Anda di halaman 1dari 31

1

KATA PENGANTAR
Dipanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab berkat
penyertaannya dan kasihNya, maka penyusunan makalah Pengaruh Pendidikan Pancasila
Dalam Konteks Peningkatan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara dapat diselesaikan.
Penyusunan makalah ini adalah agar supaya mahasiswa dapat memahami Pengaruuh
Pendidikan Pancasila Dalam Konteks Peningkatan Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Perkembangan kehidupan kenegaraan Indonesia mengalami perubahan yang sangat besar
terutama berkaitan dengan gerakan reformasi. Gerakan reformasi telah mengembalikan
pancasila sebagai dasar negara dengan mengharuskan kajian pancasila bagi mahasiswa di
lakukan secara ilmiah.
Oleh karena itu agar kalangan intelektual terutama mahasiswa sebagai calon
pengganti pemimpin bangsa di masa mendatang memahami makna serta kedudukan
Pancasila yang sebenarnya maka harus dilakukan suatu kajian yang bersifat ilmiah.
Disadari makalah ini masih sangat sederhana dan masih terdaapat banyak kekurangan,
untuk itu kami tim penyusun dengan penuh keterbukaan menerima segala kritikan dan saran
yang sifatnya membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, dan kiranya Tuhan Yangg Maha Esa menyertai
segala usaha dan tugas kita.

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
1.1

LATAR BELAKANG..................................................................................................4

1.2

RUMUSAN MASALAH...........................................................................................7

1.3

TUJUAN PENULISAN..............................................................................................8

1.4

MANFAAT PENULISAN...........................................................................................8

BAB I.........................................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................9
A.

Teori Pendidikan Pancasila..........................................................................................9

B.

Teori Kesadaran Berbangsa dan Bernegara...............................................................12

BAB III.....................................................................................................................................16
PEMBAHASAN......................................................................................................................16
BAB IV....................................................................................................................................29
PENUTUP................................................................................................................................29
1.

Kesimpulan...................................................................................................................29

2.

Saran..............................................................................................................................30

DATAR PUSTAKA..................................................................................................................31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi
disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan
UUD 1945, diundangkan dalam Republik Indonesia tahun II No. 7 bersama sama
dengan batang tubuh UUD 1945. Dalam perjalan sejarah Repulik Indonesia mengalami
berbagai macam interpertasi dan manipulasi politik sesuai dengan kepentingan
penguasa. Setiap warga negara Indonesia harus mempelajari, mendalami, menghayati,
dan mengamalkannya dalam segala bidang kehidupan. 1
Tujuan materi Pancasila dalam Pendidikan kepribadian mengarahkan pada moral
yang di harapkan terwujud dalam kehidupan sehari hari, yaitu perilaku yang
memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang
1 Prof. Dr. H. Kaelan, M.S., Pendidikan Pancasila, PARADIGMA, (Sleman
Yogyakarta,2010), hal 10.
4

terdiri atas berbagai golongan agama, kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan,
memantapkan kepribadian mahasiswa agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai
nilai dasar Pancasila, rasa kebanggaan dan cinta tanah air dalam menguasai,
menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan penuh
rasa tanggung jawab dan bermoral. Tujuan pendidikan diartikan sebagai seperangkat
tindakan intelektual penuh tanggung jawab yang berorientasi dalam kompetensi
mahasiswa dalam bidang profesi masing masing. Kompetensi lulusan Pendidikan
Pancasila adalah seperangkat tindakan intelektual, penuh tanggung jawab sebagai
seorang warga negara dalam memecahkan berbagai masalah dalam hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan menerapkan pemikiran yang
berlandaskan nilai nilai Pancasila. Pendidikan Pancasila bertujuan untuk
menghasilkan peserta didik yang berlaku, (1) memiliki kemampuan untuk mengambil
sikap yang bertanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya, (2) memiliki kemampuan
untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara cara pemecahannya, (3)
mengenali perubahan perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni, serta (4) memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai nilai
budaya bangsa untuk menggalang persatuan Indonesia. 2
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakekatnya merupakan suatu sistem
filsafat. Pengertian sistem adalah suatu kesatuan bagian bagian yang saling
berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Pancasila yang terdiri atas bagian bagian yaitu
sila sila Pancasila setiap sila pada hakekatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi
sendiri sendiri namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis. 3

2 Ibid hal 15
3 Ibid hal 57
5

Isi arti sila sila Pancasila hakikatnya dapat dibedakan atas hakikat yang umum
universal yang merupakan substansi sila sila Pancasila, sebagai pedoman pelaksanaan
dan penyelenggaraan negara yaitu sebagai dasar negara yang bersifat umum kolektif
serta realisasi pengalaman Pancasila yang bersifat khusu dan kongkrit. Substansi
Pancasila dengan kelima silanya yang terdapat pada ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan merupakan suatu sistem nilai. Pancasila
mencerminkan nilai nilai dan pandangan mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam
hubungannya dengan sumber kesemestaann, yakni Tuhan Yang Maha Pencipta. 4
Nilai nilai yang terkandung dalam sila satu sampai dengan lima merupakan cita
cita harapan, dan dambaan bangsa Indonesia yang akan diwujudkannya dalam
kehidupannya. Bangsa Indonesia dalam hal ini merupakan pendukung nilai nilai
Pancasila. Hal ini dapa dipahami berdasarkan pengertian bahwa yang berketuhanan,
berkemanusiaan yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan pada
hakikanya adalah manusia. Sebagai pendukung nilai, bangsa Indonesia itulah yang
mennghargai, mengakui, meneriman Pancasila sebagai suatu dasar dasar nilai. Nilai
nilai yang terkandung dalam Pancasila itu mempunyai tingkatan dalam hal kuantitas
maupun kualitasya, namun nilai nilai merupakan suatu kesatuan saling berhubungan
serta saling melengkapi. Hal ini sebagaimana kita pahami bahwa sila sila Pancasila
itu pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang bulat dan utuh atau merupakan
suatu kesatuan organik bertingkat dan berbentuk piramidal. 5
Sila sila Pancasila pada hakikatya bukanlah merupakan suatu pedoman yang
langsung bersifat normatif ataupun praksis melainkan merupakan suatu sistem nilai
nilai etika yang merupakan sumber norma baik meliputi norma moral maupun norma
hukum.
4 Ibid hal 72
5 Ibid hal 73
6

Untuk mencapai tujuan dalam hidup bermasyarakan, berbangsa dan bernegara


bangsa Indonesia melaksanakan pembangunan nasional. Hal ini sebagai perwujudan
praksis dalam meningkatkan karkat dan martabatnya. Secara filosofis hakikat
kedudukan Pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional mengandung suatu
konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus mendasarkan
pada hakikat nilai nilai sila sila Pancasila. Oleh karena itu negara dalam rangka
mewujudkan tujuannya melalui pembangunan nasional untuk mewujudkan tujuan
seluruh warganya harus dikembalikan pada dasar dasar hakikat manusia.
Pendididikan merupakan pembentukan sistem nilai yang ada di dalam diri
seseorang yang berkaitan dengan mewujudkan harkat dan martabat seorang manusia
sesuai tahanan kehidupan masyarakat. Upaya peningkatan kesadaran harkat dan
martbat seseorang baik selaku pribadi, anggota masyarakat berbangsa dan bernegara.
Bagi bangsa Indonesia yang menjadi sumber nilai dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara adalah Pancasila, karena Pancasila adalah sebagai dasar moral
atau norma dan tolak ukur tentang baik buruknya dan benar salahnya sikap, perbuatan
sebagai bangsa Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana pengaruh pendidikan pancasila dalam konteks peningkatan kesadaran
hidup berbangsa dan bernegara.
2. Bagaimana pemerintah berperan dalam usaha peningkatan kwalitas generasi
mudah melalui pendidikan pancasila.
1.3

TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Pancasila dalam konteks peningkan
kesadaran hidup berbangsa dan bernegara
2. Untuk mengetahui bagaimana pemerintah berperan dalam usaha peningkatan
kwalitas generasi mudah melalui pendidikan pancasila
7

1.4

MANFAAT PENULISAN
1. Teoritis
Dapat menambah pengetahuan mengenai Pengaruh Pendidikan Pancasila dalam
konteks peningkatan kesadaran berbangsa dan bernegara.
2. Praktis
Dari pembahasan ini tujukan kepada mahasiswa agar supaya dapat memahami
tentang pengaruh pendidikan pancasila dalam konteks peningkatan kesadaran
hidup berbangsa dan bernegara

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Pendidikan Pancasila


Secara historis bahwa nilai nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila
Sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektif
historis telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal sila sila Pancasila
tersebut tidak lain adalah bangsa Indonesia sendiri, atau dengan kata lain bangsa
Indonesia sebagai kuasa matearialis Pancasila. Oleh karena itu berdasarkan fakta objektif
secara historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan nilai nilai
Pancasila6.
Landasan yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila di pendidikan tinggi tertuang
dalam Undang undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. Pasal 1
ayat 2 disebutkan bahwa sistem pendidikan nasional berdasarkan Pancasila. Hal ini
mengandung makna bahwa secara material pancasila merupakan sumber hukum
pendidikan nasional. 7
Pancasila adalah sebagai dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa
indonesia. Oleh karena itu sudah merupakan suatu keharusan moral untuk secara
konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan masyaraakat, berbangsa dan
6 Ibid hal 12
7 Ibid hal 13
9

bernegara. Hal ini berdasarkan pada suatu kenyataan secara filosofis dan objekti bahwa
bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat dan bernegara mendasarkan pada nilai
nilai yang tertuang dalam sila sila Pancasila yang secara filosofis merupakan filosofis
bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara. 8
Pancasila adalah dasar filsafah negara Indonesia sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945. Oleh sebab itu, setiap warga negara Indonesia harus
mempelajari, mendalami, menghayati, dan mengamalkannya dalam segala bidang
kehidupan. Pancasila, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dalam
perjalanan sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia telah mengalami persepsi dan
interprestasi sesuai dengan kepentingan rezim yang berkuasa. Pancasila telah digunakan
sebagai alat untuk memaksa rakyat setia kepada pemerintah yang berkuasa dengan
menempatkan Pancasila sebagai satu satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Masyarakat tidak diperbolehkan menggunakan asas lain
sekalipun tidak bertentangan dengan Pancasila. 9
Dalam kehidupan bangsa indonesia diakui bahwa nilai nilai pancasila adalah
filsafah hidup atau pandangan hidup yang berkembang dalam sosial budaya Indonesia.
Nilai Pancasila dianggap nilai dasar dan puncak atau sari budaya bangsa. Oleh sebab itu,
nilai ini diyakini sebagai jiwa dan kepribadian bangsa. Sebagai ajaran filsafah, Pancasila
mencerminkan nilai nilai dan pandangan mendasar dan hakiki rakyat Indonesia dalam
hubungannya dengan sumber kesemestaan, yakni Tuhan Yang Maha Pencipta. 10
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan
rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan

8 Ibid hal 14
9 Drs. Syahrial Syarbaini, M.A.,Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, Ghalia
Indonesia, (Jakarta, 2002), hal 9.
10 Ibid hal 17
10

tujuan untuk mendapatkan pokok pokok pengertiannya secara mendasar dan


menyeluruh. 11
Pancasila adalah suatu pandangan hidup atau ideologi yang mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan, antar manusia, manusia dengan masyarakat atau bangsanya, dan
manusia dengan alam lingkungannya. 12
Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai yang
terpadu berkenaan dengan hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Apabila kita
memahami pokok pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, pada
hakikatnya adalah nilai - nilai Pancasila. 13
Pancasila merupakan suatu kesatuan dari sila silanya harus merupakan sumber
nilai, kerangka berpikir serta asas moralitas bagi pembangunan iptek. Pancasila sebagai
mana di maksud dalam pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara dari negara kesatuan
Republik Indonesia harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. 14
Pancasila juga dapat bersifat objekti dan subjektif. Bersifat objektif artinya nilai
nilai tersebut dapat dipakai dan diakui oleh negara negara lain, tentunya tidak dengan
nama pancasila. Sedangkan bersifat subjektif artinya bahwa nilai nilai pancasila itu
terletak pada pembawa dan pendukung nilai pancasila itu sendiri yaitu masyarakat,
bangsa dan negara Indonesia. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai pancasila itu sendiri
merupakan ideologi bagi bangsa Indonesia menjadi landasan, dasar, serta motivasi atas
segala perbuatan baik dalam kehidupan sehari hari dan dalam kehidupan kenegaraan.
Pancasila sebagai sistem nilai. Sistem secara sederhana yang dapat diartikan sebagai
suatu rangkaian yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Sedangkan nilai yaitu salah

11 Ibid hal 22
12 Ibid hal 26
13 Ibid hal 38
14 Ibid hal 165
11

satu cara atau tolak ukur dalam suatu objek yang bersifat abstrak. Jadi dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem nilai adalah konsep atau gagasan yang mennyeluruh mengenai
apa yang hidup dalam pikiran seseorang atau sebagian besar anggota masyarakat.

B. Teori Kesadaran Berbangsa dan Bernegara


Kesadaran berbangsa dann bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah
untuk bersama sama memberikan pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum muda.
Pemerintah ikut bertanggung jawab mengembang amanat untuk memberikan kesadaran
berangsa dan bernegara bagi warganya, bila rakyat bangsa Indonesia sudah tidak
memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi
keehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh
kedalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa bangsa yang lain
yang telah mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain.
Bangsa adalah kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa
dan wilayah tertentu di muka bumi. Sedangkan negara adalah organisasi diantara
sekelompok / beberapa kelompok manusia yang bersama sama mendiami suatu
wilayah tertentu dengan mengakui adanya pemerintahan yang menngurus tata tertib.
Suatu bangsa memiliki ideologi dan pandangan hidupnya sendiri yang diambil dari
nilai nilai yang hidup dan berkembang dalam bangsa itu sendiri. Pandangan hidup bagi
suatu bangsa adalah sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan bangsa
itu sendiri. Bangsa yang tidak memiliki pandangan hidup adalah bangsa yang tidak
memiliki kepribadian dan jati diri sehingga bangsa itu mudah terombang ambing dari
pengaruh yang berkembang dari luar negerinya. 15
Setiap warga negara mempunyai kedudukan yang sama terhadap undang undang
negara, mempunyai kewajiban dan hak hak yang sama, setiap warga negara dijamin
15 Ibid hal 11
12

haknya serta kebebasannya yang menyangkut hubungan dengan Tuhan, orang seorang,
negara, masyarakat, dan menyangkut pula kemerdekaan menyatakan pendapat dan
mencapai kehidupan yang layak sesuai dengan hak hak dasar manusia. Kasadaran
berbangsa dan bernegara bangsa Indonesia perlu diwujudkan dalam menjaga keutuhan
NKRI. Kesadaran berbangsa merupakan hal penting, mengingat sejarah perjuangan
bangsa dalam memperoleh kemerdekaan disertai dengan perngorbanan yang luar biasa.
Kesadaran berbangsa dan bernegara tidak hany berlaku pada pemerintah, tetapi semua
elemen warga negara wajib menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara. 16
Pembinaan etika politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangatlah
urgent. Langkah permulaan dimulai dengan membangun konstruksi berpikir dalam
rangka menata kembali kultur politik bangsa Indonesia. Kita sebagai warga negara telah
memiliki hak hak politik, pelaksanaan hak hak politik dalam kehidupan bernegara
akan saling bersosialisasi, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan sesama warga negara
dalam berbagai wadah, yaitu dalam wadah infra-struktur dan suprastruktur. Negara
kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pembukaan UUD 1945 merupakan negara
yang terbentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa dan tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial. 17
Membangun berbangsa dan bernegara terutama pada generasi generasi muda
ssangatlah penting, karena pemuda merupakan generasi penerus bangsa. Oleh karena itu,
kesadaran berbangsa dan bernegara perlu diselenggarakan dalam rangka mendorong,
memupuk, serta meningkatkan kesadaran berbangsa dan benegara untuk meningkatkan
kerukunan dan kesejahteraan, serta merumuskan pokok pokok pikiran tentang

16 Ibid hal 40
17 Ibid hal 44
13

peningkatan kesadaran berbangsa dan bernegara sebagai bahan kebijakan pemerintah


dalam peningkatan awasan kebangsaan bagi pemuda dan masyarakat.
Kesadaran berbangsa dan bernegara pada zaman sekarang ini masih kurang
menggunakan nilai nilaii Pancasila karena kebanyakan kita tidak saling memperdulikan
antara satu dengan yang lain, masih banyak dari kita masih mementingkan kepentingan
sendiri dan tidak mau tau dengan orang lain atau orang yang ada disekeliling kita.
Padahal jika kita hidup disuatu negara dan bangsa, seharusnya kita saling peduli dengan
sesama kita yang masih membutuhkan pertolongan kita tanpa membeda bedakan dari
latar belakang mereka.

14

15

BAB III

PEMBAHASAN

A. Bagaimana Pengaruh pendidikan Pancasila dalam konteks peningkatan kesadaran hidup


Berbangsa dan Bernegara
Pada zaman sekarang pendidikan Pancasila itu sangat penting karena memberikan
peran yang sangat penting bagi diri sendiri,orang lain, dan Negara. Pada zaman dahulu
sampai sekarang ini kehidupan Negara di atur oleh nilai-nilai Pancasila yang terdapat
dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila adalah sebagai nilai-nilai dasar yang akhirnya
dijadikan suatu pedoman dalam bertingka laku, berpikir pada terbentuknya karakter
bangsa.
Adapun contoh lainnya yang mempengaruhi pendidikan Pancasila dalam konteks
hidup bangsa dan negara. Kalau kita mau lihat kehidupan bangsa dan negara di zaman
sekarang mereka tidak mau menerima kekalahan dan ingin menang sendiri, misalnya
pada waktu pemilihan umum semua orang ingin memenangkan kandidat/pendukung
mereka masing-masing, mereka mencoba melakukan berbagai macam cara agar supaya
kandidat mereka menang. Setelah tiba di waktu perhitungan suara contohnya kandidat no
4 yang menang, maka disitulah terlihat pendukung kandidat-kandidat lainnya melakukan
aksi pemberontakan, persaudaraan hancur, sudah tidak lagi saling menghargai, semua itu
terjadi karena mereka tidak menerima kekalahan dan hanya ingin menang sendiri.
Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Pancasila bersumber pada budaya dan
pengalaman Bangsa Indonesia, nilai-nilai yang kemudian menjadi norma-norma yang
mengatur kehidupa. Nilai-nilai tersebut misalnya tentang baik dan buruk, benar dan
salah, indah dan jelek. 18
18 Soerjanto Poespowardojo, Frans M. Parera, Pendidikan Wawasan Kebangsaan.
PT Grasindo. (Jakarta,1994), hal 18
16

Jadi perlu ada tingkat kesadaran hidup Bangsa dan Negara yang harus betul-betul
memberikan pendidikan dalam pertumbuhan dan perkembangan sejarah Bangsa
Indonesia dan mampu memberi arah pada peserta didik untuk berwawasan yang didasari
pada Pancasila sebagai berikut;ke-Tuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan yang adil
dan beradab dengan mengarahkan pada terbinanya persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara untuk menciptakan kehidupan kerakyatan yang demokratisyang berkeadilan
social yang merata.19
Pendidikan itu sangat dibutuhkan pada setiap manusia, karena lewat pendidikan
kita dapat membangun dan menciptakan keamanan dan keadilan serta kemakmuran di
negara dan bangsa. Agar supaya bangsa dan negara benar-benar mempunyai moral yang
sehat, apabila kekuatan moral suatu masyarakat, berbangsa dan bernegara tidak
dimanfaatkan maka mereka akan menyimpang perasaan moral dan tenggelam dalam
kebiasaan yang lama.20
Perlu juga ada proses untuk membina wawasan kebangsaan,memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa dan negara, membentuk dan mempertahankan jatih diri
bangsa dan negara. Dan jangan biarkan menentukan arahnya sendiri, proses itu harus
ditumbuhkembangkan dari nilai-nilai moralitas Pancasila dengan perkembangan zaman.
Proses kearah itu adalah sebagai satu kesatuan politik, ekonomi,social budaya, dan
pertahanan keamanan untuk memperkuat ketahanan Nasional.21
Pendidikan yang mendatangkan faedah bagi rakyat menjadi haluan pendidikan
yang dengan sadar dilakukan pada sekolah-sekolah. Pendidikan yang mencoba untuk

19 Ibid hal 143


20 Emile Durkheim, Pendidikan Moral. Erlangga (Jakarta,1990) hal 9
21 Soerjanto Poespowardojo, Op.Cit, hal 44
17

menghasilkan Manusia yang merdeka pemikirannya, merdeka batinnya, dan merdeka


tenaganya.22
Pendidikan kearah itu mau tidak mau harus berdasar kebangsaan karena yang
didik adalah rakyat Indonesia yang sedang menujukemerdekaannya. Suatu lembaga
pendidikan yang merngarahkan perhatiannya kepada terbentuknya golongan menengah
yang mempunyai rasa harga diri, cinta kepada masyarakatnya, dan sadar akan kewajiban/
tanggungjawabnya.23
Yang perlu sekarang ialah wawasan kebangsaan yang terbuka, yaitu nasionalisme
yang memberikan kemungkinan dan peluang yang lebih besar untuk menyesuaikan
prinsip-prinsip dalam Undang-Undang Dasar kita dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, serta kemasyarakatan yang berdasarkan perikemanusiaan
dan keadilan. 24
Pendidikan Pancasila mempunyai fungsi utama menghubungkan seseorang
dengan masyarakat, bangsa, dan negara. Peran bagi bangsa dan negara adalah
menumbuhkan dan mempertahankan bagi anak-anak bangsa untuk bias tetap hidup. Bagi
negara sebagaimana kita artikan tadi Pancasila merupakan satu-satunya agen moral,
melalui pendidikan Pancasila kita dapat mengenal dan mencintai negara kita dengan
nilai-nilaiyang ada dalam isi Pancasila, serta yang ada dalam Undang-Undang Dasar. 25
Adapun Undang-Undang BAB XII tentang Pendidikan Dan Kebudayaan, Pasal
31 ayat 1 & 2 :
a) Setiap warga neraga berhak mendapat pendidikan.

22 Ibid hal 69
23 Ibid hal 70
24 Ibid hal 72
25 Emile Durkheim, Op.Cit, hal 57
18

b) Setiap warganegara wajib mengukuti pemdidikan dasar dan pemerintah wajib


membiayainya.26
Nilai nilai menunjang dan memperkuat kehidupan bermasyarakat dan bernegara
dapat kita terima asal tidak bertentangan dengan kepribadian bangsa dan nilai nilai
yang terkandung dalam Pancasila, misalnya referendum atau pemilihan presiden secara
langsung. Nilai nilai yang melemahkan dan bertentangan dengal nilai nilai yang
terkandung dalam pembukaan dan batang tubuh UUD 1945 tidak dimasukkan sebagai
nilai nilai Pancasila. Bahkan harus disahkan tidak hidup dan berkembang lagi dalam
masyarakat Indonesia, misalnya demonstrasi dengan merusak bangunan / kantor,
penjahat dihakimi massa, atau penjarahan.27
Kodrat, Harkat dan Martabat Manusia Pancasila, bangsa Indonesia memandang
kodrat, harkat dan martabat manusia. Kodrat manusia adalah keseluruhan sifat sifat
asli, kemampuan kemampuan atau bakat bakat / ekstensi manusia sebagai mahkluk
pribadi dan sekaligus makhluk sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Harkat manusia
adalah nilai manusia sebagai mahkluk Tuhan, yang memiliki kemampuan kemampuan
yang

kita sebut, cipta, rasa dan karsa, kebangsaan, hak hak serta kewajiban

kewajiban asasi. Martabat manusia adalah kedudukan luhur manusia di atas makhluk
Tuhan lainnya di dunia ini, karena manusia adalah mahkluk yang berakal budi dan
memiliki harkat berupa kemampuan kemampuan cipta, rasa dan karsa. Dan harkatnya
yang tinggi itu memberi manusia martabat yang luhur.28
Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan manusia, pendidikan hanya
berlangsung pada manusia dan tidak akan berlangsung pada mahkluk lain.
Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menjembatani individu yang baru
lahir dengan masyarakat lingkungannya. Makin maju dan makin berkembang suatu
26 Prof. Dr. H. Kaelan, M.S, Op.Cit hal 283
27 Drs. Syahrial Syarbaini, M.A. Op.Cit hal 21
28 Soerjanto Poespowardojo, Op.Cit, hal 137
19

masyarakat maka jarak anatara individu yang baru lahir dengan masyarakatnya menjadi
semakin jauh, sehingga diperlukan usaha yang lebih tangguh untuk menjembataninya.
Upaya untuk menjembatani jarak inilah yang disebut pendidikan pada umumnya.
Pendidikan di Indonesia, yang merupakan upaya bangsa Indonesia dalam membantu
pertumbuhan anak/peserta didik dapat kita lihat pada berbagai pertumbuhan anak/peserta
didik dapat kita lihat pada berbagai kesekapakatan bangsa yang tercantum dalam
berbagai peraturan perundang undangan.29
Hubungan falsafah dengan pendidikan.
Pendidikan berhubungan dengan hidup bermayarakat, bagaimana usaha dilakukan
agar peserta didik dapat tumbuh dan berkembang sehingga dapat berpartisipasi dalam
hidup bermasyarakat secara sepatuhnya. Dalam tumbuh dan berkembang mereka akan
menghadapi berbagai ketentuan yang terdapat dan mengikat susila, moral, hukum,
agama, yang dijadikan pegangan dalam hidup bersama. Nilai nilai yang terkandung
dalam adat, tata susila, moral dan hukum ini bersumber dari pegangan suatu falsafah.
Dengan kata lain, bahwa materi atau substansi yang dijadikan bahan dalam membantu
tumbuh kembang bersumber dari suatu falsafah.30
Hakikat Pendidikan Pancasila
Bagi bangsa Indonesia, yang menganut dasar falsafah Pancasila, dalam
mengusahakan pendidikan, sudah tentu akan mengikuti kerangka berikir yang didasari
atas nilai nilai yang terkandung di dalam Pancasila yang digali dari budaya bangsa
yang memberikan acuan pada usaha pendidikan yang tidak boleh lepas dari akar budaya
bangsa. Hal ini dapat diartikan bahwa pendidikan mengakui adanya perbedaan

kemajemukan budaya masyarakat. Wawasan pendidikan seperti ini akan memberikan hak
yang sama bagi setiap anggota masyarakat sebagai warga negara untuk memperoleh
pendidikan tanpa membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, kedudukan sosial dan
29 Ibid hal 138
30 Ibid hal 141
20

tingkat kemampuan ekonomi dan dengan tetap mengindahkan kekhususan yang ada.
Pengakuan terhadap kemajemukan budaya dan masyarakat mempengaruhi wawasan
pendidikan yang tidak mempertentangkan perbedaan perbedaan yang ada. Lebih dari
itu bahkan wawasan pendidikan seperti ini lebih mengakui perbedaan sebagai kekayaan
yang dimiliki dan harus dilestarikan keberadaannya.
Pandangan ini bersumber pada prinsip bahwa menurut Pancasila manusia
diperlakukan sesuai dengan koodrat, harkat dan martabat sebagai mahkluk individu
sekaligus sebagai mahkluk sosial. Maka dalam mengembangkan perbedaan yang terdapat
pada individu dan lingkungan masyarakat khusus perlu disesuaikan dengan kepentingan
bersama, kepentingan nasional.
Pendidikan harus betul betul merupakan usaha sadar yang mampu memberi
arah pada peserta didik untuk berwawasan yang disadari ke Tuhanan Yang Maha Esa
dan kemanusiaan yang adil dan beradap dengan mengarahkan pada terbinanya persatuan
dan kesatuan bangsa dan negara untuk menciptakan kehidupan kerakyatan yang
demokratis yang berkeadilan sosial yang merata.31
Tuntutan pembangunan akan selalu berkembang sesuai degan kemajuan pola
pikir manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Pendidikan sebagai wahana yang paling
efektif dalam membangun sumber daya manusia sebagai pendukung pembangunan
bidang lain harus dilakukan secara dini dan berkelanjutan.
Bangsa Indonesia mengkehendaki keseleasan, keseimbangan dan keserasian
hubungan antara manusia dengan Tuhan-nya, anatara sesama manusia serta lingkungan
alam sekitarnya, keserasian hubungan antara bangsa bangsa dan keselarasan antara cita
cita hidup di dunia dan mengejar kebahagiaan di akhirat. Untuk mewujudkan kondisi
tesebut, maka pendidikan harus melakukan fungsinya untuk mengembangkan
kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam
rangka upaya mewujudkan tujuan nasional.
31 Ibid hal 142
21

Manusia yang dimaksud adalah manusia yang dapat diandalkan dan kreatif dan
akhirnya mewujudkan manusia manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya
sendiri serta bersama sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.32
Pendidikan Pancasila bersifat terbuka dan memberikan keleluasaan gerak kepada
peserta didik. Hal ini dimungkinkan karena pendidikan pancasila menganut berbagai
prinsip.
a. Prinsip fleksibilitas ini memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dirinya melalui jalur pendidikan yang tersedia dan kemungkinan
untuk pindah dari satu jalur ke jalur yang lain atau dari satu jenis ke jenis pendidikan
yang lain dalam jenjang yang sama.
b. Keikutsertaan keluarga dalam bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
pendidikan dengan mengikuti prinsip sendiri mungkin. Pendidikan keluarga sebagai
bagian dari jalur pendidikan luar sekolah memiliki tanggung jawab dalam
memberikan keyakinan agama, nilai budaya, nilai moral dan keterampilan.
c. Sistem pendidikan nasional menganut dua jalur yaitu jalur pendidikan sekolah dan
jalur pendidikan luar sekolah. Hal ini memberikan kemungkinan bagi setiap warga
negara untuk mengikuti pendidikan secara terus menerus dan kesinambungan.
Prinsip belajar sepanjang hayat diakui dalam sistem pendidikan nasional;
implikasinya bahwa peserta didik harus diberi kesempatan untuk mengembangkan
kemampuan selama dalam perjalanan hidupnya sesuai dengan bakat, minat dan
kemampuan masing masing.
d. Mengingat keragaman budaya dan masyarakat serta taraf hidupnya, maka
pendidikan nasional menganut prinsip pengaturan secara terpusat ( sentralisasi)
namun penyelenggaraan satuan dan kegiatan pendidikan dilaksanakan secara tidak
terpusat. Prinsip ini memberikan keleluasaan bagi daerah untuk menyelenggarakan

32 Ibid hal 143


22

satuan dan kegiatan pendidikan sesuai dengan kondisi dan lingkungan tanpa
mengabaikan kesesuaiannya dengan tujuan pendidikan nasional.
e. Penyelenggaraan pendidikan diusahakan dalam susunan selaras, serasi dan
seimbang,baik menyengkut mereka yang terlibat dalam proses pendidikan,
pengaturan substansi atau materi, maupun tujuan yang hendak dicapai.33
Wawasan pendidikan kita harus membawakan bangsa kita menuju kepada
masyarakat modern yang bersifat efisien, efektif, produktif kreatif dan dengan
mobilitas tinggi serta menyandang keutuhan sifat hakiki manusia yang menjunjung tinggi
Ketuhanan Yang Maha Esa dan memberi peri-kemanusiaan yang luhur.
Wawasan pendidikan kita harus mampu mendahulukan kepentingan bangsa, dan
menjaga kelestarian pertumbuhan kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh
warganya.34
Nilai nilai Pancasila bersifat universal yang memperlihatkan napas humanisme,
karenanya Pancasila dapat dengan mudah diterima oleh ssiapa saja. Sekalipun Pancasila
memiliki sifat universal, tetapi tidak begitu saja dapat dengan mudah diterima oleh
semua bangsa. Perbedaanya terletak pada fakta sejarah bahwa nilai nilai secara sadar
dirangkai dan disahkan menjadi satu kesatuan yang berungsi sebagai basiss perilaku
politik dan sikap moral bangsa. Dalam arti bahwa Pancasila adalah milik khas bangsa
Indonesia dan sekaligus menjadi identitas bangsa berkat legitimasi moral dan budaya
bangsa Indonesia sendiri.35

33 Ibid hal 144


34 Ibid hal 210
35 Drs. Syahrial Syarbaini, M.A. Op.Cit hal 36
23

Pancasila sebagai nilai dasar yang fundamental adalah seperangkat nilai yang
terpadu

berkenaan

dengan

hidup

bermasyarakat,

berbangsa,

dan

bernegara.

Pembangunan dalam perspektif Pancasila adalah pembangunan yang arah nilai nilai
kemanusiaan sebagai core values. Pancasila sebagai konfigurasi budaya bangsa
merupakan nilai nilai budaya inti yang harus dijabarkan dan dikembangkan dalam
sejumlah nilai dan pranata sosial sejalan dengan perkembangan masyarakat, kemajuan
teknologi dan perubahan lingkungan. Sebagai konfigurasi budaya, nilai nilai inti
Pancasila tidak dapat diperlukan satu persatu secara terpisah. Perlakuan butir demi
butir akan menimbulkan kesenjangan pada pemberian makna dan pengalamannya.36
Pancasila sebagai dasar negara yang mencerminkan jiwa bangsa indonesia harus
menjiwai semua peraturan hukum dan pelaksanaannya, ketentuan hak hak asasi
manusia berdasarkan kententuan ketentuan hukum, bukan bagi setiap penyelenggaraan
negara untuk menegakkan keadilan dan kebenaran berdasarkan Pancasila yang
selanjutnya melakukan pedoman peraturan peraturan pelaksanaan.37

36 Ibid hal 167


37 Prof. Dr. H. Kaelan, M.S., Pendidikan Pancasila, Op.Cit. hal 191
24

B. Bagaimana Pemerintah berperan dalam usaha peningkatan kualitas generasi mudah


melalui Pendidikan Pancasila.
Sebagai Pemerintah berkewajiban untuk memberikan pendidikan formal atau
nonformal terhadap anak-anak mudah dalam meningkatkan kualitas anak-anak mudah
dalam bidang pendidikan Pancasila sebagai dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang merupakan pedoman hidup berbangsa dan bernegara yang hidup dan patut terhadap
Pancasila.
Melihat dan memperhatikan fenomena dan kondisi ideal generasi muda sebagai
generasi muda maka pemerintah perlu menanamkan pendidikan nilai moral sejak usia
dini dan harus dikelola secara serius, pemerintah yang ada di dalamnya memberikan
ruang dan kesempatan untuk berkembangnya wawasan generasi muda terhadap nilainilai Pancasila, agar mereka lebih lagi patut pada nilai pancasila karena kalau mau
melihat di zaman sekarang banyak generasi muda yang hidupnya sudah kacau balau
contohnya banyak anak-anak mudah yang sudah mengonsumsi narkoba, alhokol,
membuat pemberontakan sana-sini. Karena itu pemerintah perlu berperan penting dalam
memberikan rehabilitasi pada anak-anak muda.
Ada juga sebagian anak-anak muda yang menjadi gelandangan dan tidak
bersekolah karena faktor ekonomi dari keluarga, dan juga ada anak-anak yang terlantar
karena tidak memiliki orang tua bahkan keluarga. Jadi perlu ada kesadaran dari
pemerintah untuk membantu anak-anak yang tidak mampu mengenyam pendidikan agar
mereka tidak menjadi gelandangan. Karena menurut UUD 1945 BAB XII tentang
Pendidikan dan Kebudayaan pasal 31 ayat 1, 2 & 3. Ayat 1 berbunyi; setiap warga negara
berhak mendapat pendidikan, ayat 2 berbunyi; setiap warga negara wajib mengikuti
pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya, ayat 3 berbunyi; pemerintah
mengusahakan dan

menyelenggarakan

satu sistem pendidikan

nasional

yang

25

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang di atur dengan UU.38
Ilmu tentang pendidikan bukan tidak mungkin, tetapi pendidikan itu sendiri
bukanlah ilmu. Pembedaan ini penting kecuali kalau kita menilai pendidikan dengan
standar yang hanya dapat diterapkan terhadap penelitian ilmiah yang ketat. Kalau
pendidikan itu bukan ilmu, maka ia juga bukan seni. Karena sesungguhnya, seni
terbentuk dari kebiasaan, praktek, dan kentrampilan yang terorganisasi. 39
Jika teori pendidikan bergerak melampui tapal batasnya yang layak, menganggap
diri dapat menggantikan pengalaman, serta mengumumkan formula siap pakai. Yang
kemudian diterapkan secara mekanis, maka teori pendidikan itu sendiri menurunkan
derajatnya menjadi barang mati. Teori pendidikan pada dasarnya merupakan pemikiran
yang palin metodis dan terdokumentasi dengan baik, yang siap untuk melayani
penggajar. Untuk menelaah masalah ini secara metodis, kita harus melihat kondisi
nasional permasalahan yang dihadapi dewasa ini. Dalam kerangka pendidikan nasional,
tradisional kita, krisis yang telah disinggung tadi mencapai tingkat yang sangat
mengkuatirkan.40
Masih banyak generasi muda zaman sekarang tidak memilliki moral, dalam
menangkut tingkah laku dan perbuatan manusia tentang hal baik dan buruk. Seorang
pribadi yang taat kepada aturan aturan dan norma yang berlaku dimasyarakatnya
dianggap sesuai dan bertindak benar secara moral, jika sebaliknya tidak melakukan hal
tersebut, maka pribadi itu dianggap tidak bermoral. Ciri ciri orang yang bermoral
adalah mereka yang dapat memiliki kestiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang
mengikat kehidupan masyarakat, negara, dan bangsa. Manusia tidak hanya memiliki
38 Prof. Dr. H. Kaelan, M.S.,Op.Cit hal 194
39 Emile Durkheim, Op.Cit, hal 1
40 Ibid, hal 2
26

moral tetapi juga harus memiliki nourma, karena itu dapat membantu mengatur
kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek.41
Pemerintah berperan penting dalam mengajarkan suatu norma kepada generasi
muda, karena generasi muda adalah penerus bangsa. Karena norma memiliki kekuatan
untuk dipatuhi, misalnya
1. Norma agama, dengan sanksinya dari Tuhan.
2. Norma kesusilaan, dengan sanksinya rasa malu dan menyesal terhadap diri sendiri.
3. Norma kesopanan, dengan sanksinya berupa mengucilkan dalam pergaulan
masyarakat.
4. Norma hukum, dengan sanksinya berupa penjara atau kurungan atau denda yang
dipaksakan oleh alat negara.42

41 Drs. Syahrial Syarbaini, M.A. Op.Cit hal 33


42 Ibid hal 34
27

Keadaan generasi muda saat ini adalah generasi muda yang tidak peduli terhadap
Pancasila. Para pemuda Indonesia hanya memperdulikan budaya dari luar yang
berkembang pesat dan terkenal saat ini. Adanya faktor faktor yang mendukung
perkembangan budaya barat di kalangan generasi muda saat ini adalah barang barang
import yang masuk kedalam pelosok negeri sehingga terbatasnya barang barang lokal
di Indonesia. Masuknya kebudayaan asing merupakan salah satu faktor yang membawa
perubahan dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Maka pemerintah perlu
memberikan pendidikan budaya dan karakter bangsa dengan :
a. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku generasi muda yang terpuji dan sejalan
dengan nilai nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religious.
b. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab generasi muda sebagai
generasi penerus bangsa.
c. Mengembangkan kemampuan generasi muda yang kreatif.
d. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah / kampus sebagai lingkungan
belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa
kebanggaan yang tinggi dan penuh kekuatan.
Pemerintah juga perlu melakukan penyuluhan atau sosialisasi tentang Pendidikan
Pancasila, sehingga generasi muda kita saat ini tidak selalu terpengaruhi dengan
keidupan budaya barat yang dapat berdampak buruk bagi generasi genesari saat ini.

28

BAB IV

PENUTUP

1.

Kesimpulan
1) Pancasila adalah pandangan hidup Bangsa dan Dasar Negara Republik Indonesia
serta merasakan bahwa pancasila adalah sumber kejiwaan masyarakat dan Negara
Republik Indonesia, maka indonesia menjadikan pengalaman pancasila sebagai
perjuangan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2) Kesadaran berbangsa dan bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah
untuk bersama sama memberikan pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum
muda. Pemerintah ikut bertanggung jawab mengembang amanat untuk
memberikan kesadaran berangsa dan bernegara bagi warganya, bila rakyat bangsa
Indonesia sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.
3) Kesadaran berbangsa dan bernegara pada zaman sekarang ini masih kurang
menggunakan nilai nilaii Pancasila karena kebanyakan kita tidak saling
memperdulikan antara satu dengan yang lain, masih banyak dari kita masih
mementingkan kepentingan sendiri dan tidak mau tau dengan orang lain atau
orang yang ada disekeliling kita. Padahal jika kita hidup disuatu negara dan
bangsa, seharusnya kita saling peduli dengan sesama kita yang masih
membutuhkan pertolongan kita tanpa membeda bedakan dari latar belakang
mereka.
4) Pendidikan Pancasila juga sangat dibutuhkan pada setiap manusia, karena lewat
pendidikan kita dapat membangun dan menciptakan keamanan dan keadilan serta
kemakmuran di negara dan bangsa. Agar supaya dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara kita dapat membentuk suatu moral yang sehat.

29

2.

Saran
Berdasarkan pembahasan diatas, kiranya dapat diuraikan beberapa saran, yaitu :
1) Pancasila harus diatualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di
Indonesia sehingga ciri kekeluargaan dan gotong royong senantiasa dapat
terwujud dalam kehidupan di Indonesia.
2) Pancasila harus senantiasa tertuang dalam setiap kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, termasuk dalam penyelenggaraan hak berpolitik seperti
pemilu dan kehidupan sehari hari sehingga terwujud perilaku atau etika yang
sesuai dengan karakter bangsa Indonesia.

DATAR PUSTAKA
Kaelan. 2010. Pendidikan Pancaila. Sleman Yogyakarta. Paradigma
Syarbaini, syahrial. 2003. Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi. Jakarta. Ghalia
Indonesia.
30

Poespowardojo, Soerjanto. 1994. Pendidikan Wawasan Kebangsaan. Jakarta. PT Grasindo.


Durkheim, Emile. 1990. Pendidikan Moral. Jakarta. Erlangga.
D, Soedjono. 1970. Pathologi Sosial. Bandung. Alumni 1982 Bandung.

31

Anda mungkin juga menyukai