Penulis: Hanum Salsabiela dan Rangga Alhamendra Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Cetakan: IV, 2014 Tebal: viii + 344 halaman Novel Bulan Terbelah di Langit Eropa merupakan buku karya Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra yang sebelumnya telah menulis novel 99 Cahaya di Langit Eropa. Novel tersebut bisa dikatakan sebagai novel lanjutan dari 99 Cahaya di Langit Eropa karena terdapat cerita yang berkelanjutan dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika. Namun, dalam novel tersebut lebih menonjolkan konflik cerita dibandingkan dengan 99 Cahaya di Langit Eropa yang lebih menonjolkan pariwisata. Novel Bulan Terbelah di Langit Eropa termasuk novel yang unik yang mana terdapat dua tokoh utama yang ditulis oleh dua penulis. Walaupun seperti itu, alur cerita dalam novel tersebut dapat tergambarkan dengan baik dan jelas. Pembaca akan di ajak lebih dalam memahami mengenai islam, terorisme dan serangan 9 september WTC. Cover novel tersebut juga sudah menggambarkan alur cerita yang lokasi konflik cerita banyak terdapat di negara Amerika Serikat. Hanum, demikian sang tokoh utama dan di temani suaminya, Rangga, sudah lama tinggal di Wina, Austria. Hanum menemani Rangga untuk menyelesaikan pendidikan doktoralnya sekaligus menjadi asisten dosen di sebuah kampus di kota tersebut. Dalam kesehariannya, Hanum bekerja sebagai wartawan Koran lokal Heute ist Wunderbar yang merupakan koran tak berbayar. Suatu ketika Hanum mendapatkan kabar dari Gerturd, yang merupakan atasan Hanum bahwa koran Heute ist Wunderbar akan bangkrut. Maka Hanum diperintahkan untuk menulis artikel Apakah dunia lebih baik tanpa Islam? yang momen itu berdekatan dengan peringatan satu windu serangan menara WTC 9 September. Secara bersamaan, Rangga juga memiliki acara konfrensi internasionalnya untuk program doktoralnya di Washington DC. Perjalanan mereka di Amerika Serikat banyak kejadian yang menyenangkan maupun menyedihkan. Ketika Hanum dan Rangga tidak menemukan narasumber dalam dua hari dan mereka harus terpisahkan karena terhadang kerusuhan demonstrasi penolakan pembangunan masjid di Ground Zero New York. Dan Rangga harus melanjutkan perjalanannya menuju Washington DC untuk menghadiri konfrensi
imternasionalnya. Hanum pun akhirnya menemukan narasumber yang menjadi
keluarga korban serangan 9/11 WTC, baik dari keluarga yang muslim maupun keluarga yang non muslim. Cerita dari para keluarga korban sangat memilukan hati, masih terdapat rasa trauma dengan kejadian tersebut. Dan dari Azima, pihak korban yang merupakan muslim kini masih penasaran. Dia belum menemukan kejelasan detik-detik terakhir dari suaminya. Sehingga dia memutuskan untuk bekerja sebagai pegawai Museum serangan 9 September WTC. Hanum bertemu kembali dengan Rangga di Washington DC selepas konfrensi usai dengan diantar Azima yang juga mengantar ibunya untuk menziarahi ayah Azima. Di malam berikutnya Rangga mendapat tiket untuk menonton CNN TV Heroes dan mengajak Hanum dan keluarga Azima. Bintang tamu yang dihadirkan adalah Phillipus Brown yang banyak menyumbangkan kekayaannya untuk anak-anak korban perang dan juga merupakan pengisi utama konfrensi internasional yang dihadiri Rangga. Selain itu, Phillipus Brown merupakan saksi atas meninggalnya suami Azima, Abe. Phillapus menceritakan semua yang menimpa Abe yang merupakan pekerja dari perusahaan Phillapus. Semua cerita mengenai penyelamatan Phillapus oleh Abe saat penyerangan WTC disaksikan oleh Azima dan rasa penasaran Azima pun sudah terjawab oleh Phillapus. Novel Bulan Terbelah di Langit Eropa memiliki alur yang maju dengan latar belakang religius. Banyak nilai-nilai moral yang terkandung dalam novel tersebu. Pemecahan masalah dalam novel tersebut memberi warna kepada kita bahwa kita selalu di tuntut kreatif dalam menyelesaikan masalah. Dengan menggunakan bahasa yang mudah dengan sedikit klise yang susah. Dalam alurnya, dari eksposisi menuju konklusi dapat tergambarkan secara tuntut dan baik, sehingga dapat memudahkan pembaca untuk memahami alur cerita dan dapat menjadikan novel Bulan Terbelah di Langit Eropa menjadi salah satu rujukan novel yang pantas untuk dibaca. Namun, dengan adanya dua tokoh yang berbeda sudut pandang, pembaca pun harus berhatihati dalam memahami cerita tersebut. Selain itu, novel Bulan Terbelah di Langit Eropa juga lebih terasa religius dan fiktif dari 99 Cahaya di Langit Eropa. Namun, hal tersebut hal tersebut tidak mengurangi kualitas cerita dari novel Bulan Terbelah di Langit Eropa.