemasangan pondasi kali dengan campuran


perekat 1pc:6ps.

4.2. Pasangan Dinding Batu Bata


1. Persyaratan Bahan
a. Batu Bata
Batu bata yang dipakai berukuran 5 x 11 x 22 cm,
produksi lokal, matang dan keras, mempunyai
rusuk yang tajam dan siku, padat dan tidak
menunjukkan retak-retak, tidak mengandung
batu,
mempunyai
kekuatan
tekan
yang
direkomendasi
Konsultan
Pengawas
serta
memenuhi persyaratan PUBI 1982.
b. Semen Portland
Sesuai dengan Pasal 2.1.1.
c. Pasir Pasang
Sesuai dengan Pasal 3.1.c.
d. Air
Sesuai dengan Pasal 2.1.3.
2. Pelaksanaan
a. Batu bata yang akan dipasang harus direndam
dalam air dahulu hingga jenuh. Cara pemasangan
harus lurus, saling mengikat dan batu bata yang
pecah tidak boleh melebihi 10%.
b. Adukan yang dipergunakan
dinding bata adalah :

untuk

pasangan

Adukan 1 pc (portland cement) : 3 ps (pasir)


untuk dinding dalam sampai tinggi 20 cm dari
lantai dalam, didinding luar sampai tinggi 50
cm dari lantai dalam dan dinding di daerah
basah (km/wc) min 100 cm dari ketinggian
lantai setempat.

Adukan 1 pc (portland cement) : 6 ps (pasir)


untuk dinding bata lainnya.

c. Nad/siar yang terjadi setelah pemasangan harus


dikerok rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi,
kemudian disiram air hingga jenuh.
d. Setiap pemasangan dinding bata tingginya tidak
lebih dari
1 meter (maksimum 24 lapis) setiap
Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

16

kalinya. Baru boleh dilanjutkan setelah betul-betul


mengeras.
e. Setiap pasangan dinding bata yang luasnya 12
m2, harus diberi bingkai beton praktis 15 x 15 cm
dengan pembesian dia. 4 - 8 mm dan beugel dia.
5 mm jarak 20 cm.
f. Plesteran dinding dilaksanakan setelah pasangan
dinding bebas dari kotoran dan disiram dengan
air. Ketebalan plesteran dinding 1.5 cm 2 cm,
rata, lurus dan tidak bergelombang.
Campuran plesteran dinding adalah :

Campuran 1 pc (portland cement) : 3 ps


(pasir) untuk dinding trasraam dan dinding
beton.

Campuran 1 pc (portland cement) : 6 ps


(pasir) untuk dinding lainnya.

g. Penyelesaian akhir plesteran dinding harus diaci


dengan semen kental sedemikian rupa sehingga
permukaan dinding menjadi rata, halus dan tidak
ada retak.
4.3. Pasangan Pondasi Roolag
a.

Persyaratan dan teknis pemasangan pondasi rollag


sama seperti uraian pada pasangan dinding bata.

b.

Pondasi rolaag selanjutnya diberi lapisan berapen


dengan adukan 1 pc (portland cement) : 3 ps
(pasir)

4.4. Benangan
Pekerjaan benangan dilaksanakan dengan teknik yang
baik dan dengan ketepatan yang sedemikian rupa
sehingga didapatkan benangan yang lurus tidak
bengkok, kuat tidak mudah pecah

5. Pekerjaan Besi
/ Baja

5.1 U m u m
Pekerjaan struktur baja adalah bagian-bagian yang
dalam gambar rencana dinyatakan sebagai struktur
baja, juga bagian yang menurut sifat strukturnya
memakai baja dalam hal ini adalah sebagai rangka

Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

17

atap double siku dengan plat simpul.


Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut kontraktor
harus membuat gambar kerja (shop drawing) dari
pekerjaan baja dan bila perlu dilengkapi dengan
perhitungan struktur seperlunya.
Gambar
kerja
meliputi
detail
pemasangan,
pemotongan, penyambungan, lubang baut angkur,
las, pertemuan pada pemutusan, pengaku, ukuranukuran dan lain-lain yang secara teknis diperlukan,
terutama untuk fabrikasi dan pemasangan.
Gambar-gambar
perencana
referensi untuk gambar kerja.

sebagai

gambar

Setiap ada perubahan dimensi dari profil baja


bangunan harus dengan persetujuan direksi.
Sub kontraktor yang dipakai oleh kontraktor (bila
ada) harus diketahui dan disetujui oleh direksi.
5.2 Peraturan peraturan / Standart
Pelaksana pekerjaan harus melaksanakan pekerjaan
baja sesuai dengan peraturan perencanaan
Bangunan baja Indonesia.
Semua pekerjaan baja harus memenuhi syarat dari
AISC Specification For Fabrication and Erection.
Semua pekerjaan baut harus memenuhi syarat dari
AISC Specification For Fabrication For Structural
Joints Boltz.
Semua pekerjaan las harus mengikuti American
Welding Society Code For Arc Welding in Building
Construction Section 4.
5.3 Mutu Bahan
Profil baja dan plat yang digunakan adalah baja St37 atau ASTM A-36 atau SS.41 (JIS G.3101 1970)
atau Fe 360 (PPBI) dan harus ada sertifikat pabrik.
Tegangan leleh minimum 2400 kg/cm.
High strength bolt sesuai
Strength Friction Grip).

ASTM

A-325

(High

Digunakan lectrode las dengan mutu AWS E-6010,


sesuai dengan ASTM A-233.
Cat
yang
dipergunakan
adalah
cat
yang
diperuntukkan khusus untuk baja oleh pabrik
pembuatnya dan dari jenis yang berkualitas baik.
Untuk baja yang tidak dibungkus beton harus diberi
cat Zinkromate / Anti karat.
Semua bahan yang digunakan harus disertai
dengan sertifikat dari pabrik pembuatnya dan harus
diperiksa serta mendapat persetujuan direksi.
5.4 Pabrikasi
Pola Pengukuran
Pola (mal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain
yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian
pekerjaan
harus
disediakan
oleh
kontraktor
pabrikasi. Semua pengukuran harus dilakukan
Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

18

dengan menggunakan pita-pita baja yang telah


disetujui.
5.5 Kelurusan Pelat / Profil Baja
Sebelum pekerjaan penyambungan dilakukan pada
pelat,
maka
semua
pelat
harus
diperiksa
kerataannya,
semua
batang-batang
diperiksa
kelurusannya, harus dengan toleransi yang diizinkan
oleh ASTM specification A-6 harus bebas dari
puntiran, bila terjadi puntiran harus diperbaiki,
sehingga setelah pelat-pelat disusun akan terlihat
rapat seluruhnya. Pelurusan ataupun pelengkungan
yang diperlukan harus dikerjakan dengan sistem
mekanis ataupun dipanaskan setempat dimana
temperatur tidak boleh lebih dari 650 derajat
Celcius.
Pekerjaan
Baja
dapat
menggunting, menggergaji
pemotong

dipotong
dengan
atau dengan Las

Pemotongan
dengan
oksigen
lebih
baik
dibandingkan dengan mesin. Permukaan yang
diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan
siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata
menurut ukuran yang diperlukan.
5.6 Pekerjaan Mesin
diperkenankan

Perkakas

dan

Gerinda

yang

Kalau pelat digunting, digergaji atau dipotong


dengan las pemotong, maka pada pemotongan
diperkenankan terbuangnya metal sebanyak 3
mm, pada pelat setebal 12 mm atau lebih kecil dan
sebanyak-banyaknya 6 mm pada pelat yang
tebalnya lebih besar dari 12 mm.
5.7 Memotong dengan Las Pemotong
Las pemotong digerakkan secara mekanis dan
diarahkan dengan sebuah mal serta bergerak
dengan kecepatan tetap.
Pinggit yang dihasilkan oleh las pemotong harus
bersih serta lurus dan untuk menghaluskan tepi
yang dipotong itu harus digunakan gerinda.
Gerinda bergerak searah dengan arah las
pemotong, tapi harus diselesaikan sedemikian rupa
sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran besi.
5.8 Pekerjaan Las & Pengawasan Pekerjaan Las
Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las yang
berpengalaman dibawah pengawasan langsung
seorang
yang
menurut
anggapan
direksi
mempunyai keahlian dan pengalaman yang sesuai
untuk penyelenggaraan pekerjaan semacam itu.
Kontraktor harus menyerahkan rencana kerja
kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan,
maka cara itu tidak akan diubah tanpa persetujuan
lebih lanjut.
Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan
sambungan, cara pengelasan / jenis dan ukuran
electrode, tebal bagian-bagian, ukuran dari las serta
Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

19

kekuatan arus listrik untuk las tersebut harus


diajukan kontraktor untuk mendapatkan persetujuan
direksi terlebih dahulu sebelum pekerjaan las listrik
dapat dilakukan.
Ukuran electrode, arus dan tegangan listrik dan
kecepatan busur listrik, yang digunakan pada listrik,
harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik las listrik
tersebut dan tidak akan dibuat penyimpangan tanpa
persetujuan tertulis dari direksi.
Pelat-pelat yang akan dilas harus bebas dari
kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet atau lapisan
lain yang dapat mempengaruhi mutu las. Las
dengan retak susut, retak pada bahan dasar,
berlubang dan kurang tepat letaknya harus
disingkirkan.
5.9 Mengebor Pelat Baut Angkur
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari
material. Bila keadaan memungkinkan, maka semua
pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus
dijepit bersama-sama dan dibor menembus seluruh
tebal sekaligus agar diperoleh posisi lubang yang
tepat. Bila menggunakan baut pas pada salah satu
lubang maka lubang ini dibor lebih kecil dan
kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran
dan sebenarnya. Cara lain ialah bahwa batangbatang
dapat
dilubangi
tersendiri
dengan
menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh
kotoran besi harus disingkirkan dan pelat-pelat dan
sebagainya dapat dilepas bila perlu.Diameter
lubang untuk angkur baut, kecuali baut pas adalah
1.50 mm lebih besar dari pada diameter yang
tertera pada gambar rencana. Diameter lubanglubang untuk baut pas harus dalam toleransi yang
diberikan. Dalam hal ini menggunakan pas lubang
yang tidak dibor menembus sekaligus untuk seluruh
tebal elemen-elemennya, maka lubang dapat dibor
dengan ukuran yang lebih kecil dahulu dan
diperbesar kemudian pada saat montase percobaan.
5.10

Montase dibengkel (Montase percobaan)

Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang


sementara (montase percobaan) pada halaman
kontraktor pabrikasi yang terlindung dari cuaca
untuk diperiksa oleh direksi mengenai alignemen
serta tepatnya seluruh bagian dan sambungan.
Kalau terjadi perbedaan kedudukan, maka batang
yang berdampingan harus dimontase bersamasama pada kedudukan yang dikehendaki lengkap
dengan perletakan-perletakan, gelagar melintang
dan seluruh batang-batang penguatnya.
Sambungan sementara harus berhubungan betul
menyeluruh dengan menggunakan cara yang
disetujui seperti wartel, jack, las.
Pemahatan yang dilakukan pada saat montase
hanyalah untuk membawa bagian-bagian itu pada
posisi yang dikehendaki dan bukan untuk
memperbesar lubang atau merusak material.
Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

20

Pemberitahuan harus diberikan kepada direksi bila


pekerjaan siap untuk diperiksa dan semua fasilitas
yang diperlukan untuk maksud pemeriksaan itu
harus disediakan oleh kontraktor.
Montase percobaan tidak akan dilepas dulu sebelum
mendapat persetujuan tertulis dari direksi.
5.11

Memberi tanda untuk pemasangan akhir

Setelah montase percobaan serta setelah mendapat


persetujuan direksi, tetapi belum dilepas, setiap
bagian harus diberi tanda tangan yang jelas
(dengan pahatan & cat).
Cat dari warna yang berbeda digunakan untuk
membedakan bagian-bagian yang sama. Dua copy
dari gambar rencana yang menyatakan dengan
tepat, tanda-tanda itu oleh kontraktor pabrikasi
diberikan dengan cuma-cuma kepada direksi dan
kontraktor Montase dari bangunan itu, pada saat
pengiriman-pengiriman pekerjaan baja itu.
5.12

Pengecatan di bengkel

Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil


baiknya montase percobaan, maka permukaan dari
seluruh pekerjaan baja, kecuali pada bagian yang
dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada
perletakan, harus dibersihkan seluruhnya sehingga
menjadi logam yang bersih dengan menggunakan
penyemprot pasir (sand blasting) atau dengan cara
lain yang disetujui.
5.13

Toleransi

Batang-batang profil harus lurus menurut ASTM


specification A. Batang profil tekan tidak boleh
bengkok dengan 1/1000 dari ujung batang.
Batang profil harus bebas dari puntiran bengkokan
dan lubang-lubang dan bengkokan tajam.
Perbedaan panjang tidak boleh melebihi 1/32 inch
untuk
ujung-ujungnya
yang
dibuat
sebagai
perletakan dan 1/16 inch untuk hating batang
struktur yang panjangnya 9 meter kurang, dan 1/8
inch untuk batang yang panjangnya lebih dari 9
meter.
Penyerahan Untuk Pemasangan Akhir (montase
lapangan)
5.14

Transport dan Handling

Cara transport dan handling pekerjaan besi harus


sesuai dengan cara yang telah disetujui oleh direksi.
Sebelum
penyerahan,
untuk
menjamin
terlindungnya dari kerusakan, maka perhatian
khusus diperlukan dalam pengepakan serta cara
perkuatan pada saat transport, handling dan
montase percobaan pekerjaan besi itu.
5.15
Penyerahan,
pekerjaan ini
Kontraktor
menjaga

penerimaan

dan

pabrikasi bertanggung
keamanan
pekerjaan

Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

menjaga

jawab untuk
besi,
dan
21

memperbaiki semua kerusakan sampai kerusakan


sampai diserahkan dan diterima baik oleh
kontraktor montase.
Kontraktor montase akan menerima seluruh
pekerjaan besi ditempat pekerjaan, atau ditempat
penyerahan lain seperti diisyaratkan dan akan
membongkar, mentransport ketempat pekerjaan
bila perlu dan menyimpan dengan aman bebas dari
kerusakan-kerusakan
hingga
akhirnya
terpasang.Segera setelah menerima penyerahan
pekerjaan besi kontraktor Montase akan segera
menyampaikan kepada direksi atau wakilnya, setiap
kehilangan atau ketidakcocokan dari barang-barang
besi itu dan akan melaporkan juga secara tertulis
kepada direksi setiap kerusakan serta cacat tanda
ditunda-tunda, atau kalau tidak melakukan demikian
maka dia harus memperbaiki setiap kerusakan serta
cacat
yang
terjadi
sebelum
dan
sesudah
penyerahan, diatas biayanya sendiri.

6. Pekerjaan
Instalasi
Listrik

6.1 Ketentuan
Ketentuan Umum
a. Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus
dikerjakan oleh Kontraktor yang terdaftar resmi
di PLN, mempunyai reputasi yang baik,
mempunyai tenaga pekerja, yang cakap dan
berpengalaman.
b. Pekerjaan instalasi listrik dilaksanakan sesuai
dengan
peraturan
yang
berlaku
(PUIL,
peraturan PLN setempat, jawatan keselamatan
kerja), memenuhi persyaratan teknis dan
dilaksanakan sampai selesai dengan sempurna.
Ketentuan Khusus
a.

Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor


diwajibkan membuat shop drawings yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

b.

Kontraktor juga harus membuat as built


drawings sesuai dengan instalasi yang telah
selesai dikerjakan dan dilaksanakan.

c.

Untuk kepentingan kelancaran kerja, harus


diadakan koordinasi dari seluruh pekerjaan

d.

Kontraktor
harus
menyediakan
contoh
bahan/meterial yang akan dipasang untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Perencana.

e.

Seluruh
bahan/material/peralatan
harus
diamankan dengan memadai, sebelum dan
sesudah pemasangan instalasi dan Konsultan
harus memberikan jaminan (garansi) selama 1
(satu) tahun setelah penyerahan kedua
pekerjaan
terhadap
instalasi
dan
bahan/material yang dipakai.

Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

22

6.2 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan Instalasi listrik meliputi pemasangan
sistem distribusi listrik yang nyata-nyata dinyatakan
dalam gambar dan RKS ini, yaitu :
a. Pemasangan panel distribusi tegangan rendah
(LVMD) dan panel penerangan (LP) untuk ruangan
tambahan.
b. Pemasangan seluruh instalasi penerangan, baik
diluar maupun didalam gedung baru, termasuk
armateur dan sistem pengaman pentanahan.
c. Pemasangan instalasi exhaust fan termasuk
pengaman motor dan hal-hal yang berhubungan
dengan itu.
6.3 Material/Bahan
Persyaratan Bahan:
1. Panel
a. Panel Box MCB untuk LVMD, LP adalah eks lokal
buatan
pabrik,
dimensi
sesuai
dengan
ketentuan PUIL, terbuat dari plastic atau fibre
glass.
b. Komponen yang terdapat pada panel MCB 10
Ampere.
2. Penghantar
a. Kabel penghantar yang dipakai adalah jenis
NYA, NYY (untuk instalasi didalam gedung) dan
jenis NYFGBY (untuk instalasi diluar gedung),
ukuran sesuai gambar detail.
b. Kawat arde dari kabel telanjang (Bore Cooper)
keras, eks lokal.
c. Pipa kabel dari bahan PVC, kelas AW dan
ukuran sesuai dengan gambar. Persilangan
pipa disambung dengan T-dos dari bahan PVC
lengkap dengan tutupnya dan sambungan
kabel pada persilangan terbuka ditutup dengan
Las-dop dari bahan keramik dengan sistem
sambungan ekor babi.
3. Fixture
a.

Stopkontak dan saklar Alpine White, rating


arus 2 Ampere, 1 phasa, tegangan 500 volt, 50
Hz, kualitas baik dan tahan panas. Sistem
pemasangan tertanam (inbow).

b.

Lampu-lampu yang dipakai adalah ex Phillips


atau setara sesuai dengan gambar rencana
dan
kesepakatan
antara
konsultan
pengawasdan direksi.

4. Pengaman Pentanahan
a. Hantaran pentanahan harus terus menerus
(continue) dengan elektroda pentanahan yang
dipasang di luar bangunan.

Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

23

b. Tahanan pentanahan maksimum adalah 3 ohm.


6.4. Pelaksanaan Pekerjaan
a.

Panel listrik yang dipasang sesuai dengan ketentuan


dan peraturan PLN maupun PUIL, diletakkan pada
dinding dengan anker yang kuat dan tinggi panel
dari lantai jadi adalah 190 cm.

b.

Semua kabel instalasi harus sesuai dengan jenis dan


ukuran dalam gambar dan dimasukkan dalam pipa
kabel PVC dengan ukuran diameter yang sesuai. Pipa
kabel yang menuju ke saklar dan stopkontak harus
tertanam dalam dinding dan tidak diperbolehkan
adanya sambungan pipa di dalam dinding, sedang
pipa
kabel
menuju
armateur
lampu
harus
menggunakan pipa fleksibel dari bahan yang sama.

c.

Stopkontak dan saklar dipasang didalam dinding


(inbow) dengan menggunakan roset-roset dari bahan
galvanis (tidak berkarat). Jarak dari lantai jadi adalah
150 cm (untuk saklar) dan 30 cm (untuk stopkontak).

d. Armateur lampu dipasang secara outblow (untuk


ruang yang tidak memakai penutup plafond) dan
secara inbow (untuk ruang yang memakai penutup
plafon), disesuaikan dengan gambar rencana dan
harus
mendapat
persetujuan
dari
Konsultan
Pengawas. Pada setiap panel listrik harus dipasang
pengaman pentanahan dan frame/penutup metal
dari panel tidak boleh dipakai sebagai penghantar.
Apabila ada beberapa panel yang berdekatan,
elektroda pentanahannya dapat digabung jika jarak
antar panel kurang dari 5 meter.

7. Pekerjaan
Pengecatan
8.1 Cat Dinding
1. Persyaratan Bahan
a.

Cat dinding dan cat plafond, berada dalam


kaleng yang masih bersegel dan tidak
pecah/bocor, warna akan ditentukan kemudian,
berkualitas vinyil acrylic emulsion ex. Decolith
atau yang setara.

b.

Plamur dinding dan plafond berasal dari merk


yang sama dengan bahan cat (direkomendasi
untuk produksi cat tersebut), jenis alkali resisting
primer.

2. Pelaksanaan
a.

Pek. pengecatan
setelah :

baru

boleh

dilaksanakan

Bidang yang akan dicat betul-betul sudah


kering dan tidak berdebu.
Tidak ada bagian yang retak dan pecah.
Seluruh permukaan bidang di plamur dan
digosok sampai halus.
Selesai diperiksa dan disetujui oleh Konsultan
Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

24

Pengawas.
b.

Pengecatan dilakukan dengan meggunakan


roller atau kuas, setidaknya sampai 3 kali
penegecatan hingga mencapai warna yang
dikehendaki.

c.

Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang


terbentuk harus rata, utuh, tidak ada bagian
yang belang dan dijaga dari pengotoranpengotoran.

8.2 Cat Kayu


1. Persyaratan Bahan
a.

Cat kayu yang dipakai adalah jenis enamel


emulsion ex. EMCO atau yang setara, berada
dalam kaleng yang masih bersegel dan tidak
pecah/bocor, kualitas kilap sempurna.

b.

Plamur kayu yang dipakai adalah ex. Pedang


atau yang setara.

2. Pelaksanaan

8.3

a.

Semua kayu yang akan dicat harus diberi dasar


cat meni terlebih dahulu, kemudian di plamur
dan digosok dengan amplas sampai halus dan
bebas debu.

b.

Pengecatan dilakukan dengan menggunakan


kuas, sampai 3 kali pengecatan hingga
mencapai warna yang dikehendaki.

c.

Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang


terbentuk harus rata, utuh, tidak ada bintikbintik atau gelombang udara dijaga dari
pengotoran-pengotoran.

Cat Besi
1. Persyaratan Bahan
a.

Cat besi yang dipakai adalah jenis enamel


emulsion ex. EMCO atau yang setara, berada
dalam kaleng yang masih bersegel dan tidak
pecah/bocor, kualitas kilap sempurna.

b.

Meni Baja yang dipakai adalah produksi dalam


negeri yang diakui kualitasnya, merk EMCO atau
yang setara.

2. Pelaksanaan

8. Pekerjaan
fiber

a.

Semua bidang besi yang akan dicat harus


digosok dengan amplas, dibersihkan hingga
halus, rata dan bebas debu.

b.

Setelah itu, dicat dengan meni besi hingga rata.

c.

Pengecatan dilaukan setelah meni besi betulbetul kering, menggunakan kuas sampai 3 kali
pengecatan hingga mencapai warna yang
dikehendaki.

d.

Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang


terentuk harus rata, utuh tidak ada bintik-bintik
atau gelombang udara dijaga dari pengotoranpengotoran.

Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

25

8.1 PEKERJAAN PATUNG FIBER


LINGKUP PEKERJAAN.
Pekerjaan ini meliputi pengiriman, bahan-bahan,
tenaga
kerja,
peralatan
dan
pemasangan
perkerasan beton seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
PROSEDUR UMUM.
1. Contoh dan Data Teknis Bahan.
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh dan data
teknis bahan yang berkaitan dengan pekerjaan ini
kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis untuk
disetujui, sebelum pengiriman bahan.
b. Data teknis harus meliputi deskripsi, karakteristik
dan petunjuk pemasangan.
c. Biaya contoh bahan dan pengujian menjadi
tanggung-jawab Kontraktor.
2. Gambar Detail Pelaksanaan.
Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail
Pelaksanaan kepada Konsultan Pengawas/Tim Teknis
sebelum pemasangan. Gambar Detail Pelaksanaan
harus sesuai dengan bentuk, ukuran, dimensi dan
mutu beton yang disyaratkan dalam Spesifikasi
Teknis ini.
3. Pemeriksaan dan Pengujian.
a. Semua pekerjaan patung fiber harus diperiksa
dan diuji.
b. Setiap pemasangan pencetakan patung fiber
yang tidak memuaskan harus disingkirkan dan
diganti dengan pencetakan patung fiber yang lain
tanpa tambahan dari Pemilik Proyek.
BAHAN-BAHAN.
1. Resin Kpl
2. Talk
3. Mat
4. Katalis
5. Gips
6. MAA Pembersih lantai
8. 2 PELAKSANAAN PEKERJAAN.
1. Pembuatan cetakan
2. Pembuatan adonan fiber
3. Pengecoran fiber dalam cetakan
4. Pengeringan fiber
5. Pelepasan cetakan
6. Finishing fiber dengan menggunakan cat duco
Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

26

Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang

27

Anda mungkin juga menyukai