: Kota Malang
Pekerjaan Persiapan
II.
Pekerjaan Tanah
3. Tenaga Kerja
3.1.
3.2.
3.3.
3.4.
3.5.
4.
Peralatan
Kerja dan
Perlengkapan
Lapangan
4.1.
4.2.
Guna
kelancaran
pekerjaan,
untuk
alat-alat
mekanis/mesin Kontraktor harus menyiapkan tenaga
operator yang mampu memperbaiki peralatan bila
mengalami gangguan operasional.
4.3.
5.
Material /
Bahan
Bangunan
dalam tapak.
6. Hak Kerja
b.
7.
Kebersihan,
Ketertiban
dan Keamanan
a.
b.
c.
b. Memasak
di tempat
Konsultan Pengawas.
pekerjaan
tanpa
seijin
Peraturan
Teknis Umum
untuk
Keputusan
(BANI).
Badan
Arbitrase
Nasional
Indonesia
j.
Peraturan-peraturan
lain
yang
berlaku
dan
dipersyaratkan
berdasarkan
normalisasi
di
Indonesia yang belum tercantum dan dapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
Kontraktor
(technical
&
e. Gambar kerja.
f.
(kontrak)
dan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
gambar
kerja
dengan
11. Bangunan
Sementara
Proyek
Pekerjaan
Persiapan
b.
Dibawah
pengamatan
Konsultan
Pengawas,
Kontraktor diwajibkan membuat 1 titik duga dan 2
titik bantu diatas tanah/tapak pada Bangunan
tersebut.
c.
2. Pekerjaan
Tanah
1. Bagian
ini
mencakup
seluruh
pekerjaan
pembongkaran seperti yang diminta oleh gambar
dan kontrak yang berhubungan.
2. Sebelum
melaksanakan
pembongkaran,
pihak
Kontraktor wajib melaporkan terlebih dahulu kepada
Direksi Lapangan tentang bagian-bagian yang akan
dibongkar untuk mendapatkan persetujuan dan
sebelum dibongkar harus difoto terlebih dahulu untuk
dijadikan dokumen.
3. Sebelum pekerjaan pembongkaran dilaksanakan
Kontraktor harus menyiapkan segala peralatan dan
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
pekerjaan dan Kontraktor harus terlebih dahulu
berkonsultasi dengan pihak-pihak terkait agar tidak
mengganggu aktivitas unit-unit kerja yang ada.
4. Selama pelaksanaan pembongkaran Kontraktor
bertanggung jawab serta menjaga kebersihan
lingkungan dan keamanan barang yang dibongkar /
direlokasi.
5. Apabila dalam melaksanakan pembongkaran terjadi
kerusakan yang diakibatkan oleh pelaksanaan
pembongkaran,maka kontraktor wajib membetulkan
dan merapikan kembali, serta biaya yang ditimbulkan
akibat perbaikan tsb menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan tidak dapat diajukan sebagai
pekerjaan tambah.
6. Pekerjaan pembongkaran dilaksanakan sesuai tertera
dalam spesifikasi / BQ / Gambar dan pembongkaran
lainnya yang terkait dengan pekerjaan.
7. Kontraktor tidak diperkenankan membawa keluar
lokasi bekas bongkaran tersebut dengan / untuk
maksud / tujuan tertentu tanpa persetujuan Direksi.
2.1. Pekerjaan Galian Tanah
Galian tanah dilaksanakan untuk semua pekerjaan
pasangan dibawah tanah, yaitu : pasangan pondasi,
rollag, sloof, dan pekerjaan lain yang nyata-nyata harus
dilakukan sesuai dengan gambar kerja.
a. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang
2.2.
Pekerjaan Urugan
Pekerjaan urugan meliputi : urug kembali tanah yang
digali dalam rangka pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
membuat ketinggian untuk pembentukan tanah
menurut kebutuhan dan pengurukan pasir di bawah
struktur.
a. Pengurugan tanah kembali pekerjaan struktur tidak
boleh dilaksanakan sebelum diperiksa oleh Konsultan
Pengawas.
b. Tanah urug yang dipakai harus bebas dari tanaman,
akar-akar pohon, puing-puing bangunan dan segala
macam kotoran lainnya. Tanah urug tersebut harus
berasal dari jenis tanah berbutir (tanah ladang,
sedikit berpasir, dan tidak terlalu basah).
c. Pengurugan tanah kembali dan penimbunan untuk
peninggian tanah dilakukan lapis demi lapis setebal
20 cm setiap lapisnya, dipadatkan dengan stamper /
manual sampai mencapai kepadatan 95% dan
mencapai permukaan yang diinginkan.
d. Jika tidak ada persetujuan sebelumnya dari
Konsultan Pengawas,
maka pengurugan dan
pemadatan tanah tersebut dilakukan tanpa memakai
air.
e. Untuk pekerjaan urugan pasir harus disiram dengan
air dan ditumbuk hingga padat.
f. Pasir laut tidak diperkenankan dipakai untuk
pengurugan, namun pasir pasang jenis kasar
(minimum ukuran 3.5 mm) boleh dipakai sebagai
pasir urug.
g. Tanah urug yang dipakai untuk pekerjaan ini hartus
diambil dari luar tapak.
3.1.
Persyaratan Bahan
1. Semen Portland
a.
b.
c.
d.
b.
c.
d.
e.
3. Air
Air yang digunakan adalah air bersih yang dapat
diminum; tidak mengandung lumpur, kandungan
bahan organik dan kimia perusak masih memenuhi
ambang batas yang disyaratkan PUBI 1982 (NI-3)
dan SK.SNI-T-15-1991.
4. Pembesian
a.
Baja tulangan yang dipakai mempunyai mutu U24 untuk polos, jenis baja mild-steel dengan
tegangan leleh minimum 240 mpa untuk U-24.
Bila
Konsultan
Pengawas
meragukan
mutu/kualitasnya, maka harus diperiksa di
Laboraturium
Penelitian
Bahan
dengan
kesepakatan bersama atas biaya Kontraktor.
b.
c.
d.
e.
f.
3.2.
10
Pemeriksaan Lapangan.
11
Cetakan/Bekisting
terpasang
dari
bahan
multipleks dengan ketebalan 9 mm atau papan
kayu yang diberi ikatan atau skur dari kayu
kaso/dolken, bentuk dan ukuran sesuai dengan
yang ditentukan pada gambar, sehingga bila
12
bekisting dibuka
halus, rata, licin.
permukaan
beton
menjadi
b.
c.
Pembongkaran bekisting
acuan SK.SNI-T-15-1991.
dilakukan
menurut
4. Penulangan.
Contoh Bahan dan Sertifikat Pabrik.
a. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan
Pengawas/Tim Teknis contoh bahan dan sertifikat
kesesuaian baja tulangan dari pabrik pembuat
untuk persetujuan.
b.
i.
Daftar
pemotongan
baja
tulangan
yang
menunjukkan pembengkokkan, ukuran kait,
angkur, lewatan dan lainnya yang memenuhi ACI
315 dan atau PBI (NI-2, 1971).
ii.
13
BAHAN-BAHAN.
Umum.
Semua baja tulangan harus baru, bebas dari cacat
yang mempengaruhi kekuatan, keawetan atau
penampilan dan harus dari kualitas terbaik.
Baja Tulangan.
a. Baja tulangan tipe polos dengan diameter <
13mm harus dari bahan baja mutu BjTP-24
dengan tegangan leleh minimal 2400kg/cm dan
harus memenuhi ketentuan SNI 07-2052-2002.
b. Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan
dalam Gambar Kerja.
c. Kecuali ditentukan lain, baja tulangan berulir
dengan diameter 13mm harus dari mutu BjTD40 dengan tegangan leleh minimal 4000kg/cm,
dan memenuhi ketentuan SNI 07-2052-2002.
d. Diameter yang digunakan harus sesuai ketentuan
dalam Gambar Kerja.
Aksesori.
Penahan jarak, gelang-gelang dan lainnya harus
memiliki ukuran dan bentuk yang memadai
untuk menumpu baja tulangan.
PELAKSANAAN PEKERJAAN.
Kait/Bengkokan.
Baja
tulangan
harus
dilengkapi
dengan
kait/bengkokan minimal sesuai petunjuk dalam
Gambar Kerja atau ketentuan PBI (NI-2, 1971),
atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas/Tim
Teknis.
Pemotongan.
Panjang baja tulangan yang melebihi ketentuan
Gambar Kerja (kecuali lewatan) harus dipotong
dengan alat pemotong besi atau alat pemotong
yang disetujui Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
Pada bagian yang membutuhkan dudukan untuk
mesin, peralatan dan alat utilitas lainnya, baja
tulangan harus dipotong sesuai dengan bukaan
atau ukuran dudukan.
Pasak Besi.
Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Kerja, pasak
besi digunakan untuk memperkuat sambungan.
Untuk lantai beton tebal sampai dengan 130mm,
gunakan pasak besi bulat diameter 12mm
panjang 600mm berjarak setiap 250mm. Untuk
lantai beton tebal
150mm sampai 200mm, gunakan pasak besi
diameter 12mm panjang 800mm berjarak setiap
200mm.
3.1.5.4. Penempatan dan Pengencangan.
a. Sebelum penempatan, baja tulangan harus bebas
dari karat lepas, kerak lepas, oli, cat dan bahan
Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang
14
asing lainnya.
b. Semua baja tulangan harus ditempatkan dengan
tepat sesuai dengan mutu, dimensi dan lokasi
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Penahan jarak atau sisipan harus dipasang pada
setiap m atau sesuai petunjuk Pengawas
Lapangan. Batu, bata atau balok kayu tidak
diijinkan digunakan sebagai penahan jarak atau
sisipan. Semua penahan jarak harus disetujui
Konsultan Pengawas/Tim Teknis.
c. Semua lewatan, penahan jarak atau sisipan harus
diikat dengan kawat no. AWG 16 ( 1,62mm)
atau yang setara. Las titik dapat dilakukan
hanya pada baja tulangan lunak dalam
pekerjaan lewatan seperti disetujui Konsultan
Pengawas/Tim Teknis.
5. Perawatan Beton atau curing
Selang waktu 24 jam dari waktu pengecoran beton,
tingkat kelembaban beton harus dijaga dengan
melakukan perawatan beton atau curing. Perawatan
beton dapat dilakukan dengan cara penyiraman
dengan air ke permukaan beton atau dengan
menggunakan karung goni yang dibasahi dengan air.
Setiap permukaan beton atau kondisi karung goni
mengering maka harus dibasahi dengan air; hal ini
untuk menjaga agar air semen yang berada di beton
tidak mengalami penguapan secara mendadak yang
akan meninggalkan rongga-rongga kecil pada beton
yang menjadi penyebab keropos dan retak pada
beton; hal ini akan mempengaruhi kekuatan dan
penampilan beton.
4. Pekerjaan
Pasangan
Pasir
pasang
yang
digunakan
tidak
mengandung lanau, lumpur atau bahan
organik lainnya lebih dari 5% dan memenuhi
persyaratan PUBI 1982 (NI-3).
d. Air
Sesuai dengan Pasal 2.1.3.
2. Pelaksanaan
a. Batu kali atu batu gunung dibelah dengan
Pembangunan Penataan Jalan Bandung Kota Malang
15
ukuran 15/20
b. Hasil batu belah harus bersudut runcing dan
tajam
c. Sebelum pemasangan pondasi batu kali
dilaksanakan terlebih dahulu dipasang patron
sesuai bentuk dan ukuran pekerjaan pondasi.
d. Pondasi terbuat dari bamboo/kayu dipasang
pada setiap jarak 3m
e. Pada
permukaan
diplester/beraben
f.
pondasi
harus
untuk
pasangan
16
b.
4.4. Benangan
Pekerjaan benangan dilaksanakan dengan teknik yang
baik dan dengan ketepatan yang sedemikian rupa
sehingga didapatkan benangan yang lurus tidak
bengkok, kuat tidak mudah pecah
5. Pekerjaan Besi
/ Baja
5.1 U m u m
Pekerjaan struktur baja adalah bagian-bagian yang
dalam gambar rencana dinyatakan sebagai struktur
baja, juga bagian yang menurut sifat strukturnya
memakai baja dalam hal ini adalah sebagai rangka
17
sebagai
gambar
ASTM
A-325
(High
18
dipotong
dengan
atau dengan Las
Pemotongan
dengan
oksigen
lebih
baik
dibandingkan dengan mesin. Permukaan yang
diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan
siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata
menurut ukuran yang diperlukan.
5.6 Pekerjaan Mesin
diperkenankan
Perkakas
dan
Gerinda
yang
19
20
Pengecatan di bengkel
Toleransi
penerimaan
dan
pabrikasi bertanggung
keamanan
pekerjaan
menjaga
jawab untuk
besi,
dan
21
6. Pekerjaan
Instalasi
Listrik
6.1 Ketentuan
Ketentuan Umum
a. Seluruh pekerjaan instalasi listrik harus
dikerjakan oleh Kontraktor yang terdaftar resmi
di PLN, mempunyai reputasi yang baik,
mempunyai tenaga pekerja, yang cakap dan
berpengalaman.
b. Pekerjaan instalasi listrik dilaksanakan sesuai
dengan
peraturan
yang
berlaku
(PUIL,
peraturan PLN setempat, jawatan keselamatan
kerja), memenuhi persyaratan teknis dan
dilaksanakan sampai selesai dengan sempurna.
Ketentuan Khusus
a.
b.
c.
d.
Kontraktor
harus
menyediakan
contoh
bahan/meterial yang akan dipasang untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Perencana.
e.
Seluruh
bahan/material/peralatan
harus
diamankan dengan memadai, sebelum dan
sesudah pemasangan instalasi dan Konsultan
harus memberikan jaminan (garansi) selama 1
(satu) tahun setelah penyerahan kedua
pekerjaan
terhadap
instalasi
dan
bahan/material yang dipakai.
22
b.
4. Pengaman Pentanahan
a. Hantaran pentanahan harus terus menerus
(continue) dengan elektroda pentanahan yang
dipasang di luar bangunan.
23
b.
c.
7. Pekerjaan
Pengecatan
8.1 Cat Dinding
1. Persyaratan Bahan
a.
b.
2. Pelaksanaan
a.
Pek. pengecatan
setelah :
baru
boleh
dilaksanakan
24
Pengawas.
b.
c.
b.
2. Pelaksanaan
8.3
a.
b.
c.
Cat Besi
1. Persyaratan Bahan
a.
b.
2. Pelaksanaan
8. Pekerjaan
fiber
a.
b.
c.
Pengecatan dilaukan setelah meni besi betulbetul kering, menggunakan kuas sampai 3 kali
pengecatan hingga mencapai warna yang
dikehendaki.
d.
25
26
27