Anda di halaman 1dari 38

STEP I

1. FT fibers
otot cepat (jenis serabut otot yang menggerakkan tbuh dengan gerakan cepat )
2. ST fibers
otot lambat ( otot yang bereaksi lambat dalam kontraksi yang lama terutama terdiri serabut
lambat )
3. Sistem lokomosi
struktur dalam organisme hidup yang bertanggungjawab untuk bergerk pada manusia terdiri dari
otot, sendi ,ligament dari bag tubuh bawah termasuk arteri dan saraf

STEP II
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Bagaimana tubuh mengatur gerak tangan dan kaki ?


Bagaimana tubuh mengatur kekuatan dan keseimbangan ?
Mekanisme kontraksi otot secara molekuler ?
Perbedaan FT fibers dan ST fibers ?
Definisi fungsi dan jenis dari otot ?
Faktor yang mempengaruhi kontraksi otot ?
Gerakan apa saja yang bisa trjadi di tubuh dan anggota gerak ?
Bagaimana metabolosme energi saat kntraksi otot ?
Apa saja filamen penyusun otot ?

STEP III

1. Bagaimana tubuh mengatur gerak tangan dan kaki ?


a.
Diatur sistem saraf
SISTEM SARAF PUSAT
kortek motorik (piramidal-ekstrapiramidal)
kapsula interna
pedunkulus serebri
batang otak
SISTEM SARAF PERIFER
Kornu anterior medula spinalis
Saraf tepi
EFEKTOR (ORGAN GERAK)
Otot-tulang-sendi

2. Bagaimana tubuh mengatur kekuatan dan keseimbangan ?


Komponen-komponen pengontrol keseimbangan adalah :
1)

Sistem informasi sensoris

Sistem informasi sensoris meliputi visual, vestibular, dan somatosensoris.


a. Visual
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Cratty & Martin (1969) menyatakan bahwa
keseimbangan akan terus berkembang sesuai umur, mata akan membantu agar tetap fokus pada titik
utama untuk mempertahankan keseimbangan, dan sebagai monitor tubuh selama melakukan gerak statik
atau dinamik. Penglihatan juga merupakan sumber utama informasi tentang lingkungan dan tempat kita
berada, penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi dan mengatur jarak gerak sesuai
lingkungan tempat kita berada. Penglihatan muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek
sesuai jarak pandang.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi terhadap perubahan
bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja otot yang sinergis untuk mempertahankan
keseimbangan tubuh.
b. Sistem vestibular
Komponen vestibular merupakan sistem sensoris yang berfungsi penting dalam keseimbangan,
kontrol kepala, dan gerak bola mata. Reseptor sensoris vestibular berada di dalam telinga. Reseptor pada
sistem vestibular meliputi kanalis semisirkularis, utrikulus, serta sakulus. Reseptor dari sistem sensoris ini
disebut dengan sistem labyrinthine. Sistem labyrinthine mendeteksi perubahan posisi kepala dan
percepatan perubahan sudut. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka mengontrol gerak mata, terutama
ketika melihat obyek yang bergerak. Mereka meneruskan pesan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus
vestibular yang berlokasi di batang otak. Beberapa stimulus tidak menuju nukleus vestibular tetapi ke
serebelum, formatio retikularis, thalamus dan korteks serebri.
Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari reseptor labyrinth, retikular formasi, dan
serebelum. Keluaran (output) dari nukleus vestibular menuju ke motor neuron melalui medula spinalis,

terutama ke motor neuron yang menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot
punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat sehingga membantu
mempertahankan keseimbangan tubuh dengan mengontrol otot-otot postural.
c. Somatosensoris
Sistem somatosensoris terdiri dari taktil atau proprioseptif serta persepsi-kognitif. Informasi
propriosepsi disalurkan ke otak melalui kolumna dorsalis medula spinalis. Sebagian besar masukan
(input) proprioseptif menuju serebelum, tetapi ada pula yang menuju ke korteks serebri melalui lemniskus
medialis dan talamus.
Kesadaran akan posisi berbagai bagian tubuh dalam ruang sebagian bergantung pada impuls yang
datang dari alat indra dalam dan sekitar sendi. Alat indra tersebut adalah ujung-ujung saraf yang
beradaptasi lambat di sinovia dan ligamentum. Impuls dari alat indra ini dari reseptor raba di kulit dan
jaringan lain , serta otot di proses di korteks menjadi kesadaran akan posisi tubuh dalam ruang.
2)

Respon otot-otot postural yang sinergis (Postural muscles response synergies)


Respon otot-otot postural yang sinergis mengarah pada waktu dan jarak dari aktivitas kelompok otot
yang diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol postur. Beberapa kelompok otot baik
pada ekstremitas atas maupun bawah berfungsi mempertahankan postur saat berdiri tegak serta mengatur
keseimbangan tubuh dalam berbagai gerakan. Keseimbangan pada tubuh dalam berbagai posisi hanya
akan dimungkinkan jika respon dari otot-otot postural bekerja secara sinergi sebagai reaksi dari perubahan
posisi, titik tumpu, gaya gravitasi, dan aligment tubuh.
Kerja otot yang sinergi berarti bahwa adanya respon yang tepat (kecepatan dan kekuatan) suatu
otot terhadap otot yang lainnya dalam melakukan fungsi gerak tertentu.

3)

Kekuatan otot (Muscle Strength)


Kekuatan otot umumnya diperlukan dalam melakukan aktivitas. Semua gerakan yang dihasilkan
merupakan hasil dari adanya peningkatan tegangan otot sebagai respon motorik.
Kekuatan otot dapat digambarkan sebagai kemampuan otot menahan beban baik berupa beban
eksternal (eksternal force) maupun beban internal (internal force). Kekuatan otot sangat berhubungan
dengan sistem neuromuskuler yaitu seberapa besar kemampuan sistem saraf mengaktifasi otot untuk
melakukan kontraksi. Sehingga semakin banyak serabut otot yang teraktifasi, maka semakin besar pula
kekuatan yang dihasilkan otot tersebut.
Kekuatan otot dari kaki, lutut serta pinggul harus adekuat untuk mempertahankan keseimbangan
tubuh saat adanya gaya dari luar. Kekuatan otot tersebut berhubungan langsung dengan kemampuan otot
untuk melawan gaya garvitasi serta beban eksternal lainnya yang secara terus menerus mempengaruhi
posisi tubuh.

4)

Adaptive systems
Kemampuan adaptasi akan memodifikasi input sensoris dan keluaran motorik (output) ketika
terjadi perubahan tempat sesuai dengan karakteristik lingkungan.

5)

Lingkup gerak sendi (Joint range of motion)


Kemampuan sendi untuk membantu gerak tubuh dan mengarahkan gerakan terutama saat gerakan
yang memerlukan keseimbangan yang tinggi.

a.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan

1)

Pusat gravitasi (Center of Gravity-COG)


Pusat gravitasi terdapat pada semua obyek, pada benda, pusat gravitasi terletak tepat di tengah
benda tersebut. Pusat gravitasi adalah titik utama pada tubuh yang akan mendistribusikan massa tubuh
secara merata. Bila tubuh selalu ditopang oleh titik ini, maka tubuh dalam keadaan seimbang. Pada
manusia, pusat gravitasi berpindah sesuai dengan arah atau perubahan berat. Pusat gravitasi manusia
ketika berdiri tegak adalah tepat di atas pinggang diantara depan dan belakang vertebra sakrum ke dua.
Derajat stabilitas tubuh dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu : ketinggian dari titik pusat gravitasi
dengan bidang tumpu, ukuran bidang tumpu, lokasi garis gravitasi dengan bidang tumpu, serta berat
badan.

2)

Garis gravitasi (Line of Gravity-LOG)


Garis gravitasi merupakan garis imajiner yang berada vertikal melalui pusat gravitasi dengan pusat
bumi. Hubungan antara garis gravitasi, pusat gravitasi dengan bidang tumpu adalah menentukan derajat
stabilitas tubuh.

3)
Bidang tumpu (Base of Support-BOS)
Bidang tumpu merupakan bagian dari tubuh yang berhubungan dengan permukaan tumpuan.
Ketika garis gravitasi tepat berada di bidang tumpu, tubuh dalam keadaan seimbang. Stabilitas yang baik
terbentuk dari luasnya area bidang tumpu. Semakin besar bidang tumpu, semakin tinggi stabilitas.
Misalnya berdiri dengan kedua kaki akan lebih stabil dibanding berdiri dengan satu kaki. Semakin dekat
bidang tumpu dengan pusat gravitasi, maka stabilitas tubuh makin tinggi.

b)
Keseimbangan Berdiri
Pada posisi berdiri seimbang, susunan saraf pusat berfungsi untuk menjaga pusat massa tubuh
(center of body mass) dalam keadaan stabil dengan batas bidang tumpu tidak berubah kecuali tubuh
membentuk batas bidang tumpu lain (misalnya : melangkah). Pengontrol keseimbangan pada tubuh
manusia terdiri dari tiga komponen penting, yaitu sistem informasi sensorik (visual, vestibular dan
somatosensoris), central processing dan efektor.
Pada sistem informasi, visual berperan dalam contras sensitifity (membedakan pola dan bayangan)
dan membedakan jarak. Selain itu masukan (input) visual berfungsi sebagai kontrol keseimbangan,
pemberi informasi, serta memprediksi datangnya gangguan. Bagian vestibular berfungsi sebagai pemberi
informasi gerakan dan posisi kepala ke susunan saraf pusat untuk respon sikap dan memberi keputusan
tentang perbedaan gambaran visual dan gerak yang sebenarnya. Masukan (input) proprioseptor pada
sendi, tendon dan otot dari kulit di telapak kaki juga merupakan hal penting untuk mengatur
keseimbangan saat berdiri static maupun dinamik
Central processing berfungsi untuk memetakan lokasi titik gravitasi, menata respon sikap, serta
mengorganisasikan respon dengan sensorimotor. Selain itu, efektor berfungsi sebagai perangkat
biomekanik untuk merealisasikan renspon yang telah terprogram si pusat, yang terdiri dari unsur lingkup
gerak sendi, kekuatan otot, alignment sikap, serta stamina.
Postur adalah posisi atau sikap tubuh. Tubuh dapat membentuk banyak postur yang memungkinkan
tubuh dalam posisi yang nyaman selama mungkin. Pada saat berdiri tegak, hanya terdapat gerakan kecil
yang muncul dari tubuh, yang biasa di sebut dengan ayunan tubuh. Luas dan arah ayunan diukur dari
permukaan tumpuan dengan menghitung gerakan yang menekan di bawah telapak kaki, yang di sebut
pusat tekanan (center of pressure-COP). Jumlah ayunan tubuh ketika berdiri tegak di pengaruhi oleh
faktor posisi kaki dan lebar dari bidang tumpu.
Posisi tubuh ketika berdiri dapat dilihat kesimetrisannya dengan : kaki selebar sendi pinggul,
lengan di sisi tubuh, dan mata menatap ke depan. Walaupun posisi ini dapat dikatakan sebagai posisi yang
paling nyaman, tetapi tidak dapat bertahan lama, karena seseorang akan segera berganti posisi untuk
mencegah kelelahan.

3. Mekanisme kontraksi otot secara molekuler ?


Kontraksi :
Impuls ditangkap oleh saraf sensorik SSP motorik rangsang jalan ke serabut saraf
sampai di ujung ke otot sekresi acetilkolin (Ach) kerja local membuka banyak kanal
gudang acetilkolin ion Na+ bs berdifusi ke membrane serabut oto depolarisasi

reticulum sarcoplasma melepas banyak Ca2+ mengelilingi myofibril ion Ca2+ memacu
tarik menarik antaran aktin dan myosin jembatan silang bergeser manifestasi dari kontraksi
Relaxasi :
Ca2+ kembali ke RS disimpan lagi relaxsasi

ANATOMY & PHYSIOLOGY Carloz Junquiera

Potensial aksi saraf motorik ujung saraf mensekresi asetilkolin membuka


saluran asetilkolin di membran serat otot ion natrium masuk membran serat otot (di
titik terminal) potensial aksi dalam serat otot potensial aksi berjalan di sepanjang
membran serat otot depolarisasi membran serat otot & menyebabkan retikulum
sarkoplasma melepas ion kalsium ke miofibril ion kalsium menimbulkan kekuatan
menarik antara filamen aktin dan miosin bergerak bersama-sama & terjadi proses
kontraksi setelah < 1 detik, ion kalsium masuk lagi ke retikulum sarkolasma sampai
potensial aksi yang baru datang lagi kontraksi otot terhenti.

(Guyton Arthur C.2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC)

4. Perbedaan FT fibers dan ST fibers ?


Serabut otot cepat
-Serabut besar untuk kontraksi yang besar
-Retikulum sarkoplasma yang luas dapat melepaskan kalsium untuk memulai kontraksi
- suplai darah yang tdk terlalu luas krna metab oksidatif yg tdk penting
- sebagian besar memiliki enzim glikolisis untuk menghasilkan energi secara cepat mlli
proses glikolisis
Otot lambat

Serabut otot lbih kecil


Dprsarafi oleh serabut saraf yang kecil
Sstem pembuluh darah dan kapiler yang luas untuk oksigen tambahan
Mengandung beberapa myoglobulin( protein mengandung Fe yang serupa Hb ) agar
mempercepat transpor oksigen

5. Definisi fungsi dan jenis dari otot ?


OTOT EKSTREMITAS SUPERIOR
1)

Otot-otot punggung
m. trapezius
m. latissimus dorsi
m. levator scapulae
m. rhomboideus mayor
m. rhomboideus minor

2)

Otot-otot dada
m. subclavius
m. serratus anterior
m. pectoralis mayor
m. pectoralis minor

3)

Otot-otot bahu
m. deltoideus
m. sub scapularis
m. supraspinatus
m. infraspinatus
m. teres mayor
m. teres minor

4)

Otot-otot lengan atas


m. coracobrachialis
m. bicep brachii
m. brachialis
m. tricep brachii
m. anconeus

5)

Otot-otot lengan bawah


Kelompok radiodorsal

Stratum superficial
m. brachioradialis
m. ekstensor carpi radialis longus
m. ekstensor carpi radialis brevis

sebelah radial

m. ekstensor digitorum
m. ekstensor digiti minimi

intermediate

m. ekstensor carpi ulnaris


Stratum profundal
m. supinator
m. abductor pollicis longus
m. ekstensor pollicis brevis
m. ekstensor pollicis longus
m. ekstensor indicis hakkakcncc

sebelah ulnar

Kelompok ulnovolar
Stratum superficial
m. pronator teres
m. flexor carpi radialis
m. palmaris longus
m. flexor carpi ulnaris

Stratum mediale

m. flexor digitorum superficial

Stratum profundal

m. flexor digitorum profundus

m. flexor pollicis longus

m. pronator quadratus
6)
Otot-otot tangan
Buku saku Anatomi FK UNISSULA vol.1
OTOT-OTOT EKSTREMITAS INFERIOR
1) Otot-otot pangkal paha
2) Otot-otot tungkai atas
3) Otot-otot tungkai bawah

6. Faktor yang mempengaruhi kontraksi otot ?


a. Rangsangan
: mempengaruhi kontraksi otot
i. Stimulus reseptor neuron sensorik saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
neuron motorik efektor (otot)
ii. Misalnya
: ada debu (reflek menutup mata) sumsum tulang belakang
b. Sistem saraf
c. Ketersediaan ion untuk kontraksi dan relaksasi (Na dan Ca)
i. Na berfungsi untuk mengaktifkan Ca
d. Ketersediaan ATP
e. Asupan makanan
i. Mengandung karbohidrat, protein, mineral

7. Gerakan apa saja yang bisa trjadi di tubuh dan anggota gerak ?

Fisiologi
Volunteer (otot sadar)
Yang dipengaruhi oleh system sarafaf pusat (otak) dan sumsum tulang belakang)
Contoh : otot skelet
In Volunteer (otot tidak sadar)
Dipengaruhi oleh system saraf otonom
Contoh : otot polos dan otot jantung

FUNGSI VOLUNTER MRPKAN AKIBAT KERJA DR OTOT RANGKA


1. Mempertahankan Sikap Tubuh Duduk, Berdiri, Tidur
2. Melaksanakan Bermacam-Macam Gerakan
Anggota Tubuh : Pergerakan
Jari-Jari
: Untuk Memegang
Diafragma
: Respirasi (Pernafasan)
Pharyng
: Menelan Makanan
Lidah & Bibir
: Menggerakan Makanan Dan Vokalisasi
FUNGSI INVOLUNTER (TDK DIPENGARUHI KEHENDAK) AKIBAT KERJA
OTOT POLOS & OTOT JANTUNG
1. Propulsi (Dorongan) Substansi Dlm Bermacam-2 Saluran, Misalnya: Makanan Yang Berjalan
Sepanjang Saluran Pencernaan; Darah Yang Berjalan Di Sepanjang Pembuluh Darah; Sel Telur
Yang Berjalan Di Sepanjang Saluran Telur (Oviduct); Sperma Yang Berjalan Di Spanjang
Saluran Mani
2. Ekspulsi (Pengeluaran) Substansi Yang Tersimpan Dalam Kantung (Vesica) Empedu,
Urine, Feses

3. Regulasi (Pengaturan) Diameter Lubang Mengatur Besar Kecilnya Pupil Mata, Pylorus
Lambung, Rektum (Anus)
(Repository.Ui.Ac.Id/Dokumen/Lihat/2802.Ppt)

8. Bagaimana metabolisme energi saat kntraksi otot ?


Osteoid

Ca2+ dan PO43- konsentrasi tinggi

transport ion Ca2+ ke dalam vesikel


kristal hidroksiapatit

vesikel matrix memproduksi pompa kalsium

konsentrasi ion Ca

2+

lebih tinggi

kristalisasi pertumbuhan

menembus membrane isi dari vesikel keluar. ( Gartner, 2007 )

http://www.scribd.com/doc/52471266/semangatttt#download

9. Apa saja filamen penyusun otot ?

Struktur otot
a. Serabut otot rangka : merupakan sel otot yang digabungkan oleh jaringan ikat
(endomisium), serabut otot ada struktur yang tersusun dari
i. sarkolema (membran plasma)
ii. sakoplasma (sitoplasma)
iii. retikulum sarkoplasma (RE)
iv. unit khusus [miofibril
: terdiri dari sarkomer : lempeng Z, filamen aktin
(tipis), filamen miosis (tebal)]
v. terpulas gelap filamen aktin dan miosin
vi. terpulas terang filamen akti

10. Karakteristik otot ?


No.
Nama otot
Fungsi
01.
Ekstensor
Gerak meluruskan
02.
Fleksor
Gerak membengkokkan
03.
Adductor
Gerak mendekat sumbu badan
04.
Abductor
Gerak menjauhi sumbu badan
05.
Levator
Gerak mengangkat suatu struktur
06.
Depressor
Gerak menurunkan suatu struktur
07.
Pronator
Gerak menelungkupkan
08.
Supinator
Gerak menengadahkan
09.
Rotator
Gerak memutar
10.
Konstriktor
Gerak menutup
11.
Adilator
Gerak membuka
Alberts B. 1994. Biologi Molekuler Sel, Edisi Kedua. Penerbit PT

Contoh ototnya
Ekstensor cruris
Fleksor tarsi
Adductor longus
Gluteus medius
Temporalis dan messeter
Depressor mandibulae
Pronator teres
Supinator
Pectoralis mayor
Orbicularis oculi
Orbicularis oris

Macam gerak
Fleksi

: gerakan memperkecil sudut

Ekstensi

: gerakan memperbesar sudut

Adduksi
Abduksi

: gerakan mendekat ke garis tengah/median


: gerakan menjauhi garis tengah

Endorotasi
Eksorotasi

: gerakan memutar ke arah lateral


: gerakan memutar ke arah medial

Pronasi
Supinasi

: endorotasi untuk lengan/tungkai


: eksorotasi untuk lengan/tungkai
(Diktat Anatomi Musculoskeletal edisi 2011 , hal 136)

Axis gerak (horizontal,sagital,dll)

Axis gerak
Axis sagital
- Tegak lurus terhadap bidang frontal
Axis tranversal
- Tegak lurus terhadap bidang sagital
Axis vertical
- Tegak lurus terhadap bidang horizontal
Sumber : Myologia dan Arthrologia, Lab.Anatomi FK Undip, Semarang, 1981

11. Anatomi, embriologi tulang


TULANG

Tulang merupakan rangka pembentuk dan penopang tubuh utama manusia, termasuk
jaringan dan organ didalamnya. Kerangka manusia terdiri dari tulang keras, tulang rawan
(kartilago), sendi, serta ligament (jaringan ikat) dan tendon.
Tulang adalah jaringan keras yang merupakan komponen utama pembentuk rangka (Iskandar,
2009)
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24509/5/Chapter%20I.pdf

Stuktur tulang:

Tulang adalah bentuk khusus jaringan ikat dengan kerangka kolagen yang mengandung garam Ca 2+
dan PO43-, terutama hidroksiapatit. Sistem skelet (tulang) dibentuk oleh sebuah matriks dari serabutserabut dan protein yang diperkeras dengan kalsium, magnesium fosfat, dan karbonat. Bahan-bahan
tersebut berasal dari embrio hyalin tulang rawan melalui osteogenesis kemudian menjadi tulang,
proses ini dilakukan oleh sel-sel yang disebut osteoblast. Terdapat 206 tulang di tubuh yang
diklasifikasikan menurut panjang, pendek, datar, dan tak beraturan, sesuai dengan bentuknya. Secara
umum tulang mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Tulang berperan dalam homoestasis Ca2+ dan PO43- secara keseluruhan.
b. Tulang berfungsi untuk melindungi organ vital.
c. Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk kepada kerangka tubuh
d. Melindungi organ organ tubuh (contoh tengkorak melindungi otak).
e. Untuk pergerakan (otak melekat kepada tulang untuk berkontraksi dan bergerak).
f. Merupakan tempat penyimpanan mineral, seperti kalsium.
g. Hematopoiesis (tempat pembuatan sel darah merah dalam sum-sum tulang).

Macam-macam tulang

1.2

Tipe-tipe Tulang

1.2.1

Berdasarkan Jaringan Penyusun dan Sifat-sifat Fisiknya

a. Tulang Rawan ( Kartilago )


Tulang rawan adalah tulang yang tidak mengandung pembuluh darah dan saraf kecuali
lapisan luarnya (perikondrium). Tulang rawan memiliki sifat lentur karena tulang rawan tersusun
atas zat interseluler yang berbentuk jelly yaitu condroithin sulfat yang di dalamnya terdapat serabut
kolagen elastin. Maka dari itu, tulang rawan bersifat lentur dan lebih kuat dibandingkan dengan
jaringan ikat biasa.
Pada saat interseluler tersebut juga terdapat rongga-rongga yang disebut lakuna yang berisi sel
tulang rawan yaitu kondrosit.
Tulang rawan terdiri dari tiga tipe, yaitu :

Tulang rawan hialin


Yaitu tulang yang berwarna putih sedikit kebiru-biruan, mengandung serat-serat kolagen dan
kondrosit. Tulang rawan hialin dapat kita
temukan pada laring, trakea, bronkus,
ujung-ujung tulang panjang, tulang rusuk
bagian depan, cuping hidung, dan rangka
janin.

Tulang rawan elastic


Yaitu tulang yang mengandung serabutserabut elastis. Tulang rawan elastis
dapat kita temukan pada daun telinga,
tuba eustachi (pada telinga ) dan laring.

Tulang rawan fibrosa


Yaitu tulang yang
mengandung banyak sekali bundlebundel serat kolagen sehingga
tulang rawan fibrosa sangat kuat dan
lebih kaku. Tulang inio dapat kita
temukan pada discus diantara tulang
vertebrae dan pada simfisis pubis
diantara dua tulang pubis.

Pada orang dewasa tulang rawan jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan anak-anak.
Pada orang dewasa tulang rawan hanya ditemukan di beberapa tempat, yaitu cuping hidung, cuping
telinga, antar tulang rusuk (cortal cartilage) dan tulang dada, sendi-sendi tulang, antar ruas tulang
belakang dan pada cakra epifisis.

b. Tulang Keras ( Osteon )


Tulang keras atau yang sering kita sebut sebagai tulang yang sebenarnya berfungsi untuk
menyusun berbagai sistem rangka. Tulang tersusun atas sel, matriks protein, dan deposit mineral. Selselnya terdiri atas tiga jenis dasar, yaitu osteoblas, osteosit, dan osteoklas.
1. Osteoblas
Merupakan sel pembentuk tulang yang memproduksi kolagen tipe I dan berespon terhadap
perubahan PTH. Tulang baru dibentuk oleh osteoblast yang membentuk osteoid dan mineral pada
matriks tulang. Bila proses ini selesai osteoblast menjadi osteosit dan terperangkap dalam matriks
tulang yang mengandung mineral
2. Osteosit
Berfungsi memelihara kontent mineral dan elemen organik tulang. Osteosit ini merupakan sel-sel
tulang dewasa.
3. Osteoklas
Osteoklas mengikis dan menyerap tulang yang sudah terbentuk di sekitarnya dengan
mengeluarkan asam yang melarutkan kristal kalsium fosfat dan enzim yang menguraikan matriks
organik. Sel ini berinti banyak, dapat bergerak, serta melekat di tulang melalui integrin di tonjolan
membran yang disebut sealing zone.

1.2.2 Berdasarkan Bentuk


a. Tulang Pipa
Tulang pipa bentuknya bulat, memanjang, bagian tengahnya berlubang, seperti pipa. Di bagian dalam
ujungnya terdapat sum-sum merah berfungsi untuk pembentukan sel darah merah.
Tulang pipa terdiri atas tiga bagian, yaitu kedua ujung yang bersendian (epifisis), bagian tengah
(diafisis), dan cakra epifisis yang berada di antara epifisis dengan diafisis. Pada anak-anak cakra epifisis
berupa tulang rawan yang mengandung osteoblas, sehingga masih mengalami pertumbuhan. Sedangkan

pada orang dewasa, cakra epifisis berupa tulang keras yang menyebabkan epifisis dan diafisisnya
menyatu, sehingga tidak lagi mengalami pertumbuhan.
Contoh : Tulang lengan, tulang paha, tungkai dan ruas-ruas tulang jari.

b. Tulang Pipih
Tulang pipih bentuknya pipih, terdiri atas lempengan tulang kompak dan tulang spongiosa.
Didalamnya terdapat sumsum merah yang berfungsi untuk pembuatan sel darah merah dan sel darah
putih.
Contoh : Tulang rusuk, tulang dada, tulang belikat, tulang panggul, dan tulang dahi.

c. Tulang Pendek
Tulang pendek bentuknya bulat dan pendek (ruas tulang). Didalamnya juga terdapat sumsum merah
berfungsi untuk pembuatan sel darah merah dan sel darah putih.
Contoh : Tulang-tulang pada pergelangan tangan, pergelangan kaki, dan telapak tangan.

d. Tulang tidak beraturan


Selain ke tiga macam tulang tersebut di atas yang sudah dijelaskan secara rinci, ada juga kelompok tulang
yang tidak beraturan karena bentuknya tidak teratur.
Contoh : Tulang punggung dan tulang rahang.

1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar, contohnya os humerus dan os.
femur.

2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossa carpi.

3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: os. scapula.

4. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os. vertebrae.

5. Ossa pneumatica (tulang berongga udara), contoh: os. maxilla.

Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC


http://www.produgen.co.id/?m=pr&s=news&a=view&id=34&cid=90
http://www.medicastore.com/alovell/isi.php?isi=tulang
http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=987
http://belajarbiologi.rumahilmuindonesia.net/?p=12

12. Sel - sel dalam tulang ?


Sel-selnya terdiri atas tiga jenis dasar, yaitu osteoblas, osteosit, dan osteoklas.
Osteoblas
Merupakan sel pembentuk tulang yang memproduksi kolagen tipe I dan berespon terhadap
perubahan PTH. Tulang baru dibentuk oleh osteoblast yang membentuk osteoid dan mineral pada
matriks tulang. Bila proses ini selesai osteoblast menjadi osteosit dan terperangkap dalam matriks
tulang yang mengandung mineral
Osteosit
Berfungsi memelihara kontent mineral dan elemen organik tulang. Osteosit ini merupakan sel-sel
tulang dewasa.
Osteoklas

Osteoklas mengikis dan menyerap tulang yang sudah terbentuk di sekitarnya dengan
mengeluarkan asam yang melarutkan kristal kalsium fosfat dan enzim yang menguraikan matriks
organik. Sel ini berinti banyak, dapat bergerak, serta melekat di tulang melalui integrin di tonjolan
membran yang disebut sealing zone.

13. Lapisan tulang dari luar ke dalam ?


Lapisan tulang

a. Periosteum
Periosteum merupakan lapisan pertama dan selaput terluar tulang yang tipis.
Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan
pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke
tulang dan berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang
rusak.

b. Tulang kompak (korteks)


Tulang kompak merupakan lapisan kedua pada tulang yang memiliki tekstur halus
dan sangat kuat. Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung
kapur (Calsium Phosfat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat.

Tulang kompak paling banyak ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan. Delapan
puluh persen tulang di tubuh dibentuk oleh tulang kompak. Sel tulang kompak berada di
lakuna dan menerima nutrisi dari kanalikulus yang bercabang di seluruh tulang kompak
dan disalurkan melalui kanal havers yang mengandung pembuluh darah. Di sekeliling tiap
kanal havers, kolagen tersusun dalam lapisan konsentris dan membentuk silinder yang
disebut osteon (sistem Havers) atau disebut juga tulang keras.
Setiap sistem Havers terdiri dari saluran Havers, yaitu suatu saluran yang sejajar
dengan sumbu tulang. Disekeliling sistem havers terdapat lamella-lamella yang
konsentris dan berlapis-lapis. Pada lamella terdapat rongga-rongga yang disebut
lakuna. Di dalam lakuna terdapat osteosit. Dari lakuna keluar saluran-saluran kecil
yang menuju ke segala arah disebut kanalikuli yang berhubungan dengan lakuna lain.
Di antara sistem havers terdapat lamella interestial yang lamella-lamellanya tidak
berkaitan dengan sistem havers. Pembuluh darah dari periosteum menembus tulang
kompak melalui saluran volkman yang berhubungan dengan pembuluh darah saluran
havers. Kedua saluran ini arahnya saling tegak lurus.

1. Circumferential dalam. 2. Lamela2, 3.a , 10 : kanalis havers, b. lamela, c. lakuna.


6. Kanalis volkman. 7. Circumferential luar.
c. Tulang Spongiosa
Pada lapisan ketiga disebut dengan tulang spongiosa, berada di dalam korteks dan
membentuk sisa 20% tulang di tubuh. Sesuai dengan namanya tulang spongiosa memiliki

banyak rongga. Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat memproduksi selsel darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut trabekula.
Trabekula terdiri dari spikulum / lempeng, dan sel-sel terletak di permukaan
lempeng. Nutrien berdifusi dari cairan ekstrasel tulang ke dalam trabekula. Lebih dari 90
% protein dalam matriks tulang tersusun atas kolagen tipe I.

d. Sumsum Tulang (Bone Marrow)


Lapisan terakhir tulang yang paling dalam adalah sumsum tulang. Sumsum tulang
wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh tulang spongiosa

seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa. Sumsum tulang berperan penting
dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.

Ganong, W.F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

14. definisi gerak


Gerak adalah suatu perubahan tempat kedudukan pada suatu benda dari titik keseimbangan
awal. Sebuah benda dikatakan bergerak jika benda itu berpindah kedudukan terhadap benda
lainnya baik perubahan kedudukan yang menjauhi maupun yang mendekati.
http://rayhandsight.blogspot.com/2009/03/pengertian-gerak-serta-macam-jenis.html

15. mekanisme gerak


MEKANISME GERAK
Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yaitu gerak
refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke
otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh
saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan, tanpa
memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa
disadari terlebih dahulu. Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini
merupakan gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf ini dibentuk oleh sekuen
dari neuron sensorik ,interneuron, dan neuron motorik, yang mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks
tertentu. Gerak refleks yang paling sederhanahanya memerlukandua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan
neuron motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang.
Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai dari reseptor penerima
rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung
(asosiasi) tanpa diolah di dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke
efektor, yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan atas
refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau
mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di
dalam sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut. ( Amien, 1987 )

16. myofibril dan myfilamen


17. aksi dan jenis otot rangka
TAHAP TAHAP KONTRAKSI DAN RELAKSASI OTOT
1.

Tahap-tahap kontraksi otot rangka


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Pelepasan muatan oleh neuron motorik


Pelepasan transmiter (asetilkolin) di end-plate motorik
Pengikatan asetilkolin ke reseptor asetilkolin nikotinik
Pengikatan konduktansi Na+ dan K+ di membran end-plate
Pembentukan potensial end-plate
Pembentukan potensial aksi di serabut-serabut otot
Penyebaran depolarisasi ke dalam di sepanjang tubulus T
Pelepasan Ca2+ dari sistema terminalis retikulum sarkoplasma serta difusi Ca 2+ ke filamen tebal dan

i.
j.

filamen tipis
Pengikatan Ca2+ ke troponin C, sehingga membuka tempat pengikatan miosin di molekul aktin
Pembentukan ikatan silang antara aktin dan miosin dan pergeseran filamen tipis pada filamen tebal,

sehingga menghasilkan gerakan


2. Tahap-tahap relaksasi otot rangka
a. Ca2+ dipompa kembali ke retikulum sarkoplasma
b. Pelepasan Ca2+ dari troponin
c. Penghentian interaksi antara aktin dan miosin ( Ganong, 2008 )

PERBEDAAN FISIK OLAHRAGAWAN DAN BUKAN OLAHRAGAWAN


1.

Otot olahragawan lebih tampak atatu terbentuk

2.

Badan lebih kencang

3.

Pada olahragawan, ototnya mengalami hipertofi(otot menjadi besar dan kuat)

4.

Kekar

5.

Lebih padat

6.

Olahragawan tidak cepat merasa lelah karena mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya ( Guyton,
2006 )

18. faktor yang mempengaruhi gerak


19. kontraksi otot lurik

(Guyton Arthur C.2008.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC)
Sel-sel tulang : Osteoprogenitor cells, Osteoblas, Osteosit, dan Osteoklas.
Osteoprogenitor cells
Merupakan embryonic mesenchymal cells, sehingga menjaga kemampuan mitotik (sangat berpotensi untuk
berdiferensiasi menjadi Osteoblas). Berada pada bagian dalam periosteum, lapisan canal harvest, dan di dalam
endosteum.

Osteoblas
Terbentuk dari Osteorogenitor cells yang telah berdiferensiasi. Tumbuh dibawah pengaruh Bone Morphogenic
Protein (BMP) dan Transforming Growth Factor . Osteoblas juga berperan dalam sistesis komponen organic dari
matrix (Kolagen tipe I, Peptioglikan, dan glikoprotein). Mengalami proses aposisi tulang yaitu komponen matrix
disekresi pada permukaan sel yang berkontak dengan matrx tulang yang lebih tua, dan lapisan matrix baru
(namun belum terkapur), yang disebut Osteoid, diantara lapisan osteoblas dan tulang yang baru dibentuk.
( Junqueira, 2007 )

Osteosit
Merupakan sel tulang yang telah dewasa. Di dapat dari osteoblas yang berdeferensiasi. Terdapat didalam lacuna
yang terletak diantara lamela-lamela matrix. Jumlahnya 20.000 30.000 per mm 3. sel-sel ini secara aktif terlibat
untuk mempertahankan matrix tulang dan kematianya diikuti oleh resorpsi matrix tersebut.
( Junqueira, 2007 )
Osteoklas.

Berinti banyak. Memiliki peranan penting dalam proses resorpsi tulang. Berasal dari penggabungan sel-sel
sumsum tulang. Osteoklas mensekresi kolagenase dan enzim lain sehingga memudahkan pencernaan kolagen
setempat dan melarutkan kristal gram kalsium. Aktifinasnya dipengaruhi oleh hormone sitokinin. Osteoklas
memiliki reseptor untuk kalsitokinin, yakni suati hormone tiroid, tetapi bukan untuk hormone paratiroid. Akan tetapi
osteoblas memiliki reseptor untuk hormone paratiroid dan begitu teraktivasi oleh hormone ini, osteoblas akan
memperoduksi suatu sitokin yang disebut factor perangsang osteoklas. ( Junqueira, 2007 )

20. musculus superior inferior


21. otot 2 batang badan
OTOT EKSTREMITAS SUPERIOR
7)

Otot-otot punggung
m. trapezius
m. latissimus dorsi
m. levator scapulae
m. rhomboideus mayor
m. rhomboideus minor

8)

Otot-otot dada
m. subclavius
m. serratus anterior
m. pectoralis mayor
m. pectoralis minor

9)

Otot-otot bahu
m. deltoideus
m. sub scapularis
m. supraspinatus
m. infraspinatus
m. teres mayor
m. teres minor

10)

Otot-otot lengan atas


m. coracobrachialis
m. bicep brachii
m. brachialis
m. tricep brachii
m. anconeus

11)

Otot-otot lengan bawah


Kelompok radiodorsal

Stratum superficial
m. brachioradialis
m. ekstensor carpi radialis longus
m. ekstensor carpi radialis brevis
m. ekstensor digitorum
m. ekstensor digiti minimi
m. ekstensor carpi ulnaris

Stratum profundal
m. supinator
m. abductor pollicis longus
m. ekstensor pollicis brevis
m. ekstensor pollicis longus

sebelah radial

intermediate

sebelah ulnar

m. ekstensor indicis hakkakcncc


Kelompok ulnovolar
Stratum superficial
m. pronator teres
m. flexor carpi radialis
m. palmaris longus
m. flexor carpi ulnaris

Stratum mediale

m. flexor digitorum superficial

Stratum profundal

m. flexor digitorum profundus

m. flexor pollicis longus

m. pronator quadratus
12)
Otot-otot tangan
Buku saku Anatomi FK UNISSULA vol.1
OTOT-OTOT EKSTREMITAS INFERIOR
4) Otot-otot pangkal paha
5) Otot-otot tungkai atas
6) Otot-otot tungkai bawah

Fisiologi
Volunteer (otot sadar)
Yang dipengaruhi oleh system sarafaf pusat (otak) dan sumsum tulang
belakang)
Contoh : otot skelet
In Volunteer (otot tidak sadar)
Dipengaruhi oleh system saraf otonom
Contoh : otot polos dan otot jantung

FUNGSI VOLUNTER MRPKAN AKIBAT KERJA DR OTOT RANGKA


1. Mempertahankan Sikap Tubuh Duduk, Berdiri, Tidur
2. Melaksanakan Bermacam-Macam Gerakan
Anggota Tubuh : Pergerakan
Jari-Jari
: Untuk Memegang
Diafragma
: Respirasi (Pernafasan)
Pharyng
: Menelan Makanan
Lidah & Bibir
: Menggerakan Makanan Dan Vokalisasi
FUNGSI INVOLUNTER (TDK DIPENGARUHI KEHENDAK) AKIBAT
KERJA OTOT POLOS & OTOT JANTUNG
1. Propulsi (Dorongan) Substansi Dlm Bermacam-2 Saluran, Misalnya: Makanan
Yang Berjalan Sepanjang Saluran Pencernaan; Darah Yang Berjalan Di Sepanjang
Pembuluh Darah; Sel Telur Yang Berjalan Di Sepanjang Saluran Telur (Oviduct);
Sperma Yang Berjalan Di Spanjang Saluran Mani
2. Ekspulsi (Pengeluaran) Substansi Yang Tersimpan Dalam Kantung (Vesica)
Empedu, Urine, Feses
3. Regulasi (Pengaturan) Diameter Lubang Mengatur Besar Kecilnya Pupil Mata,
Pylorus Lambung, Rektum (Anus)
(Repository.Ui.Ac.Id/Dokumen/Lihat/2802.Ppt)
22. fascia subkutis
23. hostologi otot
Histology
Otot lurik
:

Di dekatnya ada persarafan, volunteer, filamen aktin dan myosin teratur


sehingga membentuk gurat-gurat melintang yang teratur, pita I terang, pita A
gelap, inti di perifer, epimisium (keseluruhan otot rangka)-perimisium(berkas
serat otot rangka)-endomisium(serat otot), motor end plate(taut
neuromuskular):tempat impuls dipindahkan dari akson ke serat otot rangka.
Ujung terminal akson: vesikel yang mengandung transmitter asetilkolin.
Impuls akson terminal vesikel sinaps menyatu reseptor asetilkolin
serat otot terangsang kontraksi.
(Eroschenko Victor P.2003.Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi
Fungsional.Jakarta:Penerbit
Buku Kedokteran EGC)

Otot polos :

Satu inti dipusat, organ visceral dan pembuluh darah, tersusun melingkar,
mengendalikan tekanan dengan mengubah diameter pembuluh, involunter.
(Eroschenko Victor P.2003.Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi
Fungsional.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC)

Otot jantung

Di dalam dinding dan septa jantung, gurat-gurat melintang, saraf otonom dan
hormone, ritmis, involunteer, satu atau dua inti di tengah, ujung terminal seratserat otot membentuk diskus interkalaris (tautan end to end), diskus
interkalaris mengikat dan menggabungkan semua serat otot jantung
penyebaran cepat stimuli kontraksi seluruh muskulatur jantung.
(Eroschenko Victor P.2003.Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi
Fungsional.Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC)

STEP IV

rangsangan
nn
saraf
otot
Kontraksi n relaksasi
Terjadi gerak lokomosi

Anda mungkin juga menyukai