Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL KUNJUNGAN PERUSAHAAN

PT. SINAR SOSRO MEDAN


2014

DISUSUN OLEH :
dr. Maryan Suhadi, M.Kes
dr. Karina Witary Ayu Siagian
dr. Wahyu Indra Syohanda
dr. Zahara Harahap

1. Pendahuluan
PT. Sinar Sosro adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang minuman ringan,
terutama yang berbahan dasar teh. PT Sinar Sosro merupakan perusahaan minuman teh siap
minum dalam kemasan botol yang pertama di Indonesia dan di dunia. Perusahaan ini
memproduksi minuman teh dalam botol yang bernama Teh Botol, Joy Green Tea, Fruit Tea, dll.
Pembentukan perusahaan Sosro tidak lepas dari sejarah terciptanya Teh Botol yang
diciptakan oleh keluarga Sosrodjojo. Tahun 1940, Keluarga Sosrodjojo memulai usahanya di
sebuah kota kecil bernama Slawi di Jawa Tengah. Pada saat memulai bisnisnya, produk yang
dijual adalah teh kering dengan merek Teh Cap Botol dimana daerah penyebarannya masih di
seputar wilayah Jawa Tengah. Tahun 1953, Keluarga Sosrodjojo mulai memperluas bisnisnya
dengan merambah ke ibukota Jakarta untuk memperkenalkan produk Teh Cap Botol yang sudah
sangat terkenal di daerah Jawa Tengah. Perjalanan memperkenalkan produk Teh Cap Botol ini
dimulai dengan melakukan strategi CICIP RASA (product sampling) ke beberapa pasar di kota
Jakarta. Awalnya, datang ke pasar-pasar untuk memperkenalkan Teh Cap Botol dengan cara
memasak dan menyeduh teh langsung di tempat. Setelah seduhan tersebut siap, teh tersebut
dibagikan kepada orang-orang yang ada di pasar. Tetapi cara ini kurang berhasil karena teh yang
telah diseduh terlalu panas dan proses penyajiannya terlampau lama sehingga pengunjung di
pasar yang ingin mencicipinya tidak sabar menunggu. Cara kedua, teh tidak lagi diseduh
langsung di pasar, tetapi dimasukkan kedalam panci-panci besar untuk selanjutnya dibawa ke
pasar dengan menggunakan mobil bak terbuka. Lagi-lagi cara ini kurang berhasil karena teh
yang dibawa, sebagian besar tumpah dalam perjalanan dari kantor ke pasar. Hal ini disebabkan
pada saat tersebut jalanan di kota Jakarta masih berlubang dan belum sebagus sekarang.
Akhirnya muncul ide untuk membawa teh yang telah diseduh di kantor, dikemas kedalam botol
yang sudah dibersihkan. Ternyata cara ini cukup menarik minat pengunjung karena selain praktis
juga bisa langsung dikonsumsi tanpa perlu menunggu tehnya dimasak seperti cara sebelumnya.
Pada tahun 1969 muncul gagasan untuk menjual teh siap minum (ready to drink tea) dalam
kemasan botol, dan pada tahun 1974 didirikan PT SINAR SOSRO.
Bahan baku teh untuk PT. Sinar Sosro berasal dari perkebunan teh Gunung Rosa (Cianjur),
Gunung Manik (Cianjur), Gunung Cempaka (Cianjur), Gunung Satria (Garut), daerah Neglasari
(Garut), daerah Cukul (Pangelengan), dan daerah Sambawa (Tasikmalaya).

Produk yang telah diproduksi oleh PT Sinar Sosro antara lain Teh Botol Sosro, Teh Celup
Sosro, Joy Green Tea, Fruit Tea, Happy Jus, Country Choice (Jus Buah), TEBS, S-Tee, dan PrimA (Air Mineral) freso.
Tujuan kunjungan perusahaan yang dilakukan adalah melakukan pengamatan terhadap
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. Sinar Sosro cabang Sumatera Utara-NAD
dalam meminimalisir kecelakaan akibat kerja.

2. Pembahasan
a. Kelompok Lingkungan kerja faktor fisik dan kimia
a.1. Faktor Fisik
Kebisingan
Dari hasil kunjungan wawancara diketahui kebisingan pabrik melampaui masa
ambang batas (NAB) melebihi 90dB. Untuk menanggulangi hal ini perusahaan telah
menyediakan ear plug.
Pencahayaan
Dari hasil kunjungan diketahui pencahayaan pabrik cukup.
Getaran
Dari hasil kunjungan diketahui tidak terdapat bahaya getaran.
Radiasi
Dari hasil kunjungan diketahui terdapat sumber radiasi berupa sinar ultraviolet
yang digunakan untuk mensterilkan air minum kemasan. Untuk menanggulangi hal
ini perusahaan telah menyediakan APD berupa pakaian anti radiasi.
Iklim kerja
Dari hasil kunjungan diketahui iklim kerja diatas nilai ambang batas (NAB).
Untuk menanggulangi hal ini perusahaan telah membuat sumber ventilasi. Disarankan
agar perusahaan menambah sumber ventilasi.
a.2. Faktor Kimia
Dari hasil kunjungan wawancara diketahui perusahaan menggunakan bahan kimia
ke dalam produk minumannya, berupa gula rafinasi dan ekstrak buah, serta Na(OH) 3
dalam pencucian botol. Potensi bahan kimia bisa juga dijumpai dari air sumur yang
digunakan dalam produk air minum. Namun tidak diketahui apakah ada kontak antara
pekerja dengan bahan kimia tersebut.
a.3. Alat pelindung diri
Perusahaan telah menyediakan alat pelindung diri (APD) berupa penutup kepala
kain, masker kain, respirator, ear plug, sarung tangan, ware pack, dan sepatu anti slip.
Namun dari hasil kunjungan diketahui hanya sebagian tenaga kerja yang memakai
alat pelindung diri (APD) tersebut.
b. Kelompok kesehatan kerja
b.1. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
Menurut Permenakertrans No. Per03/Men/1982, perusahaan yang mempunyai
tenaga kerja 200-500 orang dengan resiko kerja harus mempunytai klinik yang

dipimpin oleh dokter yang praktek sekali 2 hari dengan paramedik yang berpraktek
setiap hari.
Pada pengamatan kami, pabrik Sosro dengan jumlah pekerja 258 orang dengan
resiko rendah tidak mempunyai klinik sendiri. Namun mereka sudah mengadakan
kerjasama dengan RS PTPN dengan pemeriksaan kesehatan setahun sekali.
b.2. Faktor Biologis
Pada kunjungan ditemukan bahwa pabrik tidak sistem ventilasi yang baik dan
kelembaban yang tinggi, hal ini akan sangat memudahkan perkembangan
mikroorganisme dan penularan diantara pekerja.
b.3. Promosi kesehatan kerja
Dari hasil kunjungan tidak diketahui ada tidaknya promosi kesehatan kerja.
b.4. Gizi kerja
Berdasarkan permenakertrans no Per01/Men/1976 tentang Pengadaan kantin dan
ruang makan, tempat kerja dengan jumlah pekerja diatas 200 orang harus memiliki
kantin. Pada kunjungan kami, PT. Sosro dengan jumlah pekerja 258 orang sudah
memiliki kantin bagi pekerjanya.
b.5. Ergonomi
Dari hasil kunjungan kami mengenai sikap tengaga kerja banyak yang sudah
sesuai dengan aspek ergonomis. Terbukti dengan posisi duduk pekerja yang
disesuaikan dengan tinggi mesin sehingga siku dalam posisi relaks. Untuk
pengangkatan barang juga sudah menggunakan troli kemas. Namun tidak diketahui
apakah ada rolling antara pekerja yang duduk dan berdiri.

ANALISA HASIL KUNJUNGAN PERUSAHAAN


NO Unit yang
dikunjungi
1
Raw Material

Identifikasi Resiko

Analisa Resiko

Saran

-Black Tea dapat berjamur


-Gula dapat bersemut,Teh Kering
dapat berjamur, Botol kosong tidak
bersih, Krat tidak bersih,
-Pekerja terkena pecahan botol

-Penyimpanan Black Tea


dan Teh Kering tempat
yang lembab.
-Penyimpanan gula yang
terlalu panas

-Penyimpanan black
tea/teh kering/gula
disimpan suhu kamar
25-26C
-Penilaian Botol dan

-Pekerja terkena percikan air panas


untuk alat sterilisasi botol.

menyebabkan mencair,
dan merupakan media
partumbuhan bakteri.
-Penilaian Botol bersih
masih manual/kasat mata
sehingga bisa saja terjadi
kesalahan (human error)
-Krat yang tidak layak
pakai menyebabkan
botol pecah
-Kualitas tangki yang
berkurang karena sudah
lama dipakai
- Ventilasi ruangan yang
masih kurang

Setengah Jadi

-Kebocoran tangki disebabkan


kesalahan manusia ataupun
penggunaan alat
-Suhu ruangan yang terlalu panas

Bahan Jadi

-kecelakaan penggunaan forklift


-kesalahan pemberian label
-penggunaan forklift mesin bakar

Pengepakan

-terjepit mesin konvayer


-cedera otot lengan

Penyimpanan

-kebersihan ruangan penyimpanan


-tertimpa susunan krat atau dus.

6
7

Kantin
Limbah

-limbah cair
-limbah padat

Krat sebaiknya
dengan sistem
komputerisasi dan
pekerjanya diberi
batas waktu agar tidak
jenuh
-Menggunakan alat
pelindung diri yang
memadai

-dilakukan
pemeriksaan berkala
-Ventilasi ruangan
ditambah agar
sirkulasi udara
didalam tidak terlalu
pengap
-pengemudi menabrak
-Dibuat alur atau jalan
susunan krat
khusus untuk forklift,
-tertukarnya label
pengemudi tidak
inkubasi dengan release
bekerja pada kondisi
-menimbulkan polusi
lelah.
-setelah produk keluar
langsung di beri label
-sebaiknya
menggunakan forklift
elektrik.
-salah meletakkan tangan -pengaman di pinggir
di mesin konvayer
konvayer
-pekerja mengangkat
-pekerja berganti shift
produk kedalam
setiap 1 jam.
pengepakan secara terus
menerus
-kemungkinan adanya
-mengadakan pes
binatang pengerat atau
control secara teratur
serangga
-menggunakan helm,
-forklift yang menabrak, sepatu safety, dan
menyenggol susunan
dibuat rambu-rambu
krat atau dus
untuk forklift
-Terdapat water
treatment
-sisa ampas teh dijadikan
pupuk kompos
-limbah botol di jual di

tempat peleburan kaca

Kesimpulan dan saran


Berdasarkan hasil kunjungan perusahaan yang kami lakukan, penerapan K3 di
PT. Sinar Sosro sudah cukup bagus baik dalam hal lingkungan kerja maupun
kesehatan pekerjanya. Namun menurut kami perlu diterapkan sistem reward and
punishment bagi para pekerja dalam hal penggunaan APD supaya pekerja lebih patuh
dalam penggunaan APD.

Anda mungkin juga menyukai