LAPORAN
PRAKTEK KERJA NYATA I
Disusun Oleh :
Dimas Wahyu Sasongko
No. Mahasiswa
: 121.041.018
Jurusan
: Teknik Elektro
Program Studi
: Teknik Elektro
Konsentrasi
: Ketenagaan
Jenjang
: Strata-1
Fakultas
: Teknologi Industri
LEMBAR PENGESAHAN
SISTEM OPERASI TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
PADA JARINGAN LISTRIK
PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI AREA PELAKSANA
PEMELIHARAAN SALATIGA GARDU INDUK 150KV
GEJAYAN
Praktek Kerja Nyata I merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum
Strata-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Disusun Oleh :
: 121.041.018
Jurusan
: Teknik Elektro
Program Studi
: Teknik Elektro
Jenjang
: Strata-1
Fakultas
: Teknologi Industri
Dosen Pembimbing
NIK : 89.0760.378.E
NIK : 84.0754.323.E
ii
LEMBAR PENGESAHAN
SISTEM OPERASI TRANSFORMATOR DISTRIBUSI
PADA JARINGAN LISTRIK
PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA BALI AREA PELAKSANA
PEMELIHARAAN SALATIGA GARDU INDUK 150KV
GEJAYAN
Praktek Kerja Nyata I merupakan salah satu syarat untuk memenuhi kurikulum
Strata-1 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Disusun Oleh :
: 121.041.018
Jurusan
: Teknik Elektro
Program Studi
: Teknik Elektro
Jenjang
: Strata-1
Fakultas
: Teknologi Industri
SUHARDI
NURKHOLIS
MANAJER
BUDI SANTOSO
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia serta izin-Nya lah penulis berhasil menyelesaikan laporan Praktek
Kerja Nyata (PKN) yang penulis beri judul Sistem Operasi Transformator
Distribusi Pada Jaringan Listrik PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali Area
Pelaksana Pemeliharaan Salatiga Gardu Induk 150KV Gejayan.
Praktek Kerja nyata ini penulis laksanakan selama kurang lebih satu bulan
terhitung tanggal 4 Mei 2015 sampai 29 Mei 2015. Praktek kerja nyata merupakan
salah satun syarat yang harus dipenuhi untuk memenuhi persyaratan Akademik di
Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Kegiatan ini dapat menjadi media pembelajaran bagi penulis untuk dapat
menerapkan ilmunya dibangku perkuliahan.
Selama proses pelaksanaan Kerja Praktek, tidak lupa penulis sampaikan
penghargaan dan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulisan dalam melaksanakan kerja praktek dan menyusun laporan ini sehingga
dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu perkenankanlah penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Sudarsono, MT. Selaku Rektor Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
2. Bapak Muhammad sholeh, S.T., M.T selaku Dekan Institut Sains & Teknologi
AKPRIND Yogyakarta.
iv
3. Bapak Ir. Muhammad Suyanto, MT. selaku ketua Jurusan Teknik Elektro dan
Pembimbing Praktek Kerja Nyata. Terima kasih atas dukungan dan bimbingan
yang diberikan kepada saya.
4. Bapak Mujiman ST, MT selaku Dosen Pembimbing Kerja Praktek Nyata,
Institut Sains & Teknologi Akprind Yogyakarta.
5. Bapak Budi Santoso selaku Manajer APP Salatiga yang telah memberikan ijin
untuk melaksanakan kerja praktek di APP Salatiga.
6. Bapak Nurkholis selaku pembimbing lapangan kerja praktek yang senantiasa
memberikan pengarahan tentang teknis pelaksanaan kerja praktek
7. Seluruh Staf dan karyawan PT. PLN (PERSERO) P3B Jawa Bali Area
Pelaksana Pemeliharaan Salatiga Gardu Induk 150 KV Gejayan Yogyakarta
atas kesediaan dan kerja samanya selama pelaksanaan kerja praktek .
8. Kepada kedua orang tua saya yang telah membesarkan dan memberikan
motivasi kuat dalam melaksankan kerja praktek ini.
9. Rekan-rekan mahasiswa yang melaksanakan kerja praktek yang juga
merupakan teman sekelompok selama pelaksanaan kerja praktek
10. Kepada seseorang yang saya cintai yang selalu memberikan petunjuk sekaligus
motivasi kepada penulis baik sebelum, selama, ataupun sesudah pelaksanakan
kerja praktek
11. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi
Akprind Yogyakarta yang telah memberikan masukan-masukan dalam
penyusunan laporan ini
12. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan maupun pembuatan
laporan Kerja Praktek ini, walaupun tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna dan sudah barang
tentu masih banyak kekurangannya baik segi teknik, penyajian dan bahasa. Oleh
sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
perbaikan dimasa yang akan datang. Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
kita semua
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ........................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ............................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan ................................................................ 2
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ............................................ 3
1.5 Batasan Masalah..................................................................... 4
BAB II
vii
BAB IV
LANDASAN
4.1 Umum..................................................................................... 16
4.2 Sistem Jaringan Listrik ........................................................... 19
4.3 Struktur Distribusi Tenaga Listrik Gardu Induk .................... 19
4.4 Gardu Hubung(Switch Substation) ........................................ 20
4.5 Gardu Distribusi ..................................................................... 21
4.6 Gangguan ............................................................................... 21
4.7 Konsep Dasar Keandalan Sistem Distribusi ......................... 22
4.8 Penertian Relay Differensial .................................................. 38
4.9 Gas Insulated Switchger ......................................................... 41
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 49
5.2 Saran ....................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT.PLN (Persero) APP Salatiga................. 9
Gambar 3.1. Konfigurasi Gardu Induk Gejayan. ........................................... 15
Gamabr 4.1. Konfigurasi Saluran Distribusi Secara Umum Gardu Induk ..... 17
Gambar 4.2. Struktur Distribusi GI 150KV Gejayan ..................................... 20
Gambar 4.3. Transformator Merk Starlite...................................................... 23
Gambar 4.4. Transformator Distribusi Merk XIAN SFZ 60000 ................... 24
Gambar 4.5. Contoh Transformator 3 phasa .................................................. 25
Gambar 4.6. Transformator Tipe Conventional Beradiator ........................... 30
Gambar 4.7. Prinsip Hukum Kirchoff ............................................................ 39
Gambar 4.8. Pengawatan Dasar Relay Differensial ....................................... 39
Gambar 4.9. Sistem Pengaman Relay Differensial ........................................ 40
Gambar 4.10. GIS Indoor PLN 150KV GI Gejayan ...................................... 41
Gambar 4.11. Molekul Sulfur Heksa Fluorida(SF6)...................................... 44
Gambar 4.12. Single Line Diagram Gardu Induk Single Busbar .................. 46
Gambar 4.13. Single Line Diagram Gardu Induk Sistem Double Busbar ..... 47
Gambar 4.14. Single Line Diagram Gardu Induk Satu Setengah Busbar ...... 48
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Table 3.1. Data Pengukuran Transformator 150 KV ..................................... 10
Table 3.2. Data Pengukuran Belitan Transformator I 20KV ......................... 11
Tabel 3.3. Pengukuran Pada Transformator II 150KV Merek XIAN SFZ
150KV/20KV ................................................................................ 11
Table 3.4. Data Pengukuran Belitan Transformator II 20KV ........................ 12
Tabel 3.5. Pengukuran Saluran Kabel Tegangan Tinggi 150 KV GI
Gejayan ......................................................................................... 13
Tabel 4.1. Spesifikasi Minyak Isolasi Baru ................................................. 28
Tabel 4.2. Spesifikasi Minyak Isolasi Pakai ................................................ 28
Tabel 4.3. Tipe Pendinginan Transformator ............................................... 31
Tabel 4.4. Karakteristik Gas SF6 .................................................................. 45
BAB I
PENDAHULUAN
1.2
Rumusan Masalah
Agar
dapat
dicapainya
sasaran
yang
diharapkan,
penulis
1.3
a. Tujuan :
untuk memenuhi salah satu syarat dalam penyusunan tugas akhir yang
ada pada Jurusan Teknik Elektro , Fakultas Teknologi Industri, Institut
Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
Untuk meningkatkan keprofesionalan khusunya pada bidang keahlian
teknologi bagi mahasisawa dan memenuhui tuntutan peningkatan mutu
profesional dan sumber daya manusia (SDM) yang handal memenuhi
kebutuhan sub sektor industri,
Untuk memperdalam pengalaman/ wawasan sesuai dengan bidang yang
dipraktekkan serta untuk melatih kemampuan berfikir mengungkapkan
pendapat dan menyusun suatu laporan.
dan
mengembangkan
kemampuan
dalam
1.4
Waktu
1. Jadwal Kegiatan
Kegiatan
Minggu
I
II
III
IV
I. Pengenalan
a. Mengetahui
gambaran umum
perusahaan
b. Mengetahui
sejarah dan
perkembangan
c. Mengetahui
struktur
organisasi
II. Pengamatan
Mempelajari
peralatan/ subyek
sesuai dengan tema
yang diambil
III.
Permasalahan
a. Studi kasus
b. Diskusi,
konsultasi, dan
evaluasi
c. Interpretasi
hasil dan
analisis data
IV.
Penyusunan
a. Konsultasi
b. Penyusunan
laporan
1.5
Batasan Masalah
Dalam laporan Praktek Kerja Nyata di Sistem Operasi Transformator
Distribusi Pada Jaringan Listrik PT. PLN (Persero) P3B Jawa - Bali Area Pelaksana
Pemeliharaan Salatiga Gardu Induk 150kv Gejayan ini penulisan menjelaskan
mengenai jaringan listrik pada Trafo Tenaga di Gardu khususnya dikota
Yogyakarta.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
jaringan listrik pada pukul 10:00 wib dan 19:00 wib Transformator adalah
XIAN SFZ 150KV/20KV. Dan kondisi Transformator
Table 3.1. Data Pengukuran Transformator 150KV
10
Hari ke
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
POSISI
TAB
OIL
WIND .P
WIND.S
56
66
66
13
59
70
70
58
68
58
COUNTER
OLTC
KV
96934
20.4
1232
1180
1225
15
96938
20.4
1361
1365
1355
68
12
96949
20.6
1315
1265
1305
69
69
16
20.8
1307
1251
1297
14
20.7
59
71
71
96969
1299
1191
1231
60
68
69
14
96974
21
1214
1145
1191
58
68
68
16
96984
20.6
1060
1045
1085
14
20.7
1227
1219
1221
55
67
66
13
96997
20.5
1115
1086
1095
21
1220
1190
1226
56
68
68
14
97010
20.9
1260
1290
1260
15
20.7
1211
1167
1197
KV
MW
MVAR
10:00
145
150
140
135
33
30
19:00
143
165
160
150
35
31
10:00
147
180
170
165
39
34
19:00
143
162
150
150
35
30
10:00
19:00
145
150
140
135
34
27
10:00
19:00
145
143
137
133
31
27
10:00
144
125
225
220
49
42
11
19:00
146
160
155
155
37
32
10:00
145
217
206
201
47
41
19:00
145
151
144
140
32
29
10:00
145
190
180
175
42
32
19:00
143
105
155
160
36
30
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
SUHU
POSISI
TAB
COUNTER
OLTC
OIL
WIND .P
WIND.S
55
65
65
13
57
68
68
57
66
57
97228
20.7
975
985
965
15
97293
20.7
1163
1137
1121
66
13
97288
20.6
1160
1165
1155
67
68
14
20.8
1132
1127
1131
14
20.8
58
68
68
97299
993
979
971
63
66
65
14
97315
21
897
961
919
59
71
71
16
97326
20.6
1495
1500
1475
14
20.6
1131
1119
1121
61
70
71
14
97347
20.7
1393
1418
1410
20.6
993
980
970
58
69
69
14
97358
20.5
1240
1255
1235
15
20.6
1153
1135
1141
SKTT
Tabel 3.5. Pengukuran Saluran Kabel Bawah Tanah Tegangan Tinggi 150
KV GI Gejayan
Hari Waktu Sktt kentungan in 500 A
ke
kv
A
MW MVAR
1
10:00 150 120 -30 2
19:00 147 118 -30 2
10:00 19:00 150 148 -35 0
3
10:00 19:00 148 150 -35 -2
4
10:00 140 180 -40 -10
19:00 146 155 -35 -2
5
10:00 149 165 -40 -5
19:00 145 162 -36 -3
6
10:00 145 175 -40 -10
19:00 145 170 -35 -5
7
10:00 146 180 -40 -8
19:00 144 170 -35 -5
Koppel in
2000A
A
MW MVAR KV
A
130 -30 -10
150 0
118 -30 -10
147 0
153 -35 -12
150 0
180 -35 -12
148 0
200 -30 -20
140 0
163 -34 -15
146 0
175 -38 -18
144 0
170 -36 -15
145 0
193 -40 -20
145 0
180 -40 -18
145 0
190 -40 -18
146 0
180 -40 -15
144 0
KV
150
147
150
148
140
146
149
145
145
145
146
144
420 00
150 3
= 161,66
42000
20 3
= 1212,4
13
I primer =
5 . 162
300
I primer = 2,7 A
Maka arus yang masuk ke relay adalah :
I primer = 2,7 . 3
I primer = 4,67 A
14
Sisi 20 kV :
I skunder =
5 . 1212
2000
I skunder = 3,03 A
Maka arus yang masuk ke relay adalah :
I skunder = 3,03 . 3
I skunder = 5,24 A
Fasilitas tap changer yang berfungsi untuk mendapatkan tegangan operasi
sekunder yang lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan yang berubah-ubah.
Arus sisi sekunder CT dapat dibuat macth hanya pada satu titik dari rentang
pengubahan tap. Pada posisi lain akan timbul arus beda.
15
BAB IV
LANDASAN TEORI
4.1 Umum
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi
untuk menyalurkan tenaga/daya listrik, dalam operasi penyaluran tenaga listrik
transformator dapat dikatakan sebagai jantung dari transmisi dan distribusi. Sistem
distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna
untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (bulk power source)
sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi listrik adalah: Pembagian atau
penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan). Merupakan sub sistem
tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada
pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.
Tenaga listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik besar dengan
tegangan dari 11 KV sampai 24 KV dinaikkan tegangannya oleh gardu induk
dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 KV, 154 KV, 220 KV atau 500
KV kemudian disalurkan melalui saluran transmisi. Tujuan menaikkan tegangan
adalah untuk memperkecil kerugian daya listrik pada saluran transmisi, dimana
dalam hal ini kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir.
Dengan daya yang sama bila nilai tegangannya diperbesar, maka arus yang
mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula.
Dari saluran transmisi, tegangan diturunkan lagi menjadi 20 KV dengan
transformator penurun tegangan pada gardu induk distribusi, kemudian dengan
16
sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi
primer. Dari saluran distribusi primer inilah gardu-gardu distribusi mengambil
tegangan untuk diturunkan tegangannya dengan trafo distribusi menjadi sistem
tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi
sekunder ke konsumen-konsumen. Dengan ini jelas bahwa sistem distribusi
merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan.
Konfigurasi sistem tenaga listrik dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4.1 Konfigurasi Saluran Distribusi Secara Umum Pada Gardu Induk
17
1. Daerah I
2. Daerah II
3.
Daerah III :Bagian distribusi primer bertegangan menengah (6, 12, atau 20
KV).
18
yang diperlukan. Jaringan distribusi terdiri atas dua bagian, yang pertama adalah
jaringan tengah menengah / primer (JTM), yang menggunakan tiga kawat atau
empat kawat untuk tiga fasa. Jaringan distribusi primer berada antara gardu induk
dan transformator distribusi. Jaringan yang kedua adalah jaringan tegangan rendah
(JTR) dengan tegangan 380/220 Volt.
4.3 Struktur Distribusi Tenaga Listrik Gardu Induk GIS 150 KV Gejayan
Gardu induk berisikan ujung-ujung dari saluran transmisi / sub transmisi,
transformator, peralatan proteksi, control dan pangkal saluran distribusi. Gardu
induk memberikan suplai tenaga listrik ke jaringan distribusi. Tegangan suplai
gardu induk adalah berupa tegangan menengah, gardu induk berfungsi sebagai:
1. Mentransformasikan tenaga listrik dari tegangan tinggi yang satu ke
tegangan tinggi lainnya, atau ke tegangan menengah.
2. Pengukuran, pengawasan operasi serta pengaturan dan pengamanan sistem
tenaga listrik.
19
20
4.6 Gangguan
Gangguan pada peralatan ketenaga listrikan sudah menjadi bagian dari
pengoperasian peralatan tenaga listrik. Mulai dari pembangkit, transmisi hingga
pusat-pusat beban tidak pernah lepas dari berbagai macam gangguan. Bagian dari
peralatan tenaga listrik yang sering mengalami gangguan adalah kawat
transmisinya (kira-kira 70-80% dari seluruh gangguan).
Hal ini disebabkan luas dan panjang kawat transmisi yang terbentang dan
yang beroperasi pada kondisi udara yang berbeda-beda dimana pada umumnya
yang lewat udara (diatas tanah) lebih rentan terhadap gangguan dari pada yang
ditaruh dalam tanah (underground).
Akibat-akibat yang timbulkan oleh gangguan
a. Menginterupsi kontinuitas pelayanan daya kepada para konsumen apabila
gangguan itu sampai menyebabkan terputusnya suatu rangkaian atau
menyebabkan rusaknya suatu unit pembangkit.
b. Penurunan tegangan yang cukup besar menyebabkan rendahnya kualitas
tenaga listrik dan merintangi kerja normal pada peralatan konsumen.
c. Pengurangan stabilitas sistem dan menyebabkan jatuhnya generator.
21
22
23
Transformator Distribusi
b. Berdasarkan Kapasitas dan Tegangan Kerja: Contoh transformator 3
phasa dengan tegangan kerja di atas 1100 kV dan daya di atas 1000
MVA.
24
kecil.
Cara
Kerja
dan
Fungsi
Bagian-Bagian
Peralatan Bantu
Peralatan Proteksi
25
a) Inti besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluks, yang ditimbulkan oleh
arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan-lempengan besi
tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi besi) yang
ditimbulkan oleh arus pusar atau arus eddy (eddy current).
b) Kumparan transformator
Beberapa lilitan kawat berisolasi membentuk suatu kumparan, dan
kumparan tersebut diisolasi, baik terhadap inti besi maupun terhadap
kumparan lain dengan menggunakan isolasi padat seperti karton, pertinax
dan lain-lain. Pada transformator terdapat kumparan primer dan kumparan
sekunder. Jika kumparan primer dihubungkan dengan tegangan/arus bolakbalik maka pada kumparan tersebut timbul fluks yang menimbulkan
induksi tegangan, bila pada rangkaian sekunder ditutup (rangkaian beban)
maka mengalir arus pada kumparan tersebut, sehingga kumparan ini
berfungsi sebagai alat transformasi tegangan dan arus.
c) Kumparan tertier
Fungsi kumparan tertier diperlukan adalah untuk memperoleh tegangan
tertier atau untuk kebutuhan lain. Untuk kedua keperluan tersebut,
kumparan tertier selalu dihubungkan delta atau segitiga. Kumparan tertier
sering digunakan juga untuk penyambungan peralatan bantu seperti
kondensator synchrone, kapasitor shunt dan reaktor shunt, namun demikian
tidak semua Transformator daya mempunyai kumparan tertier.
26
d) Minyak Transformator
Sebagian besar dari Transformator tenaga memiliki kumparan-kumparan
yang intinya direndam dalam minyak transformator, terutama pada
Transformator
tenaga
yang
berkapasitas
besar,
karena
minyak
Penyalur panas yang baik, berat jenis yang kecil, sehingga partikelpartikel dalam minyak dapat mengendap dengan cepat
Titik nyala yang tinggi dan tidak mudah menguap yang dapat
menimbulkan baha
27
Sifat Minyak
Isolasi
Kejernihan
Massa jenis(20o)
Vikositas (20o)
Kinematic (15o)
Kinematik (30o)
Titik Nyata
Titik Tuang
Angka Kenetralan
Koreksi Belerang
Tegangan Tembus
Faktor Kebocoran
Dielektrik
Ketahanan Oksidasi
a. angka kenetralan
b. kotoran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Satuan
Klas V / Klas II
Metode Uji
Tempat uji
g/cm3
cSt
cSt
cSt
oC
oC
mgKOH/g
KV/3.5 mm
-
Jernih
<0.895
<40 < 25
<800
<1800
>140 >100
<30 < 40
<0.03
Tidak Korosit
>30 > 50
<0.05
Di Tempat
LAB
LAB
LAB
LAB
LAB
LAB
LAB
Di tempat
Di tempat
LAB
mgKOH/
9%
<0.40
<0.10
IEC 296
IEC 296
IEC 296
IEC 296
IEC 296
IEC 296A
IEC 296A
IEC 296
IEC 296
IEC 156
IEC 250/IEC
274
IEC 74
LAB
1.
2.
Tegangan tembus
Kandungan air
3.
4.
5.
6.
faktor
Dielektrik Tahanan
Jenis
Angka Kenetralan
Sedimen
7.
8.
Titik Nyala
Tegangan permukaan
9.
Kandungan Gas
Tegangan
Peralatan
>170KV
<70KV
>170KV
<170KV
All Voltage
All Voltage
Batas yang
diperbolahkan
50KV/2.5mm
>30KV/2.5mm
<20mg/L
<30 mg/L
<0.2 2.0
G/mm
All Voltage
>170KV
<0.5mg/KOH
Tidak terukur
penurunan
Maximum 15oC
>15x100nm-1
Metode Uji
Tempat Uji
IEC 156
IEC 250 (90o)
IEC 93
Di Tempat
LAB
LAB
LAB
IEC 296
IEC 296
LAB
LAB
IEC 296
Sedang
dikerjakan IEC
Sedang
dikerjakan IEC
LAB
Sedang
Dikerjakan IEC
Sedang
Dikerjakan IEC
e) Bushing
Hubungan antara kumparan transformator ke jaringan luar melalui sebuah
bushing, yaitu sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator, yang
28
Jenis sirip (tank corrugated) Badan tangki terbuat dari pelat baja
bercanai dingin yang menjalani penekukan, pemotongan dan
proses pengelasan otomatis, untuk membentuk badan tangki
bersirip dengan siripnya berfungsi sebagai radiator pendingin dan
alat bernapas pada saat yang sama. Tutup dan dasar tangki terbuat
dari plat baja bercanai panas yang kemudian dilas sambung kepada
badan tangki bersirip membentuk tangki corrugated ini. Umumnya
transformator di bawah 4000 kVA dibuat dengan bentuk tangki
corrugated.
29
2. Peralatan Bantu
a) Pendingin
Pada inti besi dan kumparan-kumparan akan timbul panas akibat rugi-
30
yang
bergungsi
untuk
menyalurkan
panas
keluar
Alamiah (natural)
Tekanan/paksaan (forced).
Macam
Sistem
Pendingin
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
AN
AF
ONAN
ONAF
OFAN
OFAF
OFWF
ONAN/ONAF
ONAN/OFAN
ONAN/OFAF
ONAN/OFWF
Media
Didalam Transformator
Diluar transformator
Sirkulasi
Sirkulasi
Sirkulasi
Sirkulasi
Alami
Paksa
Alami
Paksa
Udara
Udara
Minyak
Udara
Minyak
Udara
Minyak
Udara
Minyak
Udara
Minyak
Air
Kombinasi 3 Dan 4
Kombinasi 3 Dan 5
Kombinasi 3 Dan 6
Kombinasi 3 Dan 7
31
32
33
transformer board dari selulosa adalah bahan isolasi yang paling banyak digunakan.
Minyak hidrokarbon juga merupakan bagian dari isolasi.
Isolasi solid seperti kertas, press board dan transformer board terbuat dari
selulosa tumbuhan. Sumber utama serat selulosa adalah kayu. Kayu mengandung
40 sampai 50% selulosa, 20 sampai 30% lignin dan 10 sampai 30% hemi selulosa.
Selulosa sendiri adalah polimer linier yang unit-unit glukosa-nya terhubung pada
atom Karbon yang pertama dan ke-4. Selulosa dalam keadaan baru mempunyai
1000 sampai 3000 rantai glukosa.
Kertas Kraft mengandung polimer selulosa dengan berat molekul tinggi
sekitar 75 sampai 90%, hemi selulosa dengan berat molekul rendah 10 sampai 20%
dan lignin 0 sampai 5%. Selulosa adalah polimer linier yang terdiri dari unit-unit
glukosa anhydrous tunggal yang terhubung pada atom-atom Karbon pertama dan
keempat melalui ikatan glukosidik. Jumlah unit monomer dalam polimer disebut
sebagai degree of polymerisation. Sering kali, kualitas selulosa diukur dari tingkat
polimerisasi (DP) dengan metode viskometrik rata- rata. Panjang rantai selulosa
yang diukur dari tingkat polimerisasi rata-rata berdasarkan metode viskositas
dinyatakan oleh DP. Kekuatan isolasi bergantung pada:
1. Komposisi kimia
2. Berat molekul polimer
3. Morfologi polimer
Pada isolasi padat, pengeringan dan impregnasi minyak sangat penting
untuk menjaga kekuatan isolasi kertas. Kadang-kadang kapas juga dipakai sebagai
isolasi. Kertas yang telah diupgrade secara thermal disebut kertas Aramid yang
34
terbuat 100% dari serat polyamide aromatik. Penggunaan kertas Aramid tidak
terlalu umum karena mahal. Minyak trafo modern mempunyai ketahanan dielektrik
yang tinggi, viskositas rendah, bebas dari sludging, hambatannya bagus terhadap
listrik statis. Minyak trafo terdiri dari senyawa campuran hidrokarbon. Kandungan
utamanya adalah Parafin, Iso Parafin, Naphtene dan Aromatic. Cairan Silicone
lebih baik dari pada minyak mineral namun lebih mahal.
Aplikasi pada trafo distribusi kecil dan trafo daya besar dibedakan. Pada
trafo kecil sampai dengan beberapa MVA, variasi isolasinya biasanya tidak banyak
atau sistemnya konvensional, contohnya trafo jenis kering, trafo yang diisi minyak
silicone dan trafo yang diisolasi gas dan didinginkan uap air. Untuk trafo yang
bekerja pada suhu tinggi, serat Aramid merupakan alternatif yang bagus.
35
pengoperasian OLTC (On Load Tap Changer) pada posisi tap tertentu sehingga
diperoleh nilai tegangan sekunder yang sesuai.
Akibat Over Eksitasi Pada Transformator menyebabkan kenaikan
temperatur inti transformator dan meningkatkan temperatur minyak transformator
sebagai media pendingin transformator, meningkatkan tingkat kebisingan (noise)
dan getaran (vibration) pada transformator. Beberapa transformator yang
mengalami over eksitasi mengalami stress termal yang lebih besar dibandingkan
dengan transformator sejenis pada beban yang sama jika tanpa over eksitasi.
Over eksitasi dapat menyebabkan kerusakan permanen pada belitan dan
inti transformator akibat panas yang disebabkan oleh arus eksitasi yang tinggi yang
mengalir ketika tegangan meningkat tajam ke level saturasi. Transformator akan
menuju ke kondisi over eksitasi ketika tegangan sistem berubah, ketika beban
berubah dan/atau faktor daya (PF) berubah, atau ketika kombinasi antara tegangan
sistem dan kondisi beban .
36
Peningkatan
over
eksitasi
juga
dapat
menyebabkan
penurunan
merupakan
pengaman
utama
pada
generator,
Transformator dan bus-bar, sangat selektif , cepat bekerja tidak perlu berkoordinasi
dengan relay lain dan tidak dapat digunakan sebagai pengaman cadangan untuk
seksi atau daerah berikutnya.
Relay Differensial mengamankan peralatan tersebut diatas dari gangguan
hubung singkat yang terjadi di dalam generator ataupun transformator, antara lain
hubung singkat antara kumparan dengan kumparan atau antara kumparan dengan
tangki. Relay ini harus bekerja kalau terjadi gangguan di daerah pengamanan, dan
tidak boleh bekerja dalam keadaan normal atau gangguan di luar daerah
pengamanan. Ini juga merupakan unit pengamanan dan mempunyai selektifitas
37
mutlak. Penggunaan Relay Differensial sebagai Relay pengaman, antara lain pada
generator, Transformator daya, bus bar, dan saluran transmisi. Relay Differensial
digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada transformator daya
yang berguna untuk mengamankan belitan Transformator bila terjadi suatu
gangguan. Relay ini sangat selektif dan sistem kerjanya sangat cepat.
I1
I2
I1 = I2
38
39
40
41
Spring
2.
potenstial agar diantara bagian bagiantersebut tidak terjadi lompatan listrik atau
percikan. Sulfur Hexafluoride (SF6) merupakan sebuah bahan isolasi berwujud gas
yang terbentuk antara sulphur dan fluorine dengan reaksi eksotermis seperti
persamaan berikut :
42
Secara umum sulfur heksa fluorida (SF6) murni adalahsenyawa yang tidak
berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan tidak beracun serta memiliki kerapatan
lima kali lipat dari udara. Molekul SF6 memiliki enam atom fluorine dan terdapat
sebuah atom sulphur di tengah molekulnya. Molekul SF6ditunjukkan seperti
gambar berikut :
43
b. Tekanan SF6 sebagai pemadam busur api maupun sebagai pengisolasi dapat
dengan mudah dideteksi
c. Penguraian pada waktu memadamkan busur api maupun pembentukannya
kembali setelah pemadaman adalah menyeluruh
d. Isolasi yang baik, karena relatif mudah terionisasi sehingga membuat
konduktivitas tetap rendah. Hal ini mengurangi kemungkinan busur api
tidak stabil, dengan demikian pemotongan arus dapat terjadi.
e. Karakteristik gas SF6 adalah elektronegatif sehingga penguraiannya
menjadikan dielektriknya naik secara bertahap
f. Memiliki viskositas yang rendah sehingga dapat mengisi volume dari
perangkat secara menyeluruh, stabil (tidak mudah bereaksi) dan penghantar
panas yang baik.
2.2 Karakteristik dan Spesifikasi Gas SF6
Sebagai bahan isolasi,gas SF6 memiliki karakteristik yang dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.4. Karakteristik Gas SF6
No.
Indikator
Nilai
1.
Konstanta Thermal
500 oC
2.
23.900
3.
Lifetime di atmosphere
3500 Tahun
4.
Tegangan Tembus
75 kV/cm
5.
Konduktivitas Panas
44
Pada aplikasinya sebagai isolasi, spesifikasi gas SF6 terbagi menjadi dua
berdasarkan gas yang telah digunakan dan gas yang belum pernah digunakan, yaitu
Gas SF6 baru (New-SF6) dan Gas SF6 yang digunakan (SF6-Used).Dikatakan
spesifikasi New-SF6 , karena speksifikasi tersebut merupakan spesifikasi yang akan
digunakan pertama kali pada suatu perangkat, sedangkan spesifikasi SF6-Used
merupakan spesifikasi gas SF6 saat gas tersebut digunakan.
2.3 Berdasarkan Sistem Rel (Busbar)
Rel (busbar) merupakan titik hubungan pertemuan (connecting) antara
transformator daya, SUTT/ SKTT dengan komponen listrik lainnya, untuk
menerima dan menyalurkan tenaga listrik. Berdasarkan sistem rel (busbar), gardu
induk dibagi menjadi beberapa jenis, sebagaimana tersebut di bawah ini :
1. Gardu Induk sistem ring busbar adalah gardu induk yang busbarnya
berbentuk ring. Pada gardu induk jenis ini, semua rel (busbar) yang ada,
tersambung (terhubung) satu dengan lainnya dan membentuk ring (cincin).
2. Gardu Induk sistem single busbar adalah gardu induk yang mempunyai satu
(single) busbar. Pada umumnya gardu dengan sistem ini adalah gardu induk
yang berada pada ujung (akhir) dari suatu sistem transmisi. Single line
diagram gardu sistem single busbar, lihat gambar 4.12.
45
3. Gardu Induk sistem double busbar adalah gardu induk yang mempunyai dua
(double) busbar. Gardu induk sistem double busbar sangat efektif untuk
mengurangi terjadinya pemadaman beban, khususnya pada saat melakukan
perubahan sistem (manuver sistem). Jenis gardu induk ini pada umumnya
yang banyak digunakan. Single line diagram gardu induk sistem double
busbar lihat gambar 4.13.
Gambar 4.13 Single Line Diagram Gardu Induk Sistem Double Busbar.
46
4. Gardu Induk sistem satu setengah (on half) busbar adalah gardu induk yang
mempunyai dua (double) busbar. Pada umumnya gardu induk jenis ini
dipasang pada gardu induk di pembangkit tenaga listrik atau gardu induk
yang berkapasitas besar. Dalam segi operasional, gardu induk ini sangat
efektif, karena dapat mengurangi pemadaman beban pada saat dilakukan
perubahan sistem (manuver system). Sistem ini menggunakan 3 buah PMT
dalam satu diagonal yang terpasang secara deret (seri). Single line diagram,
lihat gambar 4.14.
Gambar 4.14 Single Line Diagram Gardu Induk Satu Setengah Busbar
47
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan.
Pada pelaksanaan penelitian ini dengan melakukan pengambilan data di
PLN GIS 150KV GEJAYAN Yogyakarta, maka dari hasil yang dicapai dapat
diambil beberapa kesimpulan:
1. Jika beban yang disuplai oleh transformator pada jaringan semakin besar,
maka digunakan transformator dengan kapasitas yang besar pula untuk
menyuplai beban yang besar tersebut, jika tidak sedemikian rupa, maka
transformator akan mengalami Over Load yang dapat mengakibatkan
transformator terbakar.
2. Semakin besar nilai arus pada beban maka akan semakin besar pula daya
reaktif yang dibangkitkan pada transformator baik trafo merk XIAN SFZ
maupun merk Starlite 20 kV.
3. GIS sendiri merupakan salah satu klasifikasi gardu induk yang
menggunakan isolasi Gas. Berdasarkan lokasi peletakannya, GIS biasa
ditempatkan pada perkotaan karena luas wilayah yang terpakai lebih kecil
dibandingkan dengan yang konvensional.
4. Pada dasarnya sistem proteksi di gardu induk menggunakan dua atau tiga
relai yang dipasang sebgai pengaman, dan pemasangannya pun dibuat
saling terikat satu sama yang lain, adapun jika salah satu relai pada sistem
48
5.2
Saran
Dalam laporan ini , penulis mencoba memberikan saran pada PT. PLN
49
DAFTAR PUSTAKA
Brown, E. Richard. 2002, Electric Power Distribution Reliability, New York. Basel
: Marcel Dekker, Inc.
Dedy Widhianto Adisuwito. 2008, Simulasi dan analisa ketidak seimbangan beban
transformator distribusi untuk identifikasi beban lebih dan estimasi rugi rugi
pada jaringan tegangan rendah pada PLN UJ Darmo Permai APJ Surabaya
selatan, Surabaya.
Marsudi, Djiteng. 2005, Pembangkitan Energi Listrik, Jakarta: Penerbit Erlangga.
Morhel Mubarak. 2008, Studi Keterandalan Sistem Jaringan Distribusi udara 20
kV pada Gardu hubung kandis kota Padang, Padang.
Momoh, A. James. 2008, Electric Power Distribution, Automation, Protection, And
Control, CRC Press Taylor & Francis Group Boca Raton London New Yok.
Pabla, A.S. 2007, Electric Power Distribution fifth Editon, Tata McGraw-Hill
Publishing Company Limited. New Delhi.
Taufiq. 2009, Studi pengaruh penempatan arrester terhadap efektivitas proteksi
transformator distribusi 20 kV pada gadu transformator tiang.
http://one.indokripsi.com/node/8473
PT. PLN (Persero) P3B Suplemen SE. 032/PST/1984, 2000, Uraian kegiatan
Pemeliharaan Listrik, Jakarta.
50