Anda di halaman 1dari 2

NAMA: Ferbi Fajar Ramadhan

NIM: 1137020020
Biologi dan Budidaya Ternak

Budidaya ikan nila meggunakan bioflok

JAKARTA, JITUNEWS.COM Budidaya ikan dengan teknologi bioflok sangat populer


belakangan ini. Bioflok adalah gumpalan atau agregat mikro yang berisi
mikroorganisme, bahan organik dan non organik, kation, dan polimer organik. Fraksi
organiknya hanya berisi 2-20% mikroba dari 60-70% bahan organik total penyusun
flok sedangkan bahan anorganiknya 30-40%.
Ujicoba teknologi bioflok terhadap ikan Nila ini telah dilakukan di Balai
Pengembangan Budidaya Air Payau (BPBAP) Ujung Batee, Aceh Besar, Nahhroe
Aceh Darussalam, sekitar Mei-Agustus 2014 lalu.
Ikan Nila berukuran sekitar 4 gram ditebar dalam kolam bak semen seluas 160 m2
dengan kepadatan 38 ekor per m2 pada salinitas 10 ppt. Pakan komersil
(kandungan protein kasar 28%) diberikan pada bulan I sebanyak 4% dari total berat
badan, bulan II sebanyak 3,5%, pada bulan III sebayak 3%, dan pada bulan IV
sebanayak 2,5%.
Sebagai sumber karbon organik, diberikan molase sebanyak 300 ml diberikan 2 kali
per minggu. Aerasi pun diberikan setiap jarak 2 m dan pada memasuki bulan ke III,
kincir diberikan untuk menambah kandungan oksigen di kolam pemeliharaan.
Setelah 4 bulan pemeliharaan diperoleh hasil panen Nila sebanyak 508 kg atau jika
dikonversi dalam satuan luas hektar adalah 31,74 ton/ha, dengan rata-rata berat
ikan 154 gram. Lebih dari setengah dari populasi ikan dapat dipanen atau dengan

NAMA: Ferbi Fajar Ramadhan


NIM: 1137020020
Biologi dan Budidaya Ternak
kata lain tingkat kelangsungan hidup (SR) Nila sebesar 55%. Sedangkan nilai
konversi pakan (FCR) nya mendekati satu, yakni 1,06.
Penyebab SR rendah belum dipastikan lebih lanjut. Kemungkinannya adalah efek
dari perubahan mikroba di kolam. Alga dan bakteri benang sering menjadi kerangka
flok. Selama 3 kali pengamatan, diketahui bahwa terjadi suksesi mikroba yakni
menghilangnya dominasi alga benang sebagai penyokong kerangka flok utama.
Dominasi alga benang dapat dilihat dari flok yang berwarna hijau kebiruan dan
ukuran flok yang besar.
Secara ekonomis, budidaya ikan Nila dengan teknologi bioflok tersebut cukup
menguntungkan. Dengan perhitungan kasar dapat diperoleh keuntungan Rp 2 juta
per 4 bulan tiap 160 m2 atau Rp 382,875 juta/ha/tahun. Keuntungan ini dapat lebih
tinggi karena menurunnya biaya karena naiknya skala ekonomi.

@jitunews http://www.jitunews.com/read/9452/teknik-baru-budidaya-nila-denganbioflok#ixzz42GlrOHIG
Analisis:
Dengan menggunakan teknik bioflok ini, para peternak ikan nila dapat
mendapatkan untung lebih dari pada menggunakan teknik biasanya. Bioflok ini
dapat menjadi penjernih air dari unsur N dari air sehingga dapat meningkatkan
tingkat hidup ikan nila, dan pada akhirnya produksi akan meningkat. Selain itu
penggunaan bioflok bisa mengurangi biaya pakan yang dikeluarkan sehingga dapat
menekan angka pengeluaran dari pembelian pakan.

Anda mungkin juga menyukai