Anda di halaman 1dari 30

1

PENGARUH PENERIMAAN DIRI YANG KURANG DI DALAM KELAS


TERHADAP POLA PIKIR DAN TINGKAH LAKU KLIEN DENGAN PENDEKATAN
BEHAVIORISTIK ALBERT BANDURA

Mira Ageng Larasati


Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang, Malang Jawa
Timur, Indonesia.
miraageng.larasati@gmail.com

ABSTRAK
Terkadang ketika kita menghadapi masalah, bingung bagaimana menyelesaikan
masalah tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan berkonseling. Konseling
adalah proses yang melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang
profesional (konselor) menggunakan metode metode psikologi atas dasar
pengetahuan
meningkatkan

sistematik
kesehatan

tentang
tentang

kepribadian

manusia

dalam

upaya

kepribadian

manusia

dalam

upaya

meningkatkan kesehatan mental konseli. Dalam konseling perlu menggunakan


beberapa pendekatan guna membantu menyelesaikan masalah klien. Salah
satunya adalah pendekatan behavioristik. Dengan pendekatan tersebut akan
membantu klien dalam menyelesaikan masalah dengan menentukan tingkah
laku dan cara berpikir klien tanpa atau dengan pengaruh dari lingkungan.
Kata Kunci : Penerimaan diri, pola pikir, tingkah laku, pendektan
behavioristik

Pendahuluan
Dalam keseharian, manusia memiliki banyak masalah dari yang ringan
hingga yang berat. Permasalahan tersebut yang semula ringan jika tidak
diselesaikan akan menimbulkan permasalahan yang lebih besar. Jika demikian,
maka akan menimbulkan stress pada diri kita. Terkadang ketika kita menghadapi
masalah, bingung bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Biasanya
sebagian dari kita lebih memilih memendam masalah atau berusaha sendiri
menyelesaikan masalah, ada pula yang memilih untuk berbagi dan mencari
solusi permasalahan dengan curhat kepada orang terdekat kita. Akan tetapi, jika

diantara kita masih bingung dengan penyelesaian masalah yang tak kunjung
usai, mungkin bisa mencoba alternatif lainnya, yakni dengan berkonseling.
Konseling menurut C. Patterson (1959) mengemukakan bahwa konseling
adalah proses yang melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang
profesional (konselor) menggunakan metode metode psikologi atas dasar
pengetahuan

sistematik

meningkatkan

tentang

kesehatan

tentang

kepribadian

manusia

dalam

upaya

kepribadian

manusia

dalam

upaya

meningkatkan kesehatan mental konseli.


Konseling berarti, interaksi yang terjadi antara dua orang individu, masing
masing disebut konselor dan konseli/klien yang mana terjadi dalam suasana
yang profesional dan dilakukan dan dijaga sebagai alat untuk memudahkan
perubahan perubahan dalam tingkah laku klien (Popinsky & Pepinsky, 1974).
Jadi,

pengertian

konseling

secara

umum

adalah

seseorang

yang

profesional/konselor membantu individu/klien yang memiliki permasalahan dan


membantu mencapai pemahaman dirinya, membuat keputusan dan pemecahan
masalah.
Di dalam proses konseling, konselor memiliki teknik teknik sendiri untuk
membuat konseli nyaman dan percaya kepadanya untuk bercerita tentang
masalah. Selain itu konselor memiliki pendekatan teori guna mengidentifikasi
dan

membantu

menggambarkan

masalah

agar

klien

lebih

memahami

permasalahan yang dimilikinya. Salah satunya adalah menggunakan pendekatan


teori behavioristik yang berasal dari Albert Bandura. Pendekatan ini lebih
sempurna dibandingkan pendekatan behavioristik sebelumnya.
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial salah
satu konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen
kognitif dari pikiran, pemahaman dan evaluasi. Menurut Bandura, manusia dapat
berpikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri; sehingga mereka bukan sematamata budak yang menjadi objek pengaruh lingkungan.
Berdasarkan

uraian

diatas,

penulis

menggunakan

pendekatan

behavioristik dalam konseling untuk membantu menggambarkan masalah yang


dihadapi klien.
Metode Dan Identifikasi Masalah Awal
A. Asesmen
Dalam

melakukan

asesmen,

konselor

menggunakan

metode

asemsen, yaitu observasi dan wawancara. Dalam observasi ini konselor

menggunakan

obsevasi

non

sistematis

yang

mana

konselor

hanya

mengamati situasi yang sedang diobservasi. Konselor juga menggunakan


checklist sebagai metode pencatatan data guna mensistematiskan catatan
observasi. Checklist adalah suatu daftar yang berisikan aspek dan faktor
faktor serta indikator indikator yang sedang diselidiki.
Sedangkan dalam wawancara, konselor menggunakan

jenis

wawancara semiformal yang mana dikombinasikan dengan wawancara


bebas dan wawancara terpimpin. Pelaksanaan wawancara lebih bebas dan
dapat mengungkap permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang
wawancarai di minta pendapat dan ide-idenya.
B. Identifikasi masalah awal
Subjek dalam keseharian di kampus khususnya di kelas dimana ia
belajar mengalami sedikit permasalahan. Ia merasa tidak cocok dengan
keadaan kelasnya. Subjek mengatakan hal itu terjadi dikarenakan sikap
teman-temannya kepada subjek. Teman-teman perempuan subjek di dalam
kelas, lebih suka berteman dengan cara membentuk kelompok-kelompok
(geng). Hal ini yang membuat subjek merasa tidak nyaman. Subjek
mengatakan, ia bukan tipe orang yang berkelompok. Subjek lebih suka
bersikap netral dengan tidak mengikuti atau bergabung dengan kelompok
manapun. Meskipun awalnya subjek memiliki teman akrab, tapi karena
kesibukan subjek yang merupakan anggota organisasi dan lebih sering
bersama pacarnya, hal ini membuat subjek dan teman-teman akrabnya itu
menjauh. Apalagi subjek sering mendengar teman teman perempuannya di
kelas ada yang suka membicarakan tentang dirinya. Subjek berusaha untuk
tetap tutup telinga dan tidak ingin mengambil pusing apa yang mereka
bicarakan tentang diri subjek. Satu-satunya cara untuk menghilangkan
stress tersebut adalah dengan mencurahkan perasaannya pada orang
yang ia percaya yaitu kepada pacar subjek.
Disisi lain dalam keluarganya, subjek malah lebih cenderung untuk
tertutup. Tertutup dalam artian, subjek merasa kurang bebas untuk bercerita.
Subjek hanya bercerita masalah yang dia rasa umum seperti masalah dia
dan teman-temannya di kelas. Untuk masalah percintaan, ia enggan untuk
membahas bersama dengan ayah, ibu, dan saudari-nya. Ia menganggap
bahwa karena didikan orangtuanya yang keraslah yang membuat dia
menjadi anak yang harus mampu menangani masalahnya sendiri. Bahkan
kepada saudari-nya pun, hubungan keduanya tidak seakrab pasangan
saudari lainnya. Subjek mengatakan hubungannya dengan saudari-nya tidak

terlalu dekat. Diantara mereka ada gengsi satu sama lain. Subjek lebih
nyaman untuk membicarakan hal-hal privasinya kepada sahabat-sahabat
SMA-nya ketimbang kepada keluarga (orang tua dan saudari-nya).
Dapat dilihat bahwa sebenarnya subjek merasa tidak nyaman dengan
kondisi kelas dan hubungan pertemanannya. Akan tetapi, disini subjek
berusaha untuk tetap tidak mempedulikan hal tersebut. Subjek secara tidak
langsung lebih memilih untuk menghindar dari masalah itu. Meskipun
sebelumnya subjek berusaha untuk mengklarifikasi pada teman-temannya
yang dianggapnya memiliki masalah dan tidak kunjung membuahkan hasil.
Akhirnya subjek lebih memilih untuk membiarkan dan tidak mengambil
pusing. Walau sebenarnya subjek tidak ingin mempedulikan, dari apa yang
dia sampaikan dan dengan gestur tubuhnya saat ia menjelaskan hal tersebut
terlihat bahwa subjek marah dan kesal dengan perlakuan yang diterimanya.
Disisi lain subjek memiliki motivasi sendiri untuk tetap bangkit.
Dalam
keluarga
pun
begitu,
hubungannya
dengan

kakak

perempuannya dirasa tidak dekat. Ia merasa bahwa kakaknya selalu


cemburu kepada dia tentang pola asuh yang diterimanya. Kakaknya
menganggap bahwa subjek adalah anak yang manja dan tidak bisa
melakukan apa-apa. Subjek merasa kesal dengan sikap kakaknya itu.
Padahal subjek merasa kurang mendapatkan perhatian dari ayahnya. Subjek
juga marah kepada sikap orang tuanya yang di waktu kecilnya sering
bertengkar di depannya. Terkadang ia merasa kesal dengan perlakuan
ayahnya yang semena-mena dalam keluarganya. Hal inilah yang membuat
jarak diantara subjek dengan keluarganya.
Intervensi
a. Metode intervensi
- Definisi konseling
Konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2004) menjelaskan
bahwa konseling sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan
melalui wawancara konseling oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada
individu sedang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) yang
bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien. Sedangkan
menurut

Talbert

(1959)

mengungkapkan

definisi

konseling

yakni

hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang
dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuankemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam

hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya


sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia
ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk
kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat
belajar bagaimana memecahkan masalah masalah dan menentukan
kebutuhan kebutuhan yang akan datang.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
konseling merupakan suatu kegiatan yang di dalamnya terdapat seorang
profesional yang terlatih (konselor) yang memberikan bantuan kepada
seorang yang sedang mengalami permasalahan (konseli/klien), dan pada
akhirnya akan membuahkan hasil dimana konseli dapat memecahkan
masalahnya sendiri serta melihat potensi yang dimilikinya sendiri.
-

Tujuan konseling
Secara umum konseling memiliki tujuan untuk membantu atau
menyelesaikan permasalahan yang dimiliki seseorang (klien). Selain itu
konseling juga bertujuan agar klien dapat menacapi tujuan dan membatu
keputusan keputusan yang akan dipilih klien melalui pilihan yang telah
diinformasikan dengan baik serta mampu membangun kehidupan
mereka secara keseluruhan.

Pendekatan konseling
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan behavioristik dari
Albert Bandura. Bandura dalam teorinya berpendapat bahwa manusia
dapat berpikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri; sehingga mereka
bukan semata-mata budak yang menjadi objek pengaruh lingkungan.
Sifat kausal bukan dimiliki sendiriran oleh lingkungan, karena orang dan
lingkungan saling mempengaruhi. Bandura juga menyatakan banyak
aspek fungsi kepribadian melibatkan interaksi orang itu dengan orang
lainnya.

Dampaknya,

teori

kepribadian

yang

memadai

harus

memperhitungkan konteks sosial dimana tingah laku diperoleh dan


dipelihara.
Dalam teorinya, pendekatan determinis resiprokal menyatakan
bahwa manusia menentukan/mempengaruhi tingkah lakunya dengan
mengontrol kekuatan lingkungan, tetapi manusia jugalah yang dikontrol
oleh kekuatan lingkungan itu sendiri.
Menurut Bandura, reinforsemen penting dalam menentukan suatu
tingkah laku akan terus terjadi atau tidak, tetapi itu bukan menjadi satu
satunya pembentuk tingkah laku. Orang dapat belajar melakukan

sesuatu hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang


dilihatnya.
Self Efficacy merupakan kunci self system, yaitu harapan bahwa
seseorang

bisa dengan usahanya sendiri, menguasai

situasi dan

menyempurnakan hasil yang diinginkan. Atau dengan kata lain penilaian


seseorang mengenai apa yang dapat ia lakukan. Bandura meyakini
bahwa self efficacy merupakan keyakinan diri (sikap percaya diri)
terhadap kemampuan sendiri untuk menampilkan tingkah laku yang akan
mengarahkannya kepada hasil yang diharapkan.

Tahapan konseling
1

Tahap Awal
a

Membangun hubungan atau rapport


Kunci

keberhasilan

seorang

konselor

adalah

membangun

hubungan yang baik dengan konseli/klien hingga terpenuhinya


asas asas konseling terutama kerahasiaan, keterbukaan,
kesukarelaan, dan kegiatan.
b

Memperjelas dan mengidentifikasi masalah


Konselor membantu klien untuk memperjelas kembali masalah
yang sedang dialami. Kemudian konselor mencoba untuk
mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh klien.

Membuat penaksiran dan penjajagan


Konselor

berusaha

menaksir

kemungkinan

masalah

dan

merancang bantuan yang mungkin dilakukan, yaitu dengan cara


meningkatkan atau mengembangkan kembali potensi yang
dimiliki oleh klien.
d

Negosiasi kontrak
Kontrak berisikan :
1. Kontrak waktu, berapa lama waktu pertemuan yang
diinginkan oleh kedua belah pihak tanpa ada salah satu
yang keberatan.
2. Kontrak kerjasama, terbinanya peran dan tanggung jawab
bersama antara konselor dan konseli dalam seluruh
kegiatan konseling.

Tahap Pertengahan
a

Mengeksplorasi masalah serta kepeduliaan klien

Melihat seberapa besar dan mengembangkan kembali masalah


yang dimiliki oleh klien.
b

Mengembangkan teknik teknik konseling

Konselor melakukan penilaian kembali, bersama sama klien


meninjau kembali permasalahan yang dihadapi klien.

Tahap Akhir
a

Konselor dan klien berusaha menyusun solusi untuk pemecahan


masalah

Menguji solusi bersama sama, yakni menguji pada kenyataan,


keinginan, dan harapan klien.

Memutuskan rencana yang paling tepat dengan klien.

Klien menyusun rencana yang telah dia ambil.

Mengakiri sesi konseling

b. Hasil Intervensi
Dari konseling yang sudah dilakukan, konselor melewati beberapa
tahap dalam menyelesaikan permasalahan klien. Asesmen sudah konselor
lakukan bersama konseli dan dilakukan beberapa kali sebelum konseling ini
guna mendapatkan gambaran permasalahan secara umum. Pada awal
konseling konselor berusaha mengidentifikasi permasalahan utama klien.
Dapat diketahui bahwa permasalahan klien masih sama yakni penerimaan
diri di dalam kelas yang kurang menyenangkan. Klien menceritakan
permasalahan

yang

hampir

sama.

Akan

tetapi,

klien

menceritakan

permasalahan baru mengenai teman teman kelasnya. Subjek menceritakan


bahwa ia mengalami kesulitan atau menemui hambatan saat menjalankan
ujian tengah semester yang lalu dikarenakan adanya miss comunication.
Subjek menjelaskan bahwa terhambatnya UTS dikarenakan sikap teman
teman kelasnya yang enggan memberikan informasi kepadanya. Disini
konselor mencoba mengidentifikasi permasalahan baru dengan bertanya
bagaimana kronologisnya. Klien menjelaskan bahwa teman temannya
memang dengan sengaja mengulur waktu untuk memberikan informasi dan
itu membuat klien menjadi kesal. Subjek juga menjelaskan bahwa ia
mencoba meminta penjelasan dari teman temannya tersebut, namun
mereka memberikan jawaban yang tidak memuaskan. Disini konselor melihat

bahwa subjek sudah bersikap positif untuk bertanya atau mencari kejelasan
meskipun peenerimaan yang didapat tidak menyenangkan. Subjek pun
bercerita bahwa ia membalas sikap teman temannya itu dengan tidak
menggubris atau cuek ketika ada ujian.
Konselor pun mencoba mencari tahu alasan subjek membalas
perlakuan teman temannya itu. Dari jawaban subjek diketahui bahwa ia
ingin mereka mendapatkan apa yang seharusnya mereka rasakan juga dan
disitu subjek merasa senang atau puas dengan tindakannya.
Disini konselor menggambarkan kembali permasalahan subjek dari
awal. Kemudian timbul respon dari subjek yang mana ia mengatakan bahwa
ia mencoba untuk biasa terhadap teman temannya dan tidak mengambil
hati. Subjek juga mengatakan untuk mencoba memaafkan sikap mereka.
Tahap selanjutnya konselor mencoba untuk mengeksplor perasaan
subjek terhadap sikap salah satu temannya yang dulu pernah diceritakan.
Subjek mengatakan dirinya dan teman kelasnya itu sudah mulai bersikap
biasa dan mencoba untuk menyembunyikan atau menutupi rasa tidak suka
satu sama lainnya. Sikap temannya yang dulu sering menyindir klien
sekarang sudah tidak pernah dilakukannya. Jadi, sekarang subjek lebih
merasa biasa dan menganggap sudah tidak memiliki masalah dengan orang
tersebut.
Selain mengeksplor permasalahan teman teman kelasnya, konselor
berusaha

mengeksplor

permasalahan

lainnya.

Konselor

menanyakan

bagaimana penerimaan diri yang didapat konseli dalam organisasinya.


Ternyata jawaban subjek adalah penerimaan yang didapat berbeda. Subjek
lebih

merasa

nyaman

dengan

penerimaan

yang

diterimanya

dalam

organisasinya. Semua rekan menerimanya dengan baik dan tidak mendapat


masalah. Akan tetapi, disini subjek pun menceritakan bahwasannya dengan
ia mengikuti organisasi ada beberapa hal yang menjadi permasalahan.
Pertama, karena organisasinya ia mendapatkan masalah dalam dunia
perkuliahan. Kedua, ia memiliki masalah dengan ibu kos-nya.
Subjek menceritakan selama ia mengikuti organisasi ia sempat tidak
bisa membagi waktu antara kuliah dan organisasi. Disini tugas konselor
mengeksplor pengalaman subjek di masa lalu dan melihat perbedaannya
dengan keadaan yang sekarang. Subjek menjelaskan sewaktu ia duduk di
semester

dua

ia

sempat

mendapatkan

IPK

yang

buruk

dan

sering

mendapatkan teguran dari dosen karena tidak mengerjakan tugas-tugas


yang diberikan. Subjek mengatakan bahwa itu dimana saat saat subjek
terpuruk. Akan tetapi, subjek menjelaskan meskipun itu adalah saat-saat

terpuruknya tapi itulah jalan yang memang ia pilih. Ia berani ikut organisasi
dan berani mengambil resikonya. Ia mengatakan salah satu harus ada yang
ia korbankan sekaligus nama baik dan perkuliahannya.
Dari penjelasan tersebut, konselor melihat meskipun disisi lain subjek
merasa terpuruk dan tidak tahu harus berbuat apa, namun sebenarnya
subjek sadar itulah resiko yang diterimanya itulah konsekuensinya. Subjek
tetap berpikir positif dan tidak menyalahkan keadaan.
Sedangkan untuk masalah yang sekarang, subjek berusaha untuk
mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Memperbaiki perkuliahannya dari
awal kembali dikarenakan berkurangnya kegiatan di organisasinya. Meskipun
terkadang subjek masih pulang larut malam untuk latihan di organisasinya,
subjek berusaha tetap mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen. Disini
konselor melihat bahwa sikap dari subjek menunjukkan sikap positif yang
mana ia berusaha untuk mengubah keadaannya yang semula terpuruk dan
sekarang berangsur-angsur membaik. Jadi, konselor dapat menyimpulkan
konseli

lebih

bijak

dalam

menentukan

tindakan

kedepannya.

Subjek

berusaha menerima dan memperbaiki apa yang harus diperbaiki.


Masalah lain yang diceritakan subjek adalah tentang subjek dengan
ibu kosnya. Selain masalah organisasi yang membuat subjek sulit membagi
waktu dengan kuliahnya, masalah baru pun muncul. Subjek sering pulang
larut malam setelah ia latihan pencak silat. Karena hal itulah subjek sering
ditegur dan dimarahi oleh ibu kosnya. Subjek menjelaskan perihal tersebut
akan tetapi sikap ibu kosnya seperti tidak mempercayainya. Lama
kelamaan muncul kabar atau berita yang tidak mengenakkan tentang diri
subjek. Subjek mengatakan bahwa ibu ibu disekitar kosnya sering
membicarakannya bahkan sampai memberi label perempuan tidak benar.
Hal ini membuat subjek shocked dan merasa marah dengan berita tersebut.
Subjek selalu berusaha menjelaskan alasan mengapa ia pulang malam, akan
tetapi tidak ada yang mempercayai. Disini konselor berusaha mengeksplor
perasaan subjek lebih jauh, mengenai bagaimana perasaannya waktu itu,
dan apa yang dia lakukan, kepada siapa dia mencurahkan perasaannya, dan
bagaimana subjek menyikapi hal tersebut saat ini.
Setelah itu barulah konselor menggambarkan permasalahan klien
dengan urut agar subjek lebih memahami permasalahannya dan gambaran
emosinya.
Pada tahap ini konselor menggunakan pendekatan behavioristik dalam
memahami masalah serta membantu klien memecahkan masalahnya
sendiri. Subjek mampu menggambarkan masalahnya sendiri dan memahami

10

apa yang harus dia lakukan. Subjek pun mengubah cara berpikirnya dalam
menghadapi permasalahan di atas. Subjek dapat memosisikan dirinya ketika
berhadapan dengan masalah dan mengubah cara pandang serta tingkah
lakunya.

Pembahasan
Bandura berpendapat manusia dapat berpikir dan mengatur tingkah
lakunya sendiri; sehingga mereka bukan semata-mata budak yang menjadi
objek pengaruh lingkungan. Sifat kausal bukan dimiliki sendirian oleh
lingkungan, karena orang dan lingkungan saling mempengaruhi. Bandura
juga menyatakan banyak aspek fungsi kepribadian melibatkan interaksi
orang itu dengan orang lainnya. Dampaknya, teori kepribadian yang
memadai harus memperhitungkan konteks sosial dimana tingkah laku itu
diperoleh dan dipelihara.
Dalam kasus ini, subjek berpikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri.
Dalam artian, ketika subjek berada di dalam kelas dan melihat kondisi
kelasnya seperti apa dan penerimaan dirinya di kelas bagaimana, subjek
mengkondisikan tingkah lakunya seperti apa dan berpikir harus seperti apa
ketika menghadapi hal tersebut. Ketika penerimaan teman-teman kelasnya
terhadap dirinya buruk, subjek mengacuhkan sikap teman-temannya dan
menganggapnya bukan suatu hal yang perlu dipikirkan. Penerimaan yang
buruk antara lain subjek dikucilkan dan dijauhi dengan alasan karena subjek
tidak mengikuti salah satu kelompok (geng) di dalam kelasnya. Ketika
melihat

bentuk

pertemanan

di

kelas

dengan

berkelempok,

subjek

menghindar untuk bergabung dengan kelompok-kelompok tersebut. Subjek


memilih bersikap netral dan mandiri. Akan tetapi, dengan sikap inilah justru
membuat subjek dijauhi teman sekelasnya. Selain itu berdasarkan hasil
intervensi, dapat diketahui bahwa subjek juga melakukan hal yang sama.
Pada kasus yang baru, subjek tidak menerima begitu saja perlakuan temantemannya. Subjek mencoba bertanya kepada mereka akan keterlambatan
info yang diterimanya. Dengan bertanya subjek berati melakukan suatu
tindakan yang mana ia tidak ingin ada yang menghambat perkuliahannya.

11

Subjek berpikir bahwa sikap teman temannya itu akan menghambat


ujiannya, maka ia harus melakukan tindakan untuk mencegah itu. Subjek
tidak ingin menjadi objek di lingkungannya. Hal ini sesuai dengan teori
Bandura yang mengatakan bahwa manusia bukanlah budak yang menjadi
objek dari pengaruh lingkungannya.
Pendekatan determinis resiprokal

menyatakan

bahwa

manusia

menentukan/mempengaruhi tingkah lakunya dengan mengontrol kekuatan


lingkungan, tetapi manusia jugalah yang dikontrol oleh kekuatan lingkungan
itu sendiri. Contohnya adalah ketika subjek merasa tidak bebas ketika
bersama keluarganya. Subjek tidak bisa melakukan beberapa hal yang
biasanya ia lakukan bersama sahabat sahabatnya. Ini membuktikan bahwa
perilaku subjek ketika bersama keluarga lebih menjadi pendiam (pasif)
dikarenakan dikontrol oleh lingkungannya. Lingkungan keluarganya yang
mengontrol perilakunya menjadi seorang yang pasif. Akan tetapi disisi lain
subjek sendirilah yang mengontrol bagaimana cara ia harus bersikap ketika
bersama keluarganya. Selain itu, dari hasil intervensi diketahui bahwa subjek
kesulitan membagi waktu antara kuliah dan organisasi. Subjek pun akhirnya
memilih

untuk

organisasinya.

mengorbankan
Disini

konselor

kuliahnya
melihat

dan

bahwa

memilih
subjek

aktif

dikontrol

pada
oleh

lingkungan organisasinya. Hal ini dibuktikan dengan subjek merasa harus


mengikuti organisasinya atau lebih mementingkan perkuliahannya sendiri.
Bahkan
membuat

karena

terkontrolnya

subjek

perkuliahannya.

tidak

Akan

bisa

tetapi

subjek

oleh

mengatur
disamping

lingkungan

atau

organisasinya,

menyelesaikan

lingkungan

organisasi

tugas
yang

mengontrolnya, ketika berada di kosan subjek berusaha untuk megontrol


lingkungannya. Meskipun awalnya subjek sempat shocked dan mengambil
hati (marah, sedih, menutup diri) dengan pembicaraan warga sekitar
perilah subjek sering pulang malam, lama kelamaan subjek mengubah pola
pikir dan perilakunya. Maksudnya ia tidak menganggap pembicaraan warga
sekitar lagi dan menganggap pembicaraan hal tersebut adalah angin lalu.
Subjek pun mengubah perilakunya yang tadinya menutup diri, dan sekarang
mencoba untuk biasa. Subjek pun berusaha untuk menjelaskan kepada ibu
kosnya perihal mengapa ia sering pulang malam. Tidak hanya pada ibu
kosnya ia menjelaskan melainkan pada orang lain yang dirasa perlu
menerima penjelasan itu. Subjek juga menunjukkan sikap biasa karena ia
menanamkan persepsi dipikirannya bahwa posisinya tidak salah. Ternyata

12

sikap subjek pun membuahkan hasil. Warga sekitar dan sikap ibu kos kepada
subjek pun berubah menjadi biasa. Sikap mereka ketika bertemu dengan
subjek adalah memberi senyum. Subjek pun meresponnya dengan positif
yaitu membalas dengan senyum pula. Ini berarti subjek menunjukkan sikap
bahwa

ia

tidak

dikontrol

oleh

lingkungannya

melainkan

mengontrol

lingkungannya sendiri.
Menurut Bandura, reinforsemen penting dalam menentukan suatu
tingkah laku akan terus terjadi atau tidak, tetapi itu bukan menjadi satu
satunya pembentuk tingkah laku. Orang dapat belajar melakukan sesuatu
hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang dilihatnya.
Jika dilihat dari kasus subjek, meskipun pertemanan dalam kelas subjek
membentuk kelompok kelompok kecil (geng) dan subjek memilih bersikap
netral atau mandiri, hal itu bukan satu satunya penyebab subjek bersikap
demikian. Ada hal lain yang mendorong subjek untuk bersikap begitu.
Self Efficacy merupakan kunci self system, yaitu harapan bahwa
seseorang

bisa

dengan

usahanya

sendiri,

menguasai

situasi

dan

menyempurnakan hasil yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan apa yang ada
pada diri subjek. Subjek pun memiliki harapan untuk ke depannya, yakni
harapan pada perkuliahannya dan organisasinya. Dari hasil intervensi subjek
menyebutkan bahwa ia tidak ingin mengambil hati dengan sikap temantemannya yang buruk kepadanya. Subjek lebih memilih untuk bertindak
ketika dirasa teman teman kelasnya itu menghambat perkuliahannya.
Subjek meyakini bahwa selagi ia bisa mengerjakan tugas dari dosen, ia tidak
akan bertanya atau meminta bantuan pada teman teman kelasnya. Ia
berharap bahwa subjek dan teman temannya menunjukkan sikap yang
biasa satu sama lain.
Selain itu, subjek memiliki harapan lainnya yakni subjek ingin ia dan
organisasinya tetap harmonis dan tidak ada masalah seperti di kelas. Bisa
mengatur waktu dan tidak mengulangi kesalahan pada semester 2. Subjek
berusaha mengimbangi keduanya dan tidak ada yang menjadi salah satu
prioritasnya.
Kesimpulan dan Implikasi
Sesuai dengan hasil konseling dapat diketahui bahwa subjek mampu untuk
memecahkan atau menyusun rencana/solusi ke depannya. Hal ini terlihat
dengan penjelasan permasalahan yang disampaikan dan harapan subjek untuk
menghadapi

permasalahannya.

Ini

membuktikan

bahwa

subjek

mampu

13

mengubah cara berpikirnya mengenai permasalahan yang dihadapi. Kedepannya


subjek lebih memilih tidak menanggapi atau menggubris orang orang yang
dirasanya tidak menyukainya dan akan bersikap biasa saja dalam menghadapi
masalah. Subjek juga memiliki keinginan untuk tidak kembali ke masa masa
semester dua. Keinginan itu pun mulai direalisasikan dari semester ini. Subjek
pun

berhasil

membagi

waktu

antara

organisasinya

dan

kuliahnya.

Kesimpulannya adalah subjek sudah mampu menyelesaikan permasalahan atau


menghadapi permasalahan saat ini ataupun yang akan datang.
Dari hasil intervensi dan pembahasan di atas, konselor menaruh harapan yang
besar pada klien untuk tetap berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan.
Diharapkan subjek seterusnya mampu bersikap positif kepada masalah yang
sedang dihadapi. Selain itu, subjek pun harus mengerti bahwa sejatinya ia
adalah manusia yang dapat berpikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri,
jangan menjadi objek dari pengaruh lingkungan. Subjek harus mampu untuk
mengontrol

lingkungannya

dan

bukan

lingkungan

yang

terus

menerus

mengontrolnya. Sekalipun keduanya saling mempengaruhi.

Referensi
Anwar,Z. 2014. Praktik Konseling. Malang : UMM Press
Feist, Jess dan Feist, Gregory. 2010. Teori Kepribadian. Buku 2. Jakarta : Salemba
Humanika
Hall.S.c, Lindzey. G. 1993. Psikologi Kepribadian 2. Yogayakarta : Kanisius
Latipun. 2006. Psikologi Konseling. Malang : UMM Press
Mulyadi, Agus. 2003. Dasar dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta :
Departemen
Pendidikan Nasional

14

15

LAMPIRAN

a. Identitas Konseli
Nama Lengkap
Tempat, Tanggal Lahir
Bangsa, Agama
Alamat
Hobi
Cita-cita
Pendidikan

: P.W.J
: Palembang, 18 Januari 1995
: Indonesia, Islam
: Malang
: Renang dan Pencak Silat
: Polwan dan Manajer
: Mahasiswa

b. Wawancara konseling
No.

1.

2.
3.

Verbatim
Konselo

Assalamualaikum Wr. Wb.

r
Konseli

Selamat siang mbak putri.


Iya selamat siang. Maaf saya

Konselo

terlambat.
Oh iya tidak masalah..

r
Konseli
Konselo

Bagaimana kabarnya?
Alhamdulillah baik.
Kok pake baju hitam putih ?

Mau ujian abis ini?

Tahap

Teknik

Konseling

Konseling
Attending

16

4.

5.

6.

Konseli

Iya mau ujian. Abis ini aku ada

Konselo

praktikum soalnya.
Oke deh.. sebelumnya kan kita

sudah saling kenal. Jadi tidak

Konseli
Konselo

perlu perkenalan lagi ya..


Hehehe iya..
Oh ya tadi kesini naik apa ?

r
Konseli
Konselo

Naik motor ..
Sama siapa ? sudah sarapan

r
Konseli

belum ?
Sama pacar tadi diantar dia.
Oh udah kok.. tadi aku makan

Konselo

bareng dia..
Oh gitu.. berarti udah kenyang

dong.. hehe
Oh

ya

gimana

Apakah
7.

Konseli

ada

ujiannya

masalah

atau

hambatan gitu ?
Kemarin... ujiannya

lumayan

lancar..

mungkin

cuman

hambatannya

karena

Attending

jarang

komunikasi saja si sama anakKonselo


8.
9.

r
Konseli
Konselo
r
Konseli

anak..
Jarang komunikasi?
Closed Question
Iya...
Maksudnya kayak gimana itu ?

Eksplorasi
Pikiran

Ya

maksudnya

misalnya

seandainya biasanya kan kalo


misalnya

di

jurusan

ku

itu

kalau setiap mau uts itu kan


dosen-dosen itu kayak bagi
kisi-kisi kayak gitu loh heeh
sama bagi slide kayak ppt
kayak

materi

yang

pernah

diajarkan..sama dosennya itu


biasanya

dikasi

ke

ketua

tingkat .. itu mungkin ketua

17

tingkatku yang koordinasinya


Konselo

disitu kurang.
Jadi, kemarin sempat ada miss

r
Konseli

komunikasi ?
Kalau
di
komunikasi

10.

cuman

bilang

miss

mungkin

ada..

beberapa

nggak

seluruhnya. Nggak maksimal

11.

Konselo

aja ujiannya.
Itu untuk satu mata kuliah saja

r
Konseli
Konselo

atau beberapa mata kuliah ?


Cuma dua aja
Tapi menghambat kamu atau ?

r
Konseli

Yaaa

lumayan

menghambat

siih.. soalnya kan apa ya eee


kebetulan

12.

pelajaran

itu

memang bisa dikatakan sulit


gitu loh dibandingin dengan
pelajaran lain jadi ya lumayan
Konselo

menghambat sih.
Apa kamu sudah

pada temanmu tentang miss

Konseli

komunikasi ini ?
Iyaa aku sudaah
cuman

bertanya

tanyaaa..

pertamanya

nggak

dibales gitu loh .. mereka itu


ngebalesnya tu nggak tepat
waktu gitu.. terus kalo pas
13.

ketemu langsung yaaa iya iya


nanti dulu.. nanti dikirim di
email .. tapi wes pernah tak
cek tapi nggak ada. Cuman
yaa aku juga kan tipikal orang
yang

misalnya

orangnya

sekali

misalnya

gak

aku

tu

minta

kalo

diturutin

misalnya tu gitu ya mending


gak usah minta lagi..

18

Konselo

Kamu tau tanggapan mereka

seperti

Konseli

tanggapanmu bagaimana?
Yaa.. biasa aja si akuu... akuu

itu

ke

kamu,

lalu

tu orangnya sekarang nggak


mau ambil pusing dari kayak
gitu..

mereka

kan

punya

pemikiran sendiri sendiri dan


mungkin ya mereka pengen
nilai mereka lebih baik

14.

apalah

itu

persepsi

kan

atau

tergantung

mereka

gitu

Eksplorasi
Pikiran

...

mereka yang kayak gimanagimana kalo aku pribadi yaa


aku

yang

nyamaan
terus

penting
ngejalani

yaaa

yang

aku
kuliah

penting

nilaiku jangan sampai jeblok


kayak

nilai

semester

Konselo

kemarin.
Selain perasaan

r
Konseli

apa lagi yang kamu rasain ?


Yaa apa ya.. waktu ujian
kemarin

15.

kan

biasa

contohnya,

ada

yang

saja,

mereka

Eksplorasi

kesulitan

Perasaan

ngerjain soal, terus mereka


nanya ke aku. Nah disitu aku
Konselo

cuekin aja mereka...


Jadi kamu sekarang

menanggapi biasa aja kepada

lebih

sikap mereka ya.. dan kamu


pun disini dengan tanda kutip
16.

mencoba membalas perlakuan


mereka dengan bersikap cuek
seperti apa yang baru saja

17.

Konseli
Konselo

kamu ceritain. Bener begitu?


Iya bener.. haha
Lalu
bagaimana
hubungan

Menyimpulkan
Sementara

19

kamu dengan teman-temanmu

Konseli

? apakah ada perubahan ?


Kalau misalnya untuk sama
temen-temenku semakin kesini
aku merasa semakin biasa aja.
Dalam arti mereka sikap dan
sifatnya yang cenderung cuek
cuman aku mencoba bersikap
biasa. Jadi aku tidak terlalu
terbawa

suasana

atau

perasaan.. soalnya aku mikir


gini kalau misalnya aku terlalu
terbawa

perasaan

sama

mereka pasti ujung-ujungnya


tuh ya aku sendiri yang rugi..
aku

jadi

merasa

gak

suka

sama orang atau apa.. yang


penting

biasa

aja..

dan

sekarang juga kebetulan orang


yang punya masalah sama aku
tu

juga

ya

anaknya

udah

bersikap biasa.. jadi aku ya

18.

Konselo

wees biaasaaa..
Jadi, hubungan

temanmu itu sudah biasa aja

Konseli

sekarang ?
Iya.. jadi aku mikirnya kalo dia

kamu

dan

bersikap baik sama aku, ya


aku bales juga dengan sikap
19.

Konselo

baik.
Terus bagaimana hubungan

kamu dengan teman-teman

Konseli

kelas lainnya?
Kalao misalnya untuk itu, kan
yang cenderung berkelompok
itu kan dari kelas asalku ya..
untuk kelas yang aku pindah
itu biasa aja.. anak-anaknya

20

cenderung biasa aja. Cuman


ternyata semakin kesini, aku
kan baru sekelas dengan anakanak yang moving itu pas
sekarang ini.. itu ternyata pas
uts kemarin itu bener-bener
ngerti gimana sih cara sistem
ee persaingan kelas itu di saat
perkuliahan.. oh ternyata pas
uts memang ternyata terlihat
jelek-jeleknya. Mulai-mulai
terlihat. Cuman menurut aku
itu wes hal yang biasa gitu
looh.. karena kan setiap orang
kan pasti berusaha untuk
mendapatkan nilai yang
terbaik walaupun dengan cara
yang tanda kutip jelek kah
atau baikkah, itu kan
tergantung pilihan mereka kan
? yaudah tapi selagi aku bisa
Konselo

ngerjain ya aku ngerjain gitu..


Lalu bagaimana dengan kelas

asalmu

sikap

anak-anak

kelas ketika ujian seperti apa


20.
Konseli

ke kamu ?
Yaa mereka biasa aja sih..
biasa.. cuman lebih condong

21.

Konselo

ke pelitnya aja sih..


Pernah kamu tidak

r
Konseli

jawaban dari temanmu ?


Pernah.. pernah waktu itu...

diberi

saat itu waktu udah mepet kan


tau sendiri kan kalo uts kayak
gimana

mepet

dan

waktunya
itu

aku

udah
masih

kurang banyak.. dan temenku

21

yang

duduk

dibelakangku

cewek itu dia tuh apa eee tak


tanyak, padahal dia itu udah
tapi

dia

bilang

ia

bentar-

bentar... dia alesannya temen


belakangnya
padahal
itu

mau

temen

udah

ngeliat..

belakangnya

punya

contekan

sendiri. Tapi anak itu tetep


nggak mau ngasih liat ke aku..
aku tau anak itu nggak mau
ngasih tau aku .. dia langsung
cepet-cepet

ngumpulin..

itu

buat aku jadi tamparan besar


banget.. waah ternyata kayak
gini.. soalnya aku nggak abis
pikir yaa.. orang itu pernah tak
bantu di kelas.. itu yang buat
aku ngerasa.. ooooo giniiiiii...
soalnya kalau misalnya orang
yang nggak pernah tak bantu
terus bersikap seperti itu ya
aku nggak permasalahin gitu
loh.. lah ini masalahnya orang
itu udah pernah aku bantuin..
dalam arti dia punya utang
budi ke aku ... nggak berfikir
yaaa menurut aku .. nah dia
ngelakuin kayak gitu berarti
aku ngerasa oh sudah keliatan
22.

Konselo

sifat jeleknya dia.


Kalau aku jadi kamu merasa

r
Konseli

sangat sebal kepada dia..


Hahaha iyaaa sebel banget
sama itu orang.. pertamanya
aku

seuuubel

langsung

yaa

polpolan

aku

pertama

kali

Konfrontasi

22

setelah uas ketemu dia aku


seuubeeell sangat pol weess...
tapi ya udah lah sekarang aku
mikir gini buat apa yaaa.. itu
emang yaa.. sifatnya dia tuh
kayak gitu .. aku tipikal orang
yang apa ya.. kalau aku udah
digituin sama orang lain, aku
nganggepnya
zalimi

ya

aku
kan

udah
ya..

di
jadi

langsung... ya Allah ada ya


orang

yang

kayak

gitu

..

cuman kau yang bisa balas


perlakuan

dia..

lama

kelamaan ya keliatan

terlihat

sendiri kok orangnya memang


menurut aku gini loh ... terlihat
sendiri walaupun IP nya gede
tapi dari hasil yang kayak gitu,
basi banget! Bukan aku kok
yang bales dia.. nanti dia yang
bakal dapet balasan dari orang

23.

Konselo

lain kok.
Lalu bagaimana sikap kamu

r
Konseli

kepada orang tersebut ?


Yaa aku biasa aja sih.. cuman
ya aku memposisikan diriku

24.

25.
26.

Konselo

untuk tidak terlalu deket..


Maksud kamu jaga jarak ?

r
Konseli

Haha ... iya jaga jarak sama

Konselo

dia...
Oh.. oke.. lalu bagaimana

r
Konseli

dengan organisasimu ?
Yaa aku masih latihan rutin ....

Konselo

lumayan lah ...


Lancar atau ada yang kamu

rasa menjadi hambatan?

23

Konseli

Nggak ada sih. Cuman aku


kasihan aja sama adik tingkat.
Soalnya mereka ditekan oleh

Konselo

senior..
Lalu
bagaimana

kamu

Konseli

ditekannya?
Ooohh nggak.. mereka tidak

dengan

apakah

sama

menekan.. aku sama senior

27.

dan

adik

tingkat

seperti

saudara sendiri. Yaa jadinya


nggak

ada

yang

Konselo

dipermasalahin..
Ooh jadi kamu mendapatkan

penerimaan yang baik dalam

Konseli

organisasimu?
So far.. aku nyaman.. yap

Konselo

baik..
Apakah

r
Konseli

menghambat perkuliahanmu?
mmmm... dulu iya..

Konselo

sekarang ?

30.

r
Konseli

Nggak terlalu sih..

31.

Konselo

Oke... kalau bedanya dulu dan

r
Konseli

sekarang apa ?
Yaaa kalau dulu mah waktu

28.

29.

organisasimu

semester 2 ya.. jadul banget


itu.. aku sering pulang malam..
ya

sekarang

sih

aku

juga

sering pulang malam karena


latihan.. cuman tidak sesering
dulu.. cukup mengganggu aku
untuk ngerjain tugas lah.. yang
belajar lah.. yang kelompokkan
lah..

duh

pokoknya

waktu

semester dua aku bener-bener


anjlok banget ipk-ku. Nah tapi

Closed Question

Menjernihkan

24

alhamdulillah

sekarang

kan

karena waktu latihanku udah


berkurang

jadi,

aku

bisa

Konselo

memanage belajarku sih..


Biasanya pulang malam jam

r
Konseli

berapa ?
Jam 3 subuh aku baru pulang..
nah biasanya kan sama senior-

32.

seniorku

juga..

mbak-mbak

dari UB itu kalo udah pulang ke


maleman

33.

pasti

tidurnya

di

Konselo

kosku..
Wow ! jam 3 subuh ? latihan

sampai jam segitu pasti capek

Konseli

banget..
Iya capek banget.. tapi ya
dibawa seneng aja sih mir..

34.

Konselo

hahaha
Lalu kamu dibolehin masuk ke

kos

Konseli

penjaganya?
Nah itu dia.. aku sering ribut

emang

nggak

ada

gitu sama ibu kosku .. eh


sebernya nggak bisa dibilang
ribut sih.. cuman ya gitu deh ..
aku

sering

banget

ditegur

sama ibu kosku.. duluuuuuu


aku sering di tegur.. tapi kalo
sekarang
intensitas

jarang

..

karena

latihanku

nggak

sepadat dulu. Kamu tau, aku


sampek dikatain cewek nggak
bener sama tetangga-tetangga
kosku.. soalnya ya memang
disana eee kalo misalnya ee
itu kan di Jetis.. di Jetis itu kan
tipikal orangnya yang ee apa
kayak

ee

misalnya

aaahh

Empati

25

kampung

lah...

yaa

suka

ngerumpi jadi biasaaa.. uda


biasa banget .. jadi yaudah
eee apa ya aku dikatain ginigini lah.. cewek nggak bener
lah .. dan untungnya disana tu
ya di Jetis itu banyak pelatihpelatihku juga.. yaa tapi ibu
kosku juga rajin negur aku ..
cuman

karena

aku

lebih

mementingkan sodar-sodaraku
yaaa

aku

nggak

masalah..

nggak mau dengerin mereka


mau ngomong apa.. yaaa kalo
ibu kosku negur aku, pasti aku
35.

Konselo

ngeles-ngeles lah..
Awal mulanya seperti

sampai kamu dikatain kayak

Konseli

gitu ?
Yaaa

itu

dulu

apa

kan

aku

latihannya padeet mir.. jadi


pulangnya
kan

aku

maleeem..
pulangnya

terus
subuh

subuh terus.. dan itu kan apa


ya.. kan kalo misalnya kayak
gitu..aku

pulangnya

mesti

dianterin sama letinganku, nah


letinganku
mungkin

ini

cowok..

pemikiran

ya

mereka

jadi jelek ke aku karena aku


dianterin sama cowok. Kamu
tau?? Mereka itu ya ngegosipin
aku ibu-ibu itu sampe nyebar
ke
nah

gang-gang
untungnya

sebelahnya..
di

gang

sebelahnya memang ada salah


satu pelatihku.. jadi ibu kosnya

26

itu yang ngejelasin ke ibu-ibu


lainnya

kalo

memang

organisasiku

memang

biasanya pulang latihan jam


segitu.. yaa aku ngerasanya
ibu itu jadi sedikit nyelamatin
nama

baikku

gitu..

dan

sekarang pun kalo misalnya


aku lagi latihan lagi itu paling
banter paling malem ya aku
Konselo

pulangnya jam 3 malam..


Bagaimana perasaan kamu

r
Konseli

diomongin kayak gitu ?


Aku marah ! aku marah cuman
aku

marahnya

karena

aku

merasa bener.. yaa aku nggak


terlalu .. toh aku juga udah
ngejelasin sama ibu kos ku..

36.

kalo ibu perlu bukti biar ibu tau


kayak

gimana

apalagi

37.

latiannya..

dikatakan

nggak

bener..

coba

yang

cewek

cewek
mau

mana

dikatain

Konselo

sebagai cewek nggak bener..


Sampai sekarang bagaimana

r
Konseli

sikap ibu kosmu ?


Yaa aku males aja..
bantu-bantu..

aku

males

ngehindar

aja.. terlebih dia begitu ke


aku.. toh aku juga udah ngasih
penjelasan ke dia, cuman sikap
dia masih begitu begitu . dia
senyum.

Cuman

anggepnya

halah

aku
..

ya

kesannya munafik gitu.. kalo


aku sih mikirnya gini sudahlah
terserah kamu wes itu biarlah

Eksplorasi
perasaan

27

jadi opinimu dan sekarang ini


yang

aku

jalani

kok.

Udah

nggak banyak ngomong sih


38.

Konselo

sama dia..
Oke deh

nyimpulin dari awal dulu ya..

kalo

sekarang

gitu..

aku

sikapmu

sama

temen-temen mu yang di kelas


sebelumnya

sudah

biasa,

sikap

dan

mulai
temen-

temenmu yang sekarang yang


sebelumnya
jelek

ke

yang

kamu

biasa

jadi

sudah

mulai

terus

berpikir

bagaimana

katanya

udah

kamu

mulai

sekarang

biasa

dengan

positif..

kamu

dan

menyikapi

sikap temen-temenmu sudah


cukup

positif..

dan

dalam

organisasimu pun kamu sudah


merasa
yang

nyaman,

tidak

menekan

ada

kamu,

penerimaan pada kamu pun


juga

baik

terus

pokoknya

nggak ada masalah lah. Dan


untuk masalah yang dikosan
walaupundulu

kamu

masih

ngambil hati tapi kamu juga


berusaha untuk menunjukkan
sikapmu untuk mengclearkan
seperti
kepada

apa
ibu

masalahnya
kosmu

dan

sekarang juga jadi biasa. Aku


perhatiin dari apa yang kamu
ceritain.. dari apa sikap tementemen kelasmu, tetangga di

Kesimpulan

28

kosanmu,

semuanya

mulai

biasa ke kamu.. sikapnya mulai


kembali normal.. kamu lebih
bersikap

positif

sekarang,

apalagi untuk masalah kuliah,


organisasi.
kamu

Bagaimana

membagi

organisasi,

dan

cara
kuliah-

organisasi-

kuliah. Oh ya aku mau nanya,


kedepannya

kamu

punya

harapan apa sih untuk kuliah


Konseli

dulu deh ?
Kalo
kedepannyaa..

untuk

mungkin

harapan

aku

kedepannya

aku

bisa

lebih

maksimal lagi dalam kuliah..


aku

nggak

mendapatkan

berharap

aku

sahabat

disini

gitu.. aku nggak berharap di


kota

sebesar

mendapatkan
aku

disini

ini

aku

sahabat
aku

tapi..

berharap

dapatkan orang yang benerbener

lebih

dari

sahabat.

Dalam arti orang yang bisa


menjadi saudara aku, keluarga
39.

Konselo

aku disini.
Terus untuk

untuk

Konseli

apa ?
Kalo untuk organisasiku yang
paling

harapan

organisasimu

penting

itu

kamu
seperti

leting-

letingannku termasuk aku pun


apa

yaa

bisa

lebih

memaksimalkan lagi . dalam


artian

apa

ya...

aku

kan

pengennya tu organisasi ya

29

orang

yang

organisasi

ada

itu

bener-bener
organisasi.

di

orang
tau

Dan

menjalankan

dalam

apa

yang

landasan
kita

pun

yang

kita

Konselo

mau.
Saya berharap hal yang sama

untuk

anda..

baik

semoga

sukses ujiannya. Apakah masih


40.

ada hal lain yang ingin kamu


Konseli

sampaikan?
Tidak.. haha iya terima kasih...

Konselo

Baik jika tidak ada.. emm kita

akhiri

sampai

disini

dulu

ngobrol ngobrolnya.. kalau


memang

41.

42.

ada

yang

ingin

diobrolin lagi mungkin kita bisa


Konseli

ngobrolin di luar..
Oke deh.. sip sip.. Makasih ya

Konselo

mir..
Haha

r
Konseli

sampai jumpa di lain waktu.


Oke..

iya

sama

sama..

c. Keterbatasan konselor selama konseling


Keterbatasan konselor selama konseling adalah belum menguasai
sepenuhnya teknik. Belum mampu memaksimalkan konseling dengan
menggunakan pendekatan konselor dikarenakan timbul berbagai
permasalahan baru di dalamnya.
d. Evaluasi konselor.
1. Kekurangan
Diawal kurang begitu sempurna membangun raport yang akhirnya
membuat suasana sedikit kaku di awal perbincangan.
2. Kelebihan
Karena sebelumnya konselor dan klien saling mengenal satu sama lain,
jadi tidak begitu sulit mengungkapkan permasalahan yang dimilikinya.
Konselor pun dapat membuat konseli nyaman dalam menyampaikan
permasalahannya. Konselor juga mampu menggali atau

30

mengembangkan lebih jauh permasalahan pada diri konseli sehingga


diketemukan permasalah baru dalam diri subjek.

Anda mungkin juga menyukai