ISSN 1410-6086
PENDAHULUAN
Laboratorium di perguruan tinggi
mempunyai peran penting sebagai fasilitas
penunjang untuk kegiatan pendidikan para
mahasiswa dan penelitian mahasiswa
maupun para dosennya.
Kegiatan di
laboratorium termasuk kegiatan yang
menghasilkan limbah bahan berbahaya dan
beracun B3 [1]. Sehingga perguruan tinggi
dengan sejumlah laboratorium di dalamnya,
semestinya memiliki sistem pengelolaan
limbah yang baik.
ISSN 1410-6086
ISSN 1410-6086
Bahan Kimia
AgNO3
(Pb(CH3COO)2
Hg2(NO3)2
HCl
KI
H2SO4
K2CrO4
NH4OH
HNO3
(NH4)2S
Co(NO3)2
Na2S2O3
NH4SCN
Aseton
FeCl3
MnSO4
KIO4
NiSO4
Dimetilglioksim
Amonium molibdat
SnCl2
NaWolframat
K3Fe(CN)6
Jumlah (mg)
429,8
823,0
1328,7
922,5
4199,9
248,1
3546,6
159,4
1724,0
462,8
4000,2
1925,9
410,4
382,0
391,5
833,0
Gambar 1. Wadah poli propilena (a) botol 1, (b) botol 2, dan (c) botol 3
143
Karbon
Oksigen
Nitrogen
Aluminium
Natrium
Magnesium
Silikon
Botol
1
55.67
24.68
13.85
1.33
2.26
1.15
1.06
Jumlah %
Botol Botol
2
3
60.89 44.66
19.39 29.68
13.12 14.43
1.51
2.28
2.74
4.73
1.30
2.14
1.05
2.08
Botol
baru
65.26
20.75
12.82
0.53
0.12
0.03
0.49
144
PtCo
Hasil
analisi
s
1.40
472
Baku
Mutu
*)
6.0-9.0
50.00
mg/l
6.12
10.00
mg/l
mg/l
mg/l
mg/l
2.46
82.81
177.39
0.06
0.50
1.00
0.50
5.00
Satua
n
ISSN 1410-6086
PAC
(mg/l)
7.0
8.0
9.0
10.0
500
5.43
5.66
7.22
8.57
600
5.29
5.60
6.88
8.90
700
5.25
5.41
7.05
8.74
800
5.16
5.36
6.63
8.63
ISSN 1410-6086
Warna
Warna merupakan salah satu parameter
dalam pengolahan limbah. Warna pada
limbah laboratorium ini berasal dari
kandungan logam-logam yang terdapat di
dalamnya.
Sebagai
contoh,
adanya
[Fe(SCN)]2+ dan Fe3+ menyebabkan limbah
berwarna merah kecokelatan.
Secara visual warna setelah perlakuan
sangat berbeda dengan kondisi limbah awal,
yaitu lebih jernih. Hasil analisis warna juga
menunjukkan nilai di bawah warna limbah
awal. Warna awal limbah lebih gelap, yaitu
coklat kemerahan dengan nilai sebesar 472
Pt-Co. Setelah diberi perlakuan dengan
koagulan PAC, warna limbah tersebut
menjadi kuning cerah (Gambar 2). Warna
coklat dapat berasal dari besi klorida
sehingga perubahan
bisa menandakan
bahwa ion Fe3+ di dalam larutan semakin
(a)
(b)
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
500
600
700
800
pH 7,
pH 8,
145
ISSN 1410-6086
80,00
72.36
70,00
Penurunan Ni (%)
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
500
600
700
800
pH 7,
120,00
pH 8,
pH 9, dan
pH 10)
97.79%
97,79%
Penuruna Cr (%)
100,00
80,00
60,00
40,00
20,00
0,00
500
600
700
800
146
pH 7,
pH 8,
pH 9, dan
pH 10)
100,00
ISSN 1410-6086
90,13
90,12
90,00
Penurunan Pb (%)
80,00
70,00
60,00
50,00
40,00
30,00
20,00
10,00
0,00
500
600
700
800
pH 7,
pH 8,
pH 9, dan
pH 10)
0,3500
0,3000
0,2500
0,2000
0,1500
0,1000
0,0500
0,0000
500
600
700
800
Gambar 7 Hubungan konsentrasi PAC dan pH terhadap bobot endapan yang dihasilkan
(
pH 7,
pH 8,
pH 9, dan
pH 10)
Penambahan
koagulan
PAC
menyebabkan unsur-unsur dalam limbah
(dalam hal ini, Ni, Cr, dan Pb) mengalami
ketidakstabilan. Ketika koagulan PAC
ditambahkan ke dalam air limbah, PAC akan
terdisosiasi dan ion logam akan mengalami
hidrolisis dan menghasilkan ion kompleks
hidrokso yang bermuatan positif sehingga
teradsorpsi pada permukaan koloid negatif.
PAC memiliki karakteristik muatan positif
dan dapat mengikat agregat dengan kuat
sehingga
dapat
menarik
dan
mengggabungkan partikel tersuspensi di
dalam air limbah tersebut (Al-Kdasi et al.
2004).
147
KESIMPULAN
Pengolahan limbah praktikum yang
mengandung logam berat dengan koagulasi
PAC dan pengaturan pH berhasil
menurunkan warna limbah serta kadar
logam Ni, Cr, dan Pb. Penurunan tertinggi
kadar Ni dan Cr terjadi pada pH koagulasi
10 dan konsentasi 700 mg/l PAC.
Penurunan warna dan Pb terbesar pada
konsentrasi PAC 500 mg/l. Penurunan kadar
logam tertinggi, Cr mencapai 97,79 %,
Namun demikian, penurunan warna dan
kadar logam belum ada yang memenuhi
batas baku mutu air limbah. Hasil
identifikasi
botol
poli
propilena
menunjukkan kandungan karbon yang
menurun sementara kandungan unsur-unsur
lainnya relatif tidak berubah.
7.
8.
9.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
148
10.
11.
12.
13.
14.
15.
ISSN 1410-6086