Islam terhadap pemerintah Hindia Belanda. Beberapa yang patut disebut adalah
Perang Padri (18211827) dan Perang Diponegoro (18251830). Juga bisa disebut
di sini Perang Aceh yang meletus sejak 1873. Ketika menangani Perang Aceh inilah,
pemerintah Hindia Belanda mulai memahami karakter sosial pemeluk-pemeluk
Islam di Hindia Belanda.
Gereja Reformasi Belanda adalah salah satu kelompok denominasi (baca: mazhab)
Dua kakak kandung Hurgronje yang lahir dari hubungan gelap orangtuanya itu
bernama Anna Maria dan Jacqueline Julie. Karena lahir tanpa ikatan pernikahan,
keduanya memakai nama ibunya, De Visser, pada nama-nama mereka (Anna Maria
de Visser dan Jacqueline Julia de Visser). Jika Anna lahir pada tanggal 24 Mei 1849,
maka Julie lahir pada tanggal 4 Desember 1850. Sebulan setelah pernikahan
orangtua Hurgronje, lahir lagi seorang anak perempuan mereka pada tanggal 19
Februari 1855. Kakak perempuan ketiga Hurgronje ini diberi nama Christina Anna
Catherina.
Pada
tanggal
24
November
1880,
ia
akhirnya
lulus
dari
ke
Arab
ini
terinspirasi
oleh
pertemuannya
yang
Sebuah versi yang agak berbeda dikemukakan oleh Yusuf Mpd dalam salah satu
ini,
ternyata,
mendapat
dukungan
dari
Bataviaasch
Masyarakat Ilmu Pengetahuan dan Kesenian Batavia. Pada 1910, lembaga itu mulai
dikenal khalayak lewat sebutan Koninglijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten
en Wetenschappen. Museum Gajah dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
adalah dua contoh warisan lembaga itu kepada bangsa Indonesia.
memiliki
kedudukan
yang
demikian
strategis
dalam
sejumlah
pandangan
Hurgronje
menjadi
dasar
kebijakan
Islam secara klasik adalah penyatuan seluruh dunia Islam di bawah satu kekuasaan
politik dan agama yang dikepalai oleh seorang khalifah. Secara modern dapat
diartikan bahwa kepemimpinan khalifah tersebut hanya meliputi bidang agama.
Pada masa Usmani Muda [sebuah masa ketika intelektual-intelektual Turki
Utsmani menentang kekuasaan milik sultan yang berlangsung pada 18651878,
pen.], Turki berusaha menggunakan Pan Islam untuk menyatukan seluruh umat
Islam di bawah kerajaan Usmani. Usaha ini cepat menarik perhatian Asia Afrika
yang pada waktu itu hampir seluruhnya sedang dijajah oleh Barat. Ide Pan Islam ini
akan memanfaatkan kemajuan Barat dan menyesuaikannya dengan ajaran Islam.
Dalam perkembangan selanjutnya, Pan Islam sekedar berusaha untuk menyatukan
seluruh umat Islam dalam satu ikatan setia kawan, atau menghidupkan rasa
ukhuwah Islamiyah di kalangan dunia Islam. Meskipun demikian, Pan Islam dalam
pengertian ini tetap dianggap berbahaya oleh negara-negara penjajah, karena bisa
membangkitkan perlawanan bangsa-bangsa Islam yang dikuasainya. Umat Islam di
suatu tempatberkat adanya Pan Islamakan bisa merasakan penderitaan
saudaranya di tempat lain. Padahal sampai akhir Perang Dunia Pertama, sebagian
besar umat Islam di permukaan bumi ini berada dalam cengkeraman penjajahan
asing.
yang
ditugaskan
untuk
meneliti
Islam
dan
para
[S]ampai kini masalah masuk Islamnya Snouck Hurgronje ini tetap menjadi
persoalan; bahkan majalah Universitas Leidenpada tahun 1980juga masih
mempermasalahkan masuk Islam tidaknya Snouck Hurgronje. Van Koningsveld,
penulis artikel tentang ini dalam majalah tersebut memberikan suatu penilaian,
bahwa Snouck Hurgronje kurang jujur. Kepada orang Islam ia bersikap seolah-olah
muslim dan tidak membantah pembenaran mereka, sebaliknya kepada orang
Belanda sendiri dia tidak pernah menyatakan masuk Islam. Menurut Gobee
tidaklah jelas apakah Snouck Hurgronje masuk Islam atau tidak, tapi yang jelas
para ulama Arab mengambil kesimpulan bahwa dia masuk Islam. Uraian Gobee ini
didramatisir oleh Van Koningsveld, bahwa atas dasar pembicaraan tentang
pengetahuan Islam dengan Snouck Hurgronje, maka para ulama Makkah
mengambil suatu kesimpulan masuk Islamnya Snouck Hurgronje. Sebenarnya
Snouck Hurgronje bukanlah muslim. Para ulama Makkah tertipu dan ini
merupakan kesalahan mereka sendiri. Pada hemat penulis [maksudnya, Suminto
sendiri, pen.] Snouck Hurgronje memang menyatakan diri muslim pada waktu itu,
terlepas dari alasan pura-pura atau tidak. Sebab betatapun tingginya pengetahuan
Islam seseorang, selama dia tidak melaksanakan rukun Islam, maka di mata orang
Islam ia bukanlah muslim. Dalam hal ini andaikata rukun Islam pertama
syahadattidak diucapkan Snouck Hurgronje, sangatlah tidak mungkin dia
begitu saja diakui sebagai muslim. Apalagi semua orang tahu bahwa Snouck
Hurgronje mengucapkan kalimah syahadah, tapi besar kemungkinan bahwa ia
juga menunaikan salat, bahkan mungkin pula melaksanankan puasa; sebab terlalu
sulit agaknya bagi Abdul Gaffar untuk mempertahankan pengakuan Islamnya
selama enam bulan tanpa melakukan ibadah salat, karena tinggal di kota suci
Makkah. Satu hal yang perlu diingat adalah batasan tentang iman dalam agama
Islam, yaitu ucapan lisan yang dibenarkan hati dan dibuktikan oleh amal perbuatan
sehari-hari. Andaikata pengakuan Snouck Hurgronje ternyata kemudian hanya
merupakan pengakuan tipu daya, masalahnya bisa dikembalikan kepada kejujuran
Snouck Hurgronje sendiri, dan bukan kesalahan atau kebodohan orang lain yang
mempercayainya. Setelah berada di Indonesia pun dia berperilaku semacam
syaikhul Islam, tapi setelah kembali ke negeri Belanda ternyata dia menampilkan
gambar yang berbeda antara kulit dan isi. Memang tidak bisa diinkari, bahwa
pada 1885. Pengalaman ini dibukukannya dalam bahasa Jerman, Mekka, terdiri
dari dua jilid, yang membuatnya terkenal secara internasional. Buku ini
mengungkapkan idealnya dalam menekuni Islam secara ilmiah: Volledige
beheersing van de schriftelijke bronnen, gepaard aan omvattende kennis van de
levende werkelijkheid. Menguasai sepenuhnya semua sumber tertulisnya, disertai
pengetahuan yang lengkap mengenai realitas yang hidup. Jilid pertama Mekka
berisi sejarah Mekah sampai 1887, yang sebagian bersumberkan bahan-bahan Arab
yang tidak dikenal, akan tetapi yang didapat oleh penulisnya di Mekah. Jilid kedua
melukiskan panjang-lebar dalam tiga bab kehidupan kemasyarakatan dan
rumahtangga, maupun kegiatan di bidang ilmu pengetahuan. Bab keempat
dikhususkan
untuk
menyoroti
sikap-tindak
orang-orang
Indonesia,
yang
merupakan kelompok besar dan yang selama satu tahun penuh hidup di tengahtengah hiruk-pikuk kosmopolitis Kota Suci.
Setelah itu, Swantoro mengemukakan pendapatnya.
Bab IV itu dapat dipandang sebagai preludium atau pengantar bagi
penelitiannya di Hindia-Belanda. Ia ingin mengetahui bagaimana Mekah
mempengaruhi kehidupan rohaniah orang-orang Indonesia. Pengaruh itu tidak
terutama secara langsung dengan pertemuan yang terjadi pada musim Haji, akan
tetapi secara tidak langsung lewat koloni Jawa di Mekah. Sebelum memasuki
Mekah, Snouck Hurgronje telah menulis, De Islam [] is eene macht, die door een
koloniale mogenheid als de onze met ernst besturdeerd en met grote wijsheid
behandeld moet worden. Islam [] adalah suatu kekuatan yang harus dipelajari
dengan sungguh-sungguh dan yang harus diperlakukan dengan sangat bijaksana
oleh kekuasaan kolonial seperti halnya Belanda.
DAFTAR RUJUKAN
Abdurrahman Badawi. Ensiklopedi Tokoh Orientalis (Penerj. Amroeni Drajat).
Yogyakarta: LKiS. 2003.
Alwi Shihab. Membendung Arus: Respons Gerakan Muhammadiyah terhadap
Penetrasi Misi Kristen di Indonesia (Penerj. Ihsan Ali-Fauzi). Bandung:
Mizan. 1998.
H. Aqib Suminto. Politik Islam Hindia Belanda: Het Kantoor voor Inlandsche
zaken (Cet. Ke-2). Jakarta: LP3ES. 1985.
P. Sj. Van Koningsveld. Snouck Hurgronje dan Islam: Delapan Karangan tentang
Hidup dan Karya Seorang Orientalis Zaman Kolonial (Penerj. Redaksi
Girimukti Pasaka). Jakarta: Girimukti Pasaka. 1989.
P. Swantoro. Dari Buku ke Buku: Sambung Menyambung Menjadi Satu. Jakarta:
Kepustakaan Populer Gramedia dan Rumah Budaya Tembi. 2002.
Qasim As-Samarra-i. Bukti-Bukti Kebohongan Orientalis (Penerj. Syuhudi
Ismail). Jakarta: Gema Insani Press. 1996.
Ricklefs, Merle Calvin. Sejarah Indonesia Modern 12002008 (Penej. Tim
Penerjemah Serambi, Cet. Ke-3). Jakarta: Serambi. 2010.
Steenbrink, Karel. Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia Abad Ke-19.
Jakarta: Bulan Bintang. 1984.
_____. Kawan dalam Pertikaian: Kaum Kolonial Belanda dan Islam di Indonesia
15961950 (Penerj. Suryan A. Jamrah). Bandung: Mizan. 1995.
http://arjaenim.blogspot.com/2013/04/tokoh-orientalisme-christiansnouck.html diakses pada tanggal 27 Juli 2013.
http://en.wikipedia.org/wiki/Theodor_N%C3%B6ldeke
diakses
pada