BAB I
PENDAHULUAN
ditularkan oleh tikus antara lain Pes/Plaque, Leptospirosis, Scup Typhus, Murine
Typhus, Rat Bite Fever, Salmonellosis, Lymphatic Chorionmeningitis, Hantavirus
Pulmonary Syndrome dan Lassa Fever.
Lassa Fever adalah demam berdarah Lassa yaitu salah satu jenis penyakit
yang ditularkan dari tikus dengan akibat yang berbahaya. Infeksi endemik terjadi
di negara-negara Afrika Barat dan menyebabkan 300-500.000 kasus setiap
tahunnya dengan kematian sekitar 5.000 jiwa. Lassa fever termasuk dalam salah
satu penyakit yang termasuk dalam WHO Epidemic and Pandemic Alert and
Response (EPR).3
Data terbaru terdapat 397 kasus di Nigeria yang telah dilaporkan (22
Februari 2012) dan ada 87 kasus yang telah dikonfirmasi positif oleh pejabat
medis setempat dengan jumlah kematian 40 orang selama 6 minggu sejak
terjadinya wabah (CFR: 45,97%).
Selain itu, mikroba penyebab demam berdarah lassa juga dapat
dimanfaatkan
sebagai
senjata
biologis
(bioterrorism)
karena
memiliki
karakteristik sangat handal, dapat dibidikkan tepat ke sasaran, murah, awet, tidak
begitu tampak, manjur, mudah diperoleh dan mudah diangkut.
Kasus demam berdarah Lassa dilaporkan telah mengalami perkembangan
perjalanan penyakit hingga beberapa negara di luar Afrika Barat seperti Amerika
Serikat, Inggris, Belanda, dan Jerman sehingga memungkinkan penyebaran yang
lebih jauh13. Penyakit demam berdarah Lassa ini memang belum banyak dikenal
di Indonesia. Namun, tidak menutup kemungkinan penyakit ini dapat juga
menjadi wabah di Indonesia. Sebab, hewan pembawa penyakit ini adalah tikus
yang juga telah banyak menyumbang kasus wabah penyakit zoonosis di wilayah
Indonesia.4
Tikus menjadi pusat perhatian dan permasalahan dunia. Hal itu tercermin
dalam kegiatan-kegiatan di Kantor Kesehatan Pelabuhan untuk mengawasi dan mengendalikan
populasi tikus, seperti trapping (pemasangan perangkap untuk mendeteksi, mengurangi dan
mengendalikan kepadatan tikus dan pinjal), pengawasan fumigasi (pengasapan/pengegasan
dengan zat kimia untuk membasmi vektor penyakit di kapal terutama tikus), pengawasan
sertifikat bebas tindakan sanitasi kapal (SSCEC), yang dulunya dikenal dengan istilah sertifikat
bebas hapus tikus, dan pengawasan terhadap PHEIC yang di dalam IHR 2005 beberapa item
penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah merupakan penyakit yang ditularkan oleh tikus,
seperti demam lassa (lassa fever) dan pes (plague).2
1.2 Pembatasan dan Rumusan Masalah
Batasan masalah dalam penulisan makalah ini adalah tentang penyakit
demam berdarah lassa/Lassa fever. Maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut : Apa pengertian penyakit demam berdarah Lassa, penyebabnya serta
telaahnya terkait potensial PHEIC
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui tentang penyakit demam berdarah lassa
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui penyebab penyakit demam berdarah lassa
2. Mengetahui gejala penyakit demam berdarah Lassa
3. Mengetahui pengobatan penyakit demam berdarah Lassa
4. Mengetahui pencegahan penyakit demam berdarah Lassa
5. Mengidentifikasi telaah penyakit terkait potensial PHEIC.
1.4 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari penulisan ini adalah :
1. Bagi Penulis
Sebagai penambahan wawasan yang telah dimiliki khususnya tentang
penyakit Demam Lassa sebagai potensial PHEIC dan pengendalian