PADA ANAK
Mhd. Riski Pratama Siagian
Putri Rizky Anggraini
Ayu Retno Pertiwi
Mardhani Wijaya
PEMBIMBING
dr. Budi Mulyana Sp.THT-KL
adult
child
Defenisi
Trakeostomi adalah suatu tindakan dengan
membuka dinding depan/anterior trakea
untuk mempertahankan jalan nafas agar
udara dapat masuk ke paru-paru dan
memintas jalan nafas bagian atas.
TERMINOLOGI
Tracheostomy berasal
dari bahasa Yunani, dari
kata trachea dan tome
(memotong). Istilah
trakeotomi (tracheotomy)
lebih mengacu kepada
tindakan pembedahan
pada trakea untuk fungsi
ventilasi. Tracheostomy
juga berasal dari bahasa
Yunani, stome (membuka
atau mulut) jadi istilah
trakeostomi
(tracheostomy)
menunjukkan lobang atau
stoma permanen yang
dibuat pada trakea dan
kulit tersebut.
SEJARAH
INDIKASI
Pembagian Trakeostomi
Menurut lama penggunaannya,
trakeosomi dibagi menjadi penggunaan
permanen dan penggunaan sementara,
sedangkan menurut letak insisinya,
trakeostomi dibedakan letak yang tinggi
(cincin trakea 1 ) dan letak yang rendah
(cincin trakea 4 dibagian bawah isthmus)
dan batas letak ini adalah cincin trakea
ke tiga.
Surgical
Jenis Tindakan
Trakeostomi
Cuffed Tubes
Selang dilengkapi dengan balon yang dapat diatur sehingga memperke
Insisi Trakea
pada
Trakeostomi
I. Insisi
horizontal
II. Insisi vertikal
III. Insisi bulat
IV. Insisi U
terbalik atau
Falp Bjork
V. Insisi palang
(starplasty)
Alat - Alat
Spuit yang berisi obat analgesia (novokain)
Pisau, pinset anatomis, gunting panjang tumpul,
sepasang
penggait tumpul, klem arteri,
gunting kecil yang tajam
Kanul trakea dengan ukuran yang sesuai umur,
kanul luar dan dalam.
Teknik Trakeostomi
Pasien tidur terlentang, bahu diganjal dengan bantalan kecil
sehingga memudahkan kepala untuk diekstensikan pada
persendian atalanto oksipital.
Kulit leher dibersihkan sesuai dengan prinsip aseptik dan antiseptik
dan ditutup dengan kain steril.
Obat anestetikum disuntikkan di pertengahan krikoid dengan
fossa suprasternal secara infiltrasi.
Sayatan kulit dapat vertikal di garis tengah leher mulai dari bawah
krikoid sampai fosa suprasternal atau sayatan horizontal dilakukan
pada pertengahan jarak antara kartilago krikoid dengan fosa
suprasternal atau kira-kira dua jari dari bawah krikoid orang
dewasa. Sayatan jangan terlalu sempit, dibuat kira-kira 5 cm
Dengan gunting panjang yang tumpul kulit serta jaringan di
bawahnya dipisahkan lapis demi lapis dan ditarik ke lateral dengan
pengait tumpul sampai tampak trakea yang berupa pipa dengan
susunan cincin tulang rawan yang berwarna putih
Trakeostomi pada
anak
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berhubungan dengan
ukuran dan konsistensi trakea pada bayi dan anak. Trakea pada anak
dan bayi sangat lunak identifikasi trakea sangat sulit dan
pembedahan yang dilakukan dapat bergeser ke arah yang terlalu
dalam atau ke lateral trakea yang dapat merusak nervus laryngeus
rekuren, a. carotis communis, atau apeks pleura.
Saat melakukan insisi pada dinding trakea, harus hati-hati agar pisau
tidak masuk terlalu dalam dan merobek dinding posterior.
Kesulitan lain pada anak adalah pipa trakeostomi sering keluar dari
trakea karena leher dalam keadaan fleksi. Dapat juga dilakukan
jahitan dengan benang sutra pada tepi insisi trakea untuk menandai
dan benang ini dilekatkan ke leher untuk mencegah hilangnya
lumen trakea jika pipa bergeser. Trakea harus diperiksa setelah pipa
dimasukkan untuk menjaga agar tidak terjadi lipatan ke dalam dari
tepi cincin trakea yang dipotong, yang dapat pergeseran pipa dan
obstruksi pada saat dekanulasi
Sering terjadi kesulitan untuk mendapatkan ukuran pipa trakeostomi
yang sesuai. Pipa yang terlalu panjang dapat masuk ke karina atau
salah satu bronkus, atelektasis paru sisi lain. Jika lengkung pipa
terlalu panjang akan menekan trakea pada batas atas insisi trakea,
sedangkan ujung bawah pipa menempel pada dinding anterior trakea,
dan lengkung yang terlalu tumpul dapat menyebabkan ulserasi
dinding posterior trakea dan esofagus. Oleh karena itu, harus dibuat
foto Rontgen leher dan dada pascabedah pada bayi.
Perawatan Pasca
Trakeostomi
1. Humidifikasi
Komplikasi Trakeostomi