LBM 1 Moskuloskeletal Selesai Hore
LBM 1 Moskuloskeletal Selesai Hore
1. FT fibers
otot cepat (jenis serabut otot yang menggerakkan tbuh dengan gerakan cepat )
2. ST fibers
otot lambat ( otot yang bereaksi lambat dalam kontraksi yang lama terutama terdiri serabut
lambat )
3. Sistem lokomosi
struktur dalam organisme hidup yang bertanggungjawab untuk bergerk pada manusia terdiri dari
otot, sendi ,ligament dari bag tubuh bawah termasuk arteri dan saraf
STEP II
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
STEP III
terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot
punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu
mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot postural.
c. Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif. Informasi
propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan
(input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus
medialis dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada impuls yang
datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang
beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan
jaringan lain , serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.
2)
3)
4)
Adaptive systems
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika
terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.
5)
a.
1)
2)
3)
Bidang tumpu (Base of Support-BOS)
Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan tumpuan.
Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik
terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas.
Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat
bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.
b)
Keseimbangan Berdiri
Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga pusat massa tubuh
(center of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak berubah kecuali tubuh
membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya : melangkah). Pengontrol keseimbangan pada tubuh
manusia terdiri dari tiga komponen penting, yaitu sistem informasi sensorik (visual, vestibular dan
somatosensoris), central processing dan efektor.
Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity (membedakan pola dan bayangan)
dan membedakan jarak. Selain itu masukan (input) visual berfungsi sebagai kontrol keseimbangan,
pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan. Bagian vestibular berfungsi sebagai pemberi
informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf pusat untuk respon sikap dan memberi keputusan
tentang perbedaan gambaran visual dan gerak yang sebenarnya. Masukan (input) proprioseptor pada
sendi, tendon dan otot dari kulit di telapak kaki juga merupakan hal penting untuk mengatur
keseimbangan saat berdiri static maupun dinamik
Central processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik gravitasi, menata respon sikap, serta
mengorganisasikan respon dengan sensorimotor. Selain itu, efektor berfungsi sebagai perangkat
biomekanik untuk merealisasikan renspon yang telah terprogram si pusat, yang terdiri dari unsur lingkup
gerak sendi, kekuatan otot, alignment sikap, serta stamina.
Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Tubuh dapat membentuk banyak postur yang memungkinkan
tubuh dalam posisi yang nyaman selama mungkin. Pada saat berdiri tegak, hanya terdapat gerakan kecil
yang muncul dari tubuh, yang biasa di sebut dengan ayunan tubuh. Luas dan arah ayunan diukur dari
permukaan tumpuan dengan menghitung gerakan yang menekan di bawah telapak kaki, yang di sebut
pusat tekanan (center of pressure-COP). Jumlah ayunan tubuh ketika berdiri tegak di pengaruhi oleh
faktor posisi kaki dan lebar dari bidang tumpu.
Posisi tubuh ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan : kaki selebar sendi pinggul,
lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke depan. Walaupun posisi ini dapat dikatakan sebagai posisi yang
paling nyaman, tetapi tidak dapat bertahan lama, karena seseorang akan segera berganti posisi untuk
mencegah kelelahan.
reticulum sarcoplasma melepas banyak Ca2+ mengelilingi myofibril ion Ca2+ memacu
tarik menarik antaran aktin dan myosin jembatan silang bergeser manifestasi dari kontraksi
Relaxasi :
Ca2+ kembali ke RS disimpan lagi relaxsasi
Otot-otot punggung
m. trapezius
m. latissimus dorsi
m. levator scapulae
m. rhomboideus mayor
m. rhomboideus minor
2)
Otot-otot dada
m. subclavius
m. serratus anterior
m. pectoralis mayor
m. pectoralis minor
3)
Otot-otot bahu
m. deltoideus
m. sub scapularis
m. supraspinatus
m. infraspinatus
m. teres mayor
m. teres minor
4)
5)
Stratum superficial
m. brachioradialis
m. ekstensor carpi radialis longus
m. ekstensor carpi radialis brevis
sebelah radial
m. ekstensor digitorum
m. ekstensor digiti minimi
intermediate
sebelah ulnar
Kelompok ulnovolar
Stratum superficial
m. pronator teres
m. flexor carpi radialis
m. palmaris longus
m. flexor carpi ulnaris
Stratum mediale
Stratum profundal
m. pronator quadratus
6)
Otot-otot tangan
Buku saku Anatomi FK UNISSULA vol.1
OTOT-OTOT EKSTREMITAS INFERIOR
1) Otot-otot pangkal paha
2) Otot-otot tungkai atas
3) Otot-otot tungkai bawah
7. Gerakan apa saja yang bisa trjadi di tubuh dan anggota gerak ?
Fisiologi
Volunteer (otot sadar)
Yang dipengaruhi oleh system sarafaf pusat (otak) dan sumsum tulang belakang)
Contoh : otot skelet
In Volunteer (otot tidak sadar)
Dipengaruhi oleh system saraf otonom
Contoh : otot polos dan otot jantung
3. Regulasi (Pengaturan) Diameter Lubang Mengatur Besar Kecilnya Pupil Mata, Pylorus
Lambung, Rektum (Anus)
(Repository.Ui.Ac.Id/Dokumen/Lihat/2802.Ppt)
konsentrasi ion Ca
2+
lebih tinggi
kristalisasi pertumbuhan
http://www.scribd.com/doc/52471266/semangatttt#download
Struktur otot
a. Serabut otot rangka : merupakan sel otot yang digabungkan oleh jaringan ikat
(endomisium), serabut otot ada struktur yang tersusun dari
i. sarkolema (membran plasma)
ii. sakoplasma (sitoplasma)
iii. retikulum sarkoplasma (RE)
iv. unit khusus [miofibril
: terdiri dari sarkomer : lempeng Z, filamen aktin
(tipis), filamen miosis (tebal)]
v. terpulas gelap filamen aktin dan miosin
vi. terpulas terang filamen akti
Contoh ototnya
Ekstensor cruris
Fleksor tarsi
Adductor longus
Gluteus medius
Temporalis dan messeter
Depressor mandibulae
Pronator teres
Supinator
Pectoralis mayor
Orbicularis oculi
Orbicularis oris
Macam gerak
Fleksi
Ekstensi
Adduksi
Abduksi
Endorotasi
Eksorotasi
Pronasi
Supinasi
Axis gerak
Axis sagital
- Tegak lurus terhadap bidang frontal
Axis tranversal
- Tegak lurus terhadap bidang sagital
Axis vertical
- Tegak lurus terhadap bidang horizontal
Sumber : Myologia dan Arthrologia, Lab.Anatomi FK Undip, Semarang, 1981
Tulang merupakan rangka pembentuk dan penopang tubuh utama manusia, termasuk
jaringan dan organ didalamnya. Kerangka manusia terdiri dari tulang keras, tulang rawan
(kartilago), sendi, serta ligament (jaringan ikat) dan tendon.
Tulang adalah jaringan keras yang merupakan komponen utama pembentuk rangka (Iskandar,
2009)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24509/5/Chapter%20I.pdf
Stuktur tulang:
Tulang adalah bentuk khusus jaringan ikat dengan kerangka kolagen yang mengandung garam Ca 2+
dan PO43-, terutama hidroksiapatit. Sistem skelet (tulang) dibentuk oleh sebuah matriks dari serabutserabut dan protein yang diperkeras dengan kalsium, magnesium fosfat, dan karbonat. Bahan-bahan
tersebut berasal dari embrio hyalin tulang rawan melalui osteogenesis kemudian menjadi tulang,
proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut osteoblast. Terdapat 206 tulang di tubuh yang
diklasifikasikan menurut panjang, pendek, datar, dan tak beraturan, sesuai dengan bentuknya. Secara
umum tulang mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Tulang berperan dalam homoestasis Ca2+ dan PO43- secara keseluruhan.
b. Tulang berfungsi untuk melindungi organ vital.
c. Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk kepada kerangka tubuh
d. Melindungi organ organ tubuh (contoh tengkorak melindungi otak).
e. Untuk pergerakan (otak melekat kepada tulang untuk berkontraksi dan bergerak).
f. Merupakan tempat penyimpanan mineral, seperti kalsium.
g. Hematopoiesis (tempat pembuatan sel darah merah dalam sum-sum tulang).
Macam-macam tulang
1.2
Tipe-tipe Tulang
1.2.1
Pada orang dewasa tulang rawan jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan anak-anak.
Pada orang dewasa tulang rawan hanya ditemukan di beberapa tempat, yaitu cuping hidung, cuping
telinga, antar tulang rusuk (cortal cartilage) dan tulang dada, sendi-sendi tulang, antar ruas tulang
belakang dan pada cakra epifisis.
pada orang dewasa, cakra epifisis berupa tulang keras yang menyebabkan epifisis dan diafisisnya
menyatu, sehingga tidak lagi mengalami pertumbuhan.
Contoh : Tulang lengan, tulang paha, tungkai dan ruas-ruas tulang jari.
b. Tulang Pipih
Tulang pipih bentuknya pipih, terdiri atas lempengan tulang kompak dan tulang spongiosa.
Didalamnya terdapat sumsum merah yang berfungsi untuk pembuatan sel darah merah dan sel darah
putih.
Contoh : Tulang rusuk, tulang dada, tulang belikat, tulang panggul, dan tulang dahi.
c. Tulang Pendek
Tulang pendek bentuknya bulat dan pendek (ruas tulang). Didalamnya juga terdapat sumsum merah
berfungsi untuk pembuatan sel darah merah dan sel darah putih.
Contoh : Tulang-tulang pada pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan telapak tangan.
1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contohnya os humerus dan os.
femur.
2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossa carpi.
3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: os. scapula.
Osteoklas mengikis dan menyerap tulang yang sudah terbentuk di sekitarnya dengan
mengeluarkan asam yang melarutkan kristal kalsium fosfat dan enzim yang menguraikan matriks
organik. Sel ini berinti banyak, dapat bergerak, serta melekat di tulang melalui integrin di tonjolan
membran yang disebut sealing zone.
a. Periosteum
Periosteum merupakan lapisan pertama dan selaput terluar tulang yang tipis.
Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan
pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke
tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang
rusak.
Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan. Delapan
puluh persen tulang di tubuh dibentuk oleh tulang kompak. Sel tulang kompak berada di
lakuna dan menerima nutrisi dari kanalikulus yang bercabang di seluruh tulang kompak
dan disalurkan melalui kanal havers yang mengandung pembuluh darah. Di sekeliling tiap
kanal havers, kolagen tersusun dalam lapisan konsentris dan membentuk silinder yang
disebut osteon (sistem Havers) atau disebut juga tulang keras.
Setiap sistem Havers terdiri dari saluran Havers, yaitu suatu saluran yang sejajar
dengan sumbu tulang. Disekeliling sistem havers terdapat lamella-lamella yang
konsentris dan berlapis-lapis. Pada lamella terdapat rongga-rongga yang disebut
lakuna. Di dalam lakuna terdapat osteosit. Dari lakuna keluar saluran-saluran kecil
yang menuju ke segala arah disebut kanalikuli yang berhubungan dengan lakuna lain.
Di antara sistem havers terdapat lamella interestial yang lamella-lamellanya tidak
berkaitan dengan sistem havers. Pembuluh darah dari periosteum menembus tulang
kompak melalui saluran volkman yang berhubungan dengan pembuluh darah saluran
havers. Kedua saluran ini arahnya saling tegak lurus.
banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi selsel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
Trabekula terdiri dari spikulum / lempeng, dan sel-sel terletak di permukaan
lempeng. Nutrien berdifusi dari cairan ekstrasel tulang ke dalam trabekula. Lebih dari 90
% protein dalam matriks tulang tersusun atas kolagen tipe I.
seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan penting
dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.
Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa
memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa
disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini
merupakan gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen
dari neuron sensorik ,interneuron, dan neuron motorik, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks
tertentu. Gerak refleks yang paling sederhanahanya memerlukandua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan
neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima
rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung
(asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke
efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas
refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di
dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut. ( Amien, 1987 )
i.
j.
filamen tipis
Pengikatan Ca2+ ke troponin C, sehingga membuka tempat pengikatan miosin di molekul aktin
Pembentukan ikatan silang antara aktin dan miosin dan pergeseran filamen tipis pada filamen tebal,
2.
3.
4.
Kekar
5.
Lebih padat
6.
Olahragawan tidak cepat merasa lelah karena mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya ( Guyton,
2006 )
(Guyton Arthur C.2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC)
Sel-sel tulang : Osteoprogenitor cells, Osteoblas, Osteosit, dan Osteoklas.
Osteoprogenitor cells
Merupakan embryonic mesenchymal cells, sehingga menjaga kemampuan mitotik (sangat berpotensi untuk
berdiferensiasi menjadi Osteoblas). Berada pada bagian dalam periosteum, lapisan canal harvest, dan di dalam
endosteum.
Osteoblas
Terbentuk dari Osteorogenitor cells yang telah berdiferensiasi. Tumbuh dibawah pengaruh Bone Morphogenic
Protein (BMP) dan Transforming Growth Factor . Osteoblas juga berperan dalam sistesis komponen organic dari
matrix (Kolagen tipe I, Peptioglikan, dan glikoprotein). Mengalami proses aposisi tulang yaitu komponen matrix
disekresi pada permukaan sel yang berkontak dengan matrx tulang yang lebih tua, dan lapisan matrix baru
(namun belum terkapur), yang disebut Osteoid, diantara lapisan osteoblas dan tulang yang baru dibentuk.
( Junqueira, 2007 )
Osteosit
Merupakan sel tulang yang telah dewasa. Di dapat dari osteoblas yang berdeferensiasi. Terdapat didalam lacuna
yang terletak diantara lamela-lamela matrix. Jumlahnya 20.000 30.000 per mm 3. sel-sel ini secara aktif terlibat
untuk mempertahankan matrix tulang dan kematianya diikuti oleh resorpsi matrix tersebut.
( Junqueira, 2007 )
Osteoklas.
Berinti banyak. Memiliki peranan penting dalam proses resorpsi tulang. Berasal dari penggabungan sel-sel
sumsum tulang. Osteoklas mensekresi kolagenase dan enzim lain sehingga memudahkan pencernaan kolagen
setempat dan melarutkan kristal gram kalsium. Aktifinasnya dipengaruhi oleh hormone sitokinin. Osteoklas
memiliki reseptor untuk kalsitokinin, yakni suati hormone tiroid, tetapi bukan untuk hormone paratiroid. Akan tetapi
osteoblas memiliki reseptor untuk hormone paratiroid dan begitu teraktivasi oleh hormone ini, osteoblas akan
memperoduksi suatu sitokin yang disebut factor perangsang osteoklas. ( Junqueira, 2007 )
Otot-otot punggung
m. trapezius
m. latissimus dorsi
m. levator scapulae
m. rhomboideus mayor
m. rhomboideus minor
8)
Otot-otot dada
m. subclavius
m. serratus anterior
m. pectoralis mayor
m. pectoralis minor
9)
Otot-otot bahu
m. deltoideus
m. sub scapularis
m. supraspinatus
m. infraspinatus
m. teres mayor
m. teres minor
10)
11)
Stratum superficial
m. brachioradialis
m. ekstensor carpi radialis longus
m. ekstensor carpi radialis brevis
m. ekstensor digitorum
m. ekstensor digiti minimi
m. ekstensor carpi ulnaris
Stratum profundal
m. supinator
m. abductor pollicis longus
m. ekstensor pollicis brevis
m. ekstensor pollicis longus
sebelah radial
intermediate
sebelah ulnar
Stratum mediale
Stratum profundal
m. pronator quadratus
12)
Otot-otot tangan
Buku saku Anatomi FK UNISSULA vol.1
OTOT-OTOT EKSTREMITAS INFERIOR
4) Otot-otot pangkal paha
5) Otot-otot tungkai atas
6) Otot-otot tungkai bawah
Fisiologi
Volunteer (otot sadar)
Yang dipengaruhi oleh system sarafaf pusat (otak) dan sumsum tulang
belakang)
Contoh : otot skelet
In Volunteer (otot tidak sadar)
Dipengaruhi oleh system saraf otonom
Contoh : otot polos dan otot jantung
Otot polos :
Satu inti dipusat, organ visceral dan pembuluh darah, tersusun melingkar,
mengendalikan tekanan dengan mengubah diameter pembuluh, involunter.
(Eroschenko Victor P.2003.Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi
Fungsional.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC)
Otot jantung
Di dalam dinding dan septa jantung, gurat-gurat melintang, saraf otonom dan
hormone, ritmis, involunteer, satu atau dua inti di tengah, ujung terminal seratserat otot membentuk diskus interkalaris (tautan end to end), diskus
interkalaris mengikat dan menggabungkan semua serat otot jantung
penyebaran cepat stimuli kontraksi seluruh muskulatur jantung.
(Eroschenko Victor P.2003.Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi
Fungsional.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC)
STEP IV
rangsangan
nn
saraf
otot
Kontraksi n relaksasi
Terjadi gerak lokomosi