Anda di halaman 1dari 3

RESENSI NOVEL

BULAN TERBELAH DI LANGIT EROPA

OLEH:

AFIF HILMAN JOVIAN


18
XI IPA 3
SMA NEGERI 5 YOGYAKARTA
2015/2016

Judul Buku: Bulan Terbelah di Langit Amerika


Penulis: Hanum Salsabiela dan Rangga Alhamendra
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Cetakan: IV, 2014
Tebal: viii + 344 halaman
Novel Bulan Terbelah di Langit Eropa merupakan buku karya Hanum
Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra yang sebelumnya telah menulis novel 99
Cahaya di Langit Eropa. Novel tersebut bisa dikatakan sebagai novel lanjutan dari 99
Cahaya di Langit Eropa karena terdapat cerita yang berkelanjutan dalam novel Bulan
Terbelah di Langit Amerika. Namun, dalam novel tersebut lebih menonjolkan konflik
cerita dibandingkan dengan 99 Cahaya di Langit Eropa yang lebih menonjolkan
pariwisata.
Novel Bulan Terbelah di Langit Eropa termasuk novel yang unik yang mana
terdapat dua tokoh utama yang ditulis oleh dua penulis. Walaupun seperti itu, alur
cerita dalam novel tersebut dapat tergambarkan dengan baik dan jelas. Pembaca akan
di ajak lebih dalam memahami mengenai islam, terorisme dan serangan 9 september
WTC. Cover novel tersebut juga sudah menggambarkan alur cerita yang lokasi
konflik cerita banyak terdapat di negara Amerika Serikat.
Hanum, demikian sang tokoh utama dan di temani suaminya, Rangga, sudah
lama tinggal di Wina, Austria. Hanum menemani Rangga untuk menyelesaikan
pendidikan doktoralnya sekaligus menjadi asisten dosen di sebuah kampus di kota
tersebut. Dalam kesehariannya, Hanum bekerja sebagai wartawan Koran lokal Heute
ist Wunderbar yang merupakan koran tak berbayar. Suatu ketika Hanum mendapatkan
kabar dari Gerturd, yang merupakan atasan Hanum bahwa koran Heute ist Wunderbar
akan bangkrut. Maka Hanum diperintahkan untuk menulis artikel Apakah dunia
lebih baik tanpa Islam? yang momen itu berdekatan dengan peringatan satu windu
serangan menara WTC 9 September. Secara bersamaan, Rangga juga memiliki acara
konfrensi internasionalnya untuk program doktoralnya di Washington DC. Perjalanan
mereka di Amerika Serikat banyak kejadian yang menyenangkan maupun
menyedihkan. Ketika Hanum dan Rangga tidak menemukan narasumber dalam dua
hari dan mereka harus terpisahkan karena terhadang kerusuhan demonstrasi
penolakan pembangunan masjid di Ground Zero New York. Dan Rangga harus
melanjutkan perjalanannya menuju Washington DC untuk menghadiri konfrensi

imternasionalnya. Hanum pun akhirnya menemukan narasumber yang menjadi


keluarga korban serangan 9/11 WTC, baik dari keluarga yang muslim maupun
keluarga yang non muslim. Cerita dari para keluarga korban sangat memilukan hati,
masih terdapat rasa trauma dengan kejadian tersebut. Dan dari Azima, pihak korban
yang merupakan muslim kini masih penasaran. Dia belum menemukan kejelasan
detik-detik terakhir dari suaminya. Sehingga dia memutuskan untuk bekerja sebagai
pegawai Museum serangan 9 September WTC. Hanum bertemu kembali dengan
Rangga di Washington DC selepas konfrensi usai dengan diantar Azima yang juga
mengantar ibunya untuk menziarahi ayah Azima. Di malam berikutnya Rangga
mendapat tiket untuk menonton CNN TV Heroes dan mengajak Hanum dan keluarga
Azima. Bintang tamu yang dihadirkan adalah Phillipus Brown yang banyak
menyumbangkan kekayaannya untuk anak-anak korban perang dan juga merupakan
pengisi utama konfrensi internasional yang dihadiri Rangga. Selain itu, Phillipus
Brown merupakan saksi atas meninggalnya suami Azima, Abe. Phillapus
menceritakan semua yang menimpa Abe yang merupakan pekerja dari perusahaan
Phillapus. Semua cerita mengenai penyelamatan Phillapus oleh Abe saat penyerangan
WTC disaksikan oleh Azima dan rasa penasaran Azima pun sudah terjawab oleh
Phillapus.
Novel Bulan Terbelah di Langit Eropa memiliki alur yang maju dengan latar
belakang religius. Banyak nilai-nilai moral yang terkandung dalam novel tersebu.
Pemecahan masalah dalam novel tersebut memberi warna kepada kita bahwa kita
selalu di tuntut kreatif dalam menyelesaikan masalah. Dengan menggunakan bahasa
yang mudah dengan sedikit klise yang susah. Dalam alurnya, dari eksposisi menuju
konklusi dapat tergambarkan secara tuntut dan baik, sehingga dapat memudahkan
pembaca untuk memahami alur cerita dan dapat menjadikan novel Bulan Terbelah di
Langit Eropa menjadi salah satu rujukan novel yang pantas untuk dibaca. Namun,
dengan adanya dua tokoh yang berbeda sudut pandang, pembaca pun harus berhatihati dalam memahami cerita tersebut. Selain itu, novel Bulan Terbelah di Langit
Eropa juga lebih terasa religius dan fiktif dari 99 Cahaya di Langit Eropa. Namun,
hal tersebut hal tersebut tidak mengurangi kualitas cerita dari novel Bulan Terbelah di
Langit Eropa.

Anda mungkin juga menyukai