Tugas Pik-1 5 Sangga Hadi Pratama (Nh4) 2so4-Za
Tugas Pik-1 5 Sangga Hadi Pratama (Nh4) 2so4-Za
Disusun oleh:
Sangga Hadi Pratama
14/367126/TK/42362
1. Pendahuluan
DATA SPESIFIKASI PUPUK AMMONIUM SULFAT (ZA)
PUPUK ZA PETROKIMIA GRESIK (SNI 02-1760-2005)
Spesifikasi
o
Bentuk kristal
Warna putih
Tidak higroskopis
Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan
Terjadi penimbunan amida bebas dan asam amino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman
2. Pembahasan
Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi
tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari
istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4).
Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini
higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat larut
secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi
menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam
penyimpanan dan pemberiannya.
memperbaiki kualitas dan meningkatkan produksi serta nilai gizi hasil panen dan pakan
ternak karena peningkatan kadar protein pati, padi, gula, lemak, vitamin, dll.
Tanaman lebih sehat dan lebih tahan terhadap gangguan lingkungan (hama, penyakit,
kekeringan)
Memperbaiki kualitas dan meningkatkan produksi serta nilai gizi hasil panen dan pakan
ternak karena peningkatan kadar protein pati, padi, gula, lemak, vitamin, dll.
Tanaman lebih sehat dan lebih tahan terhadap gangguan lingkungan (hama, penyakit,
kekeringan).
Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau.
Memperbaiki warna, aroma, dan kelenturan daun tembakau ( khusus pada tembakau
omprongan).
2.1 Pengertian
Pupuk Zwalvezur Ammonia (Ammonium Sulfat) adalah jenis pupuk nitrogen yang dapat
membantu tanaman dalam memenuhi kebutuhan nitrogen. Pupuk ini dapat menghasilkan ion
NH4+ yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
2.2 Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan
Spesifikasi bahan baku, bahan penunjang serta produk pada pabrik Ammonium Sulfat adalah
sebagai berikut:
dan basa merupakan proton akseptor. Asam sulfat akan terurai menjadi 2 buah proton (H+)
dan sebuah basa konjugasi (SO42-). Proton yang terbentuk akan bereaksi dengan basa (NH3)
membentuk asam konjugasi (NH4+). NH4+ ini akan bereaksi dengan basa konjugasi (SO42-)
membentuk ammonium sulfat (NH4)2SO4.
Reaksi yang terjadi di dalam reaktor bersifat eksotermis karena menghasilkan panas sebesar
109,72 kkal/mol. Panas yang dilepas dari reaksi akan menaikkan suhu campuran dalam
reaktor sehingga terjadi pemekatan dan pengkristalan hasil reaksi. Atas dasar ini reaktor ini
disebut juga saturator atau crystalizer.
Panas yang dihasilkan oleh reaksi sebagian besar akan menguapkan air dari larutan dalam
saturator, dan sebagian kecil panas hilang melalui dinding saturator.
Reaksi pembentukan ammonium sulfat dari asam sulfat dan ammonia merupakan reaksi gascair yang dioperasikan pada suhu 105 110 C, tekanan 1,2 kg/cm2, level larutan 3,6 4,5
meter, dengan perbandingan mol reaktan H2SO4 dan NH3 sebesar 1 : 2. Kandungan nitrogen
dalam ammonium sulfat minimal sebesar 20,8 % berat, asam sulfat bebas maksimal 0,1 %
berat, dan H2O maksimal 1 % berat.
Pembentukan kristal ammonium sulfat di dalam reaktor melalui beberapa tahapan berikut:
1. Pembentukan larutan ammonium sulfat jenuh
Mula-mula mother liquor atau kondensat dimasukkan ke dalam reaktor sampai mencapai
level yang diinginkan, kemudian asam sulfat dan uap ammonia dimasukkan secara kontinyu
ke dalam reaktor dalam bentuk gelembung melalui sparger sehingga terjadi reaksi dan
membentuk ammonium sulfat.
Gas ammonia dan asam sulfat cair dimasukkan secara terus menerus sehingga tercapai
kondisi larutan jenuhnya.
2. Pembentukan larutan lewat jenuh
Setelah tercapai kondisi jenuh dari larutan ammonium sulfat, gas ammonia dan asam sulfat
terus dimasukkan, sehingga akan diperoleh kondisi lewat jenuh (supersaturasi) dari larutan
ammonium sulfat, yang pada akhirnya akan membentuk kristal ammonium sulfat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kristal ammonium sulfat adalah:
-
menyumbat jalan pengeluaran. Hal ini dapat dihindari dengan jalan menambah air ke
dalam saturator.
Suhu reaksi dalam saturator pada kondisi normal operasi 105 110oC. Sebagian uap
yang terbentuk diembunkan dan dikembalikan ke saturator sebagai condensate return
untuk mengatur konsentrasi dan menyerap panas reaksi.
Level larutan dalam reaktor dijaga tetap (ZA I : 3,6 4,3 m, ZA III : 3,6 4,5 m). Level
yang terlalu rendah mengakibatkan pencampuran kurang sempurna, sedangkan level
yang terlalu tinggi akan mengakibatkan larutan dan uap terbawa keluar melalui
condensor.Larutan ammonium sulfat harus dijaga dalam keadaan asam dengan menjaga
kadar asam sulfat dalam larutan antara 0,2 0,4 %. Hal ini untuk memastikan semua
ammonia dapat bereaksi dengan asam sulfat.
Agar produk kristal berwarna putih maka diinjeksikan asam fosfat yang berfungsi untuk
mengikat Fe dan Al.
Sumber Pustaka
-