BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
(Diisi sendiri)
1.2
Pengukuran
Kelompok xx
1.2.3 Klasifikasi Pengukuran
A. Pengukuran Langsung
Pengukuran dengan mengguanakan alat ukur langsung dan hasil pengukuran
dapat langsung terbaca, contohnya adalah penggaris.
Kelompok xx
1.2.4 Jenis-jenis Pengukuran
A. Pengukuran Linier
Proses pengukuran untuk mengetahui linier dari suatu benda kerja yang
belum diketahui ukurannya.
B. Pengukuran Sudut
Proses pengukuran untuk mengetahui sudut yang terbentuk antara satu titik
dan dua titik lainnya.
C. Pengukuran Ulir
Proses pengukuran untuk kualitas geometri dari ulir.
D. Kekasaran Permukaan
Proses pengukuran kekasaran permukaan dengan menggunakan suatu alat
untuk mengetahui suatu bentuk geometri kekasaran dari suatu permukaan.
Kelompok xx
1.3 Instrumentasi
1.3.1 Definisi Instrumentasi
Instrumentasi
adalah
bidang ilmu
dan
teknologi
yang mencangkup
perencanaan, pembuatan dan penggunaan instrument atau alat ukur besarn fisika atau
sistem instrument untuk keperluan deteksi, penelitian, pengukuran, pengaturan serta
pengolahan data..
Pengukuran ( measurement )
Sebagai alat ukur yaitu berfungsi untuk mengetahui/memonitor jalannya
suatu kondisi operasi melalui pengukuran besaran dari variabel proses yang
sedang di ukur. Contohnya : pengukur tekanan , temperatur aliran, dan lain-lain.
Kelompok xx
Manfaat keduanya pada bidang teknik mesin adalah menentukan geometris
suatu produk yang baik dengan memastikan hasilnya presisi pada proses permesinan.
Adapun terdapat organisasi standardisasi pengukuran Internasional
Kelompok xx
1.5 Parameter Pengukuran
1. Akurasi
Ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang persis atau
mendekati sama dengan ukuran standar dalam satu kali pengukuran.
2. Presisi
Ukuran kemampuan pengukuran yang dilakukan secara berulang dimana
hasil dari masing - masing pengukuran tadi mendekati sama dengan harga rata
rata dari keseluruhan hasil pengukuran tersebut.
3. Ukuran Dasar
Merupakan dimensi atau ukuran nominal dari suatu obyek ukur yang
secara teoritis dianggap tidak mempunyai harga batas ataupun toleransi.
Walaupun harga sebenarnya dari obyek ukur tidak pernah diketahui, namun secara
teoritis di atas dianggap yang paling tepat.
4. Toleransi
Merupakan perbedaan ukuran dari kedua harga batas yang dihasilkan
sehingga dari perbedaan ukuran ini dapat diketahui dimana ukuran dari
komponen-komponen yang dibuat itu terletak.
5. Harga Batas
Ukuran atau dimensi maksimum dan minimum yang diizinkan dari suatu
komponen, di atas dan di bawah ukuran dasar. Pada pembahasan mengenai
statistik akan ada 2 harga batas yaitu harga batas atas dan harga batas bawah.
Sensor
Sensor merupakan bagian dari alat ukur yang menghubungkan alat ukur
dengan benda atau objek ukur atau bisa dikatakan juga bahwa sensor adalah
peraba dari alat ukur. Hal ini berarti bahwa sensor adalah bagian dari alat ukur
yang mengalami kontak langsung dengan benda kerja. Contoh dari sensor ini
antara lain, kedua ujung mikrometer, kedua lengan jangka sorong, dan alat ukur
kekasaran.
2.
Pengubah
Pengubah berfungsi sebagai penerus atau pengolah semua isyarat yang
diterima oleh sensor. Dengan adanya pengubah, semua isyarat dari sensor
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016
Kelompok xx
diteruskan ke bagian lain yaitu penunjuk atau pencatat yang terlebih dahulu
diubah oleh pengubah. Dengan demikian pengubah mempunyai fungsi untuk
memperjelas dan memperbesar perbedaan yang kecil dari dimensi benda ukur.
Ada beberapa jenis pengubah, yaitu :
a. Mekanis
b. Elektris
c. Optis
d. Pneumatis
3. Penunjuk
Penunjuk adalah bagian dari alat ukur yang berfungsi untu membaca
besarnya hasil pengukuran secara umum, penunjuk ini dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
a. Penunjuk yang mempunyai skala
Skala yang dimaksud disini berarti susunan garis yang beraturan dengan
jarak beraturan antara dua garis yang berdekatan dibuat tetap dan mempunyai
arti.
b. Penunjuk berangka
Pada alat ukur dengan penunjuk berangka kita bisa mengetahui hasil
pengukuran dengan cara melihat atau membaca deretan angka yang ada.
Rantai Kalibrasi
Rantai kalibrasi adalah mencocokkan harga yang ada pada skala ukur
dengan harga standar atau harga sebenarnya. Pemeriksaan alat ukur standar
panjang dapat dilakukan melalui rangkaian sebagai berikut:
a. Tingkat 1 : Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standar kerja
b. Tingkat 2 : Kalibrasi alat ukur standar kerja terhadap alat ukur standar
c. Tingkat 3 : kalibrasi alat ukur standar dengan alat ukur yang terstandar lebih
tinggi, misal standar nasional
d. Tingkat 4 : kalibrasi standar nasional dengan standar internasional
Kelompok xx
2. Kepekaan
Kepekaan alat ukur berkaitan erat dengan mekanisme dari pengubahnya
dan menyangkut masalah kemampuan dari alat ukur memonitor perbedaan yang
kecil.
3. Kemudahan Baca
Merupakan kemampuan alat ukur untuk menunjukan harga yang jelas pada
skala ukurnya. Pemberian skala nonius dengan sistem yang lebih rinci
memegang peranan penting dalam kemudahan baca.
4. Histeristis
Histeristis adalah perbedaan atau penyimpangan yang mucul ketika
dilakukan pengukuran secara berkesinambungan dari dua arah yang berlawanan.
5. Kepasifan
Kepasifan adalah waktu respon yang menjadi pada sebuah alat ukur mulai
dari sensor sampai penujuk, kepasifan terjadi apabila sensor telah memberikan
sinyal, namun penunjuk belum menunjukkkan perubahan nilai harga pada harga
ukur.
6. Pergeseran
Pergeseran adlah penyimpangan yang terjadi dari harga harga yang
ditunjukan pada skala atau yang tercatat pada kertas grafik padahal sensor tidak
melakukan perubahan..
7. Kestabilan Nol
Merupakan kemampuan alat ukur untuk kembali ke posisi nol ketika
sensor tidak lagi bekerja.
8. Floating
Ketidakstabilan gerak penunjuk dari alat ukur yang digunakan saat posisi
alat ukur berubah. Semakin peka alat ukur maka semakin besar pula
kemungkinan terjadi floating.
Kelompok xx
1.8
Sedangkan
karakteristik
kualitas
yaitu
karakteristik
yang
geometric tersebut.
1.9
1.
Kelompok xx
yard menurut
British Imperial
3600000/3937014 meter.
Sistem british/inchi/non metrik adalah sistem yang secara garis besar
berlandaskan pada satuan inchi, pound, dan detik sebagai dasar satuan panjang,
massa, dan waktu.
10
Kelompok xx
1.
11
Kelompok xx
mengetahui hal ini biasanya jarak tumpuan ditentuksn sedemikian rupa sehingga
diperoleh kedua ujungnya tetap sejajar.
c. Kesalahan Pengukuran Karena Pengukur
Manusia memang mempunyai sifat-sifat diri dan juga mempunyai
keterbatasan. Sulit diperoleh hasil yang sama dari kedua orang yang melakukan
pengukuran walaupun kondisi alat ukur yang digunakan sama. Hal ini disebabkan
beberapa faktor yaitu :
yang
sedang
digunakan
akan
mengakibatkan
banyak
terjadi
12
Kelompok xx
BAB II
PENGUKURAN LINIER
2.1
Tujuan Praktikum
1. Agar praktikan mampu memahami dan menggunakan alat ukur pengukuran linear.
2. Agar praktikanmemahami dan mampu menentukan kualitas lubang dan poros.
3. Agar praktikan memahami dan mampu menganalisa geometri linear dari benda
ukur
Vernier Caliper
Vernier caliper atau jangka sorong adalah alat ukur yang serupa
dengan mistar ukur di mana tingkat ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
millimeter. Vernier caliper terdiri dari dua bagian, bagian diam dan
bagianbergerak.Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah
0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang di atas
30cm.
Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit
Untuk mengukur sisi dalam atau diameter dalam suatu benda yang biasanya
berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur.
13
Kelompok xx
3. Bagian bagian Vernier Caliper
14
Kelompok xx
(Gambar Ulang)
5.
15
Kelompok xx
millimeter (0.01 mm).walaupun secara khusus mikrometer dapat didesain dengan
ketelitian sebagai berikut
* Mikrometer dengan ketelitian 0,01mm
* Mikrometer dengan ketelitian 0,002mm
* Mikrometer dengan ketelitian 0,001mm
A. Cara pembacaan ketelitian Micrometer (mm)
B. Cara Pembacaan
16
Kelompok xx
Jadi cara pembacaanya dengan menjumlahkan skala utama dan nonious.jadi nilai
besaran pada suatu benda tersebut adalah 7,37mm
C. Bagian dan fungsi micrometer
(Gambar Ulang)
1.
Anvil
Penumpu tetap benda kerja yang akan diukur. Anvil ditempelkan
terlebih dahulu mpada benda kerja yang akan diukur sebelum spindle
ditempelkan kemudian dengan memutar thimble.
2.
Spindle
Adalah sebuah poros yang diputar melalui thimble sehingga dapat
bergerak maju mundur untuk menyesuaikan ukuran benda yang diuji.
3.
Sleeve
Adalah poros berlubang yang berulir tempat spindle dan thimble
bergerak maju mundur
4.
Thimble
Digunakan untuk menggerakkan spindle.
5.
Ratchet stop
Digunakan untuk memutar spindle ketika ujungnya sudah mendekati
benda kerja yang akan diukur dan kemudian untuk memastikan spindle telah
menempel rapat pada benda kerja yang diukur.
6. Lock lever
Untuk mengunci spindle agar tidak bergeser saat dilepaskan dari benda
kerja yang diukur.
17
Kelompok xx
Kalibrasi Micrometer Outside:
Atur posisi sleeve agar penunjukannya sesuai dengan nilai ukur tersebut.
Letakkan balok ukur atau gabungan balok ukur diantara kedua muka
ukur, lalu putar ratchet hingga muka ukur berhimpit dengan balok ukur.
18
Kelompok xx
Toleransi dituliskan di gambar kerja dengan cara tertentu sesuai dengan
standar yang diikuti (ASME atau ISO). Toleransi bisa dituliskan dengan beberapa
cara:
Ditulis menggunakan ukuran dasar dan penyimpangan yang diizinkan.
Menggunakan ukuran dasar dan simbol huruf dan angka sesuai dengan standar
ISO, misalnya : 45H7, 45h7, 30H7/k6.
19
Kelompok xx
3. Sistem suaian basis lubang dan poros
a. Sistem Basis Lubang
Suaian dengan sistem basis lubang ini banyak dipakai. Suaian yang
dikehendaki dapat dibuat dengan jalan mengubah-ubah ukuran poros, dalam
hal ini ukuran batas terkecil dari lubang tetap sama dengan ukuran nominal.
Dalam basis lubang ini akan didapatkan keadaan suaian-suaian sebagai
berikut.
Beri Gambar Suaian untuk basis lubang dan Kedudukan daerah toleransi
Sumber dari buku/dokumentasi pribadi
20
Kelompok xx
poros dan daerah untuk lubang P sampai Z.
Dengan
I = 0,45 + 0,001
I = dalam micrometer
21
Kelompok xx
Demikian pula dengan IT 7 = 16i , lima tingkat berikutnya IT 12 = 160 i.
Untuk kualitas 01,0 dan -1 (IT 01, IT 0 , IT 1) tingkat dihitung dengan dasar
table di atas, melainkan dapat dihitung secara langsung dengan rumus rumus
di bawah ini.
Tabel 2.2 Tabel rumus
22
Kelompok xx
2.
Penyimpangan Fundamental
Penyimpangan fundamental merupakan batas daerah toleransi yang
paling dekat dengan garis nol. Perhitungan untuk mencari harga
penyimpangan fundamental ini sama juga dengan perhitungan toleransi
standar dengan diameter nominal sebagai variabel utamanya.
es
es
es
es
es
ei
ei
ei
ei
ei
+
+
+
+
ei
s
t
u
ei
ei
ei
+
+
+
Lubang
+
+
+
+
+
+
-
EI
EI
EI
EI
EI
ES
ES
ES
ES
ES
D
E
F
(G)
H
Js
K
M
N
P
ES
ES
ES
ES
R
S
T
U
23
Kelompok xx
2.3 Metode Praktikum
2.3.1 Alat dan Bahan
a.
Vernier Caliper
1. Hand Gloves
Beri Gambar Hand Gloves
Dokumentasi pribadi
2. Benda Kerja
Beri Gambar Benda Kerja 1
Dokumentasi pribadi
3. . Benda Kerja
Beri Gambar Benda Kerja 2
Dokumentasi pribadi
4. Vernier Caliper
Beri Gambar Vernier Caliper
Dokumentasi pribadi
b. Micrometer Outside
1. Benda Kerja
24
Kelompok xx
2.3.2 Prosedur Pengujian
a. Vernier Caliper
1.
2.
b. Mikrometer Outside
1.
25
Kelompok xx
5) Ambil mikrometer outside dengan hati-hati.
6) Gerakkan poros ukur secara bebas dengan memutar gigi gelincir.
7) Jika belum bisa bergerak bebas, kendurkan pengunci poros ukur sampai
poros ukur dapat bergerak dengan lancar.
8) Periksalah apakah mikrometer outside sudah dalam keadaan nol bila
range skalanya dari nol.
9) Jika belum, kalibrasi terlebih dahulu dengan menggeser skala tetap
dengan menggunakan peralatan yang telah tersedia, dimana skala utama
dan skala nomius harus diangka 0.
10) Kunci agar skala tidak berubah.
11) Jika telah benar terkalibrasi, ukur benda kerja dengan menggerakkan
poros ukur menggunakan gigi gelincir sampai menempel pada sisi benda
yang diukur
12) Baca nilai skala utama kemudian ditambah dengan skala nomius.
13) Catat nilai yang sudah terbaca.
14) Setelah selesai pengukuran bersihkan alat ukur.
15) Kembalikan mikrometer outside ketempat semula dengan rapi.
2. Urutan kerja geometri linier
Langkah-langkah pengukuran geometri linier adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat ukur mikrometer outside yang sudah terkalibrasi.
2) Menyiapkan benda kerj yang akan diukur.
3) Bagi panjang poros menjadi 10 bagian sama, tandai dengan penanda.
4) Mengukur diameter luar poros ditiap titik bagian, dan catat hasilnya.
5)
26
Kelompok xx
2.3.3 Gambar Spesimen
Terlampir.
2.4
2.5
27
Kelompok xx
BAB III
PENGUKURAN SUDUT DAN ULIR
3.1 Tujuan Praktikum
1. Agar praktikan mampu memahami dan menggunakan alat ukur pengukuran sudut.
2. Agar praktikan memahami dan mampu menentukan karakteristik ulir.
3. Agar praktikan memahami dan mampu menganalisa geometri sudut dari benda
ukur
28
Kelompok xx
29
Kelompok xx
B. Bagian-bagian Bevel Protractor
Bagian bagian utama pada busur bilah adalah sebagai beriukut :
1. Badan atau piringan dasar
Berupa lingkarang penuh dengan diameter sekitar 55 mm. Permukaan
bawah piringan dasar ini rata, sehingga busur bilah dapat diletakan pada meja
rata dengan baik tak bergoyang. Pada tepi permukaan atas terdapat skala
dengan pembagian dalam derajat dan diberi nomor dari 00 900 00
900 (skala kiri dan kanan),
2. Pelat dasar
Menyatu dengan piringan dasar. Panjang, lebar dan tebal pelat dasar
sekitar 90 x 15 x 7 mm. Sisi kerja pelat dasar dibuat rata dan lurus, dengan
toleransi kerataan 0.01 mm untuk sepanjang sisi kerja.
3. Piringan indeks/skala nonius
Mempunyai titik pusat putaran berimpit dengan pusat piringan dasar.
Pada piringan ini tercantum garis indeks dan skala nonius sudut (skala nonius
kiri dan kanan), biasanya dengan kecermatan sampai 5 menit. Kadang
dilengkapi dengan pemutar halus atau cermat.
4. Bilah utama
Dapat diatur kedudukannya dengan kunci yang terletak pada piringan
indeks. Panjang, lebar dan tebal dari bilah utama, sekitar 150/300 x 13 x 2
mm, dan kedua ujungnya dibuat menyudut masing masing sebesar 450 dan
600. Kedua tepi dibuat lurus dengan toleransi kerataan sebesar 0.02 sampai
0.03 mm untuk seluruh panjangnya
5. Kunci nonius
Kunci nonius digunakan untuk menyetel skala nonius.
6. kunci bilah
kunci bilah digunakan untuk mengunci bilah utama dengan piringan
skala utama.
Beri Gambar bagian bagian Bevel
Protactor
Sumber dari buku/dokumentasi
30
Kelompok xx
C. Kalibrasi
Kalibrasi bisa dilakukan dengan menggunakan "Angle Gauge" (standar
sudut), dengan berbagai ukuran sudutnya.
Beri Gambar angle gauge
Sumber dari buku/dokumentasi
mengukur bentuk
mengukur sudut.
31
Kelompok xx
3. Filter penyerap panas
Untuk menyerap panas yang ditimbulkan oleh lampu
4. Filter berwarna
Untuk menyaring cahaya yang ditangkap dari lampu agar menghasilkan
cahaya yang jernih
5. Lensa proyeksi
Untuk memproyeksikan cahaya kecermin lalu diteruskan kelayar
6. Layar
Penerima cahaya yang telah diproyeksikan oleh projektor.
4. Cara Pembacaan Profile Projector
Cara kerja dari Profile Projector ini dapat dijelaskan dengan beberapa
langkah, yaitu:
a. Dimensi Linier
1) Objek uji diletakkan di bidang uji dan dijepit
2) Proyektor dinyalakan sehingga bayangan dari objek terlihat di display lensa
proyektor
3) Fokus dari projektor disesuaian sampai kelihatan jelas
4) Pengatur jarak sumbu x-y dipindahkan ke acuan titik dari objek uji secara
vertikal atau horizontal
5) Display digital sumbu x-y diatur hingga menunjukkan angka nol
6) Pengatur jarak sumbu x-y digeser ke titik lain yang ingin diukur jaraknya.
b. Sudut
Sudut antara dua permukaan obyek ukur dapat diukur melalui
bayangan yang terbentuk melalui kaca buram pada projektor profil. Setelah
bayangan difokuskan (diperjelas garis tepinya) dengan cara mengatur letak
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016
32
Kelompok xx
benda ukur di depan lensa kondensor projektor profil sudut ke dua tepi
bayangan yang akan ditentukan besarnya dapat diukur dengan cara berikut:
Salah satu garis silang pada kaca buram dibuat berimpit dengan
salah satu tepi bayangan, dengan cara menggerakkan meja (pada mana
benda ukur diletakkan) ke kiri/kanan dan atas atau bawah dan memutar
piringan kaca buram (garis silang). Setelah garis berimpit pada tepi
bayangan, kemiringan garis silang dibaca pada skala piringan dengan
bantuan skala nonius. Kemudian, proses diulang sampai ganis bersangkutan
berimpit dengan tepi bayangan yang lain. Pembacaan skala piningan
dilakukan lagi.Dengan demikian sudut yang dicari adalah merupakan selisih
dari pembacaan yang pertama dan yang kedua.
langkah :
33
Kelompok xx
3.2.2 Pengukuran Sudut tidak langsung
Tidak
semua
masalah
pengukuran
sudut
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan alat ukur sudut langsung, karena dalam beberapa hal mungkin
diinginkan kecermatan hasil pengukuran yang lebih tinggi atau karena kondisi objek
ukur tidak memungkinkan dilakukan pengukuran dengan alat ukur sudut langsung,
dengan demikian alat ukur yang digunakan dapat disebut dengan alat ukur sudut
tidak langsung. Dalam Pengukuran sudut tidak langung terdapat beberapa jenis alat
sudut tersebut antara lain:
Pelingkup sudut
Blok sudut
Batang sinus
Senter sinus
Rol dan bola baja.
A. Blok Sudut
1. Blok Sudut
Pada pengukuran linier tak langsung sudah dibicarakan tentang blok
ukur (gauge block). Pada pengukuran sudut secara tak langsung pun ada alatalat ukur yang berupa balok baja yaitu yang disebut dengan blok sudut. Blok
sudut biasanya mempunyai ukuran panjang lebih kurang 75 mm dan lebar
biasanya 16 mm.
2. Fungsi Blok Sudut
Merupakan alat untuk mengukur sudut dengan prinsip pengukuran yang
sama dengan blok ukur.
3. Bagian bagian Blok Sudut
Dalam satu set blok sudut, terdapat bagian-bagian blok yang diuraikan
berdasarkan satuannya. Harga beberapa sudut dalam satu set sebagaimana yang
diusulkan oleh Tom linson ialah :
Satuan derajat
: 1, 3 , 9 , 27 , dan 41
Satuan menit
: 1, 3, 9, dan 27
Satuan detik
34
Kelompok xx
4. Cara Pembacaan Blok Sudut
Dua permukaan dari sisi yang membentuk sudut tadi mempunyai
bentuk yang rata dan halus sehingga memungkinkan dapat dilekatkan dengan
permukaan blok sudut lainnya. Karena kedua sudut dari sisi-sisi yang rata dan
halus itu membentuk sudut maka sudut yang mengecil biasanya diberi tanda
minus ( ) dan sudut untuk ujung yang lebih besar diberi tanda plus (+).
Tanda-tanda seperti itu diperlukan guna menghindari terjadinya
kesalahan perhitungan. Bila dua atau lebih blok sudut disusun dengan tandatanda yang sama pada satu ujungnya maka berarti sudutnya makin menjadi
besar yang nilainya adalah jumlah angka-angka yang tercantum pada setiap
blok sudut.
5. Kalibrasi
Mengatur batang sinus untuk mengakomodasi blok sudut yang akan
dikalibrasi. Atur pada 0.0001 indikator panjang blok, pembacaan harus berada
dalam 0.0002. Ulangi prosedur untuk setiap blok di set
B. Batang Sinus
1. Batang Sinus
Batang sinus ini merupakan pelat baja yang sudah diproses dengan
perlakuan panas tertentu, pada bagian dari kedua ujungnya dilengkapi dengan
semacam silinder atau rol yang diameternya sama. Jarak antara senter dari
kedua rol tersebut bermacam-macam, ada yang 100 mm, ada yang 25 mm, dan
ada pula yang berjarak 300 mm. Jarak inilah yang digunakan sebagai dasar
perhitungan dalam menggunakan batang sinus.
Dalam penggunaannya, biasanya harus dilengkapi/dibantu dengan jam
ukur dan blok ukur. Jam ukur digunakan untuk mengecek kedataran permukaan
benda ukur, sedangkan blok ukur digunakan untuk sebagai landasan guna
membuat permukaan benda ukur menjadi data sejajardengan meja tempat
pengukuran (surface table).
2. Fungsi Batang Sinus
Batang sinus sangat baik digunakan untuk pengukuran sudut secara
akurat atau untuk memposisikan pada sudut tertentu.Batang sinus ini sangat
berguna dalam mengukur atau memeriksa sudut ketika batas ketelitian kurang
dari 5 menit.
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016
35
Kelompok xx
3. Bagian bagian batang sinus
Beri Gambar Bagian bagian batang sinus
Sumber dari buku/dokumentasi
-
Dimana:
: Sudut yang dibentuk batang sinus terhadap meja datar karena adanya
susunan blok ukur. Sudut ini sama besarnya dengan sudut benda ukur yang
dicek karena permukaan benda ukur sejajar dengan permukaan meja ukur.
H: tinggi susunan blok ukur (mm)
L: Panjang batang sinus (mm)
5. Kalibrasi
Berikut ini sebuah contoh penyusunan blok sudut dan cara mengecek
benda ukur dengan blok sudut yang sudah disusun. Misalnya akan membentuk
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016
36
Kelompok xx
sudut 360 23 5 dan 260 12 16 . Contoh susunannya lihat Gambar 3.22 di
bawah ini:
adanya
sistem
ulir
memungkinkan
kita
untuk
segi
tiga yang
37
Kelompok xx
2. Jenis Ulir dan fungsinya
Secara umum jenis ulir dapat dilihat dari gerakan ulir, jumlah ulir
dalam tiap gang (pitch) dan bentuk permukaan ulir. Bisa juga jenis ulir ini dilihat
dari standar yang digunakan, misalnya ulir Whitworth, ulir metrik dan
sebagainya.
a. Jenis Ulir Menurut Arah Gerakan Jalur Ulir
Menurut arah gerakan ulir dapat dibedakan dua macam ulir yaitu ulir kiri
dan ulir kanan.Untuk mengetahui apakah suatu ulir termasuk ulir kiri atau ulir
kanan dilihat arah kemiringan sudut sisi ulir. Atau bisa juga dicek dengan
memutar pasangan dari komponen-komponen yang berulir misalnya mur
dan baut. Pada ulir kanan, kalau akan melepaskan mur dari bautnya maka mur
harus diputar ke kiri. Sedangkan pada ulir kiri, untuk melepaskan murnya
adalah dengan memutar mur ke kanan. Yang paling banyak digunakan adalah
ulir kanan.
Beri Gambar ulir kiri dan kanan
Sumber dari buku/dokumentasi
b. Jenis Ulir Menurut Jumlah Ulir Tiap Gang (Pitch)
Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang (pitch) maka ulir dapat
dibedakan menjadi ulir tunggal dan ulir ganda. Ulir ganda artinya dalam
satu putaran (dari puncak ulir yang satu ke puncak ulir yang lain) terdapat lebih
dari satu ulir, misalnya dua ulir, tiga ulir dan empat ulir. Untuk ulir ganda ini
biasanya disebutkan berdasarkan jumlah ulirnya, misalnya ganda dua,
ganda tiga dan ganda empat. Gambar 1.14 menunjukkan bagan dari ulir
tunggal dan ulir ganda. Melihat bentuknya, maka satu putaran pada ulir
ganda dapat memindahkan jarak yang lebih panjang dari pada satu putaran
ulir tunggal.
38
Kelompok xx
c. Jenis Ulir Menurut Bentuk Sisi Ulir
Melihat bentuk dari sisi ulir ini maka ulir dapat dibedakan menjadi
ulir segi tiga, segi empat, trapesium, parabol (knuckle). Bentuk ulir ini juga ada
kaitannya dengan standar yang digunakan.Berikut ini berapa contoh dari
bentuk ulir.
Beri Gambar ulir menurut bentuk sisi
ulir
Sumber dari buku/dokumentasi
39
Kelompok xx
4. Perbedaan ulir ISO dan Ulir Unified.
Ulir ISO metrik satuannya dalam milimeter dan ulir Unifieds
atuannya dalam inchi. Keterangan selanjutnya dapat dilihat pada gambargambar berikut.
a. Ulir ISO Metrik
b. Ulir Unified
40
Kelompok xx
c. Perbandingan Ukuran Ulir ISO Metrik dan Unified
Beri Gambar Perbandingan Ukuran Ulir ISO
Metrik dan Unified
Sumber dari buku/dokumentasi
Pembuatan ulir bisa dilakukan dengan bermacam cara antara lain
yaitu dengan: mesin bubut, snei, tap, dan kadang-kadang bisa juga
dengan mesin freis. Yang paling banyak dilakukan adalah dengan mesin bubut
dan dengan snei atau tap. Karena pembuatan ulirnya sebagian besar
dengan mesin maka kesalahan dalam pembuatan bisa saja terjadi.
dapat
melakukan
pengukuran
diameter
mayor
ulir
dengan
41
Kelompok xx
dapat dibaca besarnya diameter silinder menurut ukuran Bench Micrometer,
Misalnya R1. Kemudian silinder standar dilepas dan diganti dengan ulir yang
hendak diukur diameter mayornya. Dengan cara yang sama, kemudian dicatat
harga
pengukuran
Dengan demikian dapat diperoleh besarnya diameter mayor ulir yang besarnya
adalah sebagai :
Dm= Ds+ (R2 - R1) mm.
Dm= diameter mayor ulir.
Ds= diameter silinder standar.
R1= pembacaan mikrometer untuk pengukuran silinder standar.
R2= pembacaan mikrometer untuk pengukruan diameter mayor ulir.
2. Pengukuran Diameter Minor Ulir
Alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur diameter minor (inti) ulir
antara lain adalah mikrometer ulir yang ujung ukurnya berbentuk runcing
dan Bench Micrometer. Untuk pengukuran diameter inti diperlukan alat bantu
lain
yaitu prisma
42
Kelompok xx
Ds = Diameter poros standar (diketahui)
R2 = Hasil baca diameter standar (fiducial indicator = 0)
R1 = Hasil diameter inti ulir (fiducial indicator = 0)
3. Pengukuran Diameter Pitch
Untuk melakukan pengukuran diameter efektif ulir bisa dilakukan dengan
menggunakan mikrometer ulir dan dengan metode dua atau tiga kawat.
a. Pengukuran dengan micrometer ulir
Alat yang digunakan adalah mikrometer biasa, namun ujung dari
sensornya mempunyai bentuk yang khusus sehingga dapat menyentuh muka ukur
dengan posisi yang pas.Dengan adanya ujung kontak (sensor) yang khusus ini
maka hasil pengukurannya dapat dibaca langsung pada skala ukur mikrometer
yang digunakan.
sensor
43
Kelompok xx
dimana;
De = diameter efektif
H = X 2d
X = ukuran/jarak bagian luar kawat
d = diameter kawat
De = X 2d + 2 FG
c. Pengukuran dengan tiga kawat
44
Kelompok xx
Apabila bentuk ulirnya dalam ukuran yang besar tidak memungkinkan
diukur dengan mal ulir maka lebih baik digunakan dua buah rol baja untuk
mencari sudut ulir.Kedua rol baja diameternya harus berbeda.
45
Kelompok xx
3.3 Metode Praktikum
3.3.1 Alat dan Bahan
A. Alat
1. Profile projector
Beri Gambar Profile Projector
Dokumentasi pribadi
Profile projector adalah alat ukur yang prinsip kerjanya menggunakan
sistem optis dan mekanis. Profile projector dapat digunakan untuk mengukur
sudut ulir maupun panjang linier benda dengan ketelitian 1m (linier) dan 1
min (sudut).
Spesifikasi Alat
Merk
: Mitutoyo
Type
: PJ 311
Tahun
: 1986
Ketelitian
2 .Hand gloves
46
Kelompok xx
3.2.2 Prosedur Pengujian
a. Instruksi Kerja Profil Projektor
1. Gunakan hand glovessebelum melaksanakan pengukuran
2. Objek uji diletakkan di bidang uji dan dijepit
3. Proyektor dinyalakan sehingga bayangan dari objek terlihat di display lensa
proyektor.
4. Fokus dari projector disesuaikan sampai kelihatan jelas.
5. Pengaturajarak sumbu x-y dipindahkan ke acuan titik dari objek uji secara
vertical dan horizontal
6. Display digital sumbu x-y diatur hingga menunjukkan angka nol
7. Pengatur jarak sumbu x-y digeser ke titik lain yang ingin diukur jaraknya.
b. Urutan Kerja Pengukuran Karakteristik Ulir
Langkah pengukuran kualitas lubang dan porosadalah sebagai berikut:
1.Menyiapkan alat ukurprofileprojectoryang sudah dikalibrasi.
2.Menyiapkan benda kerja (ulir) yang akan diukur.
3.Mengukur parameter karakteristik ulir, dan dicatat hasilnya.
4.Ulangi langkah kalibrasi tiap pengukuran
c. Urutan Kerja Pengukuran Geometri Sudut Ulir
Langkah pengukuran kualitas lubang dan porosadalah sebagai berikut:
1.Menyiapkan alat ukurprofile projectoryang sudah dikalibrasi.
2.Menyiapkan benda kerja (ulir) yang akan diukur.
3.Mengukur diameter sudut pitch 1 sampai 10 ulir, dan dicatat hasilnya.
4.Ulangi langkah kalibrasi tiap pengukuran
3.4
Pengolahan Data
3.4.1.1 Data Kelompok
Kesimpulan
3.4.3.2 Saran
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016
47
Kelompok xx
BAB IV
PENGUKURAN VARIASI
4.1
Tujuan Pratikum
4.2
Tinjauan Pustaka
48
Kelompok xx
dalam pemeriksaannya tidak ditemukan adanya penyimpangan bentuk ke arah
horizontal atau vertikal yang berarti, maka dikatakan permukaan benda tersebut
adalah lurus. Beberapa peralatan ukur yang bisa digunakan antara lain adalah mistar
baja (steelrule), jam ukur dan autokolimator.
Aplikasi pengukuran kelurusan
Pipa silinder
49
Kelompok xx
Dengan melihat profil ini maka bentuk dari suatu permukaan pada
dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu permukaan yang kasar (roughness)
dan permukaan yang bergelombang (waviness). Permukaan yang kasar
berbentuk gelombang pendek yang tidak teratur dan terjadi karena getaran pisau
(pahat) potong atau proporsi yang kurang tepat dari pemakanan (feed) pisau
potong dalam proses pembuatannya.
Sedangkan
permukaan
yang
bergelombang
mempunyai
bentuk
gelombang yang lebih panjang dan tidak teratur yang dapat terjadi karena
beberapa faktor misalnya posisi senter yang tidak tepat, adanya gerakan tidak
lurus (non linier) dari pemakanan (feed), getaran mesin, tidak imbangnya
(balance) batu gerinda, perlakuan panas (heat treatment) yang kurang baik, dan
sebagainya. Dari kekasaran (roughness) dan gelombang (waviness) inilah
kemudian timbul kesalahan bentuk. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 4.2
berikut ini
50
Kelompok xx
tetapi tepat menyinggung puncak tertinggi dari profil terukur pada panjang
sampel yang diambil dalam pengukuran.
Profil Terukur (Measured Profile)
Profil terukur adalah profil dari suatu permukaan yang diperoleh
melalui proses pengukuran. Profil inilah yang dijadikan sebagai data untuk
menganalisis karakteristik kekasaran permukaan produk pemesinan.
Profile Dasar (Root Profile)
Profil dasar adalah profil referensi yang digeserkan ke bawah hingga
tepat pada titik paling rendah pada profil terukur.
51
Kelompok xx
C. Parameter kekasaran permukaan
Kekasaran Rata-rata Aritmetis(Mean Roughness Indec/Center Line Average) ,
Ra
Kekasaran rata-rata merupakan harga-harga rata-rata secara aritmetis
dari harga absolut antara harga profil terukur dengan profil tengah.
Ra =
52
Kelompok xx
Dimana :
1000
Vv
53
Kelompok xx
D. Pengukuran kekasaran permukaan
Salah satu karakteristik geometris yang ideal dari suatu komponen adalah
permukaan yang halus. Dalam prakteknya memang tidak mungkin untuk
mendapatkan suatu komponen dengan permukaan yang betul betul halus.
Hal
ini
disebabkan
(operator)
dan
oleh
beberapa
faktor-faktor
dari
faktor,
misalnya
faktor manusia
inspection), dengan
melihat/mengamati (visual
permukaan
secara
langsung
adalah
dengan
54
Kelompok xx
teratur. Sebagai peraba dari alat ini adalah sebuah pelat tipis. Alat ini terdiri
dari pelat tipis sebagai peraba, penutup pelat, jam ukur (dial indicator) dan
kait pengatur.
Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan menggunakan transducer dan
diolah dengan mikroprocessor. Roughness Tester dapat digunakan di lantai di
setiap posisi, horizontal, vertikal atau di mana pun. Ketika mengukur kekasaran
permukaan dengan roughness meter, sensor ditempatkan pada permukaan dan
kemudian meluncur sepanjang permukaan seragam dengan mengemudi
mekanisme di dalam tester.
Cara penggunaan adalah dengan meletakkan transducer pada bidang
yang akan diukur, maka data akan diolah pada microprocessor dan dapat dilihat
di lcd hasilnya.
Beri Gambar Surface Roughness Test
Dokumentasi pribadi
Lcd
2. Benda kerja
Beri Gambar Benda Kerja
Dokumentasi pribadi
55
Kelompok xx
3. Surface Roughness Tester
Spesifikasi
Merk
: Mitutoyo
Tipe
: SJ 301
Tahun
: 2001
0,01m
2.
3.
4.
5.
Letakkan Stylus tepat pada permukaan benda ukur hingga indikator pada Surface
Roughness menunjukkan pada titik tengah dengan cara menaikan dan
menurunkan Height Gauge
6.
Pilih berapa jarak yang diukur pada layar surface roughness tester, kita
mengukur dengan jarak 0,5 ; 1 ; 1,5
7.
8.
9.
4.4
56
Kelompok xx
4.4
57