Anda di halaman 1dari 89

Kementerian Negara Lingkungan

Hidup

Pemanasan Global dan


Perubahan Iklim
Perubahan Iklim
2008

Kerangka Presentasi
Pendahuluan:
Bencana terkait iklim + kejadian iklim ekstrim

Kecenderungan Konsentrasi CO2 Global dan


temperatur
GRK dan Sumber-sumbernya (berbagai
aktivitas manusia)
Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
Efek Rumah Kaca
Dampak Perubahan Iklim dan Skenarionya

Kerangka Presentasi (2)


Upaya Menghadapi Perubahan Iklim :
Internasional:
UNFCCC + Protokol Kyoto
Peta emisi GRK dunia dan negara2 rentan
Nasional:
Dok RAN-PI
Peran serta masyarakat:
Adaptasi teoritis
Contoh praktis
Panduan praktis

Bencana terkait Iklim di Indonesia


Di Indonesia, dalam perioda 2003-2005 saja, terjadi

1.429 kejadian bencana. Sekitar 53,3% adalah


bencana terkait dengan hidro-meteorologi (Bappenas
dan Bakornas PB, 2006).
Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan, dalam
dua tahun saja (2005 2007) Indonesia telah
kehilangan 24 pulau kecil di Nusantara:
tiga pulau di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD),
tiga pulau di Sumatera utara,
tiga di Papua, lima di Kepulauan Riau, dua di Sumatera Barat,
satu di Sulawesi Selatan, dan tujuh di kawasan Kepulauan
Seribu, Jakarta.
4

Percent

Jumlah total laporan bencana-berasarkan tipe


45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

Total number of
disasters = 2,654

Sumber: Sivakumar (2004)

Kejadian iklim ekstrim


Dalam empat dekade lalu, bahaya-bencana terkait

dengan iklim seperti banjir, kekeringan, badai, longsor


dan kebakaran hutan telah menyebabkan banyak
kehilangan nyawa manusia dan penghidupan,
hancurnya ekonomi dan infrastruktur sosial juga
kerusakan lingkungan.
Di banyak tempat dunia, frekuensi dan intensitas
bahaya-bencana ini cenderung meningkat
(Sivakumar, 2005). Banjir dan badai mengakibatkan
70% dari total bencana dan sisanya 30% diakibatkan
oleh kekeringan, longsor, kebakaran hutan, gelombang
panas, dan lain-lain.

Pemanasan global dan Kejadian Iklim


Ekstrim
Laporan IPCC

menunjukkan
bahwa
intensitas dan
frekuensi
kejadian iklim
esktrim akan
semakin
meningkat pada
abad ke 21
akibat dari
pemanasan
global dengan
tingkat
kepercayaan
tinggi

Hujan ekstrim tinggi


frekuensinya dan cakupan
wilayahnya meningkat

Sangat
mungkin

Wilayah yang terkena


dampak kekeringan
meningkat

Mungkin

Intensitas badai tropis


(siklon tropis) meningkat

Mungkin

Frekuensi cekaman panas


atau gelombang panas
meningkat

Sangat
mungkin

Meningkatnya kejadian
pasang ekstrim tinggi (di
luar tsunamis)

Mungkin

Kejadian iklim ekstrim: economic


loss
World Bank (2006), menyebutkan bahwa

kerugian global akibat perubahan iklim akan


mencapai US$ 4,3 triliun. Kerugian ini akan
menjadi beban dan tanggungan negara-negara
berkembang dan miskin yang relative memiliki
keterbatasan kemampuan adaptasi akibat
keterbatasan modal dan teknologi.
pendanaan untuk negara-negara berkembang
dan miskin dalam rangka kegiatan adaptasinya,
hanya akan terkumpul US$ 500 miliar.

Gas Rumah Kaca (GRK) dan


Sumber-sumber

Beberapa Jenis Gas Rumah Kaca (GRK)

Asdep 2/ III - KLH

12

Menteri Negara Lingkungan


Hidup

Berbagai aktivitas manusia

Sumber-sumber gas karbondioksida

Pembangkit listrik, pabrik dan perumahan

Kendaraan bermotor

Kebakaran hutan

Sumber-sumber gas metan


Produksi bahan bakar fosil

Persawahan

Peternakan (sapi, kambing, unta, dll)

Sumber-sumber gas N2O

Tanah alami

Laut

Penggunaan pupuk
kimia

Penggunaan bahan bakar fosil

Sumber-sumber gas hidroflurokarbon

Aerosol
Pemadam kebakaran
Pendingin

Pelarut

Foam/busa

Efek Rumah Kaca

EFEK RUMAH KACA


THE GREENHOUSE EFFECT
Energi cahaya tampak
Matahari melewati kaca
dan memanasi
permukaan

Energi panas inframerah dari


permukaan sebagian dipantulkan
melewati kaca, dan sebagian lagi
terperangkap dalam rumah kaca
(greenhouse)

1.0

Kecenderungan kenaikan
suhu global

Change in temperature (C)

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

0.2
1860

1880

1900

1920

1940

1960

1980

2000

Menteri Negara Lingkungan


Hidup

Efek Rumah Kaca

MATAHARI
Radiasi neto matahari
yang masuk:
240 Watt per m2

Sebagian radiasi matahari


dipantulkan oleh atmosfir
dan permukaan bumi
Radiasi matahari yang
keluar:
103 Watt per m2

Sebagian radiasi infra merah


melewati atmosfir dan
hilang di angkasa
Radiasi neto matahari
yang masuk:
240 Watt per m2

Kegiatan Manusia: emisi &


panas dipantulkan kembali

Sebagian radiasi infra merah diserap


dan diemisikan kembali oleh molekulmolekul gas rumah kaca. Efek yang
langsung ditimbulkan adalah
meningkatnya suhu permukaan bumi
dan troposfir
Permukaan bumi menerima lebih
banyak panas dan radiasi
inframerah diemisikan kembali

Radiasi matahari melalui


atmosfir yang jernih
Radiasi matahari yang
masuk:
343 Watt per m2

Energi matahari diserap


permukaan bumi dan
168 Watt per m2
menghangatkannya

dan diubah menjadi panas yang


menyebabkan emisi gelombang
panjang (infra merah) kembali ke
atmosfir

B : U M I
Gas Rumah Kaca
Karbon-dioksida, methan dan lainnya

Menteri Negara Lingkungan


Hidup

Dampak
Pemanasan Global & Perubahan Iklim
Rata-rata Perubahan Pola Hujan
1900-2000 September-Oktober-November (m/100 tahun)

(Dokumentasi Kompas)

Perubahan Iklim diperkirakan mengakibatkan


peningkatan 2-3% curah hujan pertahun Indonesia

Mt. Hood, Oregon, 2002

Upsala, Glacier, Argentina, 2004

Menteri Negara Lingkungan


Hidup

Dampak Perubahan Iklim

Puncak Gunung Jayawijaya 1890 -

Dampak Perubahan Iklim


Perubahan temperatur global (relatif terhadap kondisi sebelum industri)
0C
1C
2C
3C
4C
5C
Pangan

Menurunnya hasil panen di banyak


daerah, khususnya di negara berkembang
Jatuhnya hasil panen
Kemungkinan peningkatan panen
di banyak negara maju
di beberapa daerah yang tinggi

Air

Pegunungan es kecil
mulai menghilang persediaan air menipis
di beberapa daerah

Penurunan ketersediaan
air di banyak daerah, termasuk
Mediterania & Afrika bagian Selatan

Meningkatnya
muka air laut
mengancam kota besar

Ekosistem
Kerusakan
terumbu karang

Meningkatnya kepunahan jumlah


spesies

Kondisi Cuaca
Meningkatnya intensitas badai, kebakaran hutan,
yang Ekstrim

kekeringan, banjir, dan gelombang panas

Resiko dari
perubahan besar yang
bersifat mendadak

Meningkatnya resiko dampak balik yang berbahaya dan


mendadak, perubahan skala besar pada sistem iklim

Dampak Pemanasan Global


Laju kenaikan permukaan laut di

Indonesia: bervariasi 1 100 mm/tahun


(Tertinggi, di pelabuhan Semarang);
Fenomena Rob (penggenangan areal
pesisir selama spring tide) di Demak
sejak 1995, berdampak lebih dari 650 ha
di 6 desa (Sriwulan, Bedono, Timbul
Seloka, Surodadi, Babalan and Beran
Wetan)

Dampak Pemanasan Global


Update:
Berita BBC pagi hari ini, Jumat, 14 Maret
2008: kenaikan muka air laut akan
meningkat lebih tinggi 3 cm lebih tinggi/
lebih buruk dari perkiraan sebelum ini

Bagaimana dampak PI di
Riau?
Berdasarkan data historis curah hujan

tahunan (43 tahun dari 63 stasiun),


semua stasiun menunjukkan terjadinya
kecenderungan yang menurun
akumulasi CH tahunan selama
beberapa dekade terakhir, kecuali
untuk stasiun-staisun di Kepulauan Sunda
Kecil dan pesisir timur pulau Jawa
(Aldrian, 2007).

Menteri Negara Lingkungan


Hidup

Dampak Perubahan Iklim

1. Faktor iklim mempengaruhi penyebaran penyakit, seperti


demam berdarah dan malaria
2. Peningkatan curah hujan dan jumlah hari hujan,
berbanding lurus dengan peningkatan kasus demam
berdarah.

Demam Berdarah

Kasus deman berdarah meningkat secara signifikan pada tahuntahun La-Nina (Sumber: www.tempointeraktif.com)

Bagaimana dampak PI di
Riau?
Penurunan ini bervariasi diantara

stasiun-stasiun itu. Pada perioda


tahun 1968 1997, kecenderungan
penurunan yang signifikan terjadi di
Bengkulu (Sumatera) dan
Ketapang, Kalimantan, yaitu 71.79
and 29.71 mm/tahun berturut-turut.
(Boer, Rizaldi. Dkk. 2007)

Bagaimana di Indonesia
Timur?
Kebanyakan CH musim hujan di

Selatan Indonesia (Sumsel, Jawa, dan


Indonesia Timur) cenderung
meningkat.
Sedangkan CH musim kering
cendrung menurun

Hasil berbagai studi


Pengurangan signifikan pd CH saat

musim kemarau selama El-Nio dan


peningkatan signifikan selama tahun2 La
Nia,
Kemarau panjang terjadi selama
perioda monsoon, khususnya di wilayah
Indonesia Timur, telah mengakibatkan
pengaruh yg signifikan pd banyak sektor.

Dampak Negatif yang Timbul

Upaya
Menghadapi Perubahan
Iklim

Perubahan Iklim dan Pembangunan

Sistem Iklim
Kenaikan Suhu
Kenaikan Muka
Laut
Perubahan CH

Efek
Rumah
Kaca
Meningkat

Konsentrasi

Dampak PI

ks
a
er
t
In

em
c
n
Pe ara
Ud

an
r
a

Atmosfer

CO2
Metana
Nitrous oxide
Aerosol

Emisi
Antropogenik

Manusia &
Sistem Alam
Pertanian, SDAir,
kehutanan
Sistem Ekologis
dan kehati
Kesehatan
manusia
Dampak
LH

Tekanan
non-PI

Pola Pembangunan
Sosio-Ekonomi
Penggerak utama:
pertumbuhan ekon,
teknologi, populasi,
struktur pemerintahan,
energi dan perubahan
lahan

42

Konsep Mitigasi

Tambahan/
pengembangan
Aktivitias:
contoh:
penggunaan RE;
Hemat energi

BAU (seperti biasanya):


Rencana Tata Ruang
Kebijakan peratuaran
Program/ aktivitas

BAU (seperti biasanya):


Rencana Tata Ruang
Kebijakan peratuaran
Program/ aktivitas

Konsep Adaptasi
Tambahan/
pengembangan
Aktivitias: climate
proof activities
contoh:
TAMBAHAN
ketinggian tanggul
Kajian VA

BAU (seperti biasanya):


Rencana Tata Ruang
Kebijakan peratuaran
Program/ aktivitas

BAU (seperti biasanya):


Rencana Tata Ruang
Kebijakan peratuaran
Program/ aktivitas

Menteri Negara Lingkungan


Hidup

Berbagai tingkat upaya:

International:
Multilateralism: UNFCCC + Protocol Kyoto;
CoP dan CoP/MoP

Nasional:
revisi dan reformasi konsep
pembangungan nasional Dok RAN-PI;

Regional/lokal:

Swasta;
LSM/ Organisasa massa lainnya;
Individu/ Masyarakat;

Menteri Negara Lingkungan


Hidup

Peta Negosiasi Dunia & Posisi Indonesia

Gas Rumah Kaca Global Emisi perKapita

(World Resources Institute 2007)

Article 4, paragraphs 8 + 9 UNFCCC:


Small island countries; negara pulau/kepulauan kecil
Countries with low-lying coastal areas ; negara dg

kawasan pesisir landai


Countries with arid and semi-arid areas, forested
areas and areas liable to forest decay ;
Countries with areas prone to natural disasters ;
negara yg rentan terhadap bencana alam
Countries with areas liable to drought and
desertification; negara yang mungkin terjadi
kekeringan dan desertifikasi;
Countries with areas of high urban atmospheric
pollution; negara dg area pencemaran atmosfer
perkotaannya tinggi

Article 4, paragraphs 8 + 9 UNFCCC:


(2)

Countries with areas with fragile ecosystems,

including mountainous ecosystems ; negara dg


area yg ekosistemnya rapuh, tmsk ekosistem
pegunungan
Countries whose economies are highly
dependent on income generated from the
production, processing and export, and/or on
consumption of fossil fuels and associated
energy-intensive products; and Land-locked and
transit countries. Negara yg ekonominya sangat
tergantung kpd produksi, proses dan ekspor
dan/atau konsumsi bahan bakar fosil; dan
negara terisolir/ transit;

Menteri Negara Lingkungan


Hidup

Kesepakatan yang Dimiliki


Dunia

Indonesia meratifikasi UNFCCC (Konvensi PBB


tentang Perubahan Iklim) melalui UU 6/1994
Kebersamaan tingkat dunia dalam menurunkan
emisi dengan beban dan tugas berbeda

Protokol Kyoto (Indonesia meratifikasi melalui UU


17/2004)

Negara maju wajib menurunkan emisi rata-rata 5%


dibawah emisi tahun 1990 (untuk komitmen I)
Clean Development Mechanism (CDM)
Mendorong pembangunan ramah lingkungan
Potensi investasi bagi upaya penurunan emisi
Penerapan teknologi ramah lingkungan

Regulasi Nasional Terkait


Perubahan Iklim
* UU no. 6/1994 ratifikasi UNFCCC
**UU no. 17/2004 ratifikasi Kyoto Protocol

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

UU nomor 30/2007 Energi.


UU No. 23/1997 Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah No. 04/2001 pengendalian
kerusakan dan atau pencemaran lingkungan hidup yang
berkaitan dengan kebakaran hutan dan atau lahan Peraturan
Presiden nomor 5/2006 kebijakan energi nasional.
Instruksi Presiden nomor 1/2006 penyediaan dan
pemanfaatan bahan bakar nabati (biofuel) sebagai bahan
bakar lain.
Instruksi Presiden nomor 10/2005 penghematan energi.
Keputusan Menteri LH No. 206/05 KLH sebagai Designated
National Authority (DNA) untuk Clean Development
Mechanismi (CDM)
Peraturan Menteri ESDM no.2/2006 pengusahaan
pembangkit listrik tenaga energi terbarukan skala menengah

Rencana Aksi Nasional


dalam Menghadapi
Perubahan Iklim
(RAN-PI)

RAN-PI
Tujuan: RAN-PI merupakan pedoman bagi

instansi/lembaga terkait dalam


melaksanakan upaya yang sistematik dan
terintegrasi untuk mitigasi dan adaptasi
terhadap perubahan iklim.
Sifat: Dinamis; dokumen RAN-PI perlu
dievaluasi secara berkala guna menyesuaikan
dengan dinamika perubahan iklim.

Bab II. Menghadapi Perubahan Iklim

Strategi Pembangunan
Nasional Dalam Antisipasi
Perubahan
tiga jalurIklim
(triple track strategy), yakni
Strategi

pro-poor, pro-job, dan pro-growth yang


berbasiskan pada prinsip pro-environment.
Agenda Mitigasi: Program pembangunan
harus secara tegas mengacu juga pada
sasaran-sasaran reduksi emisi gas rumah
kaca dan intensitas energi dari
pertumbuhan ekonomi.
Agenda Adaptasi: Mengembangkan pola
pembangunan yang tahan terhadap dampak
perubahan iklim dan gangguan anomali cuaca
yang terjadi saat ini dan antisipasi
dampaknya ke depan.

Prinsip Pembangunan Nasional


Dalam Antisipasi Perubahan
Iklim
1. Penyelarasan semua instrumen kebijakan

dan hukum
2. Integrasi dan penyelarasan penggunaan
ruang beserta penggunaan sumber-sumberdaya publik
3. Penyesuaian pola konsumsi dan produksi
berkelanjutan
4. Integrasi setiap sasaran mitigasi dan
adaptasi dengan aspek-aspek sosial budaya

Komitmen Indonesia Mitigasi


Program Menuju Indonesia Hijau (MIH)
Gerakan Rehabilitasi Lahan Nasional (GERHAN);
Master Plan pengendalian kebakaran hutan dan
pemberantasan kemiskinan;
Proyek CDM;
Kebijakan Energi Mix Nasional;
Kebijakan konservasi energi;
Kebijakan bebas pajak bagi impor peralatan
teknologi bersih;
Monitoring pencemaran udara, dan
Program Desa Energi Mandiri.

Komitmen Indonesia - Adaptasi


Peningkatan kapasitas adaptasi masyarakat,
Penyusunan draft Pedoman Konservasi Air,
Penghijauan daerah pesisir pantai,
Pemasangan Alat pemecah ombak (APO),
Rencana pendirian Sekolah Lapang Iklim (SLI)

di 25 propinsi (150 kabupaten/kota),


Pengelolaan terumbu karang,
Gerakan Nasional Kemitraan Penyelamatan Air
(Konservasi air),
Pengelolaan banjir;
Rekonstruksi irigasi;

Kerjasama Internasional
Pelaksanaan Aksi Nasional perlu mendapat
dukungan berupa investasi, teknologi
transfer dan positif insentif yang
dilakukan secara bilateral maupun
multilateral.
Bantuan tersebut adalah untuk peningkatan
kapasitas, REDD, Teknologi Transfer,
Pendanaan Adaptasi (Adaptation Fund), serta
dalam pelaksanaan CDM.

Peran masing-masing aktor


kunci:
Pemerintah Pusat:
Kebijakan nasional/
sektor
Regulasi nasional/
sektor
Perencanaan nasional/
sektor
Penggaran biaya
nasional/ sektor
Koordinasi pelaksanaan

Pemerintah Daerah:

Kebijakan daerah;
Regulasi daerah
Perencanaan daerah
Penggaran biaya daerah
Koordinasi pelaksanaan
di daerah

Peran masing-masing aktor


kunci:
Lembaga penelitian:
Pengkajian (jangka
pendek)
Penelitian (jangka
panjang)
Menyediakan informasi
yang berbasil ilmiah
untuk bahan
pengambilan keputusan

LSM dan masyarakat sipil


lainnya:

Membantu peningkatan
kesadaran dan
peningkatan kapasitas
adaptasi masyarakat
lokal;
Turut serta memantau
pengembangan
kebijakan dan regulasi
yang dilakukan oleh
pemerintah

ADAPTASI TERHADAP
PERUBAHAN IKLIM

Pelindungan Abrasi Pantai

Revertmen dan Tembok laut

Tanpa pelindung

Tumpukan karung pasir

Bentuk bangunan perindungan pantai

Adaptasi

Struktur
rumah panggung
Penanaman mangrove

Urutan jenis pohon mangrove di pantai


Urutan ini tidak selalu sama untuk setiap daerah

Hutan Mangrove sebagai peredam gelombang laut pasang


dan typhoon

PERAN SERTA MASYARAKAT: Contoh


Tidak membuang sampah/limbah padat ke

sungai, saluran air, atau sistem drainase;


Tidak membangun jembatan atau bangunan
yang dapat menghambat aliran air;
Tidak tinggal di bantaran sungai;
Tidak meggunakan dataran retensi banjir
untuk pemukiman atau penggunaan lainnya
Tidak menebang pohon di daerah hulu sungai
atau daerah tanggapan air
Sbr: Bakornas PB. Karakteristik Bencana di Indonesia

Bab III. What we can do

Prioritas Apa yang harus


dilakukan Pemda?
Program Adaptasi Perubahan Iklim:
Meningkatkan kapasitas adaptasi
masyarakat

Contoh kegiatan yang perlu terus


dikembangkan:

Pendidikan, pelatihan, diseminasi informasi,


pemberdayaan masyarakat, peningkatan
kesejahteraan

Bab III. What we can do

What we can do

MITIGASI
Untuk mengantisipasi terjadinya perubahan
iklim, maka harus dilakukan upaya
mitigasi perubahan iklim, yaitu usaha untuk
mengurangi efek gas rumah kaca
sehingga dapat memperlambat laju
pemanasan global.

What we can do

DI RUMAH
1. Tanamlah pohon sebanyak-banyaknya di
rumah. Sebab sebuah pohon mampu
menghisap C02 sepanjang hidupnya.
Gunakanlah pagar tanaman hidup
2. Matikan lampu/AC/TV dan alat-alat elektronik
setiap kali selesai menggunakan. Bila
Anda lakukan setiap hari, anda
menghemat ribuan kg C02 setiap tahun.
3. Gantilah 5 lampu yang paling sering Anda
gunakan dengan lampu yang hemat
energi. Selain hemat tagihan listrik, Anda
telah mencegah meningkatnya konsentrasi
gas rumah kaca.

4. Hemat-hematlah menggunakan air.


Karena pompa air / pompa air
panasmembutuhkan energi listrik
yang
tinggi. Jangan biarkan kran air
mengucur saat Anda menggosok
gigi, dan
jangan terlalu mudah mengguyur air
di toilet.
5. Biasakan service AC Anda secara
rutin,
gunakan alat-alat elektronik hemat

What we can do

DI RUMAH
6.

Tidak membiarkan pintu kulkas terbuka


terlalu lama, sehingga kita tidak
membuang energi percuma dengan
pemakaian listrik yang tidak perlu

7.Bila Anda bisa, daur ulanglah kertas koran


dan kaleng-kaleng bekas dengan terlebih
dahulu memisahkan antara sampah
organik dan anorganik. Selanjutnya
sampah organik dapat dijadikan kompos

Sampah anorganik

Sampah organik

.Belilah barang-barang
daur ulang. Dengan cara
ini Anda telah ikut
membantu mengurangi
polusi dari pabrikpabrik.
9. Biasakanlah untuk
tidak membakar sampah
di pekarangan rumah

What we can do
DI JALAN
1.

Banyak faktor yang mempengaruhi efisiensi


BBM pada kendaraan Anda. Untuk
meningkatkan efisiensi BBM dan mengurangi
emisi GRK, jangan membuat mesin terus
menyala saat kendaraan parkir.

2. Untuk jarak dekat, usahakan tidak


menggunakan kendaraan bermotor.
Sebaiknya berjalan kaki atau naik sepeda.
Jika tetap menggunakan kendaraan bermotor
usahakan memenuhi kendaraan sesuai
kapasitas penumpang
3. Service kendaraan Anda secara teratur untuk
mencegah kebocoran, gunakan oli yang
telah direkomendasikan. Pembakaran yang
tidak sempurna dapat menghasilkan emisi
dan meningkatkan konsentrasi Gas Rumah
Kaca.

4.Periksa tekanan ban Anda secara


teratur. Tekanan udara yang kurang
pada
ban akan memberi beban pada
mesin Anda. Tekanan yang akurat
dapat
mengurangi pemborosan energi.
5. Istirahatkan kendaraan Anda 2
hari seminggu, Anda telah
membantu
mengurangi ribuan kg emisi per
tahun.

What we can do

DI SEKOLAH
1.Hidupkan Sains melalui permainan / games
yang dapat membantu murid-murid dan para
orang tua dan para guru memahami mengenai
perubahan iklim dan apa yang harus dilakukan
untuk mengurangi laju emisi GRK.
2. Untuk para pelajar SMU dapat membuat riset
mengenai hubungan antara kegiatan mereka
setiap hari di sekolah dengan emisi GRK dan
perubahan iklim.
3. Guru-guru sebaiknya aktif memberikan
penyuluhan kepada murid-murid mengenai
perubahan iklim dan ekosistem, melalui alatalat bantu yang tersedia.

5. Untuk kegiatan yang


berhubungan dengan kertas,
biasakan menggunakan dua
sisi kertas.
Ajaklah murid-murid untuk
menanam pohon, mendaur
ulang kertas-kertas bekas,
koran bekas, kaleng-kaleng
minuman, dan lain-lain.

What we can do

DI KANTOR
1.Peralatan elektronik kantor walau dalam

keadaan idle atau stand-by tetap dialiri


energi listrik. Oleh karena itu, biasakan
mencabut kabel Laptop / mematikan
komputer saat istirahat.

2. Belilah produk-produk elektronik, mulai


dari komputer, mesin foto copy, printer,
AC, sampai lampu yang berlabel Hemat
energi. Dengan cara ini, kantor Anda ikut
meredam laju kenaikan konsentrasi GRK.

3. Untuk mengurangi emisi gas


rumah kaca dan menghemat energi,
doronglah para karyawan untuk
menggunakan transportasi umum
atau kendaraan hemat energi,
seperti sepeda atau menerapkan
satu mobil lebih dari 2 penumpang
atau cara-cara inovatif lainnya.
4. Menggunakan kertas sehemat
mungkin dengan memanfaatkan
kertas bekas dan kedua halamannya

What we can do

DI TEMPAT-TEMPAT FASILITAS
UMUM (HOTEL/MAL)
1. Untuk hotel disarankan mengguna
kan lampu koridor yang menyala
berdasarkan sensor panas tubuh
manusia
2. Hindari penggunaan lift untuk naik
maupun turun paling tidak sampai
dengan 2 tingkat. Biasakanlah
untuk menggunakan tangga. Lebih
sehat dan menghemat listrik

3.Sebaiknya mendisain
bangunan dengan sirkulasi
udara (jendela) yang baik,
sehingga dapat
meminimalkan
penggunaan AC dan
penerangan
4.Mengganti chiller dengan
Refrigerant non CFC dapat

Bab III. What we can do

UMUM
1. Belilah produk-produk lokal untuk
mengurangi transportasi
2. Budayakan gemar menanam pada
warga
3. Penebangan pohon harus diikuti
dengan penanaman kembali bibit
pohon yang sama dalam jumlah yang
lebih banyak
4. Membudayakan warga agar membawa
tas belanja sendiri (sebaiknya dari
kain/bahan daur ulang) untuk menghin
dari
penggunaan pemakaian plastik

5. Biasakanlah menggunakan

sapu
tangan/lap daripada tisu
sehingga
mengurangi pemakaian kayu

6.Jangan membuka lahan dengan


membakar
7. Upayakan mendaur ulang

Bab III. What we can do

ADAPTASI

Perubahan iklim ditandai dengan meningkatnya


temperatur dan naiknya tinggi permukaan laut,
akibat melelehnya es di Kutub. Untuk
meminimalisir dampak yang telah terjadi, serta
mengantisipasi resiko sekaligus mengurangi
biaya yang harus dikeluarkan akibat dampak
perubahan iklim, tak ada pilihan lain kecuali
mempersiapkan diri dan ber Adaptasi.
1. Bagi yang biasa melaut, bercocok
tanam/bertani dan berkendaraan,
carilah informasi mengenai ramalan cuaca
dan ramalan datangnya
musim sebelum beraktifitas.

2.Bagi Anda yang bertempat


tinggal di lereng bukit atau
gunung jangan sekali-kali
menggali tangah di daerah miring
untuk mencegah terjadinya
longsor.
3. Rajin-rajinlah menanam pohon
dan hindari menebang pohon
(terutama di daerah berbukit)
selain dapat mencegah longsor,
juga dapat menyerap
karbondioksida di udara

Bab III. What we can do

SAAT MUSIM HUJAN


1. Upayakan membuat bak / kolam
untuk menampung air hujan
2. Untuk mencegah banjir, jangan
buang sampah di selokan/parit
/kali/sungai
3. Budayakan hidup bersih,
biasakan membuang sampah
pada tempatnya

What we can do

Menjaga bumi tetap nyaman adalah


sebaik-baik warisan untuk anak cucu
Menanam pohon
kita.
sangat berharga untuk
masa depan bumi kita,
karena pohon dapat
menyerap
karbondioksida
sepanjang hidupnya.

climate@menlh.go.id
Phone: (021)851 7164
Fax: (021)859 02521

Anda mungkin juga menyukai