Anda di halaman 1dari 2

Ingatkah Anda Dengan Pancasila?

Oleh: Muhammad Shobar Ibrahim Swasono


(14540201111037 Kelas O)
1.
2.
3.
4.

Ketuhanan yang Maha Esa


Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilan
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Di era globaisasi saat ini pemahaman akan Pancasila dari sila pertama
hingga sila kelima sudah sangat jauh berbeda dari saat zamannya atau era Pancasila
itu dilahirkan. Konsep ketuhanan pada sila pertama saat ini sudah sangat berbeda
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam rumah tangga yang
seharusnya menjadi pelopor atau pendidik konsep ketuhanan dalam Pancasila. Nilai
nilai luhur agama sudah sangat luntur, orang tua sudah sangat jarang memposisikan
diri sebagai contoh pada anak-anaknya. Pembelajaran tentang nilai nilai agama saat
ini tidak didapat hanya dari orang tua melainkan dari guru guru agama atau guru
mengaji, jadi tidak heran saat ini kasus-kasus kenakalan remaja atau anak bahkan
perilaku menyimpang sangat banyak terjadi karena nilai-nilai agama dan budi pekerti
yang seharusnya dicontohkan atau disampaikan oleh orang tua yang jauh lebih
dicontoh oleh anak sudah semakin tergerus oleh era yang semakin maju, karena nilai
nilai yang telah luntur ini maka besar juga pengaruhnya bagi sisi kemanusiaan.
Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab merupakan bunyi Pancasila ke dua,
yang saat ini juga sudah semakin tergerus oleh zaman, dari realita yang terjadi
banyaknya kejadian-kejadian yang menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan tidak
beradab, sebagai contoh kasus pembunuhan Angeline yang selalu menjadi headline
pada tahun 2015, seorang pemuda mau membunuh anak berusia belia demi uang yang
diperintahkan oleh ibu tiri Angeline sendiri, membaca hal tersebut tentunya saudara
saudara sangat miris melihat kasus yang tidak beradab tersebut. Hal tersebut
menunjukan nilai-nilai kemanusiaan yang beradab tentunya jauh dan tidak dapat
dikatakan beradab.

Dilihat dari sila ketiga yang berbunyi Persatuan Indonesia, semangat untuk
bersatu dan menciptakan persatuan di Indonesia juga semakin luntur dilihat dari
banyaknya terjadi konflik dalam pemerintahan, sebagai contoh kasus yang pernah
terjadi yaitu konflik antara KPK dan Polri, Penyerangan OPM di papua dan banyak
lagi.
Kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan perwalikan (katanya), dilihat dari realita yang terjadi banyaknya


wakil-wakil rakyat atau pemimpin rakyat yang tidak amanah. Para wakil-wakil rakyat
menganggap diri mereka seorang pejabat tinggi yang memiliki kewenangan tinggi
sehingga melupakan tugas-tugas pokok yang harus mereka kerjakan. Seringkali
mereka menganggap korupsi merupakan hal yang sudah membudaya di Indonesia,
sehingga sudah tidak berat atau berpikir panjang untuk melakukan korupsi, sebagai
contoh kasus Ratu Atut Chosiyah yang merupakan pejabat tertinggi di provinsi
banten yang terjungkal kasus pengadaan alat kesehatan dan dugaan suap terkait
penanganan sengketa pilkada Lebak, Banten. Disaat infrastruktur di banten yang
morat-marit, rakyat miskin, banyak terjadi kasus busung lapar, sang Gubernur dapat
tidur nyenyak di kediamannya yang super mewah dan memiliki banyak mobil
mewah.
Sila terakhir yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia bisa jadi,
pembangunan di Indonesia sangatlah jawa sentris, sedangkan melihat pembangunan
yang terjadi di perbatasan-perbatasan Kalimantan dan Papua sangatlah tertinggal
dengan infrastruktur seadanya, padahal penyumbang devisa negara yang cukup besar
terdapat di pulau Kalimantan dan Papua namun banyak dinikmati orang yang tinggal
di jawa.
Dimanakah masyarakat yang menghargai Ideologinya? dalam konsep
Pancasila kekinian tidaklah semuanya buruk, memang kekinian namun masih banyak
juga masyarakat yang menghargai Ideologi, yang menjalankan kehidupan berPancasila dalam kehidupan sehari-harinya.

Anda mungkin juga menyukai