TENTANG
Menimbang
;
'0
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
Pasall
Emisi adalah zat, energi dany atau komponen lain yang dihasilkan
dari suatu kegiatan yang masuk dan.' atau dimasukkannya ke dalam
udara ambien yang mempunyai danj atau tidak mempunya.i potensi
sebagai unsur pencemar.
10 . Sumber emisi adalah setiap usaha danjatau kegiatan yang
menge1uarkan emisi dari sumber bergerak, sumber bergerak spesifik,
sumber tidak bergerak, maupun sumber tidak bergerak spesifik.
11 . Sumber tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap pacta sua tu
tempat.
12. Baku mutu emisi pembangkit tenaga listrik termal adalah batas kadar
maksimum danj atau beban emisi maksimum yang diperbolehkan
masuk atau climasukkan ke dalam udara ambien dari kegiatan
pembangkit tenaga Iistrik termaL
13. Kadar maksimum adalah kadar emisi gas buang tertinggi yang masih
diperbolehkan dibuang ke udara ambien.
14. Beban emisi maksimum adalah beban emisi gas buang tertinggi yang
masih diperbolehkan dibuang ke udara ambien.
15. Pembangkit tenaga listrik termal yang beroperasi secara terus
menerus adalah pembangkit listrik yang secara normal beroperasi
selama 24 (dua puluh empat) jam sehari.
16. Pembangkit berbahan bakar fosil adalah pembangkit yang
menggunakan bahan bakar yang berasal dari proses pelapukan sisa
sisa fosil yang berumur jutaan tahun di dalam peru t bumi.
17. Kondisi normal adalah kondisi operasi yang sesuai dengan parameter
desain operasi sesuai kondisi rancang bangunjdesain.
18 . Kondisi tidak normal adalah kondisi operasi di bawahj di luar
parameter operasi normal kondisi rancang bangunjdesain namun
masih dapat dikendalikan.
19. Kondisi darurat adalah kondisi yang memerlukan tindakan secara
cepat, tepat dan terkoordinasi terhadap sistem peralatan atau proses
yang di luar kondisi normal dan tidak normal.
20. Menteri
adalah
menteri
yang
menyelenggarakan
urusan
pemerintahan di bidang pengelolaan lingkungan hidup.
9.
Pasal2
Pembangkit tenaga listrik tennal terdiri atas PLTU, PLTG, PLTGU, PLTD,
dan PLTP.
Pasal3
Setiap usaha darr/ atau kegiatan pembangkit tenaga listrik tennal wajib
menaati baku mutu emisi sumber tidak bergerak bagi usaha danjatau
kegiatan pembangkit tenaga listrik termal .
Pasal4
(1) Baku mutu emisi sumber tidak bergerak bagi usaha danjatau kegiatan
pembangkit tenaga listrik termal sebagaimana dimaksud dalam Pasa13
terdiri atas:
Pasal S
Bagi usaha danjatau kegiatan unit pembangkit tenaga listrik tennal
sebagaimana dimaksud dalam Pasa14 ayat (1) yang:
a. telah beroperasi sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri ini, berlaku
baku mutu emisi sebagaimana tercantum dalam Lampiran A.
b. perencanaannya disusun sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri ini
dan beroperasi setelah ditetapkannya Peraturan Menteri ini, berlaku
baku mutu emisi sebagaimana tercantum dalam Lampiran A dan wajib
memenuhi Baku Mutu Emisi sebagaimana tercantum dalam Larnpiran
B paling lama tanggal 1 Januari 2015;
c. perencanaannya disusun dan beroperasi setelah ditetapkannya
Peraturan Menteri ini berlaku baku mutu emisi sebagaimana
tercantum dalam Lampiran B.
Pasal6
(I) Pada kondisi normal, baku mutu emisi sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Peraturan Menteri ini setiap saat tidak boleh
clilampaui.
(2) Bagi usaha danjatau kegiatan pembangkit tenaga listrik termal yang
menggunakan cerobong yang memasang Continuous Emission
Monitoring System (CEMSj, baku mutu emisi dapat dilampaui sampai
batas 5 % (lima persen] dari data rata-rata harlan selama 3 (tiga)
bulan waktu operasi,
Pasal 7
(I) Pemerintahan daerah provinsi dapat menetapkan:
a. baku mutu emisi bagi usaha danjatau kegiatan pembangkit
tenaga listrik termal dengan ketentuan sama atau Iebih ketat dari
ketentuan sebagaimana tercantum dalam. Lampiran Peraturan
Menteri ini; darr/ atau
5
Pasal12
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, baku mutu emisi untuk
tenaga uap berbahan bakar batu bara sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III A dan Lampiran III B Keputusan Menteri Negara Lingkungan
. Hidup Nemer: KEP-13jMENLHj03j1995 tentang Baku Mutu Emisi
Sumber Tidak Bergerak dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal13
Ditetapkan di Jakarta
pacta tanggal: 01 Desember 2008
MENTERINEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
RACHMAT WITOELAR.
Lampiran I A
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidu p
Nomor
21 Tahun 2008
Tanggal : 01 . Desember 2008
BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK PLTU
No.
Kadar Maksimum
(mg/Nm3 )
Parameter
Batubara
Minyak
Gas
1.
750
1500
150
2.
850
800
400
3.
Total Partikulat
150
150
50
4.
Opasitas
20 %
20%
Catatan :
1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25C dan tekanan 1 atmosfer) .
2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan.
3. Semua parameter dikoreksi dengan 02 sebesar 7% untuk bahan bakar batubara
dalam keadaan kering kecuali opasitas . .
4. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 5% untuk bahan bakar minyak dalarn
keadaan kering kecuali opasitas.
5. Semua parameter dikorekai dengan 02 sebesar 3% untuk bahan bakar gas dalam
keadaan kering kecuali opasitas.
6 . Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga)
bulan.
MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HID UP,
ttd
RACHMAT WITOELAR.
Lampiran I B
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Nomor : 21 Tahun 2008
Tanggal : 01 Desember 2008
BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAGI
PLTU
Kadar Maksimum
(mgjNm 3 )
Parameter
No.
Batubara
Minyak
Gas
l.
750
650
50
2.
750
450
320
100
100
30
20 %
20%
N02
3.
Total Partikulat
4.
Opasitas
Catatan :
1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25C dan tekanan 1 atmosfer).
2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan.
3. Semua parameter dikoreksi dengan 02 sebesar 7% untuk bahan bakar batubara
dalam keadaan kering kecuali opasitas.
4 . Semua parameter dikoreksi dengan 02 sebesar 5% untuk bahan bakar minyak dalam
keadaan kering kecuali opasitas.
5. Semua parameter dikoreksi dengan 02 sebesar 3% urituk bahan bakar gas dalam
keadaan kering kecuali opasitas.
6. Pernberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga)
bulan bagi yang menggunakan GEMS.
MENTER! NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
RACHMAT WITOELAR.
Lampiran II A
Peraturan Meriteri Negara
Lingkungan Hidup
Nomor
: 21 Tahun 2008
Tanggal
: 01 Desember 2008
Kadar Maksimurn
{mgjNm 3 }
Parameter
No.
1.
2.
Nitrogen
Oksida
dinyatakan sebagai N02
3.
Total Partikulat
4.
Opasitas
(NOx)
Minyak
Gas
1000
150
800
400
150
30
20 %
Catatan:
1. Volume gas diukur dalam kcadaan standar (25C dan tekanan 1 atmosfer).
2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan .
3. Semua parameter dikoreksi dengan 02 sebesar 15% dalam keadaan kering kecuali
opasitas.
4. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga)
bulan.
MENTERl NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
RACHMAT WITOELAR
Sallnan sesuai dengan aslinya
De
H Bidang
P,
an,
~~
~
Lampiran II B
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Nomor : 21 Tahun 2008
Tanggal : 01 Deseruber 2008
Kadar Maksimum
2.
Oksida
Nitrogen
dinyatakan sebagai N02
3.
Total Partikulat
I 4.
(mgjNm 3 )
Parameter
No.
Opasitas
(NOx)
Minyak
Gas
650
150
450
320
100
30
20 %
Catatan :
1. Volume gas diukur dalam keadaan standar {25C dan tekanan 1 atmosfer).
2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan.
3. Semua parameter dikoreksi derigan 02 s ebesar 15% dalam keadaan kering kecuali
opasitas.
4. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga)
bulan.
MENTER! NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
RACHMAT WITOELAR.
De~~~ioM~,-:NLHBidang
1'~taQ.*butkungan,
':
Lampiran III A
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Nomor: 21 Tahun 2008
Tanggal: 01 Desember 2008
Kadar Maksimum
(mg/Nm-)
Parameter
No.
Minyak
Gas
1.
800
150
2.
800
400
3.
Total Partikulat
150
30
4.
Opasitas
20%
Catatan :
1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25 vC dan tekanan 1 atmosferJ .
2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan.
3. Semua parameter dikoreksi dengan 02 sebesar 15% dalam keadaan kering kecuali
opasitas.
4. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga) bulan.
MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
RACHMAT WITOELAR.
Lampiran III B
Peraturan
Menteri
Negara
Lingkungan Hidup
Nomor ; 21 Tahun 2008
Tanggal : 01 Desember 2008
(mgjNm 3 )
Parameter
No.
l.
Sulfur Dioksida (802)
2 .
Nitrogen
Oksida
dinyatakan sebagai N02
3.
Total Partikulat
4.
Opasitas
(NOx)
Minyak
Gas
650
150
450
320
100
30
20%
Catatan:
1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25C dan tekanan 1 atmosfer).
2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan.
3. Semua parameter dikoreksi dengan 02 sebesar 15% dalam keadaan kering kecuab
opasitas .
4 . Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selarna 3 (tiga) bulan.
MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HID UP,
ttd
RACHMAT WITOELAR.
Larnpiran IV A
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Nomor
21 Tahun 2008
Tanggal : 01 Desember 2008
Parameter
No.
Minyak
Gas
1.
Total Partikulat
150
30
2.
600
500
3.
1000
400
4.
800
150
5.
Opasitas
20%
Catatan:
1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25
dan tekanan 1 atmosfer).
2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan.
3 . Semua parameter dikoreksi dengan 0 2 sebesar 13% dalam keadaan kering kecuali
opasitas.
4. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga) bulan.
QC
MENTER! NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
RACHMAT WITOELAR.
Lampiran IV B
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Nomor
21 Tahun 2008
Tanggal : 01 Desember ae08
BAKU MUTU EMISI SUMBER TIDAK BERGERAK BAG! PLTD
I=-
Parameter
Kadar Maksimum
(mgjNm 3 )
Minyak
Gas
1.
Total Partikulat
120
30
2.
540
sao
3.
1000
320
N02
4.
600
150
5.
Opasitas
20%
Catatan :
1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25C dan tekanan 1 atmosfer).
2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan.
3 . Semua parameter dikoreksi dengan 02 sebesar 5 % dalam keadaan kering kecuali opasitas.
4. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga) bulan.
MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
RACHMAT WITOELAR.
Lampiran V
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Nomor : 21 Tahun 2008
Tanggal : 01 Desember 2008
No.
Parameter
Kadar Maksimum
(mgj Nm"]
1.
35
2.
Ammonia (NH3)
0,5
Catatan :
Volume gas diukur dalam keadaan standar (25C dan tekanan 1 atmosfer].
MENTERl NEGARA
LINGKUNGAN HID UP,
ttd
RACHMAT WITOELAR .
SaJinan sesuai dengan aslinya
Deputi MENLH Bidang
Pena
J,
an,
~~
~~
~
"tc
Lampiran VI A
Peraturan
Menteri
Negara
Lingkungan Hidup
Nomor : 21 Tahun 2008
Tanggal : 01 Desember 2008
dimana :
x
Ax
Bx
ex
=
=
=
'7
L.
Parameter
Angka baku mutu ermsi lampiran A untuk
parameter x bahan bakar batubara (mg/Nm-)
Angka baku mutu emisi lampiran A untuk
parameter x bahan bakar roinyak (mgjNm 3 )
Angka baku mutu emisi lampiran A untuk
parameter x bahan bakar gas (mgj Nm'')
Ratio heat input untuk bahan bakar batubara
Ratio heat input untuk bahan bakar minyak
Ratio heat input untuk bahan bakar gas
MENTERINEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
RACHMAT WITOELAR.
Lampiran VI B
Peraturan
Men ten
N egara
Lingkungan Hidup
Nomor : 21 Tahun 2008
Tanggal; 01 Desember 2008
dimana
Parameter
=0
Ax
Bx
Cx
X
Y
Z
MENTERINEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
RACHMAT WITOELAR.
' \
Lampiran VII
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Nomor : 21 Tahun 2008
Tanggal : 01 Desember: 2008
LAPORAN PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN SECARA MANUAL
A. Identitas Perusahaan
1. Nama perusahaan
2. Alamat perusahaan
a. Kabupaterr/Kota
b. Provinsi
c. No. telp .Zfax.
4. Jenis pembangkit
5. Kapasitas pembangkit total
6. Jumlah cerobong
B. Kondisi Operasional Pembangkit per Unit
1. Nama unit pembangkit
2.
3.
4.
5.
6.
2. Koordinat
3. Dimensi cerobong
a. Diameter"!
b. Panjang x Lcbar-l
c. Tinggi
I)
2)
4. Tanggal sampling
5. Laboratorium penguji
Parameter
No.
Satuan
1.
mgj'Nm-'
2.
mg/Nm>
3.
Total Partikulat
mg/ Nrn"
4.
mgjNm3
5.
mg/Nm-'
6.
Opasitas
7.
Oksigen (0 2)
8.
mjdetik
Me tode
Analisis
Konsentrasi
Baku
Mutu
Terukur"
Terkoreksi"
Catatan:
*
**
C corr
Cterukur
dimana
CCOIT
_. -
(1)
(2)
dimana:
Q
0,0036
Op Hours.
=
=
=
""
""
= QfX
dimana:
E
Q[
Op Hours
Cr
(%)
MW p
ANs
EC02
., (3)
dimana:
EC02
L:F
AceC
OF
MWC02
ANc
= Jumlah konsumsi
= Faktor Oksidasi
OF
0,99
0,995
0,98
3
= EC02 X Op Hours
(4)
dimana:
Etahunan
E C02
Op Hours
MENTERINEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
RACHMAT WITOELAR.
Salinan sesuai dengan aslinya
Dep~~ Bidang
Pe ~$.~~~ngan,
~ t.
,\ " '\
r/.
} \
~ ~_-..l,,"
~;.,
\~)
~j
./
~~: '~ ?
:\"
Lampiran VIII
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Nomor : 21 Tahun 2008
Tanggal : 01 Desember 2008
A. Identitas Perusahaan
1. Nama perusahaan
2 . Alamat perusahaan
a . KabupatenjKota
b. Provinsi
c. No. Telp.j'Fax.
3. Jenis pembangkit
5. Jumlah cerobong
B. Kondisi Operasional Pembangkit per Unit
1. Nama unit pembangkit
Konsentrasi
Rata-rata
Harian
No.
Tangga
1
(mg/Nm 3 )
Laju Alir
Rata-rata
Harian
Prosentase
Data
Melcbihi
Baku Mutu
(mjdetik)
Terukur'
Prosentase
CEMS Tidak
Beroperasi
(%)1It**+
(%) ***
Terkoreksi*
Waktu
Operasi
Pernbangkit
(jam)
"
1.
2.
3.
...
...
31.
Catatan:
"
harian
"*
dari CEMS.
(21 - 02
COTr) /
(21 - O2
terukur) ,
dimana
C zv
COJT
Cav!>alian
**" Prosentase data melebihi bakumuru adalah jumlah data yang melebihi dibagi total
data harian dan dinyatakan dalam persen (%).
***" Prosentase CEMS tidak beroperasi adalah lama waktu CEMS tidak beroperasi
(Kalibrasi,
Problem CEMS) per hari dan dinyatakan dalam persen (%).
= Cay X Q X 0,0036
[Op Hours]
Q = V av x A
(5)
(6J
dimana:
Cay
0,0036
= Faktor konversi dari mgjdetik ke kg/jam
Vav
= Laju alir rata-rata harian (m/ detik)
A
'" Luas penampang cerobong (m 2 )
n
E tahunan
= L E
i=l
dimana:
Etahunan
n
E
MENTERI NEGARA
LINGKUNGAN HID UP ,
ttd
RACHMAT WITOELAR.
Lampiran IX
Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup
Nomor : 21 Tahun 2008
Tanggal: 01 Desember 2008
LAPORAN HASIL PEMANTAUAN DAN PENGUKURAN SECARA MANUAL
A. Identitas Perusahaan
1. Nama Perusahaan
2. Alamat perusahaan
a. KabupatenjKota
b. Provinsi
c . No. Telp.jFa.x.
3 . Jenis pembangkit
4 . Kapasitas pembangkit total
5. Jumlah menara pendingin
B. Kondisi Operasional Pembangkit per Unit
1. Nama unit pembangkit
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
4. Laboratorium penguji
No.
Parameter
Satuan
1.
mgjNm 3
2.
Ammonia (NH3)
mgjNm 3
Metode
Analisis
Baku
Mutu
Korisentrasi
MENTERl NEGARA
LINGKUNGAN HIDUP,
ttd
RACHMAT WITOELAR.
Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi r~~H Bidang
Pen~~P:?;LJp:gk:ungan,
..
.. - ' ~
.-:;.
..
~ : .'.
,..~", . <,: