PRB Terintegrasi Ke Dalam Pembelajaran
PRB Terintegrasi Ke Dalam Pembelajaran
Diperlukan usaha-usaha:
(1) menggalakkan dimasukkannya pengetahuan tentang
Diperlukan usaha-usaha:
(4) mengembangkan program pelatihan dan pembelajaran
tentang pengurangan risiko bencana dengan sasaran sektorsektor tertentu,
(5) menggalakkan inisiatif pelatihan berbasis masyarakat
dengan mempertimbangkan peran tenaga sukarelawan
sebagaimana mestinya untuk meningkatkan kapasitas lokal
dalam melakukan mitigasi dan menghadapi bencana;
(6) memastikan kesetaraan akses kesempatan memperoleh
pelatihan dan pendidikan bagi perempuan dan konstituen
yang rentan; dan
(7) menggalakkan pelatihan tentang sensitivitas gender dan
budaya sebagai bagian tak terpisahkan dari pendidikan dan
pelatihan tentang pengurangan risiko bencana.
Landasan filosofis
Hak setiap orang atas perlindungan diri pribadi,
keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda
yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa
aman dari ancaman ketakutan untuk untuk
berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi, hak hidup sejahtera lahir
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan (Pasal 28G ayat
(1) dan Pasal 28 H ayat (1) UUD 1945.
Landasan Sosiologis
(1) secara geografis, demografis dan geologis, Indonesia
merupakan negara rawan bencana, baik bencana
alam dan bencana akibat ulah manusia, seperti
Landasan Yuridis
Undang-Undang No.24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana ditempatkan
guna memberikan jawaban atau solusi
terhadap permasalahan yang berkaitan
dengan penangan bencana, merupakan
landasan yuridis paling dekat untuk
pelaksanaan usaha-usaha pengurangan
risiko bencana di Indonesia
Pendidikan PRB
harus melekat dengan Pendidikan untuk Pembangunan
Berkelanjutan, dan mendukung kerangka ESD (Education
for Sustainable Development) mencakup 3 aspek, yaitu:
(1) Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana adalah
interdisipliner (dampak, dan hubungan antara,
masyarakat, lingkungan, ekonomi dan budaya.
(2) Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana dan
meningkatkan pemikiran kritis dan pemecahan masalah,
dan keterampilan hidup sosial dan emosional untuk
pemberdayaan kelompok rentan atau terkena bencana.
(3) Pendidikan untuk pengurangan risiko bencana
mendukung Tujuan Pembangunan Milenium
kemanusiaan.
2. Menumbuhkembangkan sikap dan kepedulian
terhadap risiko bencana.
3. Mengembangkan pemahaman tentang risiko
bencana, pemahaman tentang kerentanan
sosial, pemahaman tentang kerentanan fisik,
serta kerentanan perilaku dan motivasi.
Kerentanan
Kapasitas
Kapasitas adalah kemampuan dari masyarakat
dalam menghadapi bencana.
Misalnya pengetahuan rendah, maka kapasitasnya
rendah, contohnya:
1. Tidak tahu kalau di dekat rumahnya terdapat
ancaman tanah longsor
2. Tidak tahu kalau membangun rumah di bantaran
kali dapat menyebabkan banjir
3. Tidak tahu kalau mengikis tebing untuk diambil
tanahnya dapat menyebabkan longsor,
Kapasitas
4. Tidak tahu kalau menebang pohon tanpa
mengganti dengan pohon baru dapat
menyebabkan banjir dan tanah longsor
5. Tidak memiliki keterampilan bagaimana
membuat rumah tahan gempa
6. Tidak memiliki keterampilan bagaimana mengevakuasi kalau terjadi gempa
7. Tidak memiliki keterampilan bagaimana
menyelamatkan diri dan orang lain ketika terjadi
bencana, dan lain-lain
3. Kekuatan Gempa.
Kekuatan gempa dinyatakan dalam Skala Richter (SR).
Skala Richter merupakan indeks angka dalam angka
Latin yang menerangkan tingkat kekuatan gempa.
Skala Richter dimulai dari 1 hingga 9.
Kekuatan gempa
Di luar bangunan
Hindari objek yang mudah roboh, seperti papan
reklame, tiang listrik, jembatan, gedung, sehingga
lebih baik berkumpul di lapangan terbuka,
jongkok dan lindungi kepala di lapangan terbuka
Perhatiakn tempat anda berpijak hindari jika
terjdai rekahan tanah
Hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran
Jika tampak tanda tsunami segera lari menuju
ketempat yang lebih tinggi, ikuti jalur evakuasi.
Di dalam kendaraan
Jauhi persimpangan, jembatan dan bangunan lainnya
Hentikan mobil, keluar, turun, dan menjauhi dari mobil,
hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran
Jika getaran gempa telah berhenti
Jangan masuk kedalam bangunan jika kondisinya terdapat
kerusakan, gempa susulan walaupun berkekuatan kecil
dapat merobohkan bangunan yang kondisisnya sudah
parah.
Periksa lingkungan sekitar anda dari kebocoran pipa gas,
kebakaran, terjadi arus pendek listrik, dll.
Perkecil segala hal yang dapat membahayakan (mematikan
listik, tidak menyalakan api, dll)
Mendengarkan informasi mealui radio atau media
komunikasi lainnya untuk informasi gempa susulan, dll.
SD Carolus :
Penanaman pohon
Hemat air
Kepedulian
Emosional penembangan diri
Pramuka
PMR
Pembuatan peta keselamatan dan evakuasi dan jalur