Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik dimana seseorang memiliki kadar gula darah yang tinggi, baik karena produksi insulin yang tidak adekuat atau karena sel yang dimiliki tubuh tidak merespon insulin seperti pada seharusnya atau keduanya (Diabetes Care, 2014). Baik DM tipe 1 maupun tipe 2, merupakan faktor resiko utama pada penyakit jantung koroner (PJK), penyakit vaskular perifer, dan stroke. Data dari studi global menunjukan bahwa jumlah penderita DM pada tahun 2011 telah mencapai 366 juta orang, dan diperkirakan akan meningkat menjadi 552 juta pada tahun 2030. Pada tahun 2006, terdapat lebih dari 50 juta orang yang menderita DM di Asia Tenggara. Seiring berjalannya waktu pemahaman tentang aterosklerosis meningkat, begitu juga dengan orang orang yang berpotensi memiliki penyakit aterosklerosis.
Hal ini terjadi karena peningkatan obesitias, diabetes, dan
hipertensi yang bersamaan dengan penurunan aktivitas olahraga dan keinginan
untuk memakan makanan cepat saji. Hiperkolesterolemia merupakan kondisi yang sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis. Salah satu jenis partikel yang mempunyai peranan utama dalam aterosklerosis adalah Low Density Lipoprotein (LDL). LDL ini sendiri berfungsi untuk membawa kolesterol ke berbagai tempat termasuk arteri. Salah satu sindroma metabolik yang memiliki hubungan positif dengan oksidasi LDL adalah hipertensi.
Meningkatnya kadar LDL pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2 dapat
meningkatkan risiko seseorang menderita hipertensi. Penderita diabetik hipertensi lebih sering menderita penyakit kardiovaskular dibanding diabetik normotensi. Penderita diabetik hipertensi memiliki mortalitas yang lebih tinggi sekitar 2-3 kali dibandingkan dengan penderita diabetik normotensi (Yuliani,2014). Seseorang yang memiliki faktor-faktor risiko seperti merokok, diabetes dan hipertensi juga dapat meningkatkan risiko dirinya mengalami ateroskelrosis. Hasil penelitian Cooper menyebutkan bahwa laki laki memiliki kecenderungan yang lebih tinggi mengalami penyakit jantung koroner dibandingkan perempuan. Pada perempuan kadar LDL meningkat lebih cepat tetapi diimbangi dengan peningkatan kadar High Density Lipoprotein (HDL), sedangkan pada pria peningkatan kadar LDL cenderung meningkat dengan kadar HDL yang konstan. Oleh karena uraian di atas, peneliti merasa perlu melakukan penelitian untuk mengetahui perbandingan kadar LDL pada pasien DM tipe 2 yang disertai dengan atau tanpa hipertensi.
1.2. Rumusan masalah
Apakah terdapat perbedaan kadar kolesterol LDL pada DM tipe 2 dengan hipertensi dibandingkan dengan DM tipe 2 non hipertensi?
1.3. Tujuan penelitian
Untuk mengetahui perbedaan kadar kolesterol LDL pada DM tipe 2 dengan hipertensi dibandingkan dengan DM tipe 2 non hipertensi.
1.4. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat : a. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pencegahan
dislipidemia
pada
penatalaksanaan
Diabetes
Mellitus
mengingat mortalitas tertinggi pada PJK adalah pasien dengan Diabetes
Mellitus. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan pentingnya pemeriksaan laboratorium selain pemeriksaan kadar gula dalam darah, seperti pemeriksaan kadar kolesterol pada Diabetes Mellitus.