FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BHAYANGKARA SURABAYA
2016
DAFTAR ISI :
A. RINGKASAN
B. POKOK BAHASAN :
Bab . 1 Pengertian Teori Akuntansi
Bab. 2 Penalaran
Bab. 3 Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Bab. 4 Rerangka Konseptual Suatu Model
Bab. 5 konsep Dasar
Bab. 6 Aset
Bab. 7 Kewajiban
Bab. 8 Pendapatan
Bab. 9 Biaya
Bab. 10 Laba
Bab. 11 Ekuitas
Bab. 12 Pengungkapan dan Sarana Interpretif
Bab. 13 Akuntansi Untuk Perubahan Harga
C. DAFTAR PUSTAKA
RINGKASAN
Pengertian Teori Akuntansi
Teori akuntansi membahas berbagai masalah konseptual dan ideal yang ada dibalik praktik
akuntansi.
Penalaran
Penalaran merupakan proses berfikir logis dan sistematis untuk membentuk dan
mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau asersi.
Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Perekayasaan Pelaporan Keuangan adalah proses pemikiran logis, deduktif, dan objektif
untuk memilih dan mengaplikasikan ideologi, teori, konsep dasar, teknik, prosedur, dan
teknologi yang tersedia secara teoritis dan praktis untuk mencapai tujuan negara melalui
tujuan pelaporan keuangan dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomik, politik, dan
budaya negara.
Rerangka Konseptual Suatu Model
Rerangka konseptual versi FASB merupakan suatu model hasil perekayasaan yang dapat
dijadikan acuan penalaran untuk pengembangan rerangka acuan baru untuk konteks
lingkungan yang berbeda.
konsep Dasar
Konsep dasar merupakan abstaraksi atau konseptualisasi karakter lingkungan tempat atau
wilayah diterapkannya pelaporan keuangan.
Aset
Aset merupakan elemen neraca pembentuk informasi semantic berupa posisi keuangan dan
merepresentasi potensi jasa fisis dan nonfisis yang memampukan badan usaha untuk
menyediakan barang dan jasa.
Kewajiban
Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup pasti timbul dari
keharusan
sekarang
suatu
kesatuan
usaha
untuk
mentransfer
asset
atau
menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain dimasa datang sebagai akibat transaksi
atau kejadian masa lalu.
Pendapatan
Pendapatan menurut IASB merupakan bagian dari Income, yang merupakan peningkatan
manfaat ekonomik dalam periode akuntansi dalam bentuk peningkatan aset atau penurunan
liabilitas yang berasal dari peningkatan equitas selain dari kontribusi dari pemilik.
Biaya
Biaya mempunyai dua karakteristik utama yaitu aliran atau penurunan aset atau kenaikan
kewajiban dan berkaitan dengan operasi utama yang menerus.
Laba
Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtiar keuangan yang
memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks.
Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban.
Pengungkapan dan Sarana Interpretif
Secara umum pengungkapan adalah konsep, metode, dam media tentang
bagaimana
informasi
berkepentingan.
akuntansi
disampaikan
kepada
pihak
yang
BAB 1
PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI
Praktik akuntansi dalam suatu negara harus selalu berkembang untuk memenuhi
tuntunan perkembangan dunia bisnis. Lebih dari itu, praktik akuntansi juga harus
dikembangkan secara sengaja untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk itu, belajar praktik dan
teknik akuntansi saja tidak cukup karena praktik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang
sehat. Teori akuntansi membahas berbagai masalah konseptual dan ideal yang ada dibalik
praktik akuntansi. Teori akuntansi mempunyai peran penting dalam pengembangan akuntansi
yang sehat.
Pengembangan Akuntansi
Seperangkat pengetahuan akuntansi (accounting body of knowledge) dapat dipandang
dari dua sisi pengertian yaitu sebagai pengetahuan profesi (keahlian) yang dipraktikkan
didunia nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan. Dari segi
profesi, akuntansi sering dipandang semata-mata serangkaian prosedur,metoda, dan teknik
tanpa memperhatikan teori dibalik praktik tersebut. Akuntansi dipandang sebagai pelaksanaan
dan penerapan standar untuk menyusun seperangkat laporan keuangan. Dari sudut
profesi/praktisi ini,akuntansi berkepentingan dalam aspek bagaimana (how to account).
Prinsip akuntansi berterima umum /PABU (generally accepted accounting
principles/GAAP) dianggap sebagai sesuatu yang berian (given). PABU merupakan pedoman
yang lebih luas dari pada standar akuntansi karena tidak semua perlakuan akuntansi ditambah
untuk
pengendalian
keuangan
negara.
Hasil
akhir
akuntansi
adalah
prinsip,metoda,atau teknik yang bermanfaat mencapai tujuan akuntansi. Teori akuntansi akan
merupakan suatu penalaran logis untuk mengevaluasi dan mengembangkan praktik akuntansi.
Hasil penalaran logis adalah suatu rerangka konseptual yang menjadi ancaman konstitusi
akuntansi adanya tujuan sosial yang harus dicapai oleh akuntansi menjadikan teori akuntansi
banyak membahas pertimbangan nilai (value judgment).
Aspek Sasaran Teori
Atas dasar sasaran yang ingin dicapai,teori akuntansi dibedakan menjadi teori positif dan
normatif. Teori positif menjelaskan fenomena akuntansi seperti apa adanya atas dasar
pengamatan empiris. Teori normatif menjelaskan fenomena akuntansi untuk menjustifikasi
atau membenarkan perlakuan (standar) akuntansi karena tujuan akuntansi tertentu harus
dicapai.
Atas dasar semiotika dalam teori komunikasi, teori akuntasi dibedakan menjadi teori
sintaktik,semantik, dan pragmatik. Teori akuntansi semantik memusatkan perhatian pada
masalah-masalah penyimbolan,pengukuran, dan penyajian kegiatan operasi dan objek fisik
perusahaan dalam bentuk laporan keuangan. Teori ini memberi penalaran mengapa kegiatan
perusahaan disimbolkan dengan cara tertentu. Teori akuntansi sintaktik berkepentingan
dengan struktur laporan keuangan. Teori ini memberi penalaran mengapa data/informasi
disajikan dengan cara tertentu. Teori akuntansi pragmatik berkepentingan untuk mengukur
pengaruh dan kebermanfaatan informasi akuntansi terhadap perilaku pemakai. Teori ini
memberi penalaran mengapa informasi berpengaruh terhadap perilaku pemakai (termasuk
pasar modal).
Aspek Pendekatan Penalaran
Teori akuntansi menurunkan penjelasan-penjelasan atau justifikasi melalui penalaran
deduktif dan induktif. Secara umum, teori akuntansi sebagai penalaran logis bersifat
notmatif,sintaktik,semantik,dan deduktif sementara teori akuntansi sebagai sains bersifat
positif, pragmatik, dan induktif.
Berbagai aspek teori akuntansi harus diverifikasi atau diuji validitasnya secara tepat atas
dasar penalaran logis, bukti empiris, daya prediksi, dan standar nilai yang telah disepakati.
Misalnya, teori akuntansi positif lebih tepat diuji atas dasar bukti empiris. sementara itu, teori
akuntansi normatif akan lebih cocok bila diuji atas dasar penalaran logis. Validitas akan lebih
meyakinkan bila penalaran dilandasi oleh konsep yang relevan.
BAB II
PENALARAN (Reasoning)
Pengertian
Praktik yang sehat harus dilandasi oleh teori yang sehat pula. Teori yang sehat harus
dilandasi oleh penalaran yang sehat karena teori akuntansi menuntut kemampuan penalaran
yang memadai. Penalaran merupakan proses berfikir logis dan sistematis untuk membentuk
dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau asersi. Pernyataan
dapat berupa teori (penjelasan) tentang suatu fenomena atau realitas alam,ekonomik, politik,
atau sosial.
Penalaran perlu diajukan dan dijabarkan untuk membentuk, mempertahankan, atau
mengubah keyakinan bahwa sesuatu (misalnya teori, pernyataan, atau penjelasan) adalah
benar. Penalaran melibatkan inferensi yaitu proses penurunan konsekuensi logis dan
melibatkan pula proses penarikan simpulan/konklusi dari serangkaian pernyataan atau asersi.
Proses penurunan simpulan sebagai suatu konsekuensi logis dapat bersifat deduktif dan
induktif. Penalaran mempunyai peran penting dalam pengembangan, penciptaan,
pengevaluasiaan, dan pengujiaan suatu teori atau hipotesis.
Unsur dan Struktur Penalaran
Struktur dan proses penalaran dibangun atas dasar tiga konsep penting yaitu: asersi
(assertion), keyakinan (belief), dan argumen (Argument). Interaksi antara ketiganya
merupakan bukti rasional untuk mengevaluasi kebenaran suatu pernyataan teori.
Asersi (Assetion)
Asersi merupakan pernyataan bahwa sesuatu adalah benar atau penegasan tentang suatu
realitas. Keyakinan merupakan tingkat kebersediaan untuk menerima kebenaran suatu
pernyataan. Argumen adalah proses penurunan simpulan atau konklusi atas dasar beberapa
asersi yang berkaitan secara logis.
Asersi dapat dinyatakan secara verbal atau struktural. Asumsi,hipotesis,dan pernyataan
fakta merupakan jenis tingkatan asersi. Jenis tingkatan konklusi tidak dapat melebihi jenis
tingkatan asersi yang terendah.
Keyakinan merupakan hal yang dituju oleh penalaran. Keyakinan mengandung beberapa
sifat penting yaitu: keadabenaran, bukan pendapat,bertingkat,mengandung bias, memuat
nilai,berkekuatan,veridikal, dan tertempa.
Keyakinan (Belief)
Keyakinan terhadap asersi adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa asersi
tersebut benar. Keyakinan diperoleh karena adanya kepercayaan dan bukti yang kuat untuk
menerimanya sebagai hal yang benar. Keyakinan merupakan produk, hasil atau tujuan suatu
penalaran.
Argumen (Argument)
Argumen bertujuan untuk mengubah keyakinan kalau memang keyakinan tersebut lentuk
untuk berubah. Argumen terdiri atas beberapa asersi yang berfungsi sebagai premis dan
konklusi. Argumen dapat bersifat deduktif dan non deduktif (induktif dan analogi).
Argumen deduktif berawal dari pernyataan umum dan berakhir dengan suatu pernyataan
khusus berupa konklusi. Penalaran ini terdiri atas tiga tahap yaitu: penentuan premis, proses
deduksi, dan penarikan konklusi. Kelengkapan,kejelasan,kesahihan, dan keterpercayaan
merupakan kriteria validitas konklusi yang diturunkan atas dasar penalaran deduktif.
Argumen induktif berawal dari suatu keadaan khusus dan berakhir dengan pernyataan
umum berupa konklusi sebagai hasil generalisasi. Berbeda dengan penalran deduktif yang
kebenaran konklusinya merupakan konsekuensi logis (pasti benar atau tak benar), penalran
induktif menghasilkan konklusi yang boleh jadi benar atau tak benar. Bila premis benar,
konklusi penalaran deduktif harus (necessarily) benar sedangkan konklusi penalran induktif
tudak harus (not necessarily) benar atau boleh jadi benar.
Disamping argumen deduktif dan induktif, dikenal pula argumen dengan analogi dan
argumen penyebaban. Kemiripan merupakan basis untuk menurunkan kesimpulan dengan
analogi. Analogi bukan merupakan pembuktian tetapi lebih merupakan alat untuk
menjelaskan atau klarifikasi. Argumen penyebab bertujuan untuk meyakinkan bahwa suatu
gejala timbul karena gejala yang lain atau perubahan suatu variabel diakibatkan oleh
perubahan variabel tertentu. Keyakianan tentang adanya penyebaban dapat dicapai kalau tiga
kriteria penyebaban dipenuhi yaitu: adanya kovariasi, adanya urutan kejadian, dan tiadanya
faktor lain selain faktor sebab yang diamati.
Karena tujuan argumen adalah untuk mengevaluasi dan mengubah keyakinan, ada
kalanya argumen yang jelek dapat meyakinkan banyak orang. Orang sering terkecoh oleh
atau mengecoh dengan argumen. Kecohan atau salah nalar adalah argumen yang dapat
membujuk meskipun penalarannya mengandung cacat. Kecohan dapat terjadi akibat
strategem atau akibat salah logika.
Strategem adalah cara-cara untuk meyakinkan orang akan suatu pernytaan, konklusi, atau
posisi selain dengan mengajukan argumen yang valid. Cara-cara ini dapat berupa persuasi tak
langsung, membidik orangnya, menyampingkan masalah pokok, misrepresentasi, imbauan
cacah,imbauan autoritas, imbauan tradisi, dilema semu, dan imbauan emosi. Pada umumnya
strategem digunakan dengan niat semata-mata untuk memenangkan posisi dan bukan untuk
mencari solusi yang terbaik. Argumen yang valid tidak selalu dapat membujuk sehingga
strategem sering digunakan tanpa melibatkan salah nalar.
Salah nalar adalah kesalahan konklusi akibat tidak diterapkannya kaidah-kaidah
penalaran yang valid. Beberapa bentuk salah nalar adalah menegaskan konsekuen,
menyangkal anteseden, petaksaan, perampatan lebih, parsialitas, pembuktian analogis,
peracuan urutan kejadian dengan penyebaban, dan pengambilan konklusi pasangan.
Sampai tingkat tertentu persistensi mempunyai justifikasi yang dapat dipertanggung
jelaskan.
Namun,
bila
sikap
persisten
menghalangi
atau
menutup
diri
untuk
BAB III
PEREKAYASAN PELAPORAN KEUANGAN
Dengan seperangkat pengetahuan akuntansi sebagai teknologi, orang akan mampu
merekayasa suatu mekanisme pelaporan keuangan untuk suatu negara. Salah satu tujuan yang
dapat dicapai dengan perekayasaan ini adalah alokasi sumber daya ekonomik secara efektif
dan efisien. Pelaporan keuangan nasional harus direkayasa secara saksama untuk
mengendalikan alokasi tersebut secara automatis dengan mempengaruhi perilaku pengambil
keputusan ekonomik yang dominan melalui informasi keuangan. Agar terjadi pengendalian
automatis, penyediaan informasi harus dilakukan dengan cara tertentu berupa prinsip
akuntansi berterima umum.
Proses Perekayasaan
Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses yang menggambarkan bagaimana
informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan perlaporan keuangan
yang pada gilirannya akan membantu pencapaian tujuan ekonomi dan sosial negara.
Pelaporan keuangan sebagai sistem nasional merupakan hasil proses perekayasaan akuntansi.
Perekayasaan Pelaporan Keuangan adalah proses pemikiran logis, deduktif, dan
objektif untuk memilih dan mengaplikasikan ideologi, teori, konsep dasar, teknik, prosedur,
dan teknologi yang tersedia secara teoritis dan praktis untuk mencapai tujuan negara melalui
tujuan pelaporan keuangan dengan mempertimbangkan faktor sosial, ekonomik, politik, dan
budaya negara. Hasil perekayasaan dituangkan dalam suatu dokumen resmi yang disebut
rerangka konseptual yang fungsinya dapat dianalogi dengan konstitusi.
Dari segi semantika dalam teori komunikasi, perekayasaan pelaporan keuangan
adalah proses untuk menentukan bagaimana kegiatan fisis operasi perusahaan disimbolkan
dalam bentuk elemen-elemen statemen keuangan sehingga orang yang dituju oleh statemen
keuangan dapat membayangkan operasi perusahaan (paling tidak secara finansial) tanpa
harus menyaksikan secara fisis kegiatan perusahaan. Perekayasaan dilakukan oleh pihak yang
mempunyai wawasan teori akuntansi yang kuat.
BAB IV
RERANGKA KONSEPTUAL - SUATU MODEL
Rerangka konseptual versi FASB merupakan suatu model hasil perekayasaan yang
dapat dijadikan acuan penalaran untuk pengembangan rerangka acuan baru untuk konteks
lingkungan yang berbeda.
RK FASB memuat empat komponen konsep utama yaitu: tujuan pelaporan keuangan
(bisnis dan nonbisnis), karakteristik kualitatif informasi, elemen statemen keuangan, dan
pengukuran dan pengakuan (termasuk penggunaan nilai sekarang). Rerangka ini merupakan
kulminasi dari upaya-upaya sebelumnya oleh berbagai badan dan komite mulai dari Komite
Eksekutif AAA sampai Komite Trueblood. Komponen-komponen tersebut berkaitan secara
logis dan koheren serta menggambarkan tahapan proses perekayasaan pelaporan keuangan.
Tujuan Pelaporan Keuangan
Tujuan merupakan komponen utama rerangka konseptual. FASB berusaha untuk
melekatkan tujuan fungsional akuntansi dengan memfokuskan pada investor dan kreditor
sebagai pihak dominan yang dituju. Pemfokusan tersebut didasarkan atas kompleks
lingkungan di Amerika. Secara implisit RK FASB disusun dalam rangka membantu
pencapaian tujuan ekonomik nasional. Keputusan investasi dan kredit adalah keputusan yang
ingin dilayani oleh penyedia informasi melalui pelaporan keuangan. Untuk organisasi non
bisnis, tujuan pelaporan adalah melayani berbagai keputusan rasional tentang alokasi dana ke
organisasi nonbisnis.
Pengukuran adalah penentuan besarnya unit pengukuran yang akan dilekatkan pada suatu
objek (elemen atau pos) yang terlibat dalam suatu transaksi, kejadian, atau keadaan untuk
memrepresentasi makna (atribut) objek tersebut sehingga dua objek atau lebih dapat
dibedakan dan diperbandingkan atas dasar makna tersebut.
Setelah elemen diukur, apakah elemen harus disajikan melalui statemen keuangan
atau media pelaporan yang lain. Oleh karena itu, diperlukan kriteria pengakuan atas dasar
elemen yang dipilih, pengukuran yang tepat, dan karakteristik kualitatif.
Pengakuan
Pengakuan adalah penyajian suatu informasi melalui statemen keuangan sebagai ciri
sentral pelaporan keuangan. Secara teknis, pengakuan berarti pencatatan secara resmi
(penjurnalan) suatu kuantitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran ke dalam sistem akuntansi
sehingga jumlah rupiah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam statemen
keuangan.
Rerangka konseptual harus menetapkan kriteria pengakuan umum (fundamental)
untuk dijadikan dasar bagi penyusun standar untuk menentukan teknik atau prosedur
pengakuan dalam bentuk standar akuntansi. FASB menetapkan empat kriteria pengakuan
fundamental (konseptual) sebagai berikut:
Definisi (definitions) Suatu pos harus memenuhi definis elemen statemen keuangan.
Keterukuran (measurability)- Suatu pos harus mempunyai atribut yang berpaut dengan
keputusan dan dapat diukur dengan tingkat keterandalan yang cukup.
Keberpautan (relevance)- Informasi yang dikandung suatu pos mempunyai daya untuk
membuat perbedaan dalam keputusan pemakai.
Keterandalan (reliability)- Informasi yang dikandung suatu pos secara tepat menyimbolkan
fenomena,teruji (terverifikasi), dan netral.
Harus dibedakan anatara pelaporan keuangan dan statemen keuangan. Keduanya
mempunyai tujuan yang sama tetapi suatu informasi akan lebih baik (efektif) disampaikan
melalui statemen keuangan sementara informasi yang lain akan lebih baik disampaikan
melalui media selain statemen keuangan. Lingkup pelaporan keuangan untuk melayani
keputusan investasi dan kredit cukup luas. Lingkup pengukuran dan pengakuan dibatasi pada
statemen keuangan. Sampai tingkat tertentu, penyampaian informasi melalui media selain
statemen keuangan dapat dipaksakan melalui standar akuntansi. Jadi, penyampaian informasi
dalam pelaporan keuangan ada yang bersifat wajib oleh standar (mandatory by
standars),wajib oleh keadaan atau peraturan (mandatory by regulation),dan sukarela
(voluntary atau mandatory by management perception).
Karena investir atau kreditur dianggap berkepentingan dengan aliran kas masa datang,
nilai sekarang dapat digunakan dalam pengukuran akuntansi untuk menangkap, perbedaan
ekonomik antara sehimpunan aliran kas masa datang. Tujuan nilai sekarang dalam
pengukuran akuntansi adalah untuk mengestimasi nilai wajar apabila jumlah rupiah bentukan
pasar tidak teramati (kalau pasar nyata ada) atau apabila memang tidak ada pasar nyata untuk
suatu barang. Jadi, bila tidak terdapat harga pasar, nilai sekarang dapat digunakan untuk
menentukan nilai wajar. Bila nilai sekarang harus digunakan, prinsip-prinsip umum harus
dipenuhi untuk menghasilkan nilai wajar yang valid.
Pengaruh RK FASB
Selain bagi profesi akuntansi di Amerika, RK FASB sebagai model bermanfaat bagi
profesi dan pendidikan akuntansi di negara lain. Bagi profesi, RK FASB merupakan salah
satu model yang tersedia untuk diacu, diadopsi, atau dimodifikasi untuk mengembangkan RK
disuatu lingkungan baru. Dalam kenyataanya, model FASB sangat berpengaruh terhadap
model- model yang dikembangkan negara lain bahkan dalam banyak hal model-model
tersebut mirip dengan model FASB.
Bagi pendidikan dan pengajaran akuntansi, RK FASB sangat bermanfaat untuk
memahami akuntansi sebagai suatu teknologi yang pemanfaatanya memerlukan proses
perekayasaan. RK FASV menggambarkan bagaimana teori akuntansi yang dimaknai sebagai
penalaran logis diterapkan dalam dunia nyata. RK FASB dapat menjadi bahan pendidikan
untuk meningkatkan pemahaman pemakai atau masyarakat umum akan arti penting statemen
keuangan dan meningkatkan keyakinan mereka terhadap statemen keuangan.
Karena bersifat deduktif-normatif, proses perekayasaan dan penalaran itu sendiri
bebas nilai. Yang tidak bebas nilai adalah konteks lingkungan dan parameter yang
dipertimbangkan dalam proses penalaran. Di Indonesia sudah berkembang organisasiorganisasi syariah yang bergerak dalam bidang bisnis dan non bisnis. Proses penalaran dalam
penyusunan RK FASB dapat dijadikan model untuk mengembangkan RK untuk organisasi
tersebut tentu saja dengan memasukkan parameter-parameter yang berpaut/relevan.
BAB V
KONSEP DASAR
Sumbern Konsep Dasar
Konsep dasar merupakan abstaraksi atau konseptualisasi karakter lingkungan tempat
atau wilayah diterapkannya pelaporan keuangan. Konsep dasar bersifat asumsi yang
validitasnya tidak selalu dapat diuji tetapi bermanfaat sebagai basis penalaran.
Berbagai sumber menyajikan daftar konsep dasar yang berbeda-beda karena
perbedaan persepsi terhadap arti penting suatu konsep untuk disebut sebagai konsep dasar.
Konsep dasar yang satu dalam banyak hal merupakan turunan atau konsekuensi dari konsep
dasar yang lain. Konsep dasar yang dikemukakan P&L cukup lengkap dan terpadu.
Batas Kesatuan
Kesatuan usaha harus dianggap sebagai badan atau orang yang berdiri sendiri dan
bertindak atas namanya sendiri serta terpisah dari pemilik. Batas kesatuan usaha adalah
ekonomik bukan yuridis. Hubungan antara pemilik dan kesatuan usaha merupakan hubungan
bisnis (utang-piutang). Fungsi manajemen terpisah dengan fungsi pemilikan sehingga
diperlukan pertanggungjawaban dalam bentuk statemen keuangan. Pendapatan dan biaya
dipandang sebagai perubahan aset kesatuan usaha bukannya perubahan kekayaan pemilik.
Karena hubungan bisnis harus dipertahankan, seperangkat stetemen keuangan berartikulasi.
Kesatuan usaha dianggap akan berlangsung dan beroperas terus dan tidak ada maksud
untuk membubarkan. Data keuangan akan terjadi dan mengalir terus setiap waktu akibat
kegiatan yang berlangsung terus tersebut. Kemajuan kesatuan usaha tidak dievaluasi pada
saat likuidasi karena memang bukan likuidasi yang menjadi tujuan perusahaan. Aliran data
harus dipenggal menjadi beberap seri aliran dengan setauan waktu sebagai wadah penggalan.
Statemen laba-rugi menjadi statemen yang sangat penting untuk menilai kemampuan melaba
sementara nerca merupakan sarana untuk menunjukkan sisa potensi jasa. Informasi keuangan
yang dituangkan dalam statemen keuangan periodik harus dianggap bersifat sementara
(tentatif) dan bukannya tuntas (final). Informasi keuangan jangka panjang yang terdiri atas
serangkaian statemen kronologis akan lebih objektif dan dapat diandalkan dibandingkan
sengan laporan untuk satu penggalan waktu saja.
Penghargaan Kesepakatan
Kos atau penghargaan seperangkat merupakan bahan olah akuntansi yang paling
objektif. Setiap objek yang terlibat dalam transaksi atau kejadian harus dianyatakan dalam
bahan olah ini agar dapat diproses lebih lanjut. Kos merupakan pengukur atau
pengidentifikasi untuk menyatakan berbagai macam objek. Kos merepresentasi relaitas
kegiatan ekonomik kesatuan usaha untuk menghasilkan informasi semantik tentang realitas
tersebut. Kos adalah pengukur sedangkan biaya adalah elemen atau objek yang diukur.
Kos melekat pada objek kegiatan yang kontinus dalam upaya menghasilkan
pendapatan. Untuk merepresentasi kegiatan tersebut, akuntansi menggunakan kos untuk
merunut kegiatan produktif kesatuan usaha. Akuntansi menggabungkan berbagai kos yang
melekat pada tiap komponen kegiatan tanpa memperhatikan nilai ekonomik baru yang
melekat pada barang yang dihasilkan. Tambahan utilitas barang atau produk diakui setelah
terjadinya transaksi penjualan dan kos baru sebagai penghargaan masuk ke kesatuan usaha.
Upaya dan Hasil
Biaya merupakan upaya untuk mendatangkan hasil berupa pendapatan. Tidak ada
pendapatan tanpa biaya. Kos yang melekat pada barang atau jasa yang diserahkan kepada
pembeli merupakan pengukur upaya sedangkan kos yang masuk ke kesatuan usaha dari
pembeli atas penyerahan barang atau jasa tersebut merupakan pengukur hasil yang dicapai.
Laba yang tepat dapat diukur kalau kos yang keluar (sebagai pengukur upaya) ditandingkan
atau diasosiasi dengan kos yang masuk (sebagai pengukur hasil) dengan penakar yang
tepat. penakar penandingan dapat berupa unit produk (alasan ideal) atau perioda waktu
(alasan kepraktisan).
Informasi keuangan akan dapat diandalkan dan tidak menyesatkan kalau informasi
tersebut didukung dengan bukti yang objektif dan dapat diuji kebenarannya (terverifikasi).
Tidak seperti ilmu pasti, akuntansi tidak mendasarkan diri pada objektivitas dan verifiabilitas
mutlak melainkan pada objektivitas dan verifiabilitas relatis atas dasar pertimbangan keadaan
dan fakta yang melingkupi suatu transaksi atau kejadian.
Akuntansi memerlukan asumsi-asumsi sebagai landasan penalaran. Konsep dasar
dalam banyak hal merupakan asumsi atau paling tidak dilandasi oleh asumsi yang
validitasnya sulit diuji secara objektif tetapi bermanfaat untuk basis pemilihan konsep atau
prinsip. Validitas konsep dasar hanya dapat dievaluasi atas dasar intuisi, harapan normal, atau
realitas empiris.
Akuntansi yang dikenal sekarang ini sebenarnya dilandasi oleh suatu lingkungan yang
melindungi atau mengakui hak pemilik pribadi sehingga pertanggungjawaban bisnis menjadi
sangat penting. Hak milik pribadi merupakan landasan untuk penguasaan suatu sumber
ekonomik yang membentuk aset.
Keseragaman dalam pelaporan merupakan syarat untuk membentuk pembandingan.
Akan tetapi, keseragaman yang kaku justru akan menyembunyikan karakteristik penting yang
harus diungkapkan secara unik. Oleh karena itu, standar akuntansi harus memberi
keleluasaan kepada kesatuan usaha secara individual dalam batas-batas yang realistik dan
bermakna untuk menyajikan informasi yang paling sesuai dengan karakteristik kegiatan
usahanya.
Konservatismas merupakan konsep dasar yang menjadi landasan penentuan perlakuan
akuntansi dalam kondisi ketidak-pastian. Secara umum, akuntansi mengahadapi pilihan untuk
mengakui pendapatan atau laba rugi yang kepastiannya bergantung pada umum keadaan
dimasa yang akan datang. Karena menganut konservatisma, maka umunya segera mengakui
rugi tetapi menunda pengakuan pendapatan (laba).
Pengendalian internal yang baik merupakan syarat tercapainya keterandalan data
akuntansi. Pengendalian internal yang memadai memungkinkan dicapainya keterverifikasian
dan keobjektivan bukti yang paling tinggi. Struktur pengendalian internal menjadi sasaran
bagi auditor untuk dievaluasi untuk menentukan luasnya pengumpulan bukti audit.
BAB VI
ASET
Pengertian
Aset merupakan elemen neraca pembentuk informasi semantic berupa posisi
keuangan dan merepresentasi potensi jasa fisis dan nonfisis yang memampukan badan usaha
untuk menyediakan barang dan jasa. Secara resmi asset didefinisi sebagai manfaat ekonomik
masa dating yang cukup pasti yang dikuasai oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau
kejadian masa lalu.
Manfaat Ekonomik
Manfaat ekonomik asset ditunjukkan oleh potensi jasa atau utilitas yang melekat
padanya yaitu suatu daya atau kapasitas langka yang dapat dimanfaatkan kesatuan usaha
dalam upayanya untuk mendatangkan pendapatan melalui kegiatan ekonomik yaitu
konsumsi, produksi, dan pertukaran.
Atas dasar konsep substansi daripada bentuk, suatu objek cukup dikuasai dan tidak
perlu dimiliki oleh kesatuan usaha untuk dapat disebut sebagai aset kesatuan usaha.
Penguasaan harus didahului oleh transaksi atau kejadian masa lalu adalah criteria untuk
memenuhi definisi tetapi bukan kriteria untuk pengakuan. Manfaat ekonomik dan penguasaan
atau hak atas manfaat saja tidak cukup untuk memasukkan suatu objek ke dalam aset
kesatuan usaha untuk dilaporkan via statemen keuangan.
Karakteristik Pendukung
Beberapa karakteristik merupakan pendukung yang meyakinkan adanya aset.
Karakteristik tersebut adalah melibatkan kos, berwujud, tertukarkan, terpisahkan, dan
penegasan atau kekuatan secara legal.
Dengan konsep konsentuitas usaha, pos atau sumber ekonomik akan mengalami 3
tahap perlakuan sejalan dengan aliran fisis kegiatan usaha yaitu tahap pemerolehan,
pengolahan, dan penjualan/penyerahan. Seacara aliran informasi, aliran fisis suatu sumber
ekonomik atau objek harus dipresentasikan dalam kos sehingga hubungan antar objek
bermakna sebagai informasi. Kos merupakan jrepresentasi kuantitatif suatu objek. Oleh
karena itu, kos juga mengalami tiga tahap perlakuan akuntansi mengikuti aliran fisis yaitu :
pengukuran, penelusuran, dan pembebanan.
Kriteria manfaat masa datang yang cukup pasti dalam definisi aset menjadikan
terjadinya pengeluaran yang menjadi kos mengalami masalah teknis yaitu dicatat sebagai aset
atau biaya. Penentuan kos suatu objek pada saat pemerolehan merupakan hal yang sangat
kritis karena penentuan ini akan mempengaruhi pengukuran aset dan biaya selanjutnya
khususnya pada tahap pembebanan. Pengukur aset pada saat pemerolehan yang paling
objektif adalah penghargaan sepakatan. Penghargaan kesepakatan merupakan estimator
terbaik nilai sebenarnya. Penghargaan sepakatan menghindari adanya transaksi sepihak dan
menjamin bahwa kos merupakan nilai wajar pada saat transaksi.
Pengukuran Kos
Kos yang melekat pada suatu aset ditentukan oleh batas kegiatan pemerolehan dan
jenis penghargaan. Secara konseptual, pembentuk kos suatu aset adalah semua pengeluaran
yang terjadi atau yang diperlukan akibat kegiatan pemerolehan suatu aset sampai tia
ditempatkan dalam kondisi siap dipakai atau berfungsi sesuai dengan tujuan pemerolehannya.
Bila transaksi terjadi dalam mekanisma pasar bebas antara puhak independen, kos
tunai adalah pengukur aset yang paling valid dan objektif. Cara penentuan kos adalah unik
untuk berbagai jenis transaksi : barter, saham sebagai penghargaan, reorganisasi, hadia,
temuan dan pembelian kredit.
Penilaian
Penilaian adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu pos aset
pada saat akan dilaporkan atau disajikan dalam statemen keuangan pada tanggal tertentu.
Tujuan penilaian aset adalah merepresentasi atribut pos-pos aset yang berpaut dengan tujuan
pelaporan keuangan dengan mengguanakan basis penilaian yang sesuai. Penilaian dapat
didasarkan pada nilai masuka atau keluaran bergantung pada tujuan merepresentasi aset.
Secara umum nilai masukan terdiri atas harga jual historis, kos pengganti, dan kos harapan
sedangkan nilai keluaran terdiri atas harga jual masa lalu, harga jual sekarang dan nilai
terealisasi harapan. Nilai aset secara umum didasarkan pada nilai pertukaran dengan
mempertimbangkan objektivitas penilaian dan relevansi terhadap aliran kas.
BAB VII
KEWAJIBAN
Pengertian
FASB mendefinisi kewajiban dalam kerangka konseptualnya sebagai berikut (SFAC
No. 6, prg. 35): Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomik masa datang yang cukup
pasti timbul dari keharusan sekarang suatu kesatuan usaha untuk mentransfer asset atau
menyediakan/menyerahkan jasa kepada kesatuan lain dimasa datang sebagai akibat transaksi
atau kejadian masa lalu.
Pengorbanan Manfaat Ekonomik
Untuk dapat disebut sebagai suatu kewajiban, suatu objek harus memuat suatu tugas
atau tanggung jawab kepada pihak lain yang mengharuskan kesatuan usaha untuk melunasi,
menunaikan, atau melaksanakannya dengan cara mengorbankan manfaat ekonomik di masa
yang akan datang.
Keharusan Sekarang
Untuk dapat disebut sebagai kewajiban, suatu pengorbanan ekonomik masa datang
harus timbul akibat keharusan sekarang. Keharusan sekarang yang menimbulkan kewajiban
dapat bersifatkontaktual, konstruktif, demi keadilan, dan bergantung.
Pengertian kewajiban merupakan bayangan cermin pengertian aset. Kalau aset
mengalami 3 tahap perlakuan (pemerolehan,pengolahan, dan penyerahan), kewajiban
sebenarnya juga mengalami 3 tahap perlakuan yaitu : penanggungan, penelusuran, dan
pelunasan.
Pengakuan
Kewajiban dapat diakui atas dasar kriteria pengakuan yaitu definisi, keterukuran,
keterandalan, dan keberpautan. Saat untuk menandai bahwa kriteria pengakuan dipenuhi
adalah kaidah pengakuan yaitu : ketersediaan dasar hukum, keterterapan konsep dasar
konservatisma, ketertentuan substansi ekonomik transaksi, dan keterpurukan nilai kewajiban.
BAB VIII
PENDAPATAN
Pengertian Pendapatan
Pendapatan menurut IASB merupakan bagian dari Income, yang merupakan
peningkatan manfaat ekonomik dalam periode akuntansi dalam bentuk peningkatan aset atau
penurunan liabilitas yang berasal dari peningkatan equitas selain dari kontribusi dari pemilik.
Pengakuan pada saat kontrak, atas dasar kemajuan produksi, pada saat produksi
selesai, dan pada saat kas terkumpul merupakan penyimpangan dari pengakuan stansar atas
dasar penjualan. Dengan konsep homogenitas kos serta upaya dan hasil, pendapatan dapat
diakui atas dasar tingkat selesainya produksi bila periode dipertahankan sebagai takaran
pengukuran laba.
Secara defisional, akresi merupakan pendapatan karena tia merefleksi kenaikan aset
dan berkaitan dengan operasi utama perusahaan. Akan tetapi, jumlah kenaikan tersebut tidak
dapat diakui sebagai pendapatan karena kriteria realisasi belum terpenuhi.
Seperti akresiasi, apresiasi dapat dipandang sebagai pendapatan secara defisional
khususnya untuk aset berupa produk atau barang dagangan. Apresiasi tidak dapat diakui
karena bukan merupakan transaksi dan pengukuran bersifat sangat subjektif.
Pembentukan Pendapatan
Pendapatan merupakan produk perusahaan atau hasil kegiatan produktif. Potongan
tunai dan keringanan-keringanan yang terjadi dalam pembelian barang atau jasa merupakan
pengurang kos atau penghematan kos aset yang diperoleh.
Penjualan adalah produk akhir kegiatan operasi atau kegiatan yang menandai
pemindahan hak milik. Peralihan hak milik merupakan proses yang sangat pelik sebgai dasar
pencatatan akuntansi. Dengan terjadinya penjualan berarti kos produk telah berubah bentuk
menjadi aset baru yang sudah pasti jumlah rupiahnya.
BAB IX
BIAYA
Pengertian Biaya
Biaya mempunyai dua karakteristik utama yaitu aliran atau penurunan aset atau kenaikan
kewajiban dan berkaitan dengan operasi utama yang menerus. Untuk mendapatkan laba
periodik yang bermakna maka pendapatan yang diakui untuk suatu periode harus
ditandingkan (diasosiasi) dengan biaya yang dianggap telah menciptakan pendapatan
tersebut. Penandingan yang tepat akan terjadi kalau terdapat asosiasi yang masuk akal antara
pendapatan dan biaya. Penandingan harus didasarkan atas kelayakan ekonomik bukan
kelayakan fisis. Penandingan tidak dapat disamakan dengan pengkompensasian.
Rugi
Sumber rugi yang diidentifikasikan oleh FASB adalah :
a. Periferal dan incidental: misalnya penjualan investasi dalam surat0surat berharga,
penjualan aset tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo
b. Transfer nontimbal-balik dengan pihak lain: misalnya pencurian dan pembayaran
ganti rugi dari kekalahan dalam tuntutan perkara hukum
c. Penahanan aset: misalnya penurunan harga sekuritaas investasi, penurunan nilai tukar
valuta asing, dan penurunan harga karena penahanan sediaan
d. Faktor lingkungan: misalnya ganti rugi asuransi musibah alam yang lebih rendah dari
kos aset yang rusak.
Pengakuan Biaya
Kriteria pengakuan biaya adalah pemanfaatan dan kelenyapan. Kriteria pengakuan tidak
dibedakan dengan kaidah pengakuan sehingga pengakuan biaya (rugi) adalah kapan
penurunan nilai aset dapat dikatakan telah terjadi atau kapan biaya (rugi) telah timbul
sehingga jumlah rupiah biaya (rugi) dapat diakui.
Biaya diakui bilamana manfaat ekonomik telah dikonsumsi dalam rangka penyerahan barang
atau jasa untuk mendatangkan pendapatan atau bilamana manfaat ekonomik masa datang
telah lenyap.
Kaidah pengakuan APB
Biaya diukur dengan kos yang sebelumnya melekat pada aset. Biaya dapat dipandang sebagai
bagian kos yang telah terhabiskan dalam rangka menciptakan pendapatan. Kaidah pengakuan
sebenarnya dilandasi oleh basis asosiasi yang oleh APB disebut sebagai prinsip biaya pervasif
atau luas (pervasive expense recognition principles). Hal ini dinyatakan oleh APB sebagai
berikut:
a. Mengasosiasi sebab dan akibat. Beberapa kos diakui sebagai biaya atas dasar asosiasi
langsung dengan pendapatan tertentu.
b. Alokasi sistematik dan rasional
c. Pengakuan segera
Basis asosiasi atas dasar sebab-akibat atau penandingan langsung atas dasar produk
merupakan basis yang paling ideal. Akan tetapi, alasan kepraktisan dan ketidaktersediaan
beberapa faktor kos (administratif dan pemasaran) menjadi akuntansi beralih kepenandingan
tidak langsung atau penandingan periode. Dengan kata lain, takaran penandingan bukan lagi
produk melainkan periode.
Prinsip penandingan menjadi suatu kebutuhan dalam akuntansi karena alasan berikut:
1. Pengakuan pendapatan tidak langsung dikaitkan dengan pengakuan biaya karena
teknik pembukuan tidak memungkinkan hal tersebut.
2. Transaksi terjadinya pendapatan pada umumnya tidak berkaitan langsung dengan
transaksi terjadinya biaya.
Dengan periode sebagai takaran, alokasi sistematik lebih menggambarkan kelayakan
ekonomik daripada pembebanan langsung semua manfaat pada saat terjadinya atau daripada
pendekatan tanpa alokasi sebagaimana dikemukakan Thomas. Namun demikian, alokasi
bukan merupakan sarana untuk meratakan laba tahunan. Harus dibedakan antara tujuan
perataan faktor kos dalam periode interm (bulanan) untuk kepentingan internal dengan
perataan laba antar tahun untuk kepentingan eksternal.
Untuk penentuan kos produk yang tepat, alokasi internal merupakan kebutuhan. Alokasi
kos bergabung atau bersama yang paling valid secara teoritis adalah alokasi atas dasar harga
pasar relatif. Alokasi ini sejalan dengan konsep upaya dan hasil serta homogenitas kos.
Alokasi harus dilakukan karena bila suatu produk menghasilkan pendapatan maka
pendapatan tersebut jelas bukan tanpa kos (cost free).
Makna alokasi antar periode sebenarnya adalah penundaan pembebanan kos yang
mempresentasi manfaat ekonomik aset. Kos dapat ditangguhkan pembebanannya terhadap
pendapatan kalau kos dapat dikaitkan secara cukup pasti dengan pendapatan masa datang.
Kos dapat ditangguhkan pembebanannya kalau kos merupakan pengeluaran yang sah,
merupakan pengeluaran yang umum (wajar atau normal), dapat dikaitkan secara cukup pasti
dengan pendapatan atau kegiatan masa datang, dan terjadi berulang-ulang.
Alokasi bukan sarana penundaan rugi. Semua rugi yang nyata-nyata telah terjadi harus
segera diakui tanpa harus memandang apakah rugi tersebut berkaitan dengan kegiatan utama
perusahaan. Pembebanan arbitrer lebih valid disbanding penundaan pembebanan kos yang
tidak lagi merepresantasikan manfaat ekonomik. Keterlenyapan manfaat menjadi pemicu
untuk mengakui segera kos sebagai biaya atau rugi. Bila biaya dipandang dalam arti luas,
penandingan pendapatan dan biaya dapat didasarkan atas penandingan produk, periode, dan
arbitrer.
Alokasi kos barang tersedia dijual menjadi sediaan dan kos barang terjual dengan metode
MPKP adalah yang paling menggambarkan kegiatan operasi yang factual dan obyektif. Oleh
karena itu, metode ini adalah yang paling sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan eksternal.
Depresiasimerupakan bagian dari kos aset tetap yang dianggap telah menghasilkan
pendapatan. Penyerapan kos aset secara sistematik dan rasional atas dasar pola penyerapan
lebih menggambarkan operasi yang faktual dan obyektif disbanding pembebanan langsung
pada saat diperolehnya aset. Tersedianya beberapa metode depresiasi dimaksudkan untuk
member keleluasaan bagi manajemen untuk menentukan pola penyerapan manfaat yang
paling sesuai dengan kondisi yang melingkupi. Walaupun demikian, metode unit produksi
adalah metode yang paling lideal.
Depresiasi merupakan biaya yang nyata bukan biaya hipotesis. Akuntansi depresisasi
adalah proses alokasi sistematis dalam rangka penandingan biaya dan pendapatan. Akuntansi
depresiasi bukan sarana akumulasi dana untuk penggantian aset tetap. Akuntansi depresiasi
juga bukan sarana untuk pemulihan investasi. Akuntansi juga bukan proses penilaian untuk
mengukur penurunan aset. Dengan kata lain, depresiasi bukan penurunan nilai aset melainkan
bagian kos yang mempresentasi biaya dalam rangka mendatangkan pendapatan dalam suatu
periode.
Konsep depresiasi juga berlaku untuk aset tak berwujud, sumber alam, dan tanah yang
terbatas manfaat ekonomiknya. Goodwill dapat diinterpretasi sebagai kemampuan melaba
diatas normal, atribut spesifik yang dapat dipisahkan, atau akun penilaian induk. Kos
organisasi harus segera mulai diamortisasi manakala ada tanda-tanda penurunan atau
penciutan yang berlanjut baik dalam laba, lingkup kegiatan, ataupun modal perusahaan.
BAB X
LABA
DEFINISI LABA
Laba merupakan suatu pos dasar dan penting dari ikhtiar keuangan
yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks. Laba pada
umumnya dipandang sebgai suatu dasar bagi perpajakan, determin pada
kebijakan pembayaran dividen, pedman investasi, dan pengambilan
keputusan, dan unsure prediksi.
Laba merupakanelemen yang paling penting menjadi perhatian
pemakai
karena
anagka
laba
diharapkan
cukup
kaya
untuk
sudut
pandang
perekayasaan
akuntansi,
konsep
laba
tujuan
yang
berbeda
beda.
Teori
akuntansi
laba
menghadapi dua pendekatan : satu laba untuk berbagai tujuan atau beda
tujuan beda laba. Teori akuntansi laba diarahkan untuk memformulasi laba
dengan peendekatan pertama.
MAKNA LABA
Makana laba secara umum adalah kenaikan kemakmuran dalam
suatu periode yang dapat dinikmati (didistribusi atau ditarik) asalkan
kemakmuran awal masi tetap dipertahankan. Pengertian semacam ini
didasarkan pada konsep pemertahanan capital. Konsep ini membedakan
antara laba dan kapital. Kapital bermakna sebagai pesediaan (stock)
potensi
jasa
atau
kemakmuran,
(flow)kemakmuran.dengan
konsep
sedangkan
laba
bermakna
mempertahankan
kapital
aliran
dapat
Pendekatan transakasi
Dengan pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya
transaksi (terutama transaki eksternal) yang kemudian terakumulasi
sampai akhir perioda. Karena laba didefinisi sebagai pendapatan
dikurangi biaya, pengukuran dan pengakuan pendapatan dan biaya
dalam suatu perioda sebenaranya juga merupkan pengukuran dan
pengakuan laba. Oleh karena itu, pengukuran dan pengakuan laba
biaya.
Pendekatan kegiatan
Dalam pendekatan ini, laba dianggap timbul besmaaan dengan
berlangsungnya kegiatan atau kejadian bukan sebagai hasil suatu
transaksi pada saat tertentu. Pendekatan ini parallel dengan konsep
penghimpunan atau pemebentukan pendapatan (earning process)
sebagai
basis
pengakuan
pendapatan.
Dengan
konsep
ini,
BAB XI
EKUITAS
DEFINISI EKUITAS
Secara mekanik atau procedural dalam kaitannya dengan elemen
elemen statemen keuangan yang lain. Lebih tegasnya, ekitas tidak dapat
didefinisi secara independen terhadap asset dan kewajiban. Dalam
kerangka dasar Standart Akuntansi Keuangan ( 2002 ), misalnya, Ikatan
Akuntan Indonesia ( IAI ) mendefinisikan akuitas sebagai berikut pasal ( 49
).
Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban.
TUJUAN PENYAJIAN EKUITAS
Pengungkapan
informasi
ekuitas
pemegang
saham
akan
sangat
Pemesanan saham
Obligasi terkonversi atau berhak tukar
Saham istimewa terkonversi atau berhak tukar
Dividen saham
Hak beli, opsi dan warna
Saham treasuri
Hak Beli Saham
Hak beli saham adalah hak yang diberikan bagi pemenang saham lama
untuk memebeli sejmlah saham ( proposional dengan pemilikan ). Hal ini
biasanya
dimaksudkan untuk
mempertahankan
pmilikan pemegang
saham lama. Pada umumnya, hak beli saham umurnya tidak lama dan
harga beli sham dengan hak beli tersebut biasanya lebih rendah dari
harga pasar saham bersangkutan.
menjadi
investasi
permanen
dalam
perusahaan.
Kalaupun
sedangkan
dalam
kondisi
likuiditasi
urutan
penyajian
1. Pendapatan kotor. Pos ini menyerap semua biaya dan rugi dan
debit/ beban yang berasal dari transaksi nonpemilik.
2. Laba bersih. Hal ini akan terjasi pendapatan kotor tidak cukup
untuk menutup semua kos terhabiskan baik yang berasal dari
konsumsi manfaat maupun hilangnya manfaat misalnya luar biasa.
Bila digunakan pendekatan laba komprejhensif, laba bersih akan
menjadi laba komprehensif.
3. Laba ditahan. Hal ini hanya dapat dilakukan apabila laba bersih
perioda berjalan tidak cuckup untuk menyerap suatu rugi tertentu
atau rugi luar biasa.
4. Preium Modal Saham. Bagian modal ini baru dapat menyerap rugi
kalau laba ditahan danlaba ditahan telah habis untuk menyangga
suatu rugi. Dengan kata lain, modal saham harus tetap dijaga
keutuhannya sampai premium modal saham benar- benar telah
habis.
5. Modal saham. Bila kebutuhan modal yuridis telah terpengaruhi
secara subtansial kebijakan untuk melakukan kuasai- reorgansasi
atau bahkan likuidasi perusahaan mungkin diperlakukan.
BAB 12
PENGUNGKAPAN
Pelaporan keuangan model FASB direkayasa untuk kepentingan
investor, kreditur dan pihak lain untuk pengambilan keputusan investasi
dan kredit. Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral
dari pelaporan keuangan. Secara teknis, pengungkapan merupakan
langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam
bentuk seperangkat penuh statemen keuangan.
Secara umum pengungkapan adalah konsep, metode, dam media
tentang bagaimana informasi akuntansi disampaikan kepada pihak yang
berkepentingan. Statemen keuangan dasar dan penyajian informasi selain
statemen keuangan merupakan bentuk pengungkapan informasi. Dalam
arti sempit, pengungkapan berarti penymapaian informasi relevean selain
melalui statemen keuangan termasuk penyampaian darana interprentif.
Artinya pengungkapan adalah pengungkapan secara kuantitatif,
kualitatif, atau deskriptif lebih dari apa yang telah termasuk dalam
statemen keuangan pokok sebagai cirri sentral pelaporan keuangan.
SIAP YANG DITUJU
Kerangka konseptual menetapkan bahwa investor dan kreditor
merupakan
pihak
yang
dituju
oleh
pelaporan
keuangan
sehingga
investor
yang
naf.
SEC
menuntut
lebih
banyak
hal
merupakan
kecanggihannya
(sophistication).
sarana
pemenuhan
utama
Karena
dana
psaar
dari
modal
msayarakat,
pengawas
yang
mendapat
autoritasnuntuk
melakukan
Semua
regulasi
diarahkan
untuk
mencegah
adanya
terjadi
ketika
informasi)
tindakan
satu
mempengaruhi
pihak
pihak
(dalam
lain
hal
yang
ini
tidak
pengkosan
variabel
(variabel
costing
),
departementilasi
BAB 13
AKUNTANSI UNTUK PERUBAHAN HARGA
keberpautan
informasi
akuntansi
sementara
kualitas
keutuhan
atau
integritasnya
untuk
merunut
dengan
basis penyusunana
berkaitan dengan masa sekarang dan masa datang. Oleh karena itu,
akuntansi
kos
historis
menjadi
tidak
berpaut
dalam
pengambilan
yang
cukup
signifikan.
Sebagai
data
dasar,
dalam
kondisi
Masalah Penilaian
Nilai asset individual atau spesifik akan berubah kalau dibandingkan
dengan asset tertentu yang lain meskipun daya beli uang tidak
berubah. Perubahan ini disebabkan oleh pengguna teknologi yang
barang.
Masalah Pemertahanan Kapital
Konsep memeprtahankan kapital telah dibahas dibab 10 berkaitan
dengan pengertian laba. Dengan konsep ini, laba adalah kemnaikan
kapital dala suatu periode yang dapat didistribusi atau dinikmati
setelah kapital awal dipertahankan. masalahnya adalah bagaimana
kapital pada dua titik waktu diukur atau dinilai. Untuk menentukan
laba dengan mempertahankan kapital, tiga hal penting dalam
mengukur kapital harus dipertimbangkan yaitu dasar penilaian,
skala pengukuran dan jenis kapital terutama daalm hal terjadi
perubahan harag berkaitan dengan dasar penilain kapital.
PERUBAHAN HARGA
Perubahan harga adalah perbedaan jumalah prupiah yang dapat
digunakan untutk membeli barang tau jasa yang sama pada waktu yang
berbeda. Rerangka akuntnasi pokoko didasrkan pada asumsi bahwa daya
beli uang stabil sepanjang masa. Kos dianggap mempresentasi nilai.
Dalam keadaan terjadi perubahan harga, kos historis dipertahankan
karena alsan keterandalan. Dalam kondisi [perubahan harga sangat
mencolok kebrpautan informasi dengan keputusan menjadi berkurang.
Agar kualitas keterandlan dan keterpautan relevansi dapat dicapai,
rerangka akuntansi pokok harus dilengkapi dengan informasi perubahan
hargauntukk
mrnunjukkan
pengaruhnya
terhadap
laba
dan
posisi
keuangan.
Perubhan harga menimbulkan masalah bagi akuntansi dalam hal
penilaian, unit pengukur, dan memertahankan capital. Masalah penilaian
tersebut
dapat
disebabkan
pada
umumnya
oleh
uang
stabil,
perubahan
harga
barang
tertentu
akan
barang
dan
jasa
tertentu
terhadap
perubahan
akibat