Konseling Kelompok
Konseling Kelompok
ABSTRAK
Terkadang ketika kita menghadapi masalah, bingung bagaimana menyelesaikan
masalah tersebut. Salah satu solusinya adalah dengan berkonseling. Konseling
adalah proses yang melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang
profesional (konselor) menggunakan metode metode psikologi atas dasar
pengetahuan
meningkatkan
sistematik
kesehatan
tentang
tentang
kepribadian
manusia
dalam
upaya
kepribadian
manusia
dalam
upaya
Pendahuluan
Dalam keseharian, manusia memiliki banyak masalah dari yang ringan
hingga yang berat. Permasalahan tersebut yang semula ringan jika tidak
diselesaikan akan menimbulkan permasalahan yang lebih besar. Jika demikian,
maka akan menimbulkan stress pada diri kita. Terkadang ketika kita menghadapi
masalah, bingung bagaimana menyelesaikan masalah tersebut. Biasanya
sebagian dari kita lebih memilih memendam masalah atau berusaha sendiri
menyelesaikan masalah, ada pula yang memilih untuk berbagi dan mencari
solusi permasalahan dengan curhat kepada orang terdekat kita. Akan tetapi, jika
diantara kita masih bingung dengan penyelesaian masalah yang tak kunjung
usai, mungkin bisa mencoba alternatif lainnya, yakni dengan berkonseling.
Konseling menurut C. Patterson (1959) mengemukakan bahwa konseling
adalah proses yang melibatkan hubungan antar pribadi antara seorang
profesional (konselor) menggunakan metode metode psikologi atas dasar
pengetahuan
sistematik
meningkatkan
tentang
kesehatan
tentang
kepribadian
manusia
dalam
upaya
kepribadian
manusia
dalam
upaya
pengertian
konseling
secara
umum
adalah
seseorang
yang
membantu
menggambarkan
masalah
agar
klien
lebih
memahami
uraian
diatas,
penulis
menggunakan
pendekatan
melakukan
asesmen,
konselor
menggunakan
metode
menggunakan
obsevasi
non
sistematis
yang
mana
konselor
hanya
jenis
terlalu dekat. Diantara mereka ada gengsi satu sama lain. Subjek lebih
nyaman untuk membicarakan hal-hal privasinya kepada sahabat-sahabat
SMA-nya ketimbang kepada keluarga (orang tua dan saudari-nya).
Dapat dilihat bahwa sebenarnya subjek merasa tidak nyaman dengan
kondisi kelas dan hubungan pertemanannya. Akan tetapi, disini subjek
berusaha untuk tetap tidak mempedulikan hal tersebut. Subjek secara tidak
langsung lebih memilih untuk menghindar dari masalah itu. Meskipun
sebelumnya subjek berusaha untuk mengklarifikasi pada teman-temannya
yang dianggapnya memiliki masalah dan tidak kunjung membuahkan hasil.
Akhirnya subjek lebih memilih untuk membiarkan dan tidak mengambil
pusing. Walau sebenarnya subjek tidak ingin mempedulikan, dari apa yang
dia sampaikan dan dengan gestur tubuhnya saat ia menjelaskan hal tersebut
terlihat bahwa subjek marah dan kesal dengan perlakuan yang diterimanya.
Disisi lain subjek memiliki motivasi sendiri untuk tetap bangkit.
Dalam
keluarga
pun
begitu,
hubungannya
dengan
kakak
Talbert
(1959)
mengungkapkan
definisi
konseling
yakni
hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang
dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuankemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam
Tujuan konseling
Secara umum konseling memiliki tujuan untuk membantu atau
menyelesaikan permasalahan yang dimiliki seseorang (klien). Selain itu
konseling juga bertujuan agar klien dapat menacapi tujuan dan membatu
keputusan keputusan yang akan dipilih klien melalui pilihan yang telah
diinformasikan dengan baik serta mampu membangun kehidupan
mereka secara keseluruhan.
Pendekatan konseling
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan behavioristik dari
Albert Bandura. Bandura dalam teorinya berpendapat bahwa manusia
dapat berpikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri; sehingga mereka
bukan semata-mata budak yang menjadi objek pengaruh lingkungan.
Sifat kausal bukan dimiliki sendiriran oleh lingkungan, karena orang dan
lingkungan saling mempengaruhi. Bandura juga menyatakan banyak
aspek fungsi kepribadian melibatkan interaksi orang itu dengan orang
lainnya.
Dampaknya,
teori
kepribadian
yang
memadai
harus
situasi dan
Tahapan konseling
1
Tahap Awal
a
keberhasilan
seorang
konselor
adalah
membangun
berusaha
menaksir
kemungkinan
masalah
dan
Negosiasi kontrak
Kontrak berisikan :
1. Kontrak waktu, berapa lama waktu pertemuan yang
diinginkan oleh kedua belah pihak tanpa ada salah satu
yang keberatan.
2. Kontrak kerjasama, terbinanya peran dan tanggung jawab
bersama antara konselor dan konseli dalam seluruh
kegiatan konseling.
Tahap Pertengahan
a
Tahap Akhir
a
b. Hasil Intervensi
Dari konseling yang sudah dilakukan, konselor melewati beberapa
tahap dalam menyelesaikan permasalahan klien. Asesmen sudah konselor
lakukan bersama konseli dan dilakukan beberapa kali sebelum konseling ini
guna mendapatkan gambaran permasalahan secara umum. Pada awal
konseling konselor berusaha mengidentifikasi permasalahan utama klien.
Dapat diketahui bahwa permasalahan klien masih sama yakni penerimaan
diri di dalam kelas yang kurang menyenangkan. Klien menceritakan
permasalahan
yang
hampir
sama.
Akan
tetapi,
klien
menceritakan
bahwa subjek sudah bersikap positif untuk bertanya atau mencari kejelasan
meskipun peenerimaan yang didapat tidak menyenangkan. Subjek pun
bercerita bahwa ia membalas sikap teman temannya itu dengan tidak
menggubris atau cuek ketika ada ujian.
Konselor pun mencoba mencari tahu alasan subjek membalas
perlakuan teman temannya itu. Dari jawaban subjek diketahui bahwa ia
ingin mereka mendapatkan apa yang seharusnya mereka rasakan juga dan
disitu subjek merasa senang atau puas dengan tindakannya.
Disini konselor menggambarkan kembali permasalahan subjek dari
awal. Kemudian timbul respon dari subjek yang mana ia mengatakan bahwa
ia mencoba untuk biasa terhadap teman temannya dan tidak mengambil
hati. Subjek juga mengatakan untuk mencoba memaafkan sikap mereka.
Tahap selanjutnya konselor mencoba untuk mengeksplor perasaan
subjek terhadap sikap salah satu temannya yang dulu pernah diceritakan.
Subjek mengatakan dirinya dan teman kelasnya itu sudah mulai bersikap
biasa dan mencoba untuk menyembunyikan atau menutupi rasa tidak suka
satu sama lainnya. Sikap temannya yang dulu sering menyindir klien
sekarang sudah tidak pernah dilakukannya. Jadi, sekarang subjek lebih
merasa biasa dan menganggap sudah tidak memiliki masalah dengan orang
tersebut.
Selain mengeksplor permasalahan teman teman kelasnya, konselor
berusaha
mengeksplor
permasalahan
lainnya.
Konselor
menanyakan
merasa
nyaman
dengan
penerimaan
yang
diterimanya
dalam
dua
ia
sempat
mendapatkan
IPK
yang
buruk
dan
sering
terpuruknya tapi itulah jalan yang memang ia pilih. Ia berani ikut organisasi
dan berani mengambil resikonya. Ia mengatakan salah satu harus ada yang
ia korbankan sekaligus nama baik dan perkuliahannya.
Dari penjelasan tersebut, konselor melihat meskipun disisi lain subjek
merasa terpuruk dan tidak tahu harus berbuat apa, namun sebenarnya
subjek sadar itulah resiko yang diterimanya itulah konsekuensinya. Subjek
tetap berpikir positif dan tidak menyalahkan keadaan.
Sedangkan untuk masalah yang sekarang, subjek berusaha untuk
mengubah hidupnya menjadi lebih baik. Memperbaiki perkuliahannya dari
awal kembali dikarenakan berkurangnya kegiatan di organisasinya. Meskipun
terkadang subjek masih pulang larut malam untuk latihan di organisasinya,
subjek berusaha tetap mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen. Disini
konselor melihat bahwa sikap dari subjek menunjukkan sikap positif yang
mana ia berusaha untuk mengubah keadaannya yang semula terpuruk dan
sekarang berangsur-angsur membaik. Jadi, konselor dapat menyimpulkan
konseli
lebih
bijak
dalam
menentukan
tindakan
kedepannya.
Subjek
10
apa yang harus dia lakukan. Subjek pun mengubah cara berpikirnya dalam
menghadapi permasalahan di atas. Subjek dapat memosisikan dirinya ketika
berhadapan dengan masalah dan mengubah cara pandang serta tingkah
lakunya.
Pembahasan
Bandura berpendapat manusia dapat berpikir dan mengatur tingkah
lakunya sendiri; sehingga mereka bukan semata-mata budak yang menjadi
objek pengaruh lingkungan. Sifat kausal bukan dimiliki sendirian oleh
lingkungan, karena orang dan lingkungan saling mempengaruhi. Bandura
juga menyatakan banyak aspek fungsi kepribadian melibatkan interaksi
orang itu dengan orang lainnya. Dampaknya, teori kepribadian yang
memadai harus memperhitungkan konteks sosial dimana tingkah laku itu
diperoleh dan dipelihara.
Dalam kasus ini, subjek berpikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri.
Dalam artian, ketika subjek berada di dalam kelas dan melihat kondisi
kelasnya seperti apa dan penerimaan dirinya di kelas bagaimana, subjek
mengkondisikan tingkah lakunya seperti apa dan berpikir harus seperti apa
ketika menghadapi hal tersebut. Ketika penerimaan teman-teman kelasnya
terhadap dirinya buruk, subjek mengacuhkan sikap teman-temannya dan
menganggapnya bukan suatu hal yang perlu dipikirkan. Penerimaan yang
buruk antara lain subjek dikucilkan dan dijauhi dengan alasan karena subjek
tidak mengikuti salah satu kelompok (geng) di dalam kelasnya. Ketika
melihat
bentuk
pertemanan
di
kelas
dengan
berkelempok,
subjek
11
menyatakan
bahwa
manusia
untuk
organisasinya.
mengorbankan
Disini
konselor
kuliahnya
melihat
dan
bahwa
memilih
subjek
aktif
dikontrol
pada
oleh
karena
terkontrolnya
subjek
perkuliahannya.
tidak
Akan
bisa
tetapi
subjek
oleh
mengatur
disamping
lingkungan
atau
organisasinya,
menyelesaikan
lingkungan
organisasi
tugas
yang
12
sikap subjek pun membuahkan hasil. Warga sekitar dan sikap ibu kos kepada
subjek pun berubah menjadi biasa. Sikap mereka ketika bertemu dengan
subjek adalah memberi senyum. Subjek pun meresponnya dengan positif
yaitu membalas dengan senyum pula. Ini berarti subjek menunjukkan sikap
bahwa
ia
tidak
dikontrol
oleh
lingkungannya
melainkan
mengontrol
lingkungannya sendiri.
Menurut Bandura, reinforsemen penting dalam menentukan suatu
tingkah laku akan terus terjadi atau tidak, tetapi itu bukan menjadi satu
satunya pembentuk tingkah laku. Orang dapat belajar melakukan sesuatu
hanya dengan mengamati dan kemudian mengulang apa yang dilihatnya.
Jika dilihat dari kasus subjek, meskipun pertemanan dalam kelas subjek
membentuk kelompok kelompok kecil (geng) dan subjek memilih bersikap
netral atau mandiri, hal itu bukan satu satunya penyebab subjek bersikap
demikian. Ada hal lain yang mendorong subjek untuk bersikap begitu.
Self Efficacy merupakan kunci self system, yaitu harapan bahwa
seseorang
bisa
dengan
usahanya
sendiri,
menguasai
situasi
dan
menyempurnakan hasil yang diinginkan. Hal ini sesuai dengan apa yang ada
pada diri subjek. Subjek pun memiliki harapan untuk ke depannya, yakni
harapan pada perkuliahannya dan organisasinya. Dari hasil intervensi subjek
menyebutkan bahwa ia tidak ingin mengambil hati dengan sikap temantemannya yang buruk kepadanya. Subjek lebih memilih untuk bertindak
ketika dirasa teman teman kelasnya itu menghambat perkuliahannya.
Subjek meyakini bahwa selagi ia bisa mengerjakan tugas dari dosen, ia tidak
akan bertanya atau meminta bantuan pada teman teman kelasnya. Ia
berharap bahwa subjek dan teman temannya menunjukkan sikap yang
biasa satu sama lain.
Selain itu, subjek memiliki harapan lainnya yakni subjek ingin ia dan
organisasinya tetap harmonis dan tidak ada masalah seperti di kelas. Bisa
mengatur waktu dan tidak mengulangi kesalahan pada semester 2. Subjek
berusaha mengimbangi keduanya dan tidak ada yang menjadi salah satu
prioritasnya.
Kesimpulan dan Implikasi
Sesuai dengan hasil konseling dapat diketahui bahwa subjek mampu untuk
memecahkan atau menyusun rencana/solusi ke depannya. Hal ini terlihat
dengan penjelasan permasalahan yang disampaikan dan harapan subjek untuk
menghadapi
permasalahannya.
Ini
membuktikan
bahwa
subjek
mampu
13
berhasil
membagi
waktu
antara
organisasinya
dan
kuliahnya.
lingkungannya
dan
bukan
lingkungan
yang
terus
menerus
Referensi
Anwar,Z. 2014. Praktik Konseling. Malang : UMM Press
Feist, Jess dan Feist, Gregory. 2010. Teori Kepribadian. Buku 2. Jakarta : Salemba
Humanika
Hall.S.c, Lindzey. G. 1993. Psikologi Kepribadian 2. Yogayakarta : Kanisius
Latipun. 2006. Psikologi Konseling. Malang : UMM Press
Mulyadi, Agus. 2003. Dasar dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta :
Departemen
Pendidikan Nasional
14
15
LAMPIRAN
a. Identitas Konseli
Nama Lengkap
Tempat, Tanggal Lahir
Bangsa, Agama
Alamat
Hobi
Cita-cita
Pendidikan
: P.W.J
: Palembang, 18 Januari 1995
: Indonesia, Islam
: Malang
: Renang dan Pencak Silat
: Polwan dan Manajer
: Mahasiswa
b. Wawancara konseling
No.
1.
2.
3.
Verbatim
Konselo
r
Konseli
Konselo
terlambat.
Oh iya tidak masalah..
r
Konseli
Konselo
Bagaimana kabarnya?
Alhamdulillah baik.
Kok pake baju hitam putih ?
Tahap
Teknik
Konseling
Konseling
Attending
16
4.
5.
6.
Konseli
Konselo
praktikum soalnya.
Oke deh.. sebelumnya kan kita
Konseli
Konselo
r
Konseli
Konselo
Naik motor ..
Sama siapa ? sudah sarapan
r
Konseli
belum ?
Sama pacar tadi diantar dia.
Oh udah kok.. tadi aku makan
Konselo
bareng dia..
Oh gitu.. berarti udah kenyang
dong.. hehe
Oh
ya
gimana
Apakah
7.
Konseli
ada
ujiannya
masalah
atau
hambatan gitu ?
Kemarin... ujiannya
lumayan
lancar..
mungkin
cuman
hambatannya
karena
Attending
jarang
r
Konseli
Konselo
r
Konseli
anak..
Jarang komunikasi?
Closed Question
Iya...
Maksudnya kayak gimana itu ?
Eksplorasi
Pikiran
Ya
maksudnya
misalnya
di
jurusan
ku
itu
materi
yang
pernah
dikasi
ke
ketua
17
disitu kurang.
Jadi, kemarin sempat ada miss
r
Konseli
komunikasi ?
Kalau
di
komunikasi
10.
cuman
bilang
miss
mungkin
ada..
beberapa
nggak
11.
Konselo
aja ujiannya.
Itu untuk satu mata kuliah saja
r
Konseli
Konselo
r
Konseli
Yaaa
lumayan
menghambat
12.
pelajaran
itu
menghambat sih.
Apa kamu sudah
Konseli
komunikasi ini ?
Iyaa aku sudaah
cuman
bertanya
tanyaaa..
pertamanya
nggak
misalnya
orangnya
sekali
misalnya
gak
aku
tu
minta
kalo
diturutin
18
Konselo
seperti
Konseli
tanggapanmu bagaimana?
Yaa.. biasa aja si akuu... akuu
itu
ke
kamu,
lalu
mereka
kan
punya
14.
apalah
itu
persepsi
kan
atau
tergantung
mereka
gitu
Eksplorasi
Pikiran
...
yang
nyamaan
terus
penting
ngejalani
yaaa
yang
aku
kuliah
penting
nilai
semester
Konselo
kemarin.
Selain perasaan
r
Konseli
15.
kan
biasa
contohnya,
ada
yang
saja,
mereka
Eksplorasi
kesulitan
Perasaan
lebih
17.
Konseli
Konselo
Menyimpulkan
Sementara
19
Konseli
suasana
atau
perasaan
sama
jadi
merasa
gak
suka
biasa
aja..
dan
juga
ya
anaknya
udah
18.
Konselo
wees biaasaaa..
Jadi, hubungan
Konseli
sekarang ?
Iya.. jadi aku mikirnya kalo dia
kamu
dan
Konselo
baik.
Terus bagaimana hubungan
Konseli
kelas lainnya?
Kalao misalnya untuk itu, kan
yang cenderung berkelompok
itu kan dari kelas asalku ya..
untuk kelas yang aku pindah
itu biasa aja.. anak-anaknya
20
asalmu
sikap
anak-anak
ke kamu ?
Yaa mereka biasa aja sih..
biasa.. cuman lebih condong
21.
Konselo
r
Konseli
diberi
mepet
dan
waktunya
itu
aku
udah
masih
21
yang
duduk
dibelakangku
dia
bilang
ia
bentar-
mau
temen
udah
ngeliat..
belakangnya
punya
contekan
ngumpulin..
itu
Konselo
r
Konseli
seuuubel
langsung
yaa
polpolan
aku
pertama
kali
Konfrontasi
22
ya
aku
kan
udah
ya..
di
jadi
yang
kayak
gitu
..
dia..
lama
kelamaan ya keliatan
terlihat
23.
Konselo
lain kok.
Lalu bagaimana sikap kamu
r
Konseli
24.
25.
26.
Konselo
r
Konseli
Konselo
dia...
Oh.. oke.. lalu bagaimana
r
Konseli
dengan organisasimu ?
Yaa aku masih latihan rutin ....
Konselo
23
Konseli
Konselo
senior..
Lalu
bagaimana
kamu
Konseli
ditekannya?
Ooohh nggak.. mereka tidak
dengan
apakah
sama
27.
dan
adik
tingkat
seperti
ada
yang
Konselo
dipermasalahin..
Ooh jadi kamu mendapatkan
Konseli
organisasimu?
So far.. aku nyaman.. yap
Konselo
baik..
Apakah
r
Konseli
menghambat perkuliahanmu?
mmmm... dulu iya..
Konselo
sekarang ?
30.
r
Konseli
31.
Konselo
r
Konseli
sekarang apa ?
Yaaa kalau dulu mah waktu
28.
29.
organisasimu
sekarang
sih
aku
juga
duh
pokoknya
waktu
Closed Question
Menjernihkan
24
alhamdulillah
sekarang
kan
jadi,
aku
bisa
Konselo
r
Konseli
berapa ?
Jam 3 subuh aku baru pulang..
nah biasanya kan sama senior-
32.
seniorku
juga..
mbak-mbak
33.
pasti
tidurnya
di
Konselo
kosku..
Wow ! jam 3 subuh ? latihan
Konseli
banget..
Iya capek banget.. tapi ya
dibawa seneng aja sih mir..
34.
Konselo
hahaha
Lalu kamu dibolehin masuk ke
kos
Konseli
penjaganya?
Nah itu dia.. aku sering ribut
emang
nggak
ada
sering
banget
ditegur
jarang
..
karena
latihanku
nggak
ee
misalnya
aaahh
Empati
25
kampung
lah...
yaa
suka
karena
aku
lebih
mementingkan sodar-sodaraku
yaaa
aku
nggak
masalah..
Konselo
ngeles-ngeles lah..
Awal mulanya seperti
Konseli
gitu ?
Yaaa
itu
dulu
apa
kan
aku
aku
maleeem..
pulangnya
terus
subuh
pulangnya
mesti
ini
cowok..
pemikiran
ya
mereka
gang-gang
untungnya
sebelahnya..
di
gang
26
kalo
memang
organisasiku
memang
baikku
gitu..
dan
r
Konseli
marahnya
karena
aku
36.
gimana
apalagi
37.
latiannya..
dikatakan
nggak
bener..
coba
yang
cewek
cewek
mau
mana
dikatain
Konselo
r
Konseli
aku
males
ngehindar
Cuman
anggepnya
halah
aku
..
ya
Eksplorasi
perasaan
27
aku
jalani
kok.
Udah
Konselo
sama dia..
Oke deh
kalo
sekarang
gitu..
aku
sikapmu
sama
sudah
biasa,
sikap
dan
mulai
temen-
ke
yang
kamu
biasa
jadi
sudah
mulai
terus
berpikir
bagaimana
katanya
udah
kamu
mulai
sekarang
biasa
dengan
positif..
kamu
dan
menyikapi
positif..
dan
dalam
nyaman,
tidak
menekan
ada
kamu,
baik
terus
pokoknya
kamu
masih
apa
ibu
masalahnya
kosmu
dan
Kesimpulan
28
kosanmu,
semuanya
mulai
positif
sekarang,
Bagaimana
membagi
organisasi,
dan
cara
kuliah-
organisasi-
kamu
punya
dulu deh ?
Kalo
kedepannyaa..
untuk
mungkin
harapan
aku
kedepannya
aku
bisa
lebih
nggak
mendapatkan
berharap
aku
sahabat
disini
sebesar
mendapatkan
aku
disini
ini
aku
sahabat
aku
tapi..
berharap
lebih
dari
sahabat.
Konselo
aku disini.
Terus untuk
untuk
Konseli
apa ?
Kalo untuk organisasiku yang
paling
harapan
organisasimu
penting
itu
kamu
seperti
leting-
yaa
bisa
lebih
apa
ya...
aku
kan
pengennya tu organisasi ya
29
orang
yang
organisasi
ada
itu
bener-bener
organisasi.
di
orang
tau
Dan
menjalankan
dalam
apa
yang
landasan
kita
pun
yang
kita
Konselo
mau.
Saya berharap hal yang sama
untuk
anda..
baik
semoga
sampaikan?
Tidak.. haha iya terima kasih...
Konselo
akhiri
sampai
disini
dulu
41.
42.
ada
yang
ingin
ngobrolin di luar..
Oke deh.. sip sip.. Makasih ya
Konselo
mir..
Haha
r
Konseli
iya
sama
sama..
30