Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 5 PIK

PROSES PRODUKSI PUPUK ZA SKALA INDUSTRI


(TUGAS PIK-1_5_SANGGA HADI PRATAMA_(NH4)2SO4-ZA)

Disusun oleh:
Sangga Hadi Pratama
14/367126/TK/42362

Departemen Teknik Kimia


Fakultas Teknik
UNIVERSITAS GADJAH MADA

1. Pendahuluan
DATA SPESIFIKASI PUPUK AMMONIUM SULFAT (ZA)
PUPUK ZA PETROKIMIA GRESIK (SNI 02-1760-2005)
Spesifikasi
o

Nitrogen minimal 20,8%

belerang minimal 23,8%

Kadar air maksimal 1%

kadar Asam Bebas sebagai H2SO4 maksimal 0,1%

Bentuk kristal

Warna putih

Warna orange untuk ZA bersubsidi

Dikemas dalam kantong bercap Kerbau Emas dengan isi 50 kg

Sifat dan keunggulan pupuk ZA


o

Tidak higroskopis

Mudah larut dalam air

Digunakan sebagai pupuk dasar dan susulan

Senyawa kimianya stabil sehingga tahan disimpan dalam waktu lama

Dapat dicampur dengan pupuk lain

Aman digunakan untuk semua jenis tanaman

Meningkatkan produksi dan kualitas panen

Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan hama, penyakit dan kekeringan

Memperbaiki rasa dan warna hasil panen

Gejala kekurangan unsur hara Belerang pada tanaman


o

Produksi protein tanaman menurun, pertumbuhan sel tanaman kurang aktif

Terjadi penimbunan amida bebas dan asam amino sampai batas yang berbahaya bagi tanaman

o Terjadi kerusakan aktivitas fisiologis dan mudah terserang hama penyakit


Produksi butir daun hijau menurun, proses asimilasi dan sintesis karbohidrat terlambat, tanaman mengalami
klorosis/kekuningan dan hasil panen rendah.

2. Pembahasan
Pupuk ZA adalah pupuk kimia buatan yang dirancang untuk memberi
tambahan hara nitrogen dan belerang bagi tanaman. Nama ZA adalah singkatan dari
istilah bahasa Belanda, zwavelzure ammoniak, yang berarti amonium sulfat (NH4SO4).
Wujud pupuk ini butiran kristal mirip garam dapur dan terasa asin di lidah. Pupuk ini
higroskopis (mudah menyerap air) walaupun tidak sekuat pupuk urea. Karena ion sulfat larut
secara kuat, sedangkan ion amonium lebih lemah, pupuk ini berpotensi
menurunkan pH tanah yang terkena aplikasinya. Sifat ini perlu diperhatikan dalam
penyimpanan dan pemberiannya.

Pupuk ZA mengandung belerang 24 % dan nitrogen 21 %. Kandungan nitrogennya hanya


separuh dari urea, sehingga biasanya pemberiannya dimaksudkan sebagai sumber pemasok
hara belerang pada tanah-tanah yang miskin unsur ini. Namun demikian, pupuk ini menjadi
pengganti wajib urea sebagai pemasok nitrogen bagi pertanaman tebu karena tebu akan
mengalami keracunan bila diberi pupuk urea. Berikut adalah kegunaan pupuk ZA pada
pertanian:

memperbaiki kualitas dan meningkatkan produksi serta nilai gizi hasil panen dan pakan
ternak karena peningkatan kadar protein pati, padi, gula, lemak, vitamin, dll.

Memperbaiki rasa dan warna hasil panen.

Tanaman lebih sehat dan lebih tahan terhadap gangguan lingkungan (hama, penyakit,
kekeringan)

Untuk menguatkan akar dan daun lebih hijau.

Memperbaiki kualitas dan meningkatkan produksi serta nilai gizi hasil panen dan pakan
ternak karena peningkatan kadar protein pati, padi, gula, lemak, vitamin, dll.

Memperbaiki rasa dan warna hasil panen.

Tanaman lebih sehat dan lebih tahan terhadap gangguan lingkungan (hama, penyakit,
kekeringan).

Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau.

Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen.

Meningakatkan jumlah anakn yang menghasilkan (pada tanaman padi).

Berperan penting pada proses pembulatan zat gula.

Memperbaiki warna, aroma, dan kelenturan daun tembakau ( khusus pada tembakau
omprongan).

Memperbaiki aroma, mengurangi penyusutan selama penyimpangan, memperbesar umbi


bawang merah dan bawang putih.

2.1 Pengertian
Pupuk Zwalvezur Ammonia (Ammonium Sulfat) adalah jenis pupuk nitrogen yang dapat
membantu tanaman dalam memenuhi kebutuhan nitrogen. Pupuk ini dapat menghasilkan ion
NH4+ yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
2.2 Bahan Baku dan Produk yang Dihasilkan
Spesifikasi bahan baku, bahan penunjang serta produk pada pabrik Ammonium Sulfat adalah
sebagai berikut:

1. Ammonia (Bahan Baku)


Wujud : cair
Kenampakan : tidak berwarna
Bau : khas ammonia
Tekanan : 3-4 kg/cm2
Temperatur : 85 oC
Komposisi : NH3 min : 99,0-99,5 % berat
H2O max : 0,5-1 % berat
2. Asam Sulfat (Bahan Baku)
Wujud : cair
Kenampakan : tidak berwarna
Bau : khas asam sulfat
Tekanan : 5 kg/cm2
Komposisi : H2SO4 min : 98,0-99,5 % berat
H2O max : 0,2-2,0 % berat
3. Uresoft 150 (Bahan Penunjang)
Uresoft 150 sebagai bahan anti caking.
4. Ammonium Sulfat (Produk)
Wujud : padat
Bentuk : kristal
Kenampakan : putih
Ukuran : tertahan US mesh 30
Komposisi : Nitrogen min : 20,80 %
Asam bebas max : 0,10 %
H2O max : 1,0 %
2.3 Konsep Proses Pembuatan Ammonium Sulfat
Pada Departemen Produksi I PT Petrokimia Gresik, pembuatan ammonium sulfat
menggunakan bahan baku asam sulfat dan amoniak, mendasarkan pada reaksi netralisasi
irreversible. Reaksi yang terjadi adalah :
H2SO4(l) + 2NH3(g) (NH4)2SO4(s) + 109,72 kkal/mol
Reaksi tersebut terjadi menurut mekanisme reaksi berikut :
H2SO4 2H+ + SO4 (1)
2NH3 + 2H+ 2NH4+ .(2)
2NH4+ + SO4 (NH4)2SO4 ...(3)
2NH3 + H2SO4 (NH4)2SO4 (4)(4)
Mekanisme diatas adalah berdasarkan teori Bronsted Lowry, asam merupakan proton donor

dan basa merupakan proton akseptor. Asam sulfat akan terurai menjadi 2 buah proton (H+)
dan sebuah basa konjugasi (SO42-). Proton yang terbentuk akan bereaksi dengan basa (NH3)
membentuk asam konjugasi (NH4+). NH4+ ini akan bereaksi dengan basa konjugasi (SO42-)
membentuk ammonium sulfat (NH4)2SO4.
Reaksi yang terjadi di dalam reaktor bersifat eksotermis karena menghasilkan panas sebesar
109,72 kkal/mol. Panas yang dilepas dari reaksi akan menaikkan suhu campuran dalam
reaktor sehingga terjadi pemekatan dan pengkristalan hasil reaksi. Atas dasar ini reaktor ini
disebut juga saturator atau crystalizer.
Panas yang dihasilkan oleh reaksi sebagian besar akan menguapkan air dari larutan dalam
saturator, dan sebagian kecil panas hilang melalui dinding saturator.
Reaksi pembentukan ammonium sulfat dari asam sulfat dan ammonia merupakan reaksi gascair yang dioperasikan pada suhu 105 110 C, tekanan 1,2 kg/cm2, level larutan 3,6 4,5
meter, dengan perbandingan mol reaktan H2SO4 dan NH3 sebesar 1 : 2. Kandungan nitrogen
dalam ammonium sulfat minimal sebesar 20,8 % berat, asam sulfat bebas maksimal 0,1 %
berat, dan H2O maksimal 1 % berat.
Pembentukan kristal ammonium sulfat di dalam reaktor melalui beberapa tahapan berikut:
1. Pembentukan larutan ammonium sulfat jenuh
Mula-mula mother liquor atau kondensat dimasukkan ke dalam reaktor sampai mencapai
level yang diinginkan, kemudian asam sulfat dan uap ammonia dimasukkan secara kontinyu
ke dalam reaktor dalam bentuk gelembung melalui sparger sehingga terjadi reaksi dan
membentuk ammonium sulfat.
Gas ammonia dan asam sulfat cair dimasukkan secara terus menerus sehingga tercapai
kondisi larutan jenuhnya.
2. Pembentukan larutan lewat jenuh
Setelah tercapai kondisi jenuh dari larutan ammonium sulfat, gas ammonia dan asam sulfat
terus dimasukkan, sehingga akan diperoleh kondisi lewat jenuh (supersaturasi) dari larutan
ammonium sulfat, yang pada akhirnya akan membentuk kristal ammonium sulfat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan kristal ammonium sulfat adalah:
-

Kristal ammonium sulfat cenderung mengendap di dasar saturator. Untuk mencegah


pengendapan kristal dan menjaga homogenitas slurry dalam reaktor maka dilakukan
pengadukan di dalam reaktor. Pengadukan diperoleh dari pemasukan gas ammonia
melalui sparger. Selain itu pengadukan dilakukan dengan memasukkan udara bertekanan
yang masuk ke bagian tengah reaktor menggunakan sparger.
Konsentrasi ammonium sulfat dalam reaktor harus dijaga dalam kondisi lewat jenuh
dengan jalan mengatur kecepatan pemasukan bahan baku, menjaga kestabilan serta
kelancaran pemasukan bahan baku.
Densitas slurry dalam reaktor diatur dengan mengatur kecepatan pengeluaran kristal
yang dilakukan dengan menjaga jumlah kristal dalam reaktor tidak lebih dari 50 %. Bila
jumlah kristal melebihi jumlah tersebut maka akan terjadi penggumpalan kristal yang

menyumbat jalan pengeluaran. Hal ini dapat dihindari dengan jalan menambah air ke
dalam saturator.
Suhu reaksi dalam saturator pada kondisi normal operasi 105 110oC. Sebagian uap
yang terbentuk diembunkan dan dikembalikan ke saturator sebagai condensate return
untuk mengatur konsentrasi dan menyerap panas reaksi.
Level larutan dalam reaktor dijaga tetap (ZA I : 3,6 4,3 m, ZA III : 3,6 4,5 m). Level
yang terlalu rendah mengakibatkan pencampuran kurang sempurna, sedangkan level
yang terlalu tinggi akan mengakibatkan larutan dan uap terbawa keluar melalui
condensor.Larutan ammonium sulfat harus dijaga dalam keadaan asam dengan menjaga
kadar asam sulfat dalam larutan antara 0,2 0,4 %. Hal ini untuk memastikan semua
ammonia dapat bereaksi dengan asam sulfat.
Agar produk kristal berwarna putih maka diinjeksikan asam fosfat yang berfungsi untuk
mengikat Fe dan Al.

Sumber Pustaka
-

Budhijanto, Bahan Kuliah 1 Proses Industri Kimia.


Website resmi PT.Petrokimia Gresik.
Kobe, K.A., 1957, Inorganic Process Industries, The MacMillan Company, New York.

Anda mungkin juga menyukai