Anda di halaman 1dari 2

http://www.pcbfreeindonesia.

com/metode/
Pelaporan
Perusahaan diwajibkan untuk melakukan pelaporan mengenai pengurangan, pengumpulan,
penyimpanan dan penimbunan limbah B3, khususnya limbah PCB, sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun. Dalam peraturan tersebut, setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib
menyampaikan laporan secara tertulis kepada Menteri LH.

Sampling
Secara umum, metode pengambilan contoh PCB mengacu pada US-EPA. Dalam panduan
tersebut, dibagi menjadi 4 jenis contoh yaitu, contoh padatan yang meruah (solid bulk
sample), contoh permukaan yang berongga (porous surface sample), contoh permukaan yang
tak-berongga (non-porous surface sample) dan contoh udara di dalam ruangan (indoor air
sample).Secara rinci, berikut merupakan tautan mengenai prosedur sampling PCBs.
http://www.epa.gov/pcbsincaulk/guide/guide-sect3.htm#procedures

Pengujian
Analisis kimia untuk menguji kandungan PCB pada umumnya menggunakan Kromatografi
Gas (KG). PCB dalam konsentrasi yang rendah (< 10 ppm) dapat diuji dengan metode GC
menggunakan detektor Hall electrolytic conductivity detector (HECD) atau electron capture
detector (ECD).
Namun, metode terbaru untuk menguji PCB adalah menggunakan metode elektrokimia
dimana terdapat elektroda khusus yang dapat mengukur kandungan klorida. Konsentrasi
klorida yang terukur akan sebanding dengan konsentrasi PCB yang terkandung dalam sampel
minyak atau tanah dan dinyatakan dalam satuan ppm. Ekstraksi PCB direaksikan dengan
reagen natrium untuk mengubah PCB menjadi bentuk klorida yang dapat diukur
(http://www.dexsil.com/uploads/docs/dtr_10_01.pdf).

Penyimpanan
Tata cara penyimpanan limbah PCB mengacu pada Pasal 12 sampai dengan 30 Peraturan
Pemerintah No. 101/2014 yang beisi tentang persyaratan teknis penyimpanan limbah B3.
Kriteria umum yang diperhatikan dalam penyimpanan limbah B3 yaitu, wajib memiliki izin
Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3; menjelaskan nama,
sumber, karakteristik, dan jumlah Limbah B3 yang akan disimpan; dokumen yang
menjelaskan tentang tempat Penyimpanan Limbah B3; dokumen yang menjelaskan tentang
pengemasan Limbah B3; lokasi Penyimpanan Limbah B3; dan fasilitas Penyimpanan Limbah
B3 yang sesuai dengan jumlah Limbah B3, karakteristik Limbah B3, dan dilengkapi dengan
upaya pengendalian Pencemaran Lingkungan Hidup; dan peralatan penanggulangan keadaan
darurat.

Pelabelan
Tata cara pelabelan B3 mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14/2013
tentang Simbol dan Label B3. Kriteria umum yang perlu diperhatikan dalam pelabelan
limbah B3 diantaranya harus terdapat di wadah dan/atau kemasan limbah B3, tempat
penyimpanan limbah B3, dam alat angkut limbah B3. PCB digolongkan bahan yang beracun
dan berbahaya bagi lingkungan. Label yang tepat untuk PCB dan peralatan yang
terkontaminasi PCB sebagai berikut:

Inventarisasi
Inventarisasi yang pernah dilakukan di Indonesia adalah dengan mengirimkan kuesioner,
menelaah dan mengumpulkan sampel PCB dari lokasi dan menguji kandungannya
menggunakan Dexil.

Pemusnahan
Berdasarkan Dokumen NIP 2014, teknologi pemusnahan PCB harus berbasis ramah
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai