Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
2. Rentang respon
Respon Adaptif
Asertif
Frustasi
Respon Maladaptif
Pasif
Agresif
Kekerasan
oarang
lain
dengan
ancaman,
memberikan
kata
b. Verbal
1) Bicara kasar
2) Suara tinggi, membentak atau berteriak
3) Mengancam secara verbal atau fisik
4) Mengumpat dengan kata-kata kotor
5) Suara keras
6) Ketus
c. Perilaku
1) Melempar atau memukul benda/orang lain
2) Menyerang orang lain
3) Melukai diri sendiri/orang lain
4) Merusak lingkungan
5) Amuk/agresif
d. Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan
jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk, ingin berkelahi,
menyalahkan dan menuntut.
e.
Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, sarkasme.
f. Spiritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, mengkritik pendapat orang
lain, menyinggung perasaan orang lain, tidak perduli dan kasar.
g. Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan, sindiran.
h. Perhatian
Bolos, mencuri, melarikan diri, penyimpangan seksual.
Tanda dan gejala, perilaku kekerasan yaitu suka marah,
pandanganmata tajam, otot tegang, nada suara tinggi, berdebat, sering pula
memaksakankehendak, merampas makanan dan memukul bila tidak
sengaja. (Stuart & Sundeen,1995)
a. Emosi : Jengkel, marah (dendam), rasa terganggu, merasa takut, tidak
aman, cemas.
b. Fisik : Muka merah, pandangan tajam, nafas pendek, keringat, sakit
fisik, penyalahgunaan zat, tekanan darah meningkat.
c. Intelektual : Mendominasi, bawel, berdebat, meremehkan.
d. Spiritual : Keraguan, kebijakan / keberanian diri, tidak bermoral,
kreativitas terhambat.
e. Sosial : Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan,
humor
4. Kemungkinan penyebab
a. Faktor Predisposisi
Menurut Riyadi dan Purwanto ( 2009 ) faktor-faktor yang mendukung
terjadinya perilaku kekerasan adalah
1) Faktor biologis
- Intinctual drive theory (teori dorongan naluri) : Teori ini
menyatakan bahwa perilaku kekerasan disebabkan oleh suatu
-
gagal
atau
terhambat.
Keadaan
tersebut
dapat
diterima.
Social learning theory ( teori belajar sosial ) Perilaku kekerasan
dapat dipelajari secara langsung maupun melalui proses
sosialisasi
b. Faktor Presipitasi
Stressor yang mencetuskan perilaku kekerasan bagi setiap
individu bersifat buruk. Stressor tersebut dapat disebabkan dari
luar maupun dalam. Contoh stressor yang berasal dari luar antara
lain serangan fisik, kehilangan, kematian, krisis dan lain-lain.
Sedangkan dari dalam adalah 9 putus hubungan dengan seseorang
yang berarti, kehilangan rasa cinta, ketakutan terhadap penyakit
fisik, hilang kontrol, menurunnya percaya diri dan lain-lain.Selain
itu lingkungan yang terlalu ribut, padat, kritikan yang mengarah
pada penghinaan, tindakan kekerasan dapat memicu perilaku
kekerasan.
Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan harga diri: harga
diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.
Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai
keinginan.
Tanda dan gejala :
5. Proses marah
Stress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang
harus dihadapi oleh setiap individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan
yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam.
Kecemasan dapat menimbulkan kemarahan. Berikut ini digambarkan
proses kemarahan :(Beck, Rawlins, Williams, 1986, dalam Keliat, 1996)
Melihat gambar di atas bahwa respon terhadap marah dapat
diungkapkan melalui 3 cara yaitu : Mengungkapkan secara verbal,
menekan, dan menantang. Dari ketiga cara ini cara yang pertama adalah
konstruktif sedang dua cara yang lain adalah destruktif.
Dengan melarikan diri atau menantang akan menimbulkan rasa
bermusuhan, dan bila cara ini dipakai terus menerus, maka kemarahan
dapat diekspresikan pada diri sendiri dan lingkungan dan akan tampak
sebagai depresi dan psikomatik atau agresif dan ngamuk.
6. Perilaku
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
a. Menyerang atau menghindar (fight of flight)
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem saraf
otonom beraksi terhadap sekresi epinephrin yang menyebabkan
tekanan darah meningkat, takikardi, wajah merah, pupil melebar,
sekresi HCl meningkat, peristaltik gaster menurun, pengeluaran urine
dan saliva meningkat, konstipasi, kewaspadaan juga meningkat diserta
ketegangan otot, seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh
menjadi kaku dan disertai reflek yang cepat.
b. Menyatakan secara asertif (assertiveness)
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan
kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif, agresif dan asertif. Perilaku
asertif adalah cara yang terbaik untuk mengekspresikan marah karena
individu dapat mengekspresikan rasa marahnya tanpa menyakiti orang
lain secara fisik maupun psikolgis. Di samping itu perilaku ini dapat
juga untuk pengembangan diri klien.
c. Memberontak (acting out)
Perilaku yang muncul biasanya disertai akibat konflik perilaku acting
out untuk menarik perhatian orang lain.
d. Perilaku kekerasan
kesukarannya
atau
rintangan.
Misalnya
seorang
yang
Pengkajian,
perencanaan/intervensi, pelaksanaan/implementasi dan evaluasi, yang masingmasing berkesinambungan serta memerlukan kecakapan keterampilan
professional tenaga keperawatan.
Proses keperawatan adalah cara pendekatan sistimatis yang diterapkan
dalam pelaksanaan fungsi keperawatan, ide pendekatan yang dimiliki,
karakteristik sistimatis, bertujuan, interaksi, dinamis dan ilmiah. Proses
keperawatan klien marah adalah sebagai berikut : (Keliat, dkk, 2012)
1.
Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dan dasar utama dari proses
keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari pengumpulan data, klasifikasi
data, analisa data, dan perumusan masalah atau kebutuhan klien atau
diagnosa keperawatan.
2.
Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan
spiritual.
a.
Aspek biologis
Respons fisiologis timbul karena kegiatan system saraf otonom
bereaksi terhadap sekresi epineprin sehingga tekanan darah meningkat,
tachikardi, muka merah, pupil melebar, pengeluaran urine meningkat.
Ada gejala yang sama dengan kecemasan seperti meningkatnya
kewaspadaan, ketegangan otot seperti rahang terkatup, tangan dikepal,
tubuh kaku, dan refleks cepat. Hal ini disebabkan oleh energi yang
dikeluarkan saat marah bertambah.
b. Aspek emosional
Individu yang marah merasa tidak nyaman, merasa tidak berdaya,
jengkel, frustasi, dendam, ingin memukul orang lain, mengamuk,
bermusuhan dan sakit hati, menyalahkan dan menuntut.
c. Aspek intelektual
Sebagian besar pengalaman hidup individu didapatkan melalui proses
intelektual, peran panca indra sangat penting untuk beradaptasi dengan
lingkungan yang selanjutnya diolah dalam proses intelektual sebagai
suatu pengalaman. Perawat perlu mengkaji cara klien marah,
mengidentifikasi penyebab kemarahan, bagaimana informasi diproses,
diklarifikasi, dan diintegrasikan.
d. Aspek social
Meliputi interaksi
sosial,
budaya,
konsep
rasa
percaya
dan
Prilaku kekerasan
Keperawatan
Resiko
mencerdai diri
sendiri dan
orang lain
hasil :
berhubungan
dengan
riwayat
1. Bina hubung
- prinsip k
Menunjukan pengendalian implus (1405) : kemampuan
- pertahan
untuk menahan prilaku komplusif atau implusif. Ditandai
janji, sik
non verb
prilaku
kekerasan
Intervensi (NIC
negatif.
2. Observasi ta
klien.
3. Bantu klien m
kekerasan :
- Emosi :
-
merusak
Fisik : m
mata me
tertutup,
- Sosial : k
- Intelektu
beresiko tinggi
- Spiritual
Klien mampu mengungkapkan secara verbal tentang 4. Jelaskan pad
5. Dukung dan
pengendalian terhadap implus
bantuan saat
kekerasan
4. Klien mampu untuk menghindari lingkungan dan situasi
1. Jelaskan pa
1. Menahan diri dari emosi secara verbal
2. Menahan diri dari membahayakan diri sendiri
3. Menyalurkan energi/ perasaan negatif dengan cara
marah
2. bantu klien
adaptif
4.
5.
6.
7.
yang tepat
Mengkomunikasikan kebutuhan dengan tepat
Mengidentifikasi kapan saat marah
Mengidentifikasi situasi yang memicu permusuhan
Menahan diri dari menghancurkan benda
3. bantu klien
mengeluark
yang adapt
4. beri kesem
mendiskusi
5. anjurkan kl
dipilihnya
6. beri kesem
mendiskusi
7. dipraktikan
8. evaluasi pe
dan telah d
Behaviour man
1. Kaji motiva
2. Administer
3. Ikat pasien
Manajemen Li
Manajemen)
1. Jauhkan ba
dan dimanf
2. Lakukan p
kekerasan
non verbal
orang lain.
3. Tempatkan
restrictive
4. Diskusikan
tindakan se
Gangguan
konsep diri:
harga diri
rendah b/d
koping
individu tidak
efektif
3.
4.
5.
6.
Kemampu
Bersama
Aspek po
Kemampu
Beri Puji
penilaian
Diskusikan
dilaksanakan
Diskusikan k
Rencanakan
dilakukan se
- kegiatan m
- kegiatan d
- Tingkatka
- Beri cont
klien laku
Anjurkan kli
direncanakan
- Pantau ke
- Beri pujia
klien .
- Diskusika
setelah pu
Beri pendidi
cara merawa
- Bantu kel
klien di ra
- Bantu ke
rumah
DAFTAR PUSTAKA
Internasional, NANDA, Herman, T, Heather. (2012). Diagnosis Keperawatan
dan Klasifikasi. (2012-2014). Jakarta : EGC
Keliat, B.A dan Akemat. 2012. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta : EGC.
Kusumawati, F. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba
Medika Rasmun. Keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi
Dengan Keluarga. Edisi I. CV. Sagung Seto. Jakarta. 2001
Riyadi dan Purwanto, S. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Sundeen and stuart. 2009. Buku Saku Keprawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta :
EGC
Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa, Edisi 2. Jakarta : Refika Aditama.
Yosep, I. (2011). Keperawatan Jiwa, Edisi 4. Jakarta : Refika Aditama.