r 4 P
8 x
R4
maka :
Q =
8 L
; dimana
P
x
= P2 P1 = P
L
L
D4 P
=
128
(2.1 )
=Q = 4 Q( 2.2a )
A D 2
Atau
V
= D2 P....( 2.2b )
32 L
= V D atau Re
= V D..( 2.3 )
Keterangan Gambar :
1.
Pompa sentrifugal
2.
Rotameter
3.
Tempat
alat
ukur
pressure gauge
4.
Tabung transparan
5.
Venturi meter
6.
7.
Resorvoir
8.
Globe Valve
9.
Gate Valve
3.2. Pompa
Pompa yang digunakan didalam mendukung pelaksanaan percobaan disini
adalah 1 ( satu ) unit pompa dengan kapasitas maksimum 6 m3 / jam
3.3. Motor Listrik
Motor listrik digunakan untuk menggerakkan pompa . spesifikasi dari
motor listrk adalah Sbb :
- Daya
: 1,5 Kw
- Kecepatan ( putaran )
: 2900 rpm
- Voltage
: 220 V / 380 V
3.4. Rotameter
Rotameter berfungsi untuk menunjukkan kapasitas atau debit air yang
dibutuhkan pada saat pengujian.
3.5. Manometer
manometer berfungsi untuk mengukur perbedaan tekanan air yang terjadi
pada Venturi . jenis manometer yang dipakai disini adalah mnometer Hg .
3.6. Pressure Gauge ( Penggukur tekanan )
Pengunaan pressure Gauge disini adalah untuk mengukur tekanan yang
terjadi pada masing masing pipa uji .
3.7. Termometer
Fungsi Termometer disini adalah untuk mengukur suhu air pada saat
melakukan percobaan . dengan diketahuinya suhu air, maka density
( massa jenis ) dan viskositas air dapat diketahui . jenis termometer yang
dipakai disini adalah termometer air raksa biasa .
4.
Keterangan Gambar :
1. Pompa sentrifugal
2. Rotameter
3. Tempat alat ukur pressure gauge
4. Tabung transparan
5. Venturi meter
6. Alat ukut manometer Hg
7. Resorvoir
8. Globe Valve
9. Gate Valve
NO Bukaan
Kran
1.
2.
3.
1,5
2
2,5
Keterangan :
Pipa I
D = 8 mm
L = 123 cm
P1
P2
0,8
0,5
1,1
0,55
1,2
0,56
Pipa II
D = 15,5 mm
L = 126 cm
P1
P2
0,36 0,1
0,44 0,15
0,5
0,17
= Penurunan tekanan
6. PERHITUNGAN DATA
Temperatur air saat percobaan = 27 C, maka dari tabel sifat fisik air didapat:
Density ():
= 996,54 kg/m2
viskositas kinematik ():
= 0,8598 x 10-6m2/sec
viskositas dinamik () :
= 8, 568 x 10-4 kg/ms
catatan konversi satuan
1kg / cm 2
= 0,96778 atm
= 9,8 N / cm 2 = 9,806 x 104 N / m2
Pipa I
diketahui:
D = 8 mm
= 0,008 m
L = 123 cm = 1,23 m
Bukaan 1,5
= 4 ( 2,8 . 10 3 m3 / s )
3,14 . ( 0,008 m )2
= 55,73 m /s
c . Angka Renold ( Re )
Re
= V . D= ( 55,73 m / s ) . ( 0,008 m )
( 0,8598 . 10 6 m 2 / s )
= 5,2 . 10 5 > 2300 aliran turbulen
d . Faktor gesek ( f )
Untuk aliran turbulen
f
= 0,3164
(Re )0,25
0,3164
(5,2 . 10 5)0,25
= 0,012
= 0,000001
e = 0,000001 . D
= 0,000001 ( 0,008 m )
= 8 x 10-9 m
z
P1 P2 = hl
maka :
hl
Dengan cara yang sama, maka didapat hasil perhitungan pipa gesek untuk
bukaan katup 2 dan 2,5 hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:
Bukaan
Q
(m 3 / s )
( kg / cm 2 )
V
( m/s )
Re
h1
( mka )
1,5
2
2,5
2,8 .10-3
5,1 .10-3
5,9 .10-3
0,3
0,55
0,64
55,73
101,51
117,43
5,2 . 105
9,5 . 105
10,9 . 105
0,012
0,010
0,009
3,01
5,52
6,42
Pipa II
diketahui:
D = 15,5 mm = 0,0155 m
L = 126 cm = 1,26 m
Bukaan 1,5
P1 = 0,36 kg / cm2
P2 = 0,1 kg / cm2
= 4 (3,34. 10 2 m3 / s )
3,14 . ( 0,0155 m )2
= 177,09 m /s
c . Angka Renold ( Re )
Re
= V . D= (177,09 m / s ) . ( 0,0155 m )
( 0,8598 . 10 6 m 2 / s )
= 3,2. 10 6 > 2300 aliaran turbulen
d . Faktor gesek ( f )
Untuk aliran turbulen
f
= 0,3164
(Re )0,25
0,3164
( 3,2. 10 6 )0,25
= 0,007
= 0,000001
e = 0,000001 . D
= 0,000001 ( 0,0155 m )
= 1,55 x 10-8 m
z
P1 P2 = hl
hl 1
maka :
= ( 0,26 . 10 4) kg / m 2
996,54 kg / m2
= 2,6 mka
Dengan cara yang sama, maka didapat hasil perhitungan pipa gesek untuk
bukaan katup 2 dan 2,5 hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:
Bukaan
Q
(m 3 / s )
( kg / cm 2 )
V
( m/s )
Re
h1
( mka )
1,5
2
2,5
3,3 .10-2
3,7 .10-2
4,2 .10-2
0,26
0,29
0,33
177,09
198,56
225,38
3,19 . 106
3,58 . 106
4,05 . 106
0,007
0,0069
0,0067
2,6
2,9
3,3
10
5
Angka Reynold (Re) x 10
12
10,9
10
9,5
8
6
5,2
4
2
0
0
5
-3
4,5
4,05
4
3,58
3,5
3,19
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0
11
0,012
0,012
0,01
0,01
0,009
0,008
0,006
0,004
0,002
0
0
5
-3
0,007
0,007
0,00695
0,0069
0,0069
0,00685
0,0068
0,00675
0,0067
0,0067
0,00665
0
4
-2
12
6
5,52
5
4
3
3,01
2
1
0
0
5
-3
3,3
2,9
2,6
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0
4
-2
13
KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Dengan meningkatknya Debit Aliran (Q) maka akan meningkatkan Angka
Reynold (Re) dan Head Loss (hl).
2. Pada Debit Aliran (Q) yang semakin meningkat maka terjadi penurunan faktor
gesek (f).
3. Dengan semakin besarnya diameter pipa akan maka meningkatkan Angka
Reynold (Re) dan Head Loss (hl).
4. Terjadi penurunan Faktor Gesek (f) pada diameter pipa yang semakin
meningkat.
14
BAB II
UJI POMPA CENTRIPUGAL
1. Tujuan Pengujian
Tujuan pengujian popa centripugal adalah untuk mengetahui besarnya laju
aliran volume ( debit ) aliran fluida yang dihasilkan oleh pompa, dengan
metode pengukuran yang mengunakan V Notch Weir dan Rectanguler Weir.
dengan diketahui debit pompa
variabel variabel yang lain dari pompa tersebut, yaitu Head Pompa ( H ),
Daya Hidrolik ( WHP ) , Daya pompa ( N ), Effisiensi Pompa ( p ), dan
NPSH pompa .
Disamping itu, dapat pula diperoleh karakteristik kerja dari pompa, seperti
misalnya :
H
=f(Q)
WHP = f ( Q )
N
=f(Q)
=f(Q)
2. Dasar Teori
2.1. Aliran Internal ( dalam saluran tertutup / pipa )
Vo
Luas
U .dA
15
V D , dimana Re = V D atau
Re = V D
Untuk aliran laminar dalam pipa berarti Re < 2300 , maka entrance
length ( L ) kita dapatkan :
L
= 0,06 . Re . D
= 0,06 . ( 2300 ) . D
=138 D .( 2,1 )
Untuk aliran turbulen, karena tumbuhnya lapisan batas lebih cepat maka
entrance legth akan menjadi lebih pendek , yaitu kira - kira 25 40
kali diameter pipa .
2.2. Aliran Eksternal ( Aliran Dalam saluran terbuka )
a. Rectagular Weir
P1 + V1 2 + z1 = P2 + V2 2 + z2
2g
2g
H + 0 + 0 = V12 + H V + 0
2g
16
V . L . dy
V dA =
o
H
2g L y
0,5
dy
/ 2g L H
=2 3
Dimana
: Qt
3/2
( 2.3 )
:Q
= 3,33 LH3/2
= 1,84 LH3/2
b. V Notch Weir
1/2L
y
H
dy
/2 /2
x
H-y
V = 2gy
Qt =
:
H
V. dA =
V . x. dy.( 2.6 )
0
: x = L( H y )
H
Qt
2g L/ H V
0,5
( H y ) dy
Qt
= 4/15
2g L/H . H
5/2
.....( 2.8 )
Dimana
= Q
15
2g
18
= 58 % Qt...( 2.11 )
= 2,50 H2,5
= 1,38 H2,5
2.g
Keterangan :
Hp
Hp
= Head pompa
Hs
Hd
Pdr
Psr
Vdr
Vsr
= Berat jenis
: Re
= Vs . Ds
= Vd . Dd
: Re
= 4.Q
. Ds2
= 4.Q
. Dd2
19
Vdr = Vd
20
Vd 2
2g
- hl
( discharge reservoir )
Hd = Hd zz1= Hd 10 cm
2.3.7. Kerugian Gesek pada instalasi pompa ( hl )
hl = hls + hld
a. pada pipa isap
hls = hls1 + hld2
Dimana
Dimana :
WHp
Cas
NPSH ( Head Isap Positive Netto ) yang diperlukan lebih besar dari
pada NPSH sisi isap pompa ( ekivalen dengan tekanan mutlak pada sisi
isap pompa dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair dari tempat
22
NPSH = Pa + Pv - Hs - hls
Dimana
Pa = 10,333 m
Keterangan :
Hsv
( mka )
Pa
= Tekanan atmosfer
( mka )
Pv
( mka )
= Head isap pipa statis (m), (hs) (+) jika pompa terletak diatas
permukaan zat cair yang di isapkakan dan (-) jika di bawah
Hls
Contoh
Sedangkan pompa yang di pakai adalah 1 unit pompa centrifugal merk DAP
sengan spesifikasi sebagai berikut :
Model
Kapasitas maximum
: 100 lt / min
Total Head
: 22,5 m
23
Putaran
: 2850 rpm
Diameter dischange
: 1 inch
Diameter suction
: 1 inch
Voltage
: 220 Volt
Daya motor
: 175 watt
24
e. Memeriksa alat pengatur regulator voltage listrik, gate valve, dan alat
penunjukan manometer, voltmeter, ampermeter dan tachometer .
f. Switch harus pada posisi off dan gate valve pada pipa dischange harus
tertutup rapat.
g. Switch di ON kan
h. Gate valve di buka sedikitdemi sedikit sehingga gelembung - gelembung
udara habis
i. Pengujian dapat di mulai
4.2. saat pengujian
a.
b.
Untuk tiap - tiap putaran tertentu, gate valve dibuka sedikit demi
sedikit, hingga ketinggian air dalam bak (reservoir )atas dfan bawah
dapat ditunjukkan oleh indicator ketinggian permukaan air (lihat pada
skala mistar ukur ) kecepatan putaran poros diatas masing masing
dengan katup ( gate valve ) :0 ; 1; 1,5 ; 2 ; 2,5 bukaan katup kemudian
di catat :
o
25
Keterangan: Zd
= 27,8 cm
Zs
= 9 cm
ZZ1 = 10 cm
Hs ( Tinggi isap statis )
= hs Zs
hd
26
2450
Bukaan
katup
0
1
1,5
2
2,5
Voltage
(V)
95
109
118
121
124
Ampere
(A)
0,2
0,3
0,3
0,4
0,5
hd
( cm )
0
1,8
2,6
3,3
3,8
hs
( cm )
18,9
15,8
14,9
13,3
12,9
Hd
( cm )
27,8
29,6
30,4
31,1
31,6
Hs
( cm )
9,9
6,8
5,9
4,3
3,9
Pd
( kg / cm 2 )
1
0,7
0,6
0,5
0,4
Dimana = 90
H = hd
Qt 0 = 8/15 2. 9,8
tan 90/2 . ( 0
x 0,01 )5/2 = 0
Qt 1 = 8/15 2. 9,8
Qt 2 = 8/15 2. 9,8
=0
= 2,48 . 10 4 m3 / s
= 3,58 . 10 4 m3 / s
= 4,55 . 10 4 m3 / s
= 5,22 . 10 4 m3 / s
4.Q
. Ds2
Vs 1 = 4 . 2,48 .10 4
3,14 . ( 0,025 )2
Vs 1,5 = 4 . 3,58 .10 4
=0
= 0,50 m / s
= 0,73 m / s
27
3,14 . ( 0,025 )2
= 4 . 4,55 .10 4
3,14 . ( 0,025 )2
Vs 2
= 0,92 m / s
= 1,06 m / s
d. Head Losses
pada pipa suction :
bukaan Katub = 0
( 1 . 10 3 )
f
= 64
= 64 = 0
RE 0,25 0 0,25
hl 1 = f . ls . Vs 2 =0 . 0,5 . 02
=0
Ds 2g
0,025 2. (9,8 )
hl 2 = ( Kent + f le/ Delb ) Vs 2 = 0
2.g
hls
= hls1 + hls2 = 0
hls = 0
bukaan Katub = 1
( 1 . 10 2 )
f
= 64
= 64
= 0,051
0,25
0,25
RE
1248,7
hl 1 = f . ls . Vs 2 =0,051 . 0,5
. (0,50)2 = 0,013
Ds 2g
0,025
2. (9,8 )
28
hls = 0,01326
bukaan Katub = 1,5
( 1 . 10 2 )
f
= 64
= 64
= 0,035
RE 0,25 1823,1 0,25
hl 1 = f . ls . Vs 2 =0,035 . 0,5
. (0,73)2 = 0,038
Ds 2g
0,025
2. (9,8 )
hl 2 = ( Kent + f le/ Delb ) Vs = (0,5 + 0,035 . 30 ) . 0,0352 = 0,000096
2.g
2. 9,8
hls
hls = 0,038096
bukaan Katub = 2
( 1 . 10 2 )
f
= 64
= 64
= 0,027
0,25
0,25
RE
2297,7
hl 1 = f . ls . Vs 2 =0,027 . 0,5
. (0,92 )2 = 0,046
Ds 2g
0,025
2. (9,8 )
29
hls
hls = 0,046048
bukaan Katub = 2,5
( 1 . 10 2 )
f
= 0,3164
RE 0,25
0,3164
1823,1 0,25
= 0,011
hl 1 = f . ls . Vs 2 =0,011 . 0,5
. (1,06)2 = 0,012
Ds 2g
0,025
2. (9,8 )
hl 2 = ( Kent + f le/ Delb ) Vs = (0,5 + 0,011 . 30 ) . 0,0112 = 0,000049
2.g
2. 9,8
hls
hls = 0,0120049
pada pipa Dischange :
bukaan Katub = 0 ;Dd =Ds= 1inci = 0,025 ; ld = 0,5 m ; air = 999 kg/m 3
Vd = Vs air = 1.10 2 N . s / m 3
RE = . Vd . Dd = 999 . ( 0 ) . ( 0,025 ) = 0 < 2300
( 1 . 10 3 )
f
= 64
= 64 = 0
0,25
RE
0 0,25
30
hl 1 = f . ld . Vd 2 =0 . 0,5 . 02
=0
Dd 2g
0,025 2. (9,8 )
hl 2 = ( f. le + 2. f / Delb + Kext) Vd 2 = 0
D gv
2.g
hld
= hld1 + hld2 = 0
hld = 0
bukaan Katub = 1 ; Dd =Ds= 1inci = 0,025 ; ld = 0,5 m ; air = 999 kg/m 3
Vd = 0,50 air = 1.10 2 N . s / m 3
RE = . Vd . Dd = 999 . ( 0,50 ) . ( 0,025 ) = 1248,7 < 2300 ( Laminer )
( 1 . 10 3 )
f
= 64
= 64
= 0,051
RE 0,25 1248,7 0,25
hl 1 = f . ld . Vd 2 =0,051 . 0,5
. 0,512 = 0,013
Dd 2g
0,025 2. (9,8 )
hl 2 = ( f. le + 2. f / Delb + Kext) Vd 2
D gv
2.g
= ( 0,051. 8 + 2 . 0,051. 30 + 1) 0,502 = 0,20
2.9,8
hld 1
hld
= 0,213 mka
bukaan Katub = 1,5 ; Dd =Ds= 1inci = 0,025; ld = 0,5 m; air = 999 kg/m3
Vd = 0,73 air = 1.10 2 N . s / m 3
RE = . Vd . Dd = 999 . ( 0,73 ) . ( 0,025 ) = 1823,1 < 2300 ( Laminer )
( 1 . 10 3 )
31
= 64
= 64
= 0,035
RE 0,25 1823,1 0,25
= 0,038
hl 2 = ( f. le + 2. f / Delb + Kext) Vd 2
D gv
2.g
= ( 0,035.8 + 2.0,035. 30+ 1) 0,732 = 0,29
2.9,8
hld
hld
= 0,328 mka
( 1 . 10 3 )
f
= 64
= 64
= 0,027
RE 0,25 2297,7 0,25
= 0,046
hl 2 = ( f. le + 2. f / Delb + Kext) Vd 2
D gv
2.g
= ( 0,027.8 + 2.0,027+30+ 1) 0,922 = 0359
2.9,8
hld
hld
= 0,465 mka
bukaan Katub = 2,5; Dd =Ds= 1inci = 0,025 ; ld = 0,5 m; air = 999 kg/m3
Vd = 1,06 air = 1.10 2 N . s / m 3
RE = . Vd . Dd = 999 . ( 1,06 ) . ( 0,025 ) = 2647,8 < 2300 (Turbulen )
( 1 . 10 3 )
32
= 0,3164 = 0,3164
= 0,011
RE 0,25 2647,8 0,25
= 0,556 mka
e. Head Pompa
Hp = P dr P sr + V dr 2 V sr 2 + Hs + Hd + hl
air
2.g
Dimana : P sr = P atm P dr = P sr
V dr = Vd
hl = hls + hld
P dr = P atm V sr = 0
Bukaan Katup 0
Vdr = 0
Hs = 0,99 m ; Hd = 0,278 m hl = 0 + 0 = 0
Bukaan Katup 1
Vdr = 0,50 m/s ;Hs = 0,068 m ; Hd = 0,296 m ; hl = 0,01326+ 0,213 = 0,226
Hp 1 = 0,50 2
2 . (9,8)
33
= Head pompa
( mka )3
( kg / m )
Bukaan katup 0
Q = 0;
H = 0,398 mka
=0
Q = 2,48 . 10 4 m 3 / s ;
34
H = 0,602 mka
= 1,98 . 10 3 Hp
Q = 3,58 . 10 4 m 3 / s ;
= 3,5 . 10 3 Hp
Q = 4,55 . 10 4 m 3 / s ;
H = 0,753 mka
H = 0,848 mka
5,1 . 10 3 Hp
Q = 5,22 . 10 4 m 3 / s ;
H = 0,98
mka
= 6,8 . 10 3 Hp
Dimana: E
= Tegangan listrik
I
Bukaan katup 0
N mtr = 95 . 0,2 . 0,81
746
E = 95 V ;
= 0,0206
Bukaan katup 1
N mtr = 109 . 0,3 . 0,81
746
Bukaan katup 1,5
N mtr = 118 . 0,3 . 0,81
746
Bukaan katup 2
N mtr = 121 . 0,4 . 0,81
746
Bukaan katup 2,5
I = 0,4 A
Hp
E = 124 V ;
35
I = 0,3 A
Hp
E = 121 V ;
= 0,052
I = 0,3 A
Hp
E = 118 V ;
= 0,052
I = 0,2 A
Hp
E = 109 V ;
= 0,035
I = 0,5 A
= 0,067
h. daya mekanik
N mek = mek . N mtr mek = 0,97
Bukaan katup 0
N mek = 0,97. 0,020 = 0,0194
Hp
Bukaan katup 1
N mek = 0,97. 0,035 = 0,0339
Hp
Hp
Bukaan katup 2
N mek = 0,97. 0,052 = 0,0534
Hp
Hp
i. Effisinsi pompa
p
= WHP . 100 %
N mek
Bukaan katup 0
p
0 . 100 %
0,0194
=0%
Bukaan katup 1
p
36
Hp
Bukaan katup 2
p
2550
Bukaan
katup
(V)
( A)
Hs
( cm )
hd
( cm )
Hd
( cm )
Hs
( cm )
Pd
( kg / cm 2 )
0
1
1,5
2
2,5
104
125
131
140
142
0,2
0,5
0,6
0,7
0,8
0
2,8
3,5
3,8
4,21
18,9
14,8
13,2
12,1
11,5
27,8
30,6
31,3
31,6
32
9,9
5,4
4,2
3,1
2,5
0,8
0,7
0,6
0,6
0,4
Dengan cara yang sama untuk perhitungan pada putaran mesin 2550 rpm maka
didapat hasil hasil perhitungan sebagai berikut:
Rpm
2450
2550
Bukaan
katub
0
1
1,2
2
2,5
0
1
1,2
2
2,5
Kapasitas
Nyata
(Q)
( m3 / sec )
0
0,248
0,358
0,455
0,522
0
0,386
0,483
0,522
0,579
Daya
Mekanik
( N mek )
( hp )
0,0194
0,0339
0,0504
0,0534
0,0649
0,0213
0,0649
0,0824
0,1028
0,1193
Daya
Motor
( N mtr )
( hp )
0,020
0,035
0,052
0,052
0,067
0,022
0,067
0,085
0,106
0,123
37
Efisiensi
Pompa
( p )
(%)
0
3,05
9,51
10,2
11,4
0
3,05
4,24
4,48
4,56
Head
Pompa
( HP )
( mka )
1,268
0,804
0,669
0,656
0,532
1,268
0,804
0,669
0,656
0,532
Daya Hidrolik
Pompa
( WHP )
( hp )
0
0,0198
0,0353
0,051
0,068
0
0,0413
0,0429
0,0457
0,0543
1,4
1,268
1,2
1
0,804
0,8
0,669
0,6
0,656
0,532
0,4
0,2
0
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
1,4
1,268
1,2
1
0,804
0,8
0,669
0,656
0,6
0,532
0,4
0,2
0
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
38
0,6
0,7
0,068
0,06
0,051
0,05
0,04
0,035
0,03
0,02
0,019
0,01
0
0
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,0413
0,04
0,03
0,02
0,01
0
0
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
39
0,6
0,7
0,07
0,067
0,06
0,05
0,04
0,052
0,053
0,4
0,5
0,035
0,03
0,02
0,02
0,01
0
0
0,1
0,2
0,3
0,6
0,12
0,106
0,1
0,085
0,08
0,067
0,06
0,04
0,022
0,02
0
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
40
0,6
0,7
11,4
10
Efisiensi Pompa (
10,2
9,51
p)
12
8
6
4
3,05
2
0
0
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
Efisiensi Pompa (
p)
4,5
4
3,5
3,05
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
0
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
41
0,6
0,7
7. ANALISA DATA
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan maka dapat dianalisa sebagai berikut:
1. Semakin besar Head Pompa maka akan menurunkan Kapasitas Aliran pompa
2. Kapasitas Aliran (Q) yang semakin besar maka akan menaikkan Daya Motor
(Nmtr) , Daya Hidroulik Pompa (WHP) dan Efisiensi Pompa (p).
8. KESIMPULAN
Hasil analisa di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Pembandingan hasil grafik hubungan antara Head Pompa dan Kapasitas Aliran
dari hasil praktikum dengan grafik data spesifikasi pompa, maka ditemukan
kesamaan karakteristik pompa yaitu semakin besar Head Pompa maka Kapasitas
Aliran semakin kecil. Akan tetapi grafik hasil praktikum digambarkan cenderung
linier, hal ini disebabkan adanya kesalahan-kesalahan pada waktu pengujian
antara lain: adanya kebocoran instalasi pipa, kebocoran pada reservoir, alat ukur
tachometer (pengukur kecepatan putaran pompa) yang tidak bisa konstan dan
pembacaan mistar ukur ketinggian air yang kurang akurat.
42
BAB III
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah kami lakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
Uji Kerugian Gesek Aliran Fluida Dalam Sistem Perpipaan :
1. Terjadinya penurunan tekanan akibat adanya kerugian gesek pada sistem
perpipaaan.
2. Pada debit aliran yang semakin besar maka semakin besar pula kerugian
gesek pada pipa.
Uji Pompa Sentrifugal :
1. Apabila Head pompa ( HP ) bertambah besar maka kapasitas yang
dihasilkan akan bertambah besar pula.
2. Apabila Water Horse Power ( WHP ) bertambah besar, maka kapasitas
pompa ( Q ) yang dihasilkan akan bertambah besar pula.
3. Apabila daya motor ( N mtr ) semakin besar maka kapasitas pompa ( Q )
yang dihasilkan akan bertambah besar pula.
4. Apabila daya mekanik ( N mek ) semakin besar maka kapasitas pompa
( Q ) yang dihasilkan akan bertambah besar pula.
5. Sehingga apabila ( HP ), ( WHP ), ( N mtr ), ( N mek ) bertambah besar
maka dengan sendirinya kapasitas pompa ( Q ) yang dihasilkan bertambah
besar pula, yang seiring bertambah besar pula efisiensi Pompa ( p ) yang
terjadi.
43
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang maha esa atas rahmat dan
karunianya dari hari ke hari yang lalu hingga saat ini sehingga kami bisa
menyelesaikan laporan pratikum mekanika fluida dengan baik .
Di dalam penyusuna laporan ini kami mengambil sumber- sumber /
panduan panduan dari buku buku yang berhubungan dengan mekanika fluida,
selain itu juga kami banyak mendapat bimbingan dan pengarahan dari dosen
pembimbing kami yaitu Bpk Harjo Saputro, ST, MT
Kami menyadari , didalam penyusunan laporan ini ada beberapa hal hal
yang kurang mendetail didalam penjabarannya, hal ini bukanlah kami sengaja
tetepi waktu yang sangat mendesak, selain itu kami juga menghadapi ujian akhir
semester .
Maka kami mengucapkan banyak- banyak terima kasih kepada Dosen
pembimbing dan rekan rekan kuliah yang membantu kami , dan kami mengharap
kiranya laporan ini dapat berguna bagi para pembaca .
44