Anda di halaman 1dari 6

I.

CASE TOOL
Apa itu CASE?
Secara umum seorang software engineer maupun engineer dari
disiplin ilmu yang lain dalam membangun/mengembangkan suatu
produk, memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Mengetahui

manfaat

tools

yang

dapat

membantu

dalam

membangun/mengembangkan suatu produk.


2. Mampu mengorganisasikan tools yang memungkinkan untuk
bekerja cepat dan efisien.
3. Memiliki

pengetahuan

teknik

membangun/mengembangkan

produk serta handal dalam menggunakan tools untuk membantu


pekerjaannya.
Dalam software engineering telah dikenal banyak tools (computerbase

system)

yang

dikenal

dengan

Computer-Aided

Software

Engineering (CASE). CASE merupakan suatu teknik yang digunakan


untuk membantu satu atau beberapa fase dalam life-cycle software,
termasuk fase analisis, desain, implementasi dan maintenance dari
software tersebut. Manfaat CASE tools untuk software engineer
dijabarkan sebagai berikut:
1. CASE tools memperbesar kemungkinan otomatisasi pada setiap
fase life-cycle software.
2. CASE tools sangat membantu dalam meningkatkan kualitas
design

model

suatu

software

sebelum

software

itu

dibangun/dikembangkan, baik itu untuk software yang dibangun


dalam simple maupun complex environment.
Ada banyak tools yang mendukung pembangunan/pengembangan
suatu software. Agar tidak membingungkan, CASE tools dibagi
menjadi beberapa kategori:

1. Information engineering-supporting products. Ada beberapa


proses dari life-cycle, yang dihasilkan dari rencana strategis
dari perusahaan dan yang menyediakan suatu repository untuk
membuat dan memelihara enterprise models, data models dan
process models.
2. Structured diagramming-supporting products. Produk ini sangat
mendukung dalam memodelkan data flow, control flow dan
entity flow.
3. Structured development aids-providing products. Merupakan
produk yang cocok digunakan oleh sistem analis, karena
didukung oleh suatu proses terstruktur sehingga penganalisaan
lebih cepat dan akurat.
4. Application-code-generating

products.

Produk

ini

mampu

menghasilkan application-code untuk tujuan tertentu yang telah


ditetapkan oleh designer.
CASE tools diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Upper CASE. CASE tools yang didesain untuk mendukung
perencanaan, identifikasi, dan seleksi proyek (permulaan dari
perencanaan proyek), tepatnya pada fase analisis dan desain
dari

suatu

system

development

life

cycle

(SDLC).

Tools yang termasuk kelas ini adalah jenis Diagramming tools,


Form and report generators, dan Analysis tools. Contoh CASE
tools: Cradle, PRO-IV Workbench, ProKit*WORKBENCH.
2. Lower CASE. CASE tools yang didesain untuk mendukung tahap
implementasi dan maintenance dari SDLC. Tools yang termasuk
kelas

ini

adalah

jenis

Code

generators.

Contoh CASE tools: Level/l-User Sensitive CASE, PRO-IV


application Development.

3. Cross life-cycle CASE/Integrated CASE (I-CASE). CASE tools


yang dirancang untuk mendukung aktifikas-aktifitas yang terjadi
pada beberapa fase dari SDLC. Mengkombinasikan Upper dan
Lower CASE menjadi satu. Tools yang termasuk kelas ini adalah
jenis Project management tools. Contoh CASE tools: Rational
Rose, Poseidon, ArgoUML, Catalyze, in-Step, Juggler, PRINCE.
Mengapa harus menggunakan CASE? Hal yang melatarbelakangi
munculnya CASE tools adalah: karena selama ini para software
engineer

hanya

melakukan

pembuatan

perangkat

lunak

untuk

mengoptimalkan pekerjaan orang lain. Sedangkan software engineer


itu sendiri dalam aktifitasnya belum sepenuhnya terotomatisasi.
Sehingga muncullah CASE tools untuk membantu para software
engineer tersebut.
Kapan harus menggunakan CASE? CASE tools ini ada, ketika:
1. Meningkatnya

permintaan

pasar

akan

software,

sehingga

dibutuhkan tools untuk mempercepat pembuatan software, agar


mengimbangi permintaan pasar tersebut.
2. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menyebabkan
client

menuntut

software

engineer

untuk

memperbaharui

software yang sudah ada atau membangun software baru yang


memiliki spesifikasi lebih kompleks.
Dimana CASE dapat digunakan? CASE tools digunakan dalam
semua aktifitas software engineer, termasuk dalam proses analisis,
desain, implementasi, instalasi bahkan maintenance, baik pada
lingkungan yang sederhana sampai yang kompleks yang mencakup:
database, people, hardware, network, operating system.

Bagaimana cara menggunakan CASE? Dalam menggunakan suatu


CASE tools, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan terlebih
dahulu. Diantaranya:
1. Lakukan studi terhadap teknologi yang ada agar kita bisa
mempersiapkan dampak perubahan teknologi yang akan terjadi
nantinya, sehingga model yang dibangun nantinya bisa fleksibel
terhadap perubahan.
2. Evaluasi bagaimana jika organisasi yang sudah ada harus
dibangun ulang agar bisa mengambil keuntungan dari teknologi
baru.
3. Tetapkan suatu ketentuan untuk mengganti sistem yang lama
dengan teknologi baru yang paling efektif.
4. Tentukan suatu metodologi pembangunan sistem.
Setelah melakukan tahapan-tahapan tersebut, barulah kita bisa
menentukan CASE tools yang akan dipakai, misalnya : Poseidon for
UML atau ArgoUML.
ArgoUML
ArgoUML merupakan suatu tools interaktif yang digunakan untuk
mendesain, membangun dan mendokumentasikan perangkat lunak
berbasis objek. ArgoUML dibangun oleh Jason Robbins bersama
rekan-rekannya di Universitas California.
ArgoUML digunakan oleh para desainer, developer, analis, dan yang
lainnya yang terlibat dalam analisa, desain dan pembangunan suatu
perangkat lunak. Salah satu keunggulannya adalah 100% platform
independent dan open source. Sebenarnya ArgoUML sendiri tidak
untuk diproduksi/dipasarkan secara resmi. Ada beberapa masalah
yang mungkin timbul ketika digunakan. Dibandingkan dengan tools
serupa yang komersil, ArgoUML bisa dikatakan kurang stabil. Namun

karena itulah ArgoUML bersifat open source, tujuannya agar kita bisa
memperluas dan mengcustomize sendiri fitur-fitur yang diinginkan
serta memperbaiki kesalahan-kesalahan yang ditemukan.
Untuk tujuan pendidikan dan komersil, ArgoUML bisa dikatakan
menarik banyak peminat. Ini terbukti sampai pada pertengahan tahun
2001 sudah tercatat 100.000 orang yang men-download ArgoUML
sejak pertama kali dirilis pada tahun 1998.
Poseidon for UML
Poseidon merupakan versi komersil dari ArgoUML yang dibuat oleh
Marko Boger yang merupakan salah satu peneliti di Universitas
Hamburg. Dia juga salah satu dari tim yang dipimpin oleh Jason
Robbins ketika membangun ArgoUML. Poseidon dibuat ketika Jason
Robbins keluar dari tim untuk melakukan pekerjaan lain.
Poseidon dibangun dan dikembangkan dengan cara bekerja sama
dengan para ahli dan perusahaan-perusahaan terkemuka. Tujuannya
untuk membangun suatu tools yang lengkap berdasarkan kebutuhan
dari berbagai pemakai.

II. Fase Pengembangan dan Fase Pemeliharaan


Kedua fase ini tidak berada dalam satu fase, karena kedua fase ini
memiliki

fase/tahapan-tahapan

masing-masing.

Namun

fase

pemeliharaan didalam pengembangan secara cyclic ini, berada


didalam fase pengembangan atau menjadi salah satu kegiatan fase
pengembangan perangkat lunak. Namun walaupun begitu fase
pemeliharaan

memiliki

fase kegiatan

tersendiri

setelah

system

diinstall dan dipakai. Pemeliharaan mencakup koreksi dan perbaikan


berabagai error yang ada.

Pengembangan

pernagakat

lunak

yang

bersifat

cyclic

meliputi

kegiatan-kegiatan antara lain :


1. Studi dan Analisa
2. Desain global
3. Desain detail
4. Implementasi
5. Operasi dan Pemeliharaan
Jadi kedua fase ini tidak berada dalam satu fase tertentu, namun
secara syclyc fase pemeliharaan menjadi bagian dari kegiatan fase
pengembangan perangkat lunak.

Anda mungkin juga menyukai