Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
UNIT 7
MERANGKAI DAN MENGUJI OP-AMP
Nama
NIM
Hari
Waktu
Jenis-jenis Op-Amp
1) Single-Ended Input
Pada Op Amp tipe ini, salah satu terminal input dihubungkan dengan
sumber tegangan, sedangkan terminal yang lain dihubungkan dengan ground.
Polaritas output bergantung pada terminal mana sumber dihubungkan.
masih relatif sangat besar sehingga arus input op-amp LM741 mestinya sangat
kecil.
Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp
berdasarkan karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur
dinamakan golden rule, yaitu :
1) Perbedaan tegangan antara input v+ dan v- adalah nol
(v+ v- = 0 atau v+ = v-)
2) Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i- = 0)
Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa
rangkaian op-amp.
c. Karakteristrik Dasar Op-Amp
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa pada dasarnya Op-amp
adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial), yang mana memiliki 2
input masukan yaitu input inverting (V-) dan input non-inverting(V+), Rangkaian
dasar dari penguat diferensial dapat dilihat pada gambar 1 dibawah ini:
(+)
dan
input
inverting
(-).
Umumnya
op-amp
bekerja
dengan dual supply (+Vcc dan Vee) namun banyak juga op-amp dibuat
dengan single supply (Vcc ground). Simbol rangkaian di dalam op-amp pada
gambar 2 (b) adalah parameter umum dari sebuah op-amp. Rin adalah resitansi
input yang nilai idealnya infinit (tak terhingga). Rout adalah resistansi output
dan besar resistansi idealnya 0 (nol). Sedangkan AOL adalah nilai penguatan
open loop dan nilai idealnya tak terhingga.
Saat ini banyak terdapat tipe-tipe op-amp dengan karakterisktik yang
spesifik. Op-amp standard type 741 dalam kemasan IC DIP 8 pin. Untuk tipe
yang sama, tiap pabrikan mengeluarkan seri IC dengan insial atau nama yang
berbeda. Misalnya dikenal MC1741 dari motorola, LM741 buatan National
Semiconductor, SN741 dari Texas Instrument dan lain sebagainya. Tergantung
dari teknologi pembuatan dan desain IC-nya, karakteristik satu op-amp dapat
berbeda dengan op-amp lain.
2) Aplikasi sirkuit
Terdapat banyak sekali penggunaan dari penguat operasional dalam
berbagai jenis sirkuit listrik.Di bawah ini dipaparkan beberapa penggunaan
umum dari penguat operasional dalam contoh sirkuit:
a) KOM PAR ATOR (PEMBA ND I N G)
Komparator.
Merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkan batas simpal
terbuka (bahasa Inggris: open-loop gain) penguat operasional yang sangat
besar. Ada jenis penguat operasional khusus yang memang difungsikan
semata-mata untuk penggunaan ini dan agak berbeda dari penguat
operasional lainnya dan umum disebut juga dengankomparator (bahasa
Inggris: comparator).
Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah
keluarannya untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi.
di mana
di antara
.)
b) PEN GU AT PEMBA LI K
Di mana,
(1)
(karena
adalah bumi
maya (bahasa
Inggris:virtual
ground)
(2) Sebuah resistor dengan nilai
(3) Bati dari penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan Rin, yaitu:
Penguat non-pembalik.
Rumus penguatan penguat non-pembalik adalah sebagai berikut:
pada
penguat
.
operasional
maka
impedansi
masukan
d) PEN GU AT D I FER EN S IA L
Penguat
diferensial
digunakan
untuk
duategangan yang
telah
ditentukan
oleh
dan
sebesar
yang
untuk
Sedangkan untuk
dan
(1) Saat
(2) Saat
, dan
, maka:
(di mana
di mana
dan
adalah fungsi dari waktu.
Pada dasarnya diferensiator dapat juga dibangun dari integrator
dengan cara mengganti kapasitor dengan induktor, namun tidak dilakukan
karena harga induktor yang mahal dan bentuknya yang besar. Diferensiator
terpenting
dari
amperemeter
adalah
galvanometer.
telah
dirangkai
dengan
hambatan
mendekati
nol,
R 0 , maka
I=
V V
= ) jauh lebih besar dibandingkan
R 0
V =IR , ketika
V -nya
3) Ohmmeter
a) Prinsip Kerja
Ohmmeter dapat bekerja sesuai dengan fungsinya jika pada alat
tersebut
terdapat
sumber
tegangan.
Ohmmeter
juga
mempunyai
rusaknya
ohmmeter
itu
sendiri,
rangkaian,
dan
di antara
titik yang berbeda, kemudian mengukur arus yang mengalir ( I ) ketika beda
potensial dikenakan. Besarnya hambatan yang dimiliki resistor ( R )merupakan
perbandingan antara tegangan yang diberikan dan arus yang mengalir pada resistor
tersebut. Secara matematis, dapat dituliskan sebagai berikut :
V
=R
I
Pada suatu resistor terdapat kode warna yang dapat menyatakan besar resistor
tersebut. Setiap warna mempunyai kode angka tertentu, yaitu :
Warna
Hitam
Angka
0
Faktor Pengali
0
10
Cokelat
10
Merah
10
Jingga
10
Kuning
10
Hijau
10
Biru
10
Nila/Ungu
Abu-abu
Putih
Toleransi
3
4
5
0,5
0,25
10
0,1
10
0,05
109
Emas
101
Perak
102
10
Polos
20
723 10 =7,23 M
dengan toleransi
7,23 M 0,3615
I
1 1
1
1
=
+ + +
=
V
R1 R2
R n R paralel
100 K
1200
1M
Di bawah ini merupakan gambar dari Amplifier yang di gunakan. Amplifier ini
berseri IC LM 741. Pada bagian Vcc+ di hubungkan dengan sumber tegangan sebesar +15
Volt dan bagian Vcc- di hubungkan pada tegangan -15 Volt.
i nver t ing
inv ert in g
V cc +
V cc +
n on inve rt in g
Vc c-
Vc c-
out put
o utp ut
R1 4k7K
0 V 2 V 2 Vout
R2
R1
V+ = V- sehingga V2=Vin
Rumus di atas menjadi:
0 V 2 V 2 Vout
R2
R1
R2
R1
Vin VinVout
=
R1
Rf
Rf VinVout
=
R1
Vin
Rf
Vout
=1
R1
Vin
Vout
Rf
=1+
Vin
R1
Vout Rf + R 1
=
Vin
R1
Rf + R 1
AV =
R1
R2
R1
R1 Vin Vout
R2
Vin
R1
Vout
1
R2
Vin
Vout
R1
1
Vin
R2
Vout R1 R 2
Vin
R2
AV
R1 R 2
R2
Rumus Vout pada penguat non-pembalik dapat dicari dengan cara berikut :
R 1+ R 2
R2
Vout=Vin
Vout=Vin 1+
atau
R1
R1
Inverting Op Amp
Pada Praktikum kali ini, V input di hubungkan dengan R1, kemudian setelah
melewati R1, di cabang dengan jumper ke Rf dan di hubungkan ke output. Cabang
yang lainnya di hubungkan ke terminal inverting. Terminal non inverting di
hubungkan ke ground pada Sumber tegangan. Pada praktikum ini, frekuensi keluaran
dari AFG di atur hingga 1000 Hz.
Untuk menurunkan persamaan voltage gain, kita akan menggunakan asumsi op
amp ideal agar lebih mudah. Arus tidak mengalir ke terminal input op amp sehingga
titik antara dua resistor tersambung ke terminal non inverting atau ground. Dengan
kata lain, tegangan di sana nol.
V 1 () V o
=
R1()
Rf
V out =
R f
V
R 1 1()
Rf
Vo
=A =
Vi
R1 ()
v
+
V ) maupun yang bertanda positif ( V ).
1
1
V=
V ( t ) . dt
sCR i RC i
Sebuah integrator dapat juga dipandang sebagai tapis pelewat tinggi dan dapat
digunakan untuk rangkaian tapis aktif.
Pada konfigurasi ini, op amp dirangkai dengan komponen seperti pada gambar.
Dengan asumsi op amp ideal, resistor R=10K tidak berpengaruh terhadap kerja
rangkaian karena arus yang lewat bernilai nol. Rangkaian ini dihubungkan dengan
tegangan input 1 Vpp dan frekuensi 1000 Hz.
Karena nilai 1/2fRC untuk frekuensi 1000 Hz lebih besar daripada
perbandingan r/R, maka keberadaan resistor r=1K tidak terlalu berpengaruh signifikan
pada kerja rangkaian sehingga rangkaian dapat digambarkan sebagai kebalikan dari
rangkaian ekuivalen pada op amp integrator. Nilai arus yang mengalir dari input ke
output bernilai tetap sehingga berlaku:
V o V i
I= =
r
1
sC
V o=sCRV i =RC
d V (t)
dt
Pada dasarnya diferensiator dapat juga dibangun dari integrator dengan cara
mengganti kapasitor dengan induktor, namun tidak dilakukan karena harga induktor
yang mahal dan betuknya yang besar. Diferensiator dapat juga dilihat sebagai tapis
pelewat rendah dan dapat digunakan sebagai tapis aktif.
R1=R2 =R n , dan Rf
R f
V out =
( V 1+ V 2+ +V n )
R1
Saat
Saat
V out =( V 1 +V 2 ++V n)
Keluaran adalah terbalik. Impedansi masukan dari masukan ke-n adalah
Z n =R n (dimana V adalah bumi maya).
D. HASIL PENGUKURAN
1. Merangkai dan Menguji Untai Penguat Tak Membalik
V output Maks
V input Maks
: 4 Vpp
: 0,4 Vpp
: 1 Vpp
: 0,28 Vpp
:
: 1 Vpp
: 0,44 Vpp
: 0,28 Vpp
:
V output
: 10 Vpp
Voutput
: 6 Vpp
Voutput
: 10 Vpp
Beda Fase:
Ym
Yo
: 2,1
: 0,4
V output
: 0,2 Vpp
Voutput
Vpp
Vout
Vpp
Beda Fase:
Ym
Yo
= 0,9
= 0,8
: 4,4
: 0,9
: 0,85
: 0,4
: 0,12
Vpp
Vpp
Vpp
Vpp
Vpp
( )
(
V out =V 1+
47 k
4,7 k
V out =V (1+10 )
V out =V (11 )
V out
=11
V
AV = 11
Bila dibandingkan dengan nilai yang didapat dari pengujian adalah :
V out
=11
V
4 Vpp .
=11
0,4 Vpp.
10 11
Hasil perhitungan dengan hasil pengamatan praktikan terlihat sedikit
perbedaan namun tidak terlalu signifikan. Penguat non inverting ini memiliki masukan
yang dibuat melalui input non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran
rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian
penguat op-amp non inverting. Penguat tak-membalik atau non-inverting merupakan
penguat sinyal dengan karakteristik dasat sinyal output yang dikuatkan memiliki fasa
yang sama dengan sinyal input. Penguat non-inverting dapat dibuat menggunakan
penguat operasional, karena penguat operasional memang didesain untuk penguat
sinyal balik membalik ataupun tak membalik. Gambar gelomang input dan outputnya
tidak berbeda fasenya.
2. Merangkai dan Menguji Untai Penguat Membalik
Untuk percobaan kali ini, akan di uji rangkaian penguat pembalik. Di sini hasil
gelombang yang di hasilkan (gelombang tegangan output) seharusnya berbentuk
terbalik dari gelombang inputnya. Jika gelombang inputnya berupa gelombang sinus,
maka gelombang outputnya harus berupa gelombang kosinus.
Tegangan output yang di peroleh dari data percobaan adalah sebesar 1 Vpp dan
tegangan input maksimum bernilai 0,28 Vpp. Untuk perhitungan manual adalah
sebagai berikut:
R f
V out =
V
R
V out =
100 x 103
0,92
10 x 103
gelombang sinus namun gelombang output lebih besar dari gelombang inputnya.
Perhitungan Manual untuk mencari tegangan output adalah sebagai berikut
R
( R f + R1 ) Rg
V out =
V 2 f V 1
R1
( R g+ R 2 ) R 1
V out =
( 100 k+10 k ) 10 k
100 k
V 2
V
10 k 1
( 10 k+10 k ) 10 k
V out =
( 110 k )
V 10V 1
( 20 k ) 2
1Vpp . 2,86Vpp .
Terlihat perbedaan yang cukup besar, hal ini terjadi karena kesalahan pada alat
yang digunakan pada saat praktikum, salah satunya adalah Bread Board yang
digunakan untuk tempat merangkai rangkaian yang terdapat kemungkinan tidak
berfungsi dengan baik, karena terbukti bila rangkaian tersebut diuji menggunakan
jumper tanpa dirangkai pada Bread Board, hasil yang ditunjukkan berbeda dengan
ketika dirangkai dengan Bread Board. Selain itu juga dikarenakan ketidaktelitian
dalam pembacaan hasil pengujian.
Selain itu pada perhitungan manual tersebut terlihat
dihasilkan berlawanan tanda. Hal ini, karena sinyal output dan input sebenarnya
berbeda fase 180o karena diferensial digunakan untuk
b. Gelombang Kotak
Dapat teramati bahwa tegangan output berbentuk kotak terpancung. Hal ini
tidak sesuai teori yang seharusnya gelombang yang teramati adalah segitiga,
karena kesalahan pada alat yang digunakan pada saat praktikum, salah satunya
adalah Bread Board yang digunakan untuk tempat merangkai rangkaian yang
terdapat kemungkinan tidak berfungsi dengan baik, karena terbukti bila rangkaian
tersebut diuji menggunakan jumper tanpa dirangkai pada Bread Board, hasil yang
ditunjukkan berbeda dengan ketika dirangkai dengan Bread Board. Selain itu juga
dikarenakan ketidaktelitian dalam pembacaan hasil pengujian.
Untuk gelombang kotak, jika diintegralkan terhadap waktu, untuk tegangan
positif V akan didapat:
1
V
V o= V .dt=
t+ constant
rC
rC
Untuk tegangan negative V akan didapat:
1
V
V o= (V ). dt= t+ constant
rC
rC
Dapat diamati bahwa untuk nilai tegangan kotak positif dan tegangan kotak
negative, akan menghasilkan bentuk tegangan output segitiga sesuai dengan
pengamatan.
Nilai amplitude tegangan output dapat dicari dengan mensubstitusi nilai t
dengan perioda 4 atau dengan 1/4f, sehingga didapat:
4V
V omax =
frC
c. Gelombang Segitiga
Dari percobaan ini dihasilkan gelombang segitiga. Seharusnya pada
gelombang input segitiga yang merupakan kombinasi dari persamaan linear,
sehingga jika diintegralkan terhadap waktu, akan didapat persamaan yang
berbanding lurus dengan kuadrat waktu. Gelombang yang dihasilkan menyerupai
gelombang sinus.
Misal, nilai tegangan input Vi = at dengan a adalah suatu konstanta yang
nilainya a=4Vi-max/T, maka nilai tegangan peak to peak terminal output dapat
dicari dengan persamaan:
1
a 2 2 V imax f 2
V o= at . dt=
t=
t
rC
2 rC
rC
Nilai puncak akan didapat saat t=1/4f sehingga akan didapat:
2 V imax f 1 2 V imax
V o=
( )=
rC
4f
8 rCf
Hal ini tidak sesuai teori yang seharusnya gelombang yang teramati adalah
sinus, karena kesalahan pada alat yang digunakan pada saat praktikum, salah
satunya adalah Bread Board yang digunakan untuk tempat merangkai rangkaian
yang terdapat kemungkinan tidak berfungsi dengan baik, karena terbukti bila
rangkaian tersebut diuji menggunakan jumper tanpa dirangkai pada Bread Board,
hasil yang ditunjukkan berbeda dengan ketika dirangkai dengan Bread Board.
Selain itu juga dikarenakan ketidaktelitian dalam pembacaan hasil pengujian.
d. Beda Fase
Dari pengamatan beda fase, terlihat bahwa gambar dari beda fase adalah
bulat. Nilai Ym sebesar 2,1 dan nilai Yo sebesar 0,4 . Nilai Ym adalah sama
dengan nilai output pada rangkaian saat diberi gelombang sinus, nilai yo adalah
input gelombang. Untuk pengukuran di sini, hanya di lakukan pengukuran pada
bagian tegangan outputnya saja.
5. Merangkai dan Menguji Untai Differensiator
Rangkaian differensiator digunakan untuk mendifferensialkan sinyal input
menjadi suatu sinyal output. Pada pengujian ini akan melakukan beberapa variasi
pengujian, yaitu dengan memberikan sinyal input yang berbeda-beda, yaitu sinyal
input gelombang sinus, gelombang kotak, dan gelombang segitiga.
a. Gelombang Sinusoidal
Dapat diamati bahwa tegangan output berbentuk sinusoidal, karena hasil
differensial dari suatu persamaan sinusoidal akan menghasilkan fungsi sinusoidal
dengan pergeseran fase dari fungsi semula. Besar tegangan output yang di peroleh
adalah sebesar 0,2 Vpp.
Nilai amplitude tegangan output dapat dicari dengan persamaan:
d ( V . sin ( 2 ft ) )
V o=RC
=2 fRC .Vcos ( 2 ft )
dt
V o pp=2 fRC .V i pp
b. Gelombang Kotak
Dapat teramati bahwa hasil output berupa tegangan pulsa dengan output
tegangan menjadi sangat besar yaitu menjadi
secara eksak, suatu tegangan kotak (dengan nilai konstan positif selama beberapa
perioda dan nilai konstan negative selama perioda yang lain), jika diturunkan akan
bernilai nol, artinya tidak menghasilkan tegangan output. Nyatanya, proses
perubahan nilai dari nilai positif ke negative atau sebaliknya tidak terjadi dalam
sekejap atau membututhkan waktu. Proses perubahan ini bisa didekati dengan
suatu persamaan linier dengan gradient yang sangat curam (mendekati infinite).
Seperti kita tahu, turunan dari fungsi linier adalah nilai gradiennya, sehingga pada
tegangan output akan teramati nilai tegangan yang sangat besar dalam waktu yang
singkat, sehingga muncul gelombang pulsa seperti pada pengamatan.
c. Gelombang Segitiga
Dapat teramati bahwa untuk tegangan input berupa gelombang segitiga,
akan teramati gelombang yang berbentuk hampir kotak pada terminal output
karena hasil differensial dari suatu persamaan linier akan menghasilkan suatu
konstanta. Persamaan linier dengan gradient positif akan menghasilkan konstanta
positif sedangkan persamaan linier dengan gradient negative akan menghasilkan
konstanta negative, yang kombinasinya menghasilkan gelombang seperti yang
teramati.
Misal tegangan inputnya Vi = a.t dengan a=4Vi-max/T maka tegangan
outputnya:
V o=RC
d (at)
=RCa=4 fRC V imax
dt
d. Beda Fase
Dari pengamatan beda fase, terlihat bahwa gambar dari beda fase adalah
berbentuk lingkaran karena nilai Ym dan Yo nya sama. Nilai Ym dan Yo sebesar 1.
Nilai Ym adalah sama dengan nilai output pada rangkaian saat diberi gelombang
sinus, nilai yo adalah input gelombang. Untuk pengukuran di sini, hanya di
lakukan pengukuran pada bagian tegangan outputnya saja.
6. Merangkai dan Menguji Untai Penguat Penjumlah
Untuk mencari nilai tegangan outputnya, maka dapat digunakan persamaan berikut
Rf
V o=
( V 1+ V 2+ V 3 )
r
V o=
100000
( 0,85+0,4 +0,12 )=13,7
10000
Hasil dari perhitungan manual dengan hasil pengukuran terlihat jauh berbeda
yaitu pada pengujian sebesar 4,4 Vpp. Hal ini terjadi karena kesalahan pada alat yang
digunakan pada saat praktikum, salah satunya adalah Bread Board yang digunakan
untuk tempat merangkai rangkaian yang terdapat kemungkinan tidak berfungsi dengan
baik, karena terbukti bila rangkaian tersebut diuji menggunakan jumper tanpa
dirangkai pada Bread Board, hasil yang ditunjukkan berbeda dengan ketika dirangkai
dengan Bread Board. Selain itu juga dikarenakan ketidaktelitian dalam pembacaan
hasil pengujian.
Seharusnya pada pengujian untai penguat jumlah ini dapat membuktikan
bahwa teori penjumlah suatu rangkaian op-amp adder benar yaitu akan menjumlahkan
tegangan input yang disesuaikan dengan resistor pembalik dan resistor yang terdapat
pada tegangan input untuk menghasilkan perbesaran atau gain tegangan per-input
tersebut yang nantinya akan dijumlahkan.
F. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan beberapa hal
mengenai operational amplifier, yaitu sebagai berikut :
1. Operational Amplifier dapat memiliki berbagai macam kegunaan, tergantung pada
konfigurasi bagaimana ia dihubungkan dengan komponen-komponen di luarnya.
2. Agar bisa berfungsi sebagai penguat, op amp harus dihubungkan dengan sumber
tegangan DC yang disebut Vcc. Dapat juga digunakan dua buah sumber DC yang
polaritasnya berlawanan.
3. Op Amp ideal mempunyai beberapa karakteristik:
a. Impedansi output dianggap nol
b. Impedansi input dianggap tak berhingga
c. Arus yang masuk ke terminal input bernilai nol
4. Asumsi Op amp ideal digunakan untuk mempermudah dalam menganalisa suatu
konfigurasi rangkaian op amp.
5. Beberapa di antara variasi konfigurasi rangkaian op amp yang sering digunakan:
a. Penguat tak membalik, berfungsi menguatkan tegangan input tanpa membalik
polaritas dari tegangan input
b. Penguat Pembalik, berfungsi menguatkan tegangan input sekaligus membalik
polaritasnya
c. Penguat Beda,
berfungsi
menguatkan
dua
buah
tegangan
input
dan
memungkinkan tegangan output yang lebih besar dari tegangan yang disuplai sumber
DC, maka sebagian tegangan output akan terpotong atau terpancung.
G. LAMPIRAN
1. Pertanyaan dan Jawaban
a. Sebutkan Op-Amp Ideal!
Jawab
1) Tidak ada arus yang masuk/keluar dari masukannya. Hal ini dikarenakan
impedans masukan
(tak berhingga)
2) Impedans keluaran
melalui keluarannya.
3) Penguat tegangan (A) =
Dirumuskan :
=(
4) Tegangan keluaran hanya tergantung dari selisih voltase pada masukan dan
tidak tergantung dari potensial bersama pada kedua masukannya.
5) Jika Op- Amp dalam keadaan jenuh maka keluaran
= 0 , yaitu jika
=
6) Suatu Op-Amp memerlukan voltase supply supaya bisa bekerja. Biasanya
diperlukan supply positif (
1) IC 311 Comparator
2) IC 339 Comparator
3) IC 555 Timer
4) IC 566 Function Generator
5) LM 741/LM 741A/LM 741C/LM 741E
6) LM 709/LM 709A/LM 709C
7) LM 101
8) LM 201
9) LM 301
10) LF412
11) CA 3130, CA 3130A, CA 3130B
12) CA 3140, CA 3140A, CA 3140B
).
DAFTAR PUSTAKA
Halliday, D., R. Resnick, J. Walker, 2013, Fundamentals of Physics Extended, 10th Edition,
John Wiley & Sons, Inc., New Jersey.
Halliday D., R. Resnick, 1988, Fundamentals of Physics Extended, 3rd Edition, John Wiley &
Sons Inc., New Jersey.
Waluyanti, Sri, Djoko S., Slamet, Umi R., 2008, Alat Ukur dan Teknik Pengukuran untuk
Sekolah Menengah Kejuruan, Jilid 3, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan
Nasional, Jakarta.
Tampubolon,
Andokristi,
Menguasai
Alat
Ukur
Listrik
dan
Elektronika,
http://www.geocities.ws/nerdi/menguasai_alat_ukur_listrik_dan_elektronika.html,
diakses
Madeline.
"How
Relays
Work"
01
April
2000.
HowStuffWorks.com.