Ortho Bowoedited
Ortho Bowoedited
ORTODONTIK
NOMOR MODEL
0 15 9 19
NAMA PASIEN
OPERATOR
: Fitria Nuraini
PEMBIMBING
BAGIAN ORTODONSIA
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
BAGIAN ORTODONSIA
I.
II.
IDENTITAS
Operator
: Fitria Nuraini
No. Mhs
: 11/316044/KG/08917
Pembimbing
Nomor Model
: 0 15 9 19
Nama Pasien
Suku
: Jawa
Umur
: 19 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
Kode Pos
: 56153
Telp
: 089674408739
Pekerjaan
: Mahasiswa
Nama ayah
: Subardi
Suku
: Jawa
Umur
: 65 tahun
Pekerjaan
: Pensiunan
Nama ibu
: Sumarni
Suku
: Jawa
Umur
: 50 tahun
Pekerjaan
: Guru
Telp
: 085292145107
WAKTU PERAWATAN
III.
A.
Pendaftaran
Pencetakan
Pemasangan alat
: Belum dilakukan
Retainer
: Belum dilakukan
PEMERIKSAAN KLINIS
Pasien belum pernah ke dokter gigi dan kondisi giginya gigis waktu TK.
Gigi Bercampur
Pasien belum pernah ke dokter gigi. Pada saat pergantian gigi susu dengan gigi
permanen, gigi yang goyah dicabut sendiri. Pada periode ini pasien merasa giginya mulai
tidak rapi.
Gigi Permanen
Pasien pernah mencabutkan gigi geraham kanan atas karena karies dan semua gigi
geraham terakhir belum tumbuh.
Jenis
kebiasaan Durasi
buruk
Menggigit pensil
SD
Frekuensi
Intensitas
Keterangan
Jarang-jarang
Lemah
Sudah
tidak
dilakukan
B.
Ayah
Ibu
Anak 1
Anak 2
: Pasien
Anak 3
Pemeriksaan Objektif
1. Umum
Keterangan :
Jasmani
: Sehat
Mental
: Kooperatif
Status Gizi: Tinggi Badan (TB) : 1,75 m Berat Badan (BB) : 60kg
Indeks Massa Tubuh = BB (kg) = 60
TB (m)
(1,75)
= 60 = 19,6 kg/m2
3,06
: 162 mm
Bentuk kepala :
196
Brakisefali
4
Muka
: 111,2 mm
Lebar Bizygomatic
: 126,1 mm
Indeks muka =
jarak N Gn
x 100 = 88,1
Lebar Bizygomatik
Bentuk muka :
Profil Muka :
Hipereuriprosop, Simetris
Cembung normal
: Normal
Mandibula
: Normal
: Normal
Keterangan: tidak terdapat kelainan pada TMJ baik itu pergeseran kondilus, kliking
ataupun krepitasi saat pasien diintruksikan membuka dan menutup mulut.
Tonus Otot Mastikasi
: Normal
Keterangan : Otot mastikasi tidak terasa terlalu tegang atau kendor saat pasien diminta
melakukan gerakan menguyah
Tonus Otot Bibir
: Normal
Keterangan : Bibir bawah maupun bibir atas tidak tegang saat kaca mulut diletakkan
diatasnya
Bibir Posisi Istirahat
: Normal, terbuka
: Normal
Lingua
: Sedang,
5
Keterangan: tidak ada lesi, krenasi pada tepi lidah, maupun peradangan pada lidah
Palatum
i. Vertikal
: tinggi
ii. Lateral
: normal
Gingiva
: Normal
Keterangan: warna coral pink, tidak ada pigmentasi, permukaan halus, stipling
Mukosa : Normal
Keterangan: tidak ada kelainan, peradangan, lesi, infeksi maupun tumor pada mukosa
Frenulum
: Normal
: Normal
Tonsila
: Normal
18
O
O
48
17
47
16
46
55
15
45
85
54
14
53
13
44
84
43
83
52
12
42
82
51
11
41
81
61
21
31
71
62
22
32
72
63
23
33
73
64
24
34
74
65
25
35
75
26
T
36
27
37
28
O
O
38
Keterangan :
X
: Telah dicabut
: Belum erupsi
1. Glabela
(G)
2. Bibir atas
(Ulc)
3. Bibir bawah
(Llc)
4. Pogonion
(Pog)
Tampak Depan
Tampak Samping
Profil muka
Keterangan
: cembung normal
: Simetris
14 : palatoversi
23 : mesiobukotorsiversi
RB
32 : linguoversi
34 : labioversi
35 : mesiolinguotorsiversi
42 : linguotorsiversi
44 : mesiolabiotorsiversi
47 : linguversi
Relasi gigi-gigi pada oklusi sentrik
Anterior
Over jet
: 2,9 mm
Palatal bite
: Tidak ada
Deep bite
: Tidak ada
Open bite
: Tidak ada
Cross bite
: Tidak ada
: Tidak ada
Over bite
: 2,3 mm
Posterior
Cross bite
: Tidak ada
Open bite
: Tidak ada
Scissor bite
: Tidak ada
: Tidak ada
: Kelas I Angle
: Kelas I Angle
: Kelas I Angle
: Segaris
: Segaris
Rahang
Kiri
Atas
Nomal
Ket
Kana
Rahang
Kiri
Bawah
Nomal
Ket
n
1
2
3
4
5
6
7
9,0
7,4
8,5
7,7
6,9
10
49,5
Keterangan:
9,02
7,6
8,3
7,8
7,0
11,3
10,2
61,22
8,15-9,03
6,51-7,49
7,73-8,57
7,33-8,07
6,84-7,56
10,52-11,44
9,83-10,85
N|N
N | >N
N|N
N|N
N|N
N|N
N|N
5,6
6,4
7,7
7,9
7,5
12,2
11,3
58,9
5,6
6,3
7,9
7,1
7,9
12
10,3
57,6
5,20-5,81
5,77-6,43
6,75-7,49
7,16-7,92
7,19-7,93
11,34-12,38
10,12-11,3
N|N
N|N
>N | >N
N|N
N|N
N|N
N|N
N = Normal.
>N = Lebih dari normal (makrodonsia)
< N= Kurang dari normal (mikrodonsia)
Pada umumnya ukuran mesial distal gigi rahang atas normal namun pada gigi 22 berukuran lebih
besar dari normal. Pada rahang bawah umumnya berukuran normal, namun gigi 33 dan 43 lebih
besar dari normal.
Rahang bawah
6. Perhitungan-perhitungan
Metode Pont
Jumlah mesiodistal 21 I 12
: 33,02 mm
Jarak P1 P1 pengukuran
: 38,5 mm
Jarak P1 P1 perhitungan
: I x 100 = 41,275 mm
10
80
Diskrepasi
: -2,775 (kontraksi)
64
Keterangan
:19 mm
: -0,7 mm (retraksi)
Keterangan
pertumbuhan
dan
perkembangan
lengkung
gigi
ke
arah
= 38,6 mm
Jumlah
lebar
mesiodistal
(P2-P2):
79,22mm
Kanan : 39,5 mm
Kiri
: 339,72mm
Diskrepansi : -1,5mm
Kanan = -0,4 mm
Kiri
= -1,1 mm
11
Rahang Bawah :
lengkung mula-mula :
lengkung ideal
34,4 mm
= 35,1 mm
Diskrepansi : -1,6 mm
Kanan = -0,9 mm
Kiri
IV.
= -0,7 mm
DIAGNOSIS SEMENTARA
Kasus maloklusi menyangkut masalah :
-
Estetika
Fungsi
Dental
Crowding
Malposisi individual
Solusi masalah
RA
: Protraksi
Pada metode korkhaus pertumbuhan lengkung mengalami retraksi sebesar 1,5 mm. Sehingga
dilakukan protraksi sebesar 1 mm
RB
: Grinding
Hasil determinasi lengkung menunjukan kekurang ruang sebesar 1,6 mm. Sehingga
dilakukan grinding sebesar 0,5-1 mm pada gigi 32,35,42,43
DATA PENUNJANG: Rongsen OPG
12
V.
DIAGNOSIS FINAL
Maloklusi Angle kelas I tipe dental dan malposisi gigi individual
Rahang Atas :
Gigi 14 : palatoversi
Gigi 23 : mesiobukotorsiversi
Rahang Bawah
Gigi 32 : linguoversi
Gigi 34 : labioversi
Gigi 35 : mesiolinguotorsiversi
Gigi 42 : linguotorsiversi
Gigi 44 : mesiolabiotorsiversi
Gigi 47 : linguversi
VI.
13
Gigi 23 : mesiobukotorsiversi
Kemungkinan terjadi karena gigi yang terlalu besar sedangkan ukuran ruang yang
tersedia kecil sehingga mengalami malposisi
Gigi 32 : linguoversi
Kemungkinan karena gigi permanen tumbuh ketika desidui belum tanggal
Gigi 34 : labioversi
Kemungkinan karena adanya prematur loss sehingga ruang untuk gigi permanen
erupsi menjadi berkurang sehingga gigi erupsi lebih ke arah labial.
Gigi 35 : mesiolinguotorsiversi
Kemungkinan karena adanya prematur loss sehingga ruang untuk gigi permanen
erupsi menjadi berkurang sehingga gigi erupsi lebih ke arah lingual.
Gigi 42 : linguotorsiversi
Kemungkinan karena gigi permanen tumbuh ketika desidui belum tanggal
Gigi 44 : mesiolabiotorsiversi
Kemungkinan karena adanya premature loss sehingga ruang untuk gigi permanen
erupsi menjadi berkurang dan arah erupsi gigi lebih ke mesiolabial.
Gigi 47 : linguoversi
Kenungkinan karena pertumbuhan gigi yang memiliki kekurangan ruangan
VII.
PROSEDUR PERAWATAN
Rencana Perawatan
Tahap-tahap yang akan dilakukan dalam proses perawatan adalah sebagai berikut:
1. Edukasi pasien
Memberi edukasi kepada pasien untuk menghilangkan kebiasaan buruk dan tentang
perawatan orthodonsia
2. Analisis ruang
3. Koreksi malposisi gigi individual
4. Penyesuaian oklusal
14
5. Pemakaian retainer
Jalannya Perawatan
1. Edukasi pasien
Yang termasuk dalam edukasi ini adalah jalannya perawatan/lamanya perawatan, alat yang
digunakan dalam perawatan, prognosis perawatan serta biaya yang harus dikeluarkan pasien.
Selain itu ditekankan kerja sama dokter dengan pasien dengan melakukan kontrol rutin.
2. Analisis ruang
Analisis ruang telah dilakukan berdasarkan :
Metode Pont
Terdapat kontraksi inter P1 sebesar -2,775 Adanya kontraksi tersebut menunjukkan
pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi kearah lateral regio inter P1 kurang dari
normal.
Metode khorkaus
Pertumbuhan dan perkembangan ke arah anteroposterior mengalami retraksi sebesar
0,7 mm
Determinasi lengkung
Berdasarkan perhitungan determinasi lengkung pada rahang atas terdapat kekurangan ruang
sebesar 1,5 mm yang artinya terdapat kekurangan ruang untuk menampung gigi gigi dalam
15
lengkung ideal.Pada rahang bawah terdapat kekurangan ruang sebesar 1,6 mm yang artinya
ruang yang tersedia kurang dalam menampung gigi-gigi dalam lengkung ideal.
Target Perawatan
Target perawatan yaitu mengembalikan posisi gigi-gigi yang mengalami malposisi pada gigi
14,23,32,34,35,42,44,47 sehingga dapat mengembalikan estetis dari susunan gigi.
3. Koreksi malposisi gigi
a. Rahang Atas
- membuat plat aktif yang terdiri dari:
1.
Plat resin akrilik sebagai plat dasar sampai batas petengahan gigi 17
dan 27 sebagai pendukung komponen retentif dan aktif menjadi unit fungsional
tunggal, membantu penjangkar dan retensi alat di dalam mulut, meneruskan
kekuatan komponen aktif.
Adam klamer dengan diameter 0,7 mm diletakkan pada 17 dan 27
2.
5.
6.
5.
Jalannya Perawatan
Kontrol dilakukan tiap minggu. Pada awal minggu pertama dilakukan
grinding pada sisi mesial dan distal gigi 32 dan 42 sebanyak 0,2mm pada tiap
gigi dalam kondisi ini labial arch dibiarkan pasif kemudian simple spring
diaktifkan untuk mendorong gigi ke labial.
Pada minggu kedua dilakukan grinding pada sisi sisi mesial dan distal gigi 43
dan 36 masing-masing sebesar 0,2 mm. Labial arch diaktifkan dengan cara
mengecilkan U loopnya untuk mendorong gigi 43 ke arah lingual mengikuti
lengkung gigi.
Penyesuaian oklusi
Pengecekan oklusi
menggunakan
selektif
grinding
dengan
bantuan
articulating paper. Jika ada daerah yang terwarnai menandakan daerah tersebut
merupakan daerah traumatik oklusi sehingga harus dilakukan grinding.
1. Pemakaian retainer
Retainer yang digunakan adalah plat lepasan Hawley retainer yang dipakai
terus menerus selama 3-6 bulan. Komponen retainer yang digunakan adalah
1. Baseplat akrilik sampai pertengahan gigi M2 kanan kiri sebagai
pendukung komponen retentif dan aktif menjadi unit
fungsional tunggal, membantu penjangkar dan retensi alat di
dalam mulut, meneruskan kekuatan komponen aktif
2. Adam klamer diameter 0,7 mm pada gigi M2 sebagai retensi
dan stabilisasi alat
3. Labial arch dengan U Loop pada gigi P1 diameter 0,8 mm
untuk menjaga posisi gigi agar tidak relaps
Retainer dipakai dalam keadaan pasif selama 3 bulan dan kontrol setiap 1
bulan sekali untuk mengetahui pengurangan kegoyahan gigi yang telah digerakkan.
Alat hanya dilepas saat menyikat gigi dan setelah makan untuk dibersihkan.
Jika dalam 3 bulan tidak ada perubahan (dengan indikasi tidak sesak selama
pemakaian) maka pemakaian retainer tetap diteruskan dan hanya dipakai di rumah
saja selama 3 bulan dan kontrol tiap 3 bulan sekali.
Jika dalam 3 bulan tidak ada perubahan, retainer cukup dipakai malam hari
saja dan dicek sendiri oleh pasien apakah terasa sesak atau tidak selama pemakaian.
17
Jika tidak terasa sesak, dapat dihentikan & kontrol 3 bulan berikutnya, jika
ada perubahan maka pemakaian diperpanjang sampai 3 bulan berikutnya dan kontrol
1 bulan sekali.
2. GAMBAR/ DESAIN ALAT
Rahang atas
Keterangan :
1. Klamer adam 0,7 mm
2. Reverse labial bow 0,7
mm
3. Buccal canine retraktor 0,7
mm
4. T spring 0,6 mm
5. Plat akrilik
Rahang bawah
Keterangan :
1. Klamer adam 0,7 mm
2. Long labial arch 0,7 mm
3. Simple spring 0,7 mm
4. Simple spring 0,6 mm
5. T spring 0,6 mm
6. Plat akrilik
18
Retainer
Rahang atas
Keterangan :
1. Klamer adam 0,7 mm
2. Long labial arch 0,7 mm
3. Plat akrilik
Rahang bawah
Keterangan :
1. Klamer adam 0,7 mm
2. Long labial arch 0,7 mm
3. Plat akrilik
19
3. PROGNOSIS
Baik
Keterangan :
a. Usia pasien masih termasuk muda
b. Kelainan yang dialami pasien sebatas kelainan dental dan kasus yang dialami
pasien ringan
c. Pasien sehat, tidak memiliki penyakit atau kelainan yang menghambat jalannya
perawatan orthodontik
d. Pasien mempunyai motivasi yang tinggi untuk merawat giginya
dan
: Kuratif
Menyetujui Pembimbing,
20
Fitria Nuraini
NIM. 11/316044/KG/08917
21