Anda di halaman 1dari 57

Kelompok xx

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
(Diisi sendiri)

1.2

Pengukuran

1.2.1 Definisi Pengukuran


Pengukuran dapat didefinisikan dalam beberapa definisi, yaitu :
1. Pengukuran adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai
suatu besaran dalam bentuk angka ( kuantitatif ). Jadi mengukur adalah suatu
proses mengaitkan angka secara empirik dan objektif pada sifa-sifat objek atau
kejadian nyata sehingga akan yang diperoleh tersebut dapat memberikan
gambaran yang jelas mengenai objek atas kejadian yang diukur. Sumber :
( Yefridan, Sistem Pengukuran Teknik, hal 1 )
2. Menurut Taufiq Rochim, pengukuran adalah membandingkan suatu besaran
referensi.
3. Menurut Suharsimi Arianto, pengukuran adalah membandingkan sesuatu dengan
suatu ukuran.
Maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengukuran adalah
suatu kegiatan yang membandingkan suatu besaran dengan besaran yang lain yang
tujuannya adalah untuk mendapatkan nilai atau angka kuantitatif yang dapat dibaca
dan dipahami oleh manusia.

1.2.2 Fungsi Pengukuran


a. Untuk mengetahui dan mengamati dimensi suatu bahan yang telah diproduksi atau
di standarkan
b. Untuk keperluan analisi dan interprestasi
c..Proses menyebutkan dengan pasti angka-angka tertentu untuk mendeskripsikan
suatu produk
d. Merupakan proses untuk mendapatkan informasi besaran fisik tertentu dari suatu
alat ukur

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

Kelompok xx
1.2.3 Klasifikasi Pengukuran
A. Pengukuran Langsung
Pengukuran dengan mengguanakan alat ukur langsung dan hasil pengukuran
dapat langsung terbaca, contohnya adalah penggaris.

Beri Gambar Pengukuran Langsung


Sumber dari buku/dokumentasi
pribadi

B. Pengukuran Tak Langsung


Pengukuran yang dilaksanakan dengan memakai beberapa jenis alat ukur
pembanding, standar dan alat ukur bantu, contohnya blok ukur.

Beri Gambar Pengukuran Tak


Langsung
Sumber dari buku/dokumentasi
pribadi
C. Pengukuran Kaliber Batas
Proses pemeriksaan untuk memastikan apakah objek ukur memiliki harga
yang teletak di dalam atau di luar daerah toleransi ukuran, bentuk dan posisi,
contohnya adalah kaliber go not go.

Beri Gambar Pengukuran Kaliber


Batas
Sumber dari buku/dokumentasi
pribadi
D. Pengukuran Bentuk Standar
Disini sifatnya hanya membandingkan bentuk benda yang dibuat dengan
standar yang memang digunakan untuk hal pembanding.

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

Kelompok xx
1.2.4 Jenis-jenis Pengukuran
A. Pengukuran Linier
Proses pengukuran untuk mengetahui linier dari suatu benda kerja yang
belum diketahui ukurannya.

Beri Gambar Pengukuran Linear


Sumber dari buku/dokumentasi
pribadi

B. Pengukuran Sudut
Proses pengukuran untuk mengetahui sudut yang terbentuk antara satu titik
dan dua titik lainnya.

Beri Gambar Pengukuran Sudut


Sumber dari buku/dokumentasi
pribadi

C. Pengukuran Ulir
Proses pengukuran untuk kualitas geometri dari ulir.

Beri Gambar Pengukuran Ulir


Sumber dari buku/dokumentasi
pribadi

D. Kekasaran Permukaan
Proses pengukuran kekasaran permukaan dengan menggunakan suatu alat
untuk mengetahui suatu bentuk geometri kekasaran dari suatu permukaan.

Beri Gambar Pengukuran Kekasaran


Permukaan
Sumber dari buku/dokumentasi
pribadi

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

Kelompok xx
1.3 Instrumentasi
1.3.1 Definisi Instrumentasi
Instrumentasi

adalah

bidang ilmu

dan

teknologi

yang mencangkup

perencanaan, pembuatan dan penggunaan instrument atau alat ukur besarn fisika atau
sistem instrument untuk keperluan deteksi, penelitian, pengukuran, pengaturan serta
pengolahan data..

1.3.2 Fungsi Instrumentasi


a.

Pengukuran ( measurement )
Sebagai alat ukur yaitu berfungsi untuk mengetahui/memonitor jalannya
suatu kondisi operasi melalui pengukuran besaran dari variabel proses yang
sedang di ukur. Contohnya : pengukur tekanan , temperatur aliran, dan lain-lain.

b. Alat Pengendali ( Control )


Yaitu berfungsi untuk melakukan jalannya operasi agar variabel proses
yang diukur dapat diatur atau dikendalikan sesuai harga yang diijinkan.
c. Alat Pengaman ( Safety )
Berfungsi untuk mencegah kerusakan pada peralatan, mencegah terjadinya
bahaya kecelakaan pada orang yang bekerja dan mencegah kerusakan
lingkungan, sistem pengaman ini besarnya berupa alarm atau melakukan shut
down terhadap proses yang ada.
d. Alat Analisa ( Analyzer )
Berfungsi untuk menganalisa kualitas produk yang dikelola. Selain itu juga
berfungsi sebagai alat analisa pencegahan polusi dari hasil industri agar tidak
membahayakan dan merusak lingkungan.

1.4. Metrologi dan Kontrol kualitas


1.4.1 Definisi Metrologi dan Kontrol kualitas
Metrologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran geometris suatu
produk dengan cara dan alat yang tepat sehingga hasil pengukurannya mendekati
kebenaran dari keadaan yang sesungguhnya.
Kontrol kualitas merupakan pengendalian mutu suatu produk dengan
memastikan bahwa sistem dan alat-alat ukur berfungsi dengan baik pada proses
pengujian produksi dan mempunyai akurasi yang memadai.
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

Kelompok xx
Manfaat keduanya pada bidang teknik mesin adalah menentukan geometris
suatu produk yang baik dengan memastikan hasilnya presisi pada proses permesinan.
Adapun terdapat organisasi standardisasi pengukuran Internasional

1.4.2 Fungsi Metrologi dan Kontrol Kualitas


Fungsi metrologi :
1. Menganalisa karakteristik geometri yang ideal
2. Mengetahui standart pengukuran dan sistemnya.
3. Membuat gambaran melalui karakteristik suatu objek.
4. Menganalisa pelaksanaan pembuatan, penguji kualitas, dan faktor terkait lainnya.
Fungsi kontrol kualitas :
1. Untuk memperoleh hasil produksi yang presisi.
2. Untuk menentukan ketepatan.
3. Untuk memperoleh produk yang efisien dan tahan lama.
4. Memperkirakan hal-hal yang terjadi.
5. Pengendalian mutu produk.

1.4.3 Jenis jenis Metrologi


A. Metrologi industri
Merupakan pengukuran mutu dengan melihat dari sisi geometris dengan
memastikan bahwa sistem pengukuran berfungsi dengan baik. Penggunaan
metrologi ini digunakan ketika menentukan kepresisian suatu produk yang
berkaitan dengan kontrol kualitas.
B. Metrologi Legal
Pengukuran yang berhubumngan dengan pengaturan dan pengembangan
standart - standart pengukuran dan pemeliharaan suatu produk. Biasanya
pengukuran ini digunakan pada proses pemeliharaan maintenance suatu produk
seperti efektivitas dan efisiensi.
C. Metrologi Ilmiah
Ilmu metrologi yang berkaitan dan digunakan untuk pengembangan keilmuan
dan penelitian yang biasa digunakan di dunia pendidikan dan keilmuan. Biasanya
penggunaan metrologi ini pada dunia penelitian dan observasi.

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

Kelompok xx
1.5 Parameter Pengukuran
1. Akurasi
Ukuran kemampuan untuk mendapatkan hasil pengukuran yang persis atau
mendekati sama dengan ukuran standar dalam satu kali pengukuran.
2. Presisi
Ukuran kemampuan pengukuran yang dilakukan secara berulang dimana
hasil dari masing - masing pengukuran tadi mendekati sama dengan harga rata
rata dari keseluruhan hasil pengukuran tersebut.
3. Ukuran Dasar
Merupakan dimensi atau ukuran nominal dari suatu obyek ukur yang
secara teoritis dianggap tidak mempunyai harga batas ataupun toleransi.
Walaupun harga sebenarnya dari obyek ukur tidak pernah diketahui, namun secara
teoritis di atas dianggap yang paling tepat.
4. Toleransi
Merupakan perbedaan ukuran dari kedua harga batas yang dihasilkan
sehingga dari perbedaan ukuran ini dapat diketahui dimana ukuran dari
komponen-komponen yang dibuat itu terletak.
5. Harga Batas
Ukuran atau dimensi maksimum dan minimum yang diizinkan dari suatu
komponen, di atas dan di bawah ukuran dasar. Pada pembahasan mengenai
statistik akan ada 2 harga batas yaitu harga batas atas dan harga batas bawah.

1.6 Konstruksi Alat Ukur


1.

Sensor
Sensor merupakan bagian dari alat ukur yang menghubungkan alat ukur
dengan benda atau objek ukur atau bisa dikatakan juga bahwa sensor adalah
peraba dari alat ukur. Hal ini berarti bahwa sensor adalah bagian dari alat ukur
yang mengalami kontak langsung dengan benda kerja. Contoh dari sensor ini
antara lain, kedua ujung mikrometer, kedua lengan jangka sorong, dan alat ukur
kekasaran.

2.

Pengubah
Pengubah berfungsi sebagai penerus atau pengolah semua isyarat yang
diterima oleh sensor. Dengan adanya pengubah, semua isyarat dari sensor
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

Kelompok xx
diteruskan ke bagian lain yaitu penunjuk atau pencatat yang terlebih dahulu
diubah oleh pengubah. Dengan demikian pengubah mempunyai fungsi untuk
memperjelas dan memperbesar perbedaan yang kecil dari dimensi benda ukur.
Ada beberapa jenis pengubah, yaitu :
a. Mekanis
b. Elektris
c. Optis
d. Pneumatis
3. Penunjuk
Penunjuk adalah bagian dari alat ukur yang berfungsi untu membaca
besarnya hasil pengukuran secara umum, penunjuk ini dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu :
a. Penunjuk yang mempunyai skala
Skala yang dimaksud disini berarti susunan garis yang beraturan dengan
jarak beraturan antara dua garis yang berdekatan dibuat tetap dan mempunyai
arti.
b. Penunjuk berangka
Pada alat ukur dengan penunjuk berangka kita bisa mengetahui hasil
pengukuran dengan cara melihat atau membaca deretan angka yang ada.

1.7 Sifat Umum Alat Ukur


1.

Rantai Kalibrasi
Rantai kalibrasi adalah mencocokkan harga yang ada pada skala ukur
dengan harga standar atau harga sebenarnya. Pemeriksaan alat ukur standar
panjang dapat dilakukan melalui rangkaian sebagai berikut:
a. Tingkat 1 : Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standar kerja
b. Tingkat 2 : Kalibrasi alat ukur standar kerja terhadap alat ukur standar
c. Tingkat 3 : kalibrasi alat ukur standar dengan alat ukur yang terstandar lebih
tinggi, misal standar nasional
d. Tingkat 4 : kalibrasi standar nasional dengan standar internasional

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

Kelompok xx
2. Kepekaan
Kepekaan alat ukur berkaitan erat dengan mekanisme dari pengubahnya
dan menyangkut masalah kemampuan dari alat ukur memonitor perbedaan yang
kecil.
3. Kemudahan Baca
Merupakan kemampuan alat ukur untuk menunjukan harga yang jelas pada
skala ukurnya. Pemberian skala nonius dengan sistem yang lebih rinci
memegang peranan penting dalam kemudahan baca.
4. Histeristis
Histeristis adalah perbedaan atau penyimpangan yang mucul ketika
dilakukan pengukuran secara berkesinambungan dari dua arah yang berlawanan.
5. Kepasifan
Kepasifan adalah waktu respon yang menjadi pada sebuah alat ukur mulai
dari sensor sampai penujuk, kepasifan terjadi apabila sensor telah memberikan
sinyal, namun penunjuk belum menunjukkkan perubahan nilai harga pada harga
ukur.
6. Pergeseran
Pergeseran adlah penyimpangan yang terjadi dari harga harga yang
ditunjukan pada skala atau yang tercatat pada kertas grafik padahal sensor tidak
melakukan perubahan..
7. Kestabilan Nol
Merupakan kemampuan alat ukur untuk kembali ke posisi nol ketika
sensor tidak lagi bekerja.
8. Floating
Ketidakstabilan gerak penunjuk dari alat ukur yang digunakan saat posisi
alat ukur berubah. Semakin peka alat ukur maka semakin besar pula
kemungkinan terjadi floating.

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

Kelompok xx
1.8

Karakteristik Geometrik dan Kualitas

1.8.1 Karakteristik Geometrik


karakteristik geometrik yaitu menggambarkan spesifikasi produk berdasarkan
ukuran atau dimensi, bentuk, dan kehalusan permukaan serta apakah produk tersebut
sesuai dengan karakteristik geometrik fungsional.

1.8.2 Karakteristik Kualitas


Karakteristik kualitas yaitu karakteristik yang menggambarkan tingkat kualitas
produk atau jasa. Setelah produksi (telah diproses) pemeriksaan kualitas karakteristik
geometrik dilaksanakan dalam rancangan awal produk sebagai karakteristik
geometrik yang sempurna sebagai pembanding. Jadi, perbandingan antara rancangan
awal dengan produk adalah karakteristik kualitas produk tersebut.

1.8.3 Perbedaan Karakteristik Geometrik dan Kualitas


Karakteristik geometrik merupakan karakteristik yang menggambarkan
spesifikasi produk berdasarkan ukuran atau dimensi, bentuk, dan kehalusan
permukaan serta apakah produk tersebut sesuai dengan karakteristik geometrik
fungsional.

Sedangkan

karakteristik

kualitas

yaitu

karakteristik

yang

menggambarkan tingkat kualitas produk atau jasa. Jadi perbandingannya adalah


karakteristik geometrik menggambarkan suatu produk yang ideal apabila produk
tersebut sesuai dengan apa yang dikehendaki sesuai dengan karakteristik fungsional,
sedangkan karakteristik kualitas menggambarkan tingkat kualitas produk atau jasa
yang berdasarkan

perbandingan antara rancangan awal dengan karakteristik

geometric tersebut.

1.9
1.

Sistem dan Standar Pengukuran


Sistem Matrik
Sistem matrik telah dikembangkan oleh para ilmuwan prancis sejak tahun
1970-an. Sistem ini mendasarkan pada meter untuk pengukuran panjang dan
kilogram untuk pengukuran berat. Dari satuan meter dan kilogram ini kemudian
diturunkan unit satuan lain untuk mengukur luas,volume, kapasitas, dan tekanan.
Sistem matrik adalah sebuah sistem satuan pengukuran internasional yang
baku. Biasa dikenal dengan satuan mks.
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

Kelompok xx

Sistem matrik untuk satuan panjang = meter

Sistem matrik untuk satuan massa = kilogram

Sistem matrik untuk satuan waktu = detik/sekon.


Sebetulnya, kalau dikaji lebih jauh, sistem matrik ini mempunyai banyak

keuntungan dibandingkan sistem british. Keuntungan-keuntungan tersebut antara


lain :
1. Konversinya lebih mudah, perhitungannya juga lebih cepat dan mudah karena
berdasarkan kelipatan sepuluh, dan terminologinya lebih mudah dipelajari.
2. Dunia perdagangan dari negara-negara industri sebagian besar menggunakan
sistem matrik sehingga hal ini memungkinkan terjadinya hubungan kerja
sama antara industri satu dengan lainnya karena sistem pengukuran yang
digunakan sama. (Prinsip dasar industri untuk menghasilkan komponen yang
mempunyai sifat mampu ukur).
2. Sistem British
Sistem british secara garis besar berlandaskan pada satuan inchi, pound,
dan detik sebagai dasar satuan panjang, massa, dan waktu. Kemudain
berkembang pula satuan-satuan lain misalnya yard, mil, ounce, gallon, feet,
barrel, dan sebagainya. Pada umumnya sistem british yang digunakan di Inggris
(british standart) dan di Amerika (National Bareau of standarts) adalah tidak
jauh berbeda. Hanya pada hal-hal tertentu ada sedikit perbedaan. Misalnya satu
ton menurut British Standart adalah sama dengan 2240 pound, sedangkan di
amerika satu ton adalah sama dengan 2000 pound ; satu yard Amerika =
3600/3937 meter, sedangkan satu

yard menurut

British Imperial

3600000/3937014 meter.
Sistem british/inchi/non metrik adalah sistem yang secara garis besar
berlandaskan pada satuan inchi, pound, dan detik sebagai dasar satuan panjang,
massa, dan waktu.

3. Konversi antara Matrik dan British


Adalah sifat memudahkan hubungan perubahan antara sistem matrik dan
sistem british. Ada tiga jenis konversi antara matrik dan british, yaitu :

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

10

Kelompok xx
1.

Konversi secara matematika


Konversi inchi/british ke matrik secara matematika diperlukan faktor
konversi, caranya :
1 yard = 3600/3937 meter = 0,914440
1 yard = 36 inchi, berarti ;
1 inchi = 1/36 x 0,91440 meter = 0,025400
Kita tahu bahwa 1 meter = 1000 milimeter
Maka :
1 inchi = 0, 025400 x 1000 meter
= 2540000 mm (faktor konversi)

1.10 Macam-Macam Kesalahan Dalam Pengukuran


1.10.1 Definisi kesalahan dalam pengukuran
Kesalahan dalam pengukuran adalah perbedaan antara nilai sebenarnya dari
suatu pekerjaan pengukuran yang di lakukan oleh seseorang pengamat. Dalam
pengukuran besara fisis menggunakan alat ukur atau instrumen tidak akan mungkin
didapat suatu nilai yang benar tepat, namun selalu mempunyai ketidakpastian yang
disebabkan oleh kesalahan- kesalahn dalam pengukuran.

1.10.2 Macam macam kesalahan dalam pengukran


Ada beberapa kesalahan dalam pengukuran diantaranya :
a. Kesalahan pengukuran karena alat ukur
Untuk mengurangi terjadinya penyimpangan pengukuran sampai seminimal
mungkin maka alat ukur yang dipakai harus dikalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi
ini diperlukan di samping untuk mengecek kebenaran skala ukurannya juga untuk
menghindari sifat-sifat yang merugikan dari alat ukur.
b. Kesalahan Pengukuran Karena Benda Ukur
Tidak semua benda ukur berbentuk pejal yang terbuat dari besi, seperti rol
atau bola baja, balok dan sebagainya, adapun benda ukur yang terbuat dari bahan
aluminium yang memiliki sifat elastis, artinya bila ada beban dikenakan pada
benda tersebut maka akan terjadi perubahan bentuk. Bila tidak diperhatikan pada
saat pengukuran pasti akan terjadi penyimpangan hasil pengukuran, untuk

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

11

Kelompok xx
mengetahui hal ini biasanya jarak tumpuan ditentuksn sedemikian rupa sehingga
diperoleh kedua ujungnya tetap sejajar.
c. Kesalahan Pengukuran Karena Pengukur
Manusia memang mempunyai sifat-sifat diri dan juga mempunyai
keterbatasan. Sulit diperoleh hasil yang sama dari kedua orang yang melakukan
pengukuran walaupun kondisi alat ukur yang digunakan sama. Hal ini disebabkan
beberapa faktor yaitu :

Kesalahan karena kondisi manusia


Kondisi badan yang kurang sehat dapat mempengaruhi proses
pengukuran yang mengakibatkan hasil pengukuran juga kurang tepat. Contoh
yang sederhana, misalnya pengukuran diameter poros dengan jangka sorong.
Bila kondisi badan sedikit gemetar maka posisi alat ukur terhadap benda ukur
sedikit mengalami perubahan.

Kesalahan karena metode pengukuran yang digunakan


Alat ukur dalam keadaan baik, badan sehat untuk melakukan
pengukuran tetapi masih juga terjadi penyimpangan pengukuran. Hal ini
disebabkan metode pengukuran yang kurang tepat. Metode pengukuran
berkaitan dengan cara memilih alat ukur dan cara menggunakannya.

Kesalahan karena pembacaan alat ukur


Kurang terampilnya seseorang dalam membaca skala ukur dari alat
ukur

yang

sedang

digunakan

akan

mengakibatkan

banyak

terjadi

penyimpangan hasil pengukuran, kebanyakan yang terjadi karena kesalahan


posisi waktu membaca skala linear.
d. Kesalahan Pengukuran Karena Lingkungan
Suatu kondisi lingkungan dapat mempengaruhi hasil pengukuran seperti
suhu pada saat pelaksanaan pengukuran dan meja perata sebagai alat pendukung
terdapat bagian yang tidak rata.

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

12

Kelompok xx

BAB II
PENGUKURAN LINIER
2.1

Tujuan Praktikum

1. Agar praktikan mampu memahami dan menggunakan alat ukur pengukuran linear.
2. Agar praktikanmemahami dan mampu menentukan kualitas lubang dan poros.
3. Agar praktikan memahami dan mampu menganalisa geometri linear dari benda
ukur

2.2 Tinjauan pustaka


2.2.1 Pengukuran linear langsung
Pengukuran linear langsung adalah proses pengukuran dengan memakai alat
ukur dalam dimensi panjang di mana hasil pengukuran langsung terbaca pada alat
ukur.

2.2.1.1 Vernier Caliper


1.

Vernier Caliper
Vernier caliper atau jangka sorong adalah alat ukur yang serupa
dengan mistar ukur di mana tingkat ketelitiannya dapat mencapai seperseratus
millimeter. Vernier caliper terdiri dari dua bagian, bagian diam dan
bagianbergerak.Pada versi analog, umumnya tingkat ketelitian adalah
0.05mm untuk jangka sorang dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang di atas
30cm.

2. Fungsi Vernier Caliper

Untuk mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit

Untuk mengukur sisi dalam atau diameter dalam suatu benda yang biasanya
berupa lubang (pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur.

Untuk mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda.

Beri Gambar Vernier Caliper


Sumber dari buku/dokumentasi
pribadi

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

13

Kelompok xx
3. Bagian bagian Vernier Caliper

Rahang dalam(Internal jaws) adalah : berfungsi untuk mengukur dimensi


bagian dalam.

Rahang luar(External jaws) adalah : berfungsi untuk mengukur dimensi


bagian luar.

Baut pengunci(Locking screw) adalah : berfungsi untuk pengunci rahang.

Skala imperial (Imperial scale) adalah : skala dalam satuan inci

Skala metrik (Metric scale)adalah : skala dalam satuan milimeter.

Depth Measuring Blade adalah : batang pengukur kedalaman.

(Gambar ulang / cari gambar di buku)


4.

Cara pembacaan vernier caliper dan perhitungan mencari ketelitian.


Cara membaca hasil pengukuran vernier caliper tingkat ketelitian
0.05mm.

Gambar 2.3 Pembacaan Jangka sorong 0,05mm


Sumber : Suryasaputra, Wisnu (2015).
Skala Utama = 12 mm
Skala nonius = 5 x 0,05 mm = 0,25 mm.
Maka hasil pengukuran jangka sorong diatas adalah 12 + 0,25 = 12, 25 mm.
Cara mencari tingkat ketelitian vernier calipertingkat ketelitian 0.05mm.

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

14

Kelompok xx

(Gambar Ulang)

5.

Jenis Jenis Vernier Caliper


Adapun jenis-jenis Vernier Caliper antara lain: Vernier Caliper, Dial
Caliper, Digital Caliper, Mistar Ingsut Jarak Senter, Mistar Ingsut Putar,
Mistar Ingsut Tekanan Ringan, Mistar Ingsut Kedalaman.

6. Kalibrasi Vernier Caliper


Kalibrasi vernier caliper bertujuan untuk meminimalisasi kesalahan
dalam pengukuran. Sebelum digunakan alat ukur vernier caliper tersebut,
pastikan vernier caliper sudah terkalibrasi. Jika belum, maka langkah-langkah
mengkalibrasi vernier caliper adalah :
a. Rapatkan kedua permukaan rahang ukur
b. Longgarkan baut pada pelat skala nonius
c. Tepatkan garis nol skala nonius dengan garis nol pada batang utama jangka
sorong
d. Kencangkan kembali baut pada pelat skala nonius

2.2.1.2 Micrometer Outside


Outside micrometer merupakan alat ukur yang praktis dan sering digunakan
dalam pengukuran komponen komponen mesin. Outside micrometer adalah alat
ukur yang sangat teliti.umumnya Alat ini dapat mengukur sampai satu per seratus

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

15

Kelompok xx
millimeter (0.01 mm).walaupun secara khusus mikrometer dapat didesain dengan
ketelitian sebagai berikut
* Mikrometer dengan ketelitian 0,01mm
* Mikrometer dengan ketelitian 0,002mm
* Mikrometer dengan ketelitian 0,001mm
A. Cara pembacaan ketelitian Micrometer (mm)

Beri Gambar Micrometer Outside


Sumber dari buku/dokumentasi
pribadi

Tabung Micrometer terbagi dalam 50 bagian Skala Tabung.

1 Putaran Tabung = 0,5 mm Skala Utama.

1 Bagian Skala Tabung = 1/50 x 0,5 mm = 1/100 mm.

9 Skala Tabung = 10 Skala Nonius

9 x 1/100 mm = 10 Skala Nonius

0,09 Skala Tabung =10 Skala Nonius

1 Skala Nonius = 1/10 x 0,09 = 0,009 mm

Maka ketelitian Micrometer = 1 Skala Tabung 1 Skala Nonius

= 0,01 mm 0,009 mm = 1/1000 mm = 0,001 mm.

B. Cara Pembacaan

Cara Pembacaan Mikrometer Outside (gambar ulang)

Pada hasil pengukuran diatas :


Nilai ukur pada skala tetap dinyatakan dengan garis pada skala utama.pada skala
utam terbaca 7mm Nilai ukur pada skala nonius terlohat dai gambar adalah 0.37
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

16

Kelompok xx
Jadi cara pembacaanya dengan menjumlahkan skala utama dan nonious.jadi nilai
besaran pada suatu benda tersebut adalah 7,37mm
C. Bagian dan fungsi micrometer

(Gambar Ulang)

1.

Anvil
Penumpu tetap benda kerja yang akan diukur. Anvil ditempelkan
terlebih dahulu mpada benda kerja yang akan diukur sebelum spindle
ditempelkan kemudian dengan memutar thimble.

2.

Spindle
Adalah sebuah poros yang diputar melalui thimble sehingga dapat
bergerak maju mundur untuk menyesuaikan ukuran benda yang diuji.

3.

Sleeve
Adalah poros berlubang yang berulir tempat spindle dan thimble
bergerak maju mundur

4.

Thimble
Digunakan untuk menggerakkan spindle.

5.

Ratchet stop
Digunakan untuk memutar spindle ketika ujungnya sudah mendekati
benda kerja yang akan diukur dan kemudian untuk memastikan spindle telah
menempel rapat pada benda kerja yang diukur.

6. Lock lever
Untuk mengunci spindle agar tidak bergeser saat dilepaskan dari benda
kerja yang diukur.

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

17

Kelompok xx
Kalibrasi Micrometer Outside:

Putar ratchet hingga spindle berada pada posisi ukur terkecil.

Atur posisi sleeve agar penunjukannya sesuai dengan nilai ukur tersebut.

Letakkan balok ukur atau gabungan balok ukur diantara kedua muka
ukur, lalu putar ratchet hingga muka ukur berhimpit dengan balok ukur.

Hitung selisih antara penunjukan micrometer dengan balok ukur. Jika


skala utama belum sejajar dengan skala nonius pada posisi nol jika range
skalanya dari nol, putar sleeve dengan alat yang disediakan sampai kedua
skala berada pada keadaan nol.

2.2.2 Pengukuran linear tak langsung


Pengukuran linear tak langsung yaitu pengukuran yang memerlukan
kecermatan tinggi ataupun pengukuran bentuk benda ukur yang tidak memungkinkan
untuk diukur menggunakan alat ukur langsung. Untuk itu perlu adanya alat ukur tak
langsung. Contoh alatnya antara lain : blok ukur dan dial indicator.

2.2.3 Metrologi lubang dan poros


Metrologi lubang dan poros adalh ilmu yang memepelajari tentang toleransi
dan kualitas lubang dan poros karena adanya ketidak telitian saat pembuatan maka
suatu alat tidak dapat dibuat seperti persis yang diminta agar persyaratan dapat
dipenuhi maka ukuran sebenarnya harus ada pada batas ukuran yang didijinkan

2.2.3.1 Toleransi lubang dan poros


1. Penulisan Toleransi Lubang dan Poros
Toleransi adalah suatu penyimpangan ukuran yang diperbolehkan atau
diizinkan. Kadang-kadang seorang pekerja hanya mengerjakan bagian mesin
yang tertentu saja, sedangkan pekerja yang lain mengerjakan bagian lainnya.
Tetapi antara satu bagian dengan bagian lain dari bagian yang dikerjakan itu
harus bisa dipasang dengan mudah. Oleh karena itu, harus ada standar ketepatan
ukuran yang harus dipatuhi dan dipakai sebagai pedoman dalam mengerjakan
sesuatu benda agar bagian-bagian mesin itu dapat dipasang, bahkan ditukar
dengan bagian lain yang sejenis.

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

18

Kelompok xx
Toleransi dituliskan di gambar kerja dengan cara tertentu sesuai dengan
standar yang diikuti (ASME atau ISO). Toleransi bisa dituliskan dengan beberapa
cara:
Ditulis menggunakan ukuran dasar dan penyimpangan yang diizinkan.
Menggunakan ukuran dasar dan simbol huruf dan angka sesuai dengan standar
ISO, misalnya : 45H7, 45h7, 30H7/k6.

(Cari gambar di buku atau gambar ulang)


Pada penulisan toleransi ada dua hal yang harus ditetapkan, yaitu:
Posisi daerah toleransi terhadap garis nol ditetapkan sebagai suatu fungsi
ukuran dasar. Penyimpangan ini dinyatakan dengan simbol satu huruf (untuk
beberapa hal bisa dua huruf).Huruf kapital untuk lubang dan huruf kecil untuk
poros.
Toleransi, harganya/besarnya ditetapkan sebagai suatu fungsi ukuran dasar.
Simbol yang dipakai untuk menyatakan besarnya toleransi adalah suatu angka
(sering disebut angka kualitas).
2. Suaian dan Jenis Suaian
Suaian yang terjadi ada beberapa macam, tergantung daerah toleransi dari
poros, maupun lubang yang dipakai sebagai basis pemberian toleransi.
Kemungkinan- kemungkinan jenis toleransi adalah sebagai berikut.
Suaian longgar (Clearance fits), yaitu bila bagian yang berpasangan pada
waktu dipasang mempunyai kelonggaran yang pasti.
Suaian transisi (Transition fits) ini akan terjadi dua kemungkinan, yaitu bisa
terjadi kesesakan kecil maupun kelonggaran kecil.
Suaian sesak (Interfereance fits) pada pemasangan ini selalu dalam keadaan
sesak
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

19

Kelompok xx
3. Sistem suaian basis lubang dan poros
a. Sistem Basis Lubang
Suaian dengan sistem basis lubang ini banyak dipakai. Suaian yang
dikehendaki dapat dibuat dengan jalan mengubah-ubah ukuran poros, dalam
hal ini ukuran batas terkecil dari lubang tetap sama dengan ukuran nominal.
Dalam basis lubang ini akan didapatkan keadaan suaian-suaian sebagai
berikut.

Beri Gambar Suaian untuk basis lubang dan Kedudukan daerah toleransi
Sumber dari buku/dokumentasi pribadi

Suaian longgar: dengan pasangan daerah toleransi untuk lubang adalah H


dan daerah toleransi poros dari a sampai h.
Suaian transisi dengan pasangan daerah toleransi lubang H dan daerahdaerah toleransi poros dari j sampai n.
Suaian sesak: dengan pasangan daerah toleransi lubang H dan daerah
toleransi poros dari p sampai z. Sistem basis lubang ini biasanya dipakai
dalam pembuatan bagian-bagian dari suatu mesin perkakas, motor, kereta
api, pesawat terbang, dan sebagainya.
b. Sistem Basis Poros
Dalam suaian dengan basis poros maka poros selalu dinyatakan dengan
h. Ukuran batas terbesar dari poros selalu sama dengan ukuran nominal.
Pemilihan suaian yang dikehendaki dapat dilakukan dengan mengubah ukuran
lubang. Sistem basis poros kurang disukai orang karena merubah ukuran
lubang lebih sulit daripada merubah ukuran poros. Dalam system basis poros
juga akan didapatkan keadaan suaian yang sama dengan suaian dalam system
basis lubang dengan demikian dikenal juga:
suaian longgar: dengan pasangan daerah toleransi h dan daerah toleransi
lubang A sampai H,
suaian transisi: dengan pasangan daerah toleransi h untuk poros dan daerah
toleransi lubang J sampai H,
suaian sesak: dengan pasangan daerah toleransi h untuk
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

20

Kelompok xx
poros dan daerah untuk lubang P sampai Z.

2.2.3.2 kualitas lubang dan poros


1. Toleransi Standar
Menurut sistem iso ada delapan belas kualitas toleransi (grades of
tolerance)yang biasanya disebut juga dengan istilah toleransi standart ke10.Toleransi stadart tersebut adalah mulai dari IT 01, IT 0, IT 1 sampai dengan
kualitas IT 06 angka dibelakang IT menunjukkan angka kualitas untuk kualitas 5
sampai dengan 16 (IT5 samapai IT6) dari toleransi standart dapat dicari dengan
menggunakan rumus satuan toleransi yaitu

Dengan

I = 0,45 + 0,001

I = dalam micrometer

D = diameter nominal dalam mm, yang merupakan harga


rata-rata geometris dari diameter maksimum D1 dan
diameter maksimum D2 pada setiap tingkat diameter.

Dari satuan toleransi di atas maka IT 5 sampai IT 6 dapat dihitung


toleransi standartnya dengan menggunakan ketentuan pada fase di bawahini :

Tabel 2.1 Harga Toleransi Standar Untuk IT 5 sampai IT 16

Sumber :Rachim, Taufiq (2001: 33).

Perlu diketahui pula bahwa untuk kualitas toleransi 6(IT 6) harganya


dikalikan dengan bilangan 10 untuk setiap lima tingkat berikutnya : kita lihat
IT6 =101 , lalu IT 11 = 100i.
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

21

Kelompok xx
Demikian pula dengan IT 7 = 16i , lima tingkat berikutnya IT 12 = 160 i.
Untuk kualitas 01,0 dan -1 (IT 01, IT 0 , IT 1) tingkat dihitung dengan dasar
table di atas, melainkan dapat dihitung secara langsung dengan rumus rumus
di bawah ini.
Tabel 2.2 Tabel rumus

Sumber :Rachim, Taufiq(2001 : 35).

Dengan menggunakan rumus-rumus di atas maka dapat dibuat tabel harga


toleransi standar seperti dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut:

Tabel 2.3 Harga Toleransi Standaruntuk diameter sampai dengan 500 mm

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

22

Kelompok xx

Sumber : Rachim, Taufiq(2001 : 36).

2.

Penyimpangan Fundamental
Penyimpangan fundamental merupakan batas daerah toleransi yang
paling dekat dengan garis nol. Perhitungan untuk mencari harga
penyimpangan fundamental ini sama juga dengan perhitungan toleransi
standar dengan diameter nominal sebagai variabel utamanya.

Tabel 2.4 Penyimpangan Fundamental untuk ukuran besar (D > 500mm)


Poros
D
E
F
(g)
H
Js
K
M
n
p

es
es
es
es
es
ei
ei
ei
ei
ei

+
+
+
+

ei

s
t
u

ei
ei
ei

+
+
+

Rumus penyimpangan fundamental


untuk ukuran besar (D > 500mm)
16 D0 44
11 D0 41
5.5 D0 41
2.5 D0 34
0
0.5 IT
0
0.024 D + 12.6
0.04 D + 21
0.072 D + 37.8
Rata - rata geometrik untuk harga ie
bagi simbol p & s. (ES untuk P & S)
IT 7 + 0.4 D
IT 7 + 0.63 D
IT 7 + D

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

Lubang
+
+
+
+
+
+
-

EI
EI
EI
EI
EI
ES
ES
ES
ES
ES

D
E
F
(G)
H
Js
K
M
N
P

ES
ES
ES
ES

R
S
T
U
23

Kelompok xx
2.3 Metode Praktikum
2.3.1 Alat dan Bahan
a.

Vernier Caliper
1. Hand Gloves
Beri Gambar Hand Gloves
Dokumentasi pribadi

2. Benda Kerja
Beri Gambar Benda Kerja 1
Dokumentasi pribadi

3. . Benda Kerja
Beri Gambar Benda Kerja 2
Dokumentasi pribadi

4. Vernier Caliper
Beri Gambar Vernier Caliper
Dokumentasi pribadi

b. Micrometer Outside
1. Benda Kerja

Beri Gambar Benda Kerja


Dokumentasi pribadi
2. Micrometer Outside

Beri Gambar Micrometer Outside


Dokumentasi pribadi

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

24

Kelompok xx
2.3.2 Prosedur Pengujian
a. Vernier Caliper
1.

Prosedur Pemakaian alat


1) Gunakan Hand Gloves.
2) Keluarkan Vernier Caliper dari tempatnya.
3) Bersihkan cairan pelumas dari alat ukur dengan kain
4) Periksa kelengkapan alat ukur serta bagian-bagiannya.
5) Ambil vernier caliper dengan hati-hati.
6) Gerakkan ranang secara bebas dengan menggesernya ke kanan dan ke
kiri.
7) Jika belum bisa bergerak bebas, kendurkan pengunci sampai rahang
bergerak dengan lancar.
8) Ukur benda kerja dengan menggerakkan rahang sampai menempel pada
sisi benda yang diukur.
9) Kencangkan pengunci rahang agar skala tidak berubah.
10) Baca skala pada skala utama kemudian ditambah skala nomius.
11) Catatlah nilai yang terbaca.
12) Setelah sesuai pengukuran bersihkan vernier caliper dan olesi dengan oli.
13) Kembalikan vernier caliper dengan rapi pada tempatnya.

2.

Urutan kerja pengukuran kualitas lubang dan poros


Langkah-langkah pengukurankualitas lubang dan poros adalah sebagai
berikut:
1) Menyiapkan alat ukur vernier caliper yang sudah dikalibrasi.
2) Menyiapkan benda kerja yang akan diukur.
3) Mengukur diameter luar masing-masing poros dan diameter dalam
masing-masing lubang, dan dicatat hasilnya.
4) Ulangi langkah kalibrasi tiap pengukuran.

b. Mikrometer Outside
1.

Prosedur Pemakaian alat


1) Gunakan Hand Gloves.
2) Keluarkan mikrometer outside pada tempatnya.
3) Bersihkan cairan pelumas dari alat ukur dengan kain.
4) Periksa kelengkapan alat ukur serta bagian-bagiannya.
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

25

Kelompok xx
5) Ambil mikrometer outside dengan hati-hati.
6) Gerakkan poros ukur secara bebas dengan memutar gigi gelincir.
7) Jika belum bisa bergerak bebas, kendurkan pengunci poros ukur sampai
poros ukur dapat bergerak dengan lancar.
8) Periksalah apakah mikrometer outside sudah dalam keadaan nol bila
range skalanya dari nol.
9) Jika belum, kalibrasi terlebih dahulu dengan menggeser skala tetap
dengan menggunakan peralatan yang telah tersedia, dimana skala utama
dan skala nomius harus diangka 0.
10) Kunci agar skala tidak berubah.
11) Jika telah benar terkalibrasi, ukur benda kerja dengan menggerakkan
poros ukur menggunakan gigi gelincir sampai menempel pada sisi benda
yang diukur
12) Baca nilai skala utama kemudian ditambah dengan skala nomius.
13) Catat nilai yang sudah terbaca.
14) Setelah selesai pengukuran bersihkan alat ukur.
15) Kembalikan mikrometer outside ketempat semula dengan rapi.
2. Urutan kerja geometri linier
Langkah-langkah pengukuran geometri linier adalah sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat ukur mikrometer outside yang sudah terkalibrasi.
2) Menyiapkan benda kerj yang akan diukur.
3) Bagi panjang poros menjadi 10 bagian sama, tandai dengan penanda.
4) Mengukur diameter luar poros ditiap titik bagian, dan catat hasilnya.
5)

Ulangi ulangi langkah kalibrasi tiap pengukuran.

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

26

Kelompok xx
2.3.3 Gambar Spesimen
Terlampir.

2.4

Analisa Data dan Pembahasan


2.4.1 Pengolahan Data
2.4.1.1 Data Kelompok
2.4.1.1 Pengolahan Statistik
2.4.2 Pembahasan

2.5

Kesimpulan dan Saran


2.5.1 Kesimpulan
2.5.2 Saran

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

27

Kelompok xx

BAB III
PENGUKURAN SUDUT DAN ULIR
3.1 Tujuan Praktikum
1. Agar praktikan mampu memahami dan menggunakan alat ukur pengukuran sudut.
2. Agar praktikan memahami dan mampu menentukan karakteristik ulir.
3. Agar praktikan memahami dan mampu menganalisa geometri sudut dari benda
ukur

3.2 Tinjauan Pustaka


3.2.1 Pengukuran Sudut Langsung
Pengukuran sudut dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu pengukuran sudut
secara langsung dan pengukuran sudut tidak langsung. Proses pengukuran sudut
secara langsung merupakan proses pengukuran yang hasil pengukurannya dapat di
baca secara langsung dari alat ukur Dalam pengukuran sudut terdapat beberapa alat
ukur yang biasanya digunakan untuk mengukur sudut secara langsung yaitu Busur
bilah (bevel Protractor), proyektor bentuk (profile projector).

3.2.1.1 Bevel Protactor


Alat ukur sudut ini penggunaanya lebih luas dari pada busur baja. busur bilah
ini dapat digunakan untuk mengukur sudut benda ukur dengan berbagai macam
posisi. Untuk hal-hal tertentu biasanya dilengkapi pula dengan bilah pembantu. Bilah
utama dan bilah pembantu bisa digeser-geserkan posisinya sehingga proses
pengukuran sudut dapat dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pengukuran yang
betul.
Bagian-bagian dari busur bilah adalah piringan skala utama, skala nonius
(vernier), bilah utama, badan/landasan, kunci nonius dan kunci bilah. Skala utama
mempunyai tingkat kecermatan hanya 1 derajat. Dengan bantuan skala nonius maka
busur bilah ini mempunyai ketelitian sampai 5 menit. Kunci nonius digunakan untuk
menyetel skala nonius dan kunci bilah digunakan untuk mengunci bilah utama
dengan piringan skala utama.

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

28

Kelompok xx

Beri Gambar Bevel Protactor


Sumber dari buku/dokumentasi

A. Cara Baca Bevel Protractor


Cara Membaca Skala Ukur Busur Bilah, Prinsip pembacaannya sebetulnya
tidak jauh berbeda dengan prinsip pembacaan mistar ingsut, hanya skala utama
satuannya dalam derajat sedangkan skala nonius dalam menit. Yang harus
diperhatikan adalah pembacaan skala nonius harus searah dengan arah
pembacaan skala utama. Jadi, harus dilihat ke mana arah bergesernya garis skala
nol dari nonius terhadap garis skala utama. Sebagai contoh lihat Gambar di
bawah ini. Gambar tersebut menunjukkan ukuran sudut sebesar 5055 (lima
puluh derajat lima puluh lima menit). Garis nol skala nonius berada di antara 50
dan 60 dari skala utama, tepatnya antara garis ke 50 dan 51. Ini berarti
penunjukkan skala utama sekitar 50 derajat lebih. Kelebihan ini dapat kita baca
besarnya dengan melihat garis skala nonius yang segaris dengan salah satu garis
skala utama. Ternyata yang segaris adalah garis angka 55 dari skala nonius. Ini
berarti kelebihan ukuran tersebut adalah 55 menit (11 garis di sebelah kiri garis
nol: 11 x 5 menit = 55 menit). Jadi, keseluruhan pembacaannya adalah 50 derajat
ditambah 55 menit = 56 derajat 55 menit (50 55).

(Beri keterangan pada gambar)

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

29

Kelompok xx
B. Bagian-bagian Bevel Protractor
Bagian bagian utama pada busur bilah adalah sebagai beriukut :
1. Badan atau piringan dasar
Berupa lingkarang penuh dengan diameter sekitar 55 mm. Permukaan
bawah piringan dasar ini rata, sehingga busur bilah dapat diletakan pada meja
rata dengan baik tak bergoyang. Pada tepi permukaan atas terdapat skala
dengan pembagian dalam derajat dan diberi nomor dari 00 900 00
900 (skala kiri dan kanan),
2. Pelat dasar
Menyatu dengan piringan dasar. Panjang, lebar dan tebal pelat dasar
sekitar 90 x 15 x 7 mm. Sisi kerja pelat dasar dibuat rata dan lurus, dengan
toleransi kerataan 0.01 mm untuk sepanjang sisi kerja.
3. Piringan indeks/skala nonius
Mempunyai titik pusat putaran berimpit dengan pusat piringan dasar.
Pada piringan ini tercantum garis indeks dan skala nonius sudut (skala nonius
kiri dan kanan), biasanya dengan kecermatan sampai 5 menit. Kadang
dilengkapi dengan pemutar halus atau cermat.
4. Bilah utama
Dapat diatur kedudukannya dengan kunci yang terletak pada piringan
indeks. Panjang, lebar dan tebal dari bilah utama, sekitar 150/300 x 13 x 2
mm, dan kedua ujungnya dibuat menyudut masing masing sebesar 450 dan
600. Kedua tepi dibuat lurus dengan toleransi kerataan sebesar 0.02 sampai
0.03 mm untuk seluruh panjangnya
5. Kunci nonius
Kunci nonius digunakan untuk menyetel skala nonius.
6. kunci bilah
kunci bilah digunakan untuk mengunci bilah utama dengan piringan
skala utama.
Beri Gambar bagian bagian Bevel
Protactor
Sumber dari buku/dokumentasi

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

30

Kelompok xx
C. Kalibrasi
Kalibrasi bisa dilakukan dengan menggunakan "Angle Gauge" (standar
sudut), dengan berbagai ukuran sudutnya.
Beri Gambar angle gauge
Sumber dari buku/dokumentasi

3.2.1.2 Profile Projector


1. Profile Projector
Profile Projector merupakan alat ukur yang prinsip kerjanya menggunakan
sistem optis dan mekanis.Sistem optis digunakan untuk memperbesar bayangan
dari benda ukur.Sedang system mekanis digunakan pada sistem pengubah
mikrometernya.Bayangan benda ukur bisa dilihat pada layar dan hasil pengukuran
bisa dilihat pada skala mikrometer atau skala sudut. Untuk pengukuran sudut,
tingkat kecermatan yang bisa diperoleh dengan proyektor bentuk adalah 1m
(linier) dan 1 min (sudut)
2. Fungsi Profile Projector
Profile projector ini memiliki fungsi yaitu:

mengukur bentuk

mengukur panjang linier

mengukur sudut.

3. Bagian Profile Projector

Beri Gambar Profile Projector


Sumber dari buku/dokumentasi
Bagian dari proyektor bentuk dapat dilihat pada Gambar 1.1 Dari gambar
tersebut dapat dijelaskan disini beberapa komponen penting dari proyektor bentuk
antara lain
1. Lampu
Sebagai sumber cahaya pada sistem optiknya
2. Lensa kondensor
Untuk mengarahkan cahaya kebenda uji

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

31

Kelompok xx
3. Filter penyerap panas
Untuk menyerap panas yang ditimbulkan oleh lampu
4. Filter berwarna
Untuk menyaring cahaya yang ditangkap dari lampu agar menghasilkan
cahaya yang jernih
5. Lensa proyeksi
Untuk memproyeksikan cahaya kecermin lalu diteruskan kelayar
6. Layar
Penerima cahaya yang telah diproyeksikan oleh projektor.
4. Cara Pembacaan Profile Projector
Cara kerja dari Profile Projector ini dapat dijelaskan dengan beberapa
langkah, yaitu:
a. Dimensi Linier
1) Objek uji diletakkan di bidang uji dan dijepit
2) Proyektor dinyalakan sehingga bayangan dari objek terlihat di display lensa
proyektor
3) Fokus dari projektor disesuaian sampai kelihatan jelas
4) Pengatur jarak sumbu x-y dipindahkan ke acuan titik dari objek uji secara
vertikal atau horizontal
5) Display digital sumbu x-y diatur hingga menunjukkan angka nol
6) Pengatur jarak sumbu x-y digeser ke titik lain yang ingin diukur jaraknya.

b. Sudut
Sudut antara dua permukaan obyek ukur dapat diukur melalui
bayangan yang terbentuk melalui kaca buram pada projektor profil. Setelah
bayangan difokuskan (diperjelas garis tepinya) dengan cara mengatur letak
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

32

Kelompok xx
benda ukur di depan lensa kondensor projektor profil sudut ke dua tepi
bayangan yang akan ditentukan besarnya dapat diukur dengan cara berikut:
Salah satu garis silang pada kaca buram dibuat berimpit dengan
salah satu tepi bayangan, dengan cara menggerakkan meja (pada mana
benda ukur diletakkan) ke kiri/kanan dan atas atau bawah dan memutar
piringan kaca buram (garis silang). Setelah garis berimpit pada tepi
bayangan, kemiringan garis silang dibaca pada skala piringan dengan
bantuan skala nonius. Kemudian, proses diulang sampai ganis bersangkutan
berimpit dengan tepi bayangan yang lain. Pembacaan skala piningan
dilakukan lagi.Dengan demikian sudut yang dicari adalah merupakan selisih
dari pembacaan yang pertama dan yang kedua.

6. Kalibrasi Profle Projector


Kalibrasi profile projector untuk pengukuran sudut benda ukur yaitu
dengan

langkah :

1. Meletakan benda kerja di atas meja ukur


2. Menentukan titik referensi benda kerja sebagai acuan
3. memutar skala piringan sehingga skala utama dan skala nonius segaris pada
angka nol masing masing skala tersebut.
Sedangkan untuk pengukuran linier kalibrasinya dengan langkah sebagai
berikut :
1. Meletakan benda kerja di atas meja ukur
2. Menentukan titik referensi benda kerja sebagai acuan
3. Menekan tombol reset pada koordinat X dan koordinat Y
4. Lalu kita dapat melakukan pengukuran linier.

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

33

Kelompok xx
3.2.2 Pengukuran Sudut tidak langsung
Tidak

semua

masalah

pengukuran

sudut

dapat

dilakukan

dengan

menggunakan alat ukur sudut langsung, karena dalam beberapa hal mungkin
diinginkan kecermatan hasil pengukuran yang lebih tinggi atau karena kondisi objek
ukur tidak memungkinkan dilakukan pengukuran dengan alat ukur sudut langsung,
dengan demikian alat ukur yang digunakan dapat disebut dengan alat ukur sudut
tidak langsung. Dalam Pengukuran sudut tidak langung terdapat beberapa jenis alat
sudut tersebut antara lain:
Pelingkup sudut
Blok sudut
Batang sinus
Senter sinus
Rol dan bola baja.
A. Blok Sudut
1. Blok Sudut
Pada pengukuran linier tak langsung sudah dibicarakan tentang blok
ukur (gauge block). Pada pengukuran sudut secara tak langsung pun ada alatalat ukur yang berupa balok baja yaitu yang disebut dengan blok sudut. Blok
sudut biasanya mempunyai ukuran panjang lebih kurang 75 mm dan lebar
biasanya 16 mm.
2. Fungsi Blok Sudut
Merupakan alat untuk mengukur sudut dengan prinsip pengukuran yang
sama dengan blok ukur.
3. Bagian bagian Blok Sudut
Dalam satu set blok sudut, terdapat bagian-bagian blok yang diuraikan
berdasarkan satuannya. Harga beberapa sudut dalam satu set sebagaimana yang
diusulkan oleh Tom linson ialah :
Satuan derajat

: 1, 3 , 9 , 27 , dan 41

Satuan menit

: 1, 3, 9, dan 27

Satuan detik

: 3, 6, 18, 30 (0.05, 0.1, 0.3, dan 0.5)

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

34

Kelompok xx
4. Cara Pembacaan Blok Sudut
Dua permukaan dari sisi yang membentuk sudut tadi mempunyai
bentuk yang rata dan halus sehingga memungkinkan dapat dilekatkan dengan
permukaan blok sudut lainnya. Karena kedua sudut dari sisi-sisi yang rata dan
halus itu membentuk sudut maka sudut yang mengecil biasanya diberi tanda
minus ( ) dan sudut untuk ujung yang lebih besar diberi tanda plus (+).
Tanda-tanda seperti itu diperlukan guna menghindari terjadinya
kesalahan perhitungan. Bila dua atau lebih blok sudut disusun dengan tandatanda yang sama pada satu ujungnya maka berarti sudutnya makin menjadi
besar yang nilainya adalah jumlah angka-angka yang tercantum pada setiap
blok sudut.
5. Kalibrasi
Mengatur batang sinus untuk mengakomodasi blok sudut yang akan
dikalibrasi. Atur pada 0.0001 indikator panjang blok, pembacaan harus berada
dalam 0.0002. Ulangi prosedur untuk setiap blok di set
B. Batang Sinus
1. Batang Sinus
Batang sinus ini merupakan pelat baja yang sudah diproses dengan
perlakuan panas tertentu, pada bagian dari kedua ujungnya dilengkapi dengan
semacam silinder atau rol yang diameternya sama. Jarak antara senter dari
kedua rol tersebut bermacam-macam, ada yang 100 mm, ada yang 25 mm, dan
ada pula yang berjarak 300 mm. Jarak inilah yang digunakan sebagai dasar
perhitungan dalam menggunakan batang sinus.
Dalam penggunaannya, biasanya harus dilengkapi/dibantu dengan jam
ukur dan blok ukur. Jam ukur digunakan untuk mengecek kedataran permukaan
benda ukur, sedangkan blok ukur digunakan untuk sebagai landasan guna
membuat permukaan benda ukur menjadi data sejajardengan meja tempat
pengukuran (surface table).
2. Fungsi Batang Sinus
Batang sinus sangat baik digunakan untuk pengukuran sudut secara
akurat atau untuk memposisikan pada sudut tertentu.Batang sinus ini sangat
berguna dalam mengukur atau memeriksa sudut ketika batas ketelitian kurang
dari 5 menit.
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

35

Kelompok xx
3. Bagian bagian batang sinus
Beri Gambar Bagian bagian batang sinus
Sumber dari buku/dokumentasi
-

Relief holes: untuk memudahkan dalam memegang batang sinus

End face: batas dari batang sinus

Setting rollers: untuk mengatur kemiringan/sudut

4. Cara pembacaan batang sinus dan perhitungan mencari ketelitian

(cari sumber gambarnya)


Benda ukur diletakkan sedemikian rupa sesuai dengan sudut yang
mana yang akan dicek. Susunlah blok ukur dengan ukuran tertentu dan
tempatkan di bawah salah satu ujung batang sinus. Jika digambarkan secara
trigonometri maka diperoleh gambaran hubungan antara sudut benda ukur
dengan tinggi susunan blok ukur dan dengan panjang dari batang ukur.
Hubungan tersebut dapat dijelaskan dengan rumus sinus sebagai berikut :

Dimana:
: Sudut yang dibentuk batang sinus terhadap meja datar karena adanya
susunan blok ukur. Sudut ini sama besarnya dengan sudut benda ukur yang
dicek karena permukaan benda ukur sejajar dengan permukaan meja ukur.
H: tinggi susunan blok ukur (mm)
L: Panjang batang sinus (mm)
5. Kalibrasi
Berikut ini sebuah contoh penyusunan blok sudut dan cara mengecek
benda ukur dengan blok sudut yang sudah disusun. Misalnya akan membentuk
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

36

Kelompok xx
sudut 360 23 5 dan 260 12 16 . Contoh susunannya lihat Gambar 3.22 di
bawah ini:

Gambar 3.4 Contoh Susunan Blok Sudut


Sumber: Taufiq Rochim, 2005 : 327
3.2.3 Metrologi Ulir
3.2.3.1 Karakteristik Ulir
1. Definisi Ulir
Ulir adalah Bentukan dari segitiga yang dililitkan atau diputar pada seputar
silinder dengan sudut kemiringan tertentu, sehingga membentuk sebuah
spiral.Dalam pemakaiannya ulir selalu bekerja dalam pasangan antara ulir luar
dan ulir dalam. Dengan

adanya

sistem

ulir

memungkinkan

kita

untuk

menggabungkan atau menyambung beberapa komponen menjadi satu unit


produk jadi. Berdasarkan hal ini maka fungsi dari ulir secara umum dapat
dikatakan sebagai berikut:
a. Sebagai alat pemersatu, artinya menyatukan beberapa komponen menjadi
satu unit barang jadi. Biasanya yang digunakan adalah

segi

tiga yang

menggunakan standar ISO, British Standard maupun American Standard.


b. Sebagai penerus daya, artinya sistem ulir digunakan untuk memindahkan
suatu daya menjadi daya lain misalnya sistem ulir pada dongkrak, sistem
ulir pada poros berulir (transportir) pada mesin-mesin produksi, dan
sebagainya. Dengan adanya sistem ulir ini maka beban yang relatif berat
dapat ditahan/diangkat

dengan daya yang relatif ringan. Ulir segi empat

banyak digunakan disini.


c. Sebagai salah satu alat untuk mencegah terjadinya kebocoran,terutama
pada sistem ulir yang digunakan pada pipa. Kebanyakan yang dipakai
untuk penyambungan pipa ini adalah ulir-ulir Whitworth

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

37

Kelompok xx
2. Jenis Ulir dan fungsinya
Secara umum jenis ulir dapat dilihat dari gerakan ulir, jumlah ulir
dalam tiap gang (pitch) dan bentuk permukaan ulir. Bisa juga jenis ulir ini dilihat
dari standar yang digunakan, misalnya ulir Whitworth, ulir metrik dan
sebagainya.
a. Jenis Ulir Menurut Arah Gerakan Jalur Ulir
Menurut arah gerakan ulir dapat dibedakan dua macam ulir yaitu ulir kiri
dan ulir kanan.Untuk mengetahui apakah suatu ulir termasuk ulir kiri atau ulir
kanan dilihat arah kemiringan sudut sisi ulir. Atau bisa juga dicek dengan
memutar pasangan dari komponen-komponen yang berulir misalnya mur
dan baut. Pada ulir kanan, kalau akan melepaskan mur dari bautnya maka mur
harus diputar ke kiri. Sedangkan pada ulir kiri, untuk melepaskan murnya
adalah dengan memutar mur ke kanan. Yang paling banyak digunakan adalah
ulir kanan.
Beri Gambar ulir kiri dan kanan
Sumber dari buku/dokumentasi
b. Jenis Ulir Menurut Jumlah Ulir Tiap Gang (Pitch)
Dilihat dari banyaknya ulir tiap gang (pitch) maka ulir dapat
dibedakan menjadi ulir tunggal dan ulir ganda. Ulir ganda artinya dalam
satu putaran (dari puncak ulir yang satu ke puncak ulir yang lain) terdapat lebih
dari satu ulir, misalnya dua ulir, tiga ulir dan empat ulir. Untuk ulir ganda ini
biasanya disebutkan berdasarkan jumlah ulirnya, misalnya ganda dua,
ganda tiga dan ganda empat. Gambar 1.14 menunjukkan bagan dari ulir
tunggal dan ulir ganda. Melihat bentuknya, maka satu putaran pada ulir
ganda dapat memindahkan jarak yang lebih panjang dari pada satu putaran
ulir tunggal.

Beri Gambar ulir tunggal dan ganda


Sumber dari buku/dokumentasi

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

38

Kelompok xx
c. Jenis Ulir Menurut Bentuk Sisi Ulir
Melihat bentuk dari sisi ulir ini maka ulir dapat dibedakan menjadi
ulir segi tiga, segi empat, trapesium, parabol (knuckle). Bentuk ulir ini juga ada
kaitannya dengan standar yang digunakan.Berikut ini berapa contoh dari
bentuk ulir.
Beri Gambar ulir menurut bentuk sisi
ulir
Sumber dari buku/dokumentasi

3. Dimensi-dimensi pada ulir


Beberapa dimensi yang penting dari ulir dapat dilihat pada Gambar 3.17
berikut ini.
Beri Gambar dimensi- dimensi pada ulir
Sumber dari buku/dokumentasi
a. Diameter mayor (diameter luar) adalah diameter terbesar dari ulir.
b. Diameter minor (diameter inti) adalah diameter terkecil dari ulir.
c. Diameter pit (diameter tusuk) adalah diameter semu yang letaknya di antara
diameter luar dan diameter inti. Pada radius dari diameter tusuk inilah
letaknya titik-titik singgung antara pasangan dua buah ulir sehingga pada
titik-titik tersebutlah yang akan menerima beban terberat sewaktu pasangan
ulir dikencangkan.
d. Jarak antara puncak ulir yang disebut juga dengan istilah pitch merupakan
dimensi yang cukup besar pengaruhnya terhadap pasangan ulir. Karena
apabila jarak antara puncak ulir yang satu dengan puncak ulir yang lain
tidak sama maka ulir ini tidak bisa dipasangkan dengan ulir yang lain yang
jarak puncak ulirnya masing-masing adalah sama.
e. Sudut ulir adalah sudut dari kedua sisi permukaan ulir yang satuannya
dalam derajat. Untuk American Standard dan ISO sudut ulirnya adalah
60.Untuk ulir Whitworth sudut ulirnya 55.
f. Kedalaman ulir adalah jarak antara diameter inti dengan diameter luar.

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

39

Kelompok xx
4. Perbedaan ulir ISO dan Ulir Unified.
Ulir ISO metrik satuannya dalam milimeter dan ulir Unifieds
atuannya dalam inchi. Keterangan selanjutnya dapat dilihat pada gambargambar berikut.
a. Ulir ISO Metrik

Gambar 3.8 Ulir ISO Metrik


Sumber : CARI SUMBER DARI BUKU

b. Ulir Unified

Gambar 3.9 Ulir Unified


Sumber : CARI DARI BUKU

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

40

Kelompok xx
c. Perbandingan Ukuran Ulir ISO Metrik dan Unified
Beri Gambar Perbandingan Ukuran Ulir ISO
Metrik dan Unified
Sumber dari buku/dokumentasi
Pembuatan ulir bisa dilakukan dengan bermacam cara antara lain
yaitu dengan: mesin bubut, snei, tap, dan kadang-kadang bisa juga
dengan mesin freis. Yang paling banyak dilakukan adalah dengan mesin bubut
dan dengan snei atau tap. Karena pembuatan ulirnya sebagian besar
dengan mesin maka kesalahan dalam pembuatan bisa saja terjadi.

3.2.3.2 Pengukuran Ulir


Bagian-bagian penting dari ulir yang harus diukur antara lain adalah:
diameter mayor (luar), diameter minor (inti), diameter efektif (tusuk/pit), sudut
ulir dan jarak puncak ulir.
1. Pengukuran Diameter Mayor Ulir
Untuk pengukuran secara kasar dapat dilakukan dengan menggunakan
mistar ingsut/jangka sorong. Untuk pengukuran yang lebih teliti lagi

dapat

digunakan mikrometer yang memang khusus untuk mengukur ulir, biasanya


digunakan mikrometer pana. Untuk mendapat hasil pengukuran yang lebih
teliti lagi, baik dibandingkan dengan menggunakan mistar ingsut maupun
dengan menggunakan mikrometer pana, adalah dengan menggunakan alat yang
disebut Floating Carriage (Bench) Micrometer.

Beri Gambar Bench Micrometer.


Sumber dari buku/dokumentasi
Untuk

melakukan

pengukuran

diameter

mayor

ulir

dengan

menggunakan Bench Micrometer diperlukan poros atau silinder yang presisi


sebagai silinder starndar. Misalnya diameter silinder standar adalah Ds.
Silinder standar diukur diameternya dengan Bench Micrometer di mana jarum
penunjuk (fiducial indicator) harus menunjukkan posisi nol. Dari mikrometernya
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

41

Kelompok xx
dapat dibaca besarnya diameter silinder menurut ukuran Bench Micrometer,
Misalnya R1. Kemudian silinder standar dilepas dan diganti dengan ulir yang
hendak diukur diameter mayornya. Dengan cara yang sama, kemudian dicatat
harga

pengukuran

yang ditunjukkan oleh skala mikrometer, misalnya R2.

Dengan demikian dapat diperoleh besarnya diameter mayor ulir yang besarnya
adalah sebagai :
Dm= Ds+ (R2 - R1) mm.
Dm= diameter mayor ulir.
Ds= diameter silinder standar.
R1= pembacaan mikrometer untuk pengukuran silinder standar.
R2= pembacaan mikrometer untuk pengukruan diameter mayor ulir.
2. Pengukuran Diameter Minor Ulir
Alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur diameter minor (inti) ulir
antara lain adalah mikrometer ulir yang ujung ukurnya berbentuk runcing
dan Bench Micrometer. Untuk pengukuran diameter inti diperlukan alat bantu
lain

yaitu prisma

yang biasanya sudah disediakan sebagai pelengkap dari

Floating Carriage Micrometer. Prismanya diletakkan sedemikian rupa sehingga


bagian yang tajam (sisi prisma) masuk pada sudut ulir.
Dengan memutar mikrometer maka batang prisma yang digunakan
tepat menyentuh permukaan ukur dengan catatan bahwa kedudukan fiducial
indicator harus betul-betul pada posisi nol. Dengan mikrometer dapat
diketahui besarnya harga pengukuran, misalnya R2. Dengan hasil ini maka
dapat dihitung besarnya diameter inti dari ulir yaitu :

Gambar 3.12 Skematis pengukuran diameter inti ulir.


Sumber : CARI DARI BUKU

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

42

Kelompok xx
Ds = Diameter poros standar (diketahui)
R2 = Hasil baca diameter standar (fiducial indicator = 0)
R1 = Hasil diameter inti ulir (fiducial indicator = 0)
3. Pengukuran Diameter Pitch
Untuk melakukan pengukuran diameter efektif ulir bisa dilakukan dengan
menggunakan mikrometer ulir dan dengan metode dua atau tiga kawat.
a. Pengukuran dengan micrometer ulir
Alat yang digunakan adalah mikrometer biasa, namun ujung dari
sensornya mempunyai bentuk yang khusus sehingga dapat menyentuh muka ukur
dengan posisi yang pas.Dengan adanya ujung kontak (sensor) yang khusus ini
maka hasil pengukurannya dapat dibaca langsung pada skala ukur mikrometer
yang digunakan.

Beri Gambar Bentuk Ujung


Mikrometer
Sumber dari buku/dokumentasi

sensor

b. Pengukuran dengan dua kawat


Cara pengukuran ini adalah dengan jalan meletakkan kawat dengan
diameter tertentu masing-masing pada tempat yang berlawanan. Dengan
menggunakan perhitungan dari beberapa persamaan maka dapat dicari hubungan
antara diameter kawat dengan sudut ulir dan diameter efektif

Gambar 3.14 Pengukuran dengan dua kawat


Sumber : CARI SUMBER DARI BUKU
Dari gambar tersebut :
De = H + 2FG

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

43

Kelompok xx
dimana;
De = diameter efektif
H = X 2d
X = ukuran/jarak bagian luar kawat
d = diameter kawat
De = X 2d + 2 FG
c. Pengukuran dengan tiga kawat

Gambar 3.21 Pengukuran metode tiga kawat


Sumber : CARI SUMBER DARI BUKU
Dari gambar :
M = jarak luar kawat
Ed = diameter efektif ulir
D = diameter kawat,
r = jari-jari kawat = 1/2d
= sudut ulir
4. Pengukuran Pitch dan Sudut Pitch
Untuk pengukuran sudut ulir dan jarak puncak ulir bisa digunakan alat
ukur pembanding misalnya mal ulir, juga bisa digunakan proyektor bentuk
(profile projector). Dengan menggunakan mal ulir kita dapat mengecek langsung
besarnya sudut dan juga besarnya jarak puncak ulir, terutama untuk ulir-ulir dalam
ukuran kecil yang jarak puncak ulirnya berkisar antara 0.25 6.00 mm bagi ulir
metrik, dan antara 2 - 28 gang per inchi untuk ulir inchi

Beri Gambar Mal Ulir US Standard


Sumber dari buku/dokumentasi

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

44

Kelompok xx
Apabila bentuk ulirnya dalam ukuran yang besar tidak memungkinkan
diukur dengan mal ulir maka lebih baik digunakan dua buah rol baja untuk
mencari sudut ulir.Kedua rol baja diameternya harus berbeda.

Gamber 3.17 Rol Baja untuk Mengukur Ulir


Sumber ; CARI DARI BUKU

5. Pengukuran Ulir Dalam


Untuk memeriksa besar dan diameter inti biasanya digunakan alat ukur
kaliber batas poros pengukur ulir (thread plug gauge) yang diberi batasan GO dan
NOT GO. Kaliber poros pemeriksa ulir ini mempunyai bentuk ulir yang agak
kurus dengan sudut ulir yang agak kecil serta longgar pada diameter intinya.
Untuk memeriksa diameter efektif ulir dalam dapat digunakan kaliber
poros pemeriksa ulir GO dan NO GO.Pada bagian diameter puncak dan diameter
pembuatannya dilonggarkan, namun masih tetap mempunyai sudut dan jarak kisar
yang tepat. Sedangkan untuk memeriksa diameter kecilnya bisa digunakan kaliber
poros yang lurus yang permukaannya rata dan halus, disebut juga kaliber poros
lurus GO dan NOT GO (plug plain gauge)

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

45

Kelompok xx
3.3 Metode Praktikum
3.3.1 Alat dan Bahan
A. Alat
1. Profile projector
Beri Gambar Profile Projector
Dokumentasi pribadi
Profile projector adalah alat ukur yang prinsip kerjanya menggunakan
sistem optis dan mekanis. Profile projector dapat digunakan untuk mengukur
sudut ulir maupun panjang linier benda dengan ketelitian 1m (linier) dan 1
min (sudut).
Spesifikasi Alat
Merk

: Mitutoyo

Type

: PJ 311

Tahun

: 1986

Ketelitian

: 1m (linier) dan 1 min (sudut)

2 .Hand gloves

Beri Gambar Hand Goves


Dokumentasi pribadi
Berfungsi melindungi serta meminimalisasi kita dari kotoran ataupun
bakteri yang bisa masuk melalui tangan.
B. Bahan
1. Ulir Whitworth
Beri Gambar Ulir Whitworth
Dokumentasi pribadi
Ulir withworthbiasanya di hitung dengan satuan inchi dengan
menghitung banyaknya pitch dalam satu inchi. Karakteristik ulir withworth
adalah sudut puncaknya memiliki sudut 55 derajat.

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

46

Kelompok xx
3.2.2 Prosedur Pengujian
a. Instruksi Kerja Profil Projektor
1. Gunakan hand glovessebelum melaksanakan pengukuran
2. Objek uji diletakkan di bidang uji dan dijepit
3. Proyektor dinyalakan sehingga bayangan dari objek terlihat di display lensa
proyektor.
4. Fokus dari projector disesuaikan sampai kelihatan jelas.
5. Pengaturajarak sumbu x-y dipindahkan ke acuan titik dari objek uji secara
vertical dan horizontal
6. Display digital sumbu x-y diatur hingga menunjukkan angka nol
7. Pengatur jarak sumbu x-y digeser ke titik lain yang ingin diukur jaraknya.
b. Urutan Kerja Pengukuran Karakteristik Ulir
Langkah pengukuran kualitas lubang dan porosadalah sebagai berikut:
1.Menyiapkan alat ukurprofileprojectoryang sudah dikalibrasi.
2.Menyiapkan benda kerja (ulir) yang akan diukur.
3.Mengukur parameter karakteristik ulir, dan dicatat hasilnya.
4.Ulangi langkah kalibrasi tiap pengukuran
c. Urutan Kerja Pengukuran Geometri Sudut Ulir
Langkah pengukuran kualitas lubang dan porosadalah sebagai berikut:
1.Menyiapkan alat ukurprofile projectoryang sudah dikalibrasi.
2.Menyiapkan benda kerja (ulir) yang akan diukur.
3.Mengukur diameter sudut pitch 1 sampai 10 ulir, dan dicatat hasilnya.
4.Ulangi langkah kalibrasi tiap pengukuran

3.3.3. Gambar Spesimen


(Terlampir)

3.4

Analisa Data dan pembahasan


3.4.1

Pengolahan Data
3.4.1.1 Data Kelompok

3.4.3 Kesimpulan dan Saran


3.4.3.1

Kesimpulan

3.4.3.2 Saran
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

47

Kelompok xx

BAB IV
PENGUKURAN VARIASI
4.1

Tujuan Pratikum

1. Agar praktikan mampu memahami dan menggunakan alat ukur pengukuran


variasi.
2. Agar praktikan memahami dan mampu mendefinisikan pengukuran kelurusan,
kerataan, kedataran dan kekasaran permukaan.
3. Agar praktikan memahami dan mampu menganalisa nilai parameter kekasaran
menggunakan Surface Roughness Tester.

4.2

Tinjauan Pustaka

4.2.1 Pengukuran kedataran , kelurusan dan kerataan


Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya
terhadap suatu standar atau satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas
pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda
yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian.

4.2.1.1 Pengukuran Kedataran (flatness)


Kedataran (flatness) Suatu permukaan atau bidang dinyatakan rata atau datar
bila perubahan jarak tegak lurus dari titik-titik itu terhadap sebuah bidang geometrik
yang sejajar permukaannya, mempunyai harga di bawah suatu harga tertentu. Bidang
geometrik dapat diwakilkan oleh sebuah plat rata (surface plate) atau oleh
sekumpulan garis-garis lurus yang dapat diperoleh dengan pertolongan suatu pelurus
(straight edge), pendatar atau sinar cahaya yang dipindah-pindahkan.
Metode untuk mengukurnya dapat dilaksanakan dengan menggunakan alat
ukur pendatar, atau alat ukur Autokolimator atau alat-alat ukur optik lainnya
seperti Angle Dekkor dan jenis optik yang lainnya.

4.2.1.2 Pengukuran Kelurusan


Suatu permukaan benda dikatakan lurus bila bidang permukaan tersebut
berbentuk garis lurus seandainya digambarkan dalam bentuk garis. Artinya demikian,
suatu benda yang diperiksa kelurusan permukaannya dalam panjang tertentu, ternyata
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

48

Kelompok xx
dalam pemeriksaannya tidak ditemukan adanya penyimpangan bentuk ke arah
horizontal atau vertikal yang berarti, maka dikatakan permukaan benda tersebut
adalah lurus. Beberapa peralatan ukur yang bisa digunakan antara lain adalah mistar
baja (steelrule), jam ukur dan autokolimator.
Aplikasi pengukuran kelurusan

Aplikasi pengkuran kelurusan pada instalasi pipa minyak

Pengukuran kelurusan poros mobil.

Pengukuran kelurusan plat baja

Pengkuran kelurusan tube

4.2.1.3 Pengukuran Kerataan


Kerataan adalah keadaan dimana permukaan memiliki bentuk yang sama
tanpa ada perbedaan tinggi antara satu titik dengan titik yang lain. Suatu bidang rata
teoritik dapat dibuat dengan menggeserkan suatu garis lurus di atas dua buah garis
lain yang sejajar (dua garis tepi). Garis lurus tersebut dinamakan sebagai garis
pembentuk (generator line). Jadi, pada suatu bidang rata dapat diimajinasikan garisgaris pembentuk yang sejajar yang tidak terhingga banyaknya.
Aplikasi pengukuran kerataan

Kerataan pada plat besi,

Pipa silinder

Kerataan alas mesin perkakas

4.2.2 Pengukuran Kekasaran Permukaan


A. Permukaan dan profil
Menurut istilah keteknikan, permukaan adalah suatu batas yang
memisahkan benda padat dengan sekitarnya. Dalam praktiknya, bahan yang
digunakan untuk benda kebanyakan dari besi atau logam. Kadang-kadang ada
pula istilah lain yang berkaitan dengan permukaan yaitu profil. Istilah profil
sering disebut dengan istilah lain yaitu bentuk. Profil atau bentuk yang dikaitkan
dengan istilah permukaan mempunyai arti tersendiri yaitu garis hasil
pemotongan secara normal atau serong dari suatu penampang permukaan. Untuk
mengukur dan menganalisis suatu permukaan dalam tiga dimensi adalah sulit
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

49

Kelompok xx

Beri Gambar Bidang dan Profil


Sumber dari buku/dokumentasi

Dengan melihat profil ini maka bentuk dari suatu permukaan pada
dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu permukaan yang kasar (roughness)
dan permukaan yang bergelombang (waviness). Permukaan yang kasar
berbentuk gelombang pendek yang tidak teratur dan terjadi karena getaran pisau
(pahat) potong atau proporsi yang kurang tepat dari pemakanan (feed) pisau
potong dalam proses pembuatannya.
Sedangkan

permukaan

yang

bergelombang

mempunyai

bentuk

gelombang yang lebih panjang dan tidak teratur yang dapat terjadi karena
beberapa faktor misalnya posisi senter yang tidak tepat, adanya gerakan tidak
lurus (non linier) dari pemakanan (feed), getaran mesin, tidak imbangnya
(balance) batu gerinda, perlakuan panas (heat treatment) yang kurang baik, dan
sebagainya. Dari kekasaran (roughness) dan gelombang (waviness) inilah
kemudian timbul kesalahan bentuk. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 4.2
berikut ini

Beri Gambar Kekasaran , gelombang, dan


kesalahan bentuk dari suatu permukaan.
Sumber dari buku/dokumentasi

B. Macam-macam profil permukaan


Profil Geometris Ideal (Geometrically Ideal Profile)
Profil ini merupakan profil dari geometris permukaan yang ideal yang
tidak mungkin diperoleh dikarenakan banyaknya faktor yang mempengaruhi
dalam proses pembuatannya. Bentuk dari profil geometris ideal ini dapat
berupa garis lurus, lingkaran, dan garis lengkung.
Profil Referensi (Reference Profile)
Profil ini digunakan sebagai dasar dalam menganalisis karakteistik
dari suatu permukaan. Bentuknya sama dengan bentuk profil geometris ideal,
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

50

Kelompok xx
tetapi tepat menyinggung puncak tertinggi dari profil terukur pada panjang
sampel yang diambil dalam pengukuran.
Profil Terukur (Measured Profile)
Profil terukur adalah profil dari suatu permukaan yang diperoleh
melalui proses pengukuran. Profil inilah yang dijadikan sebagai data untuk
menganalisis karakteristik kekasaran permukaan produk pemesinan.
Profile Dasar (Root Profile)
Profil dasar adalah profil referensi yang digeserkan ke bawah hingga
tepat pada titik paling rendah pada profil terukur.

Profile Tengah (Centre Profile)


Profil tengah adalah profil yang berada di tengah-tengah dengan posisi
sedemikian rupa sehingga jumlah luas bagian atas profil tengah sampai pada
profil terukur sama dengan jumlah luas bagian bawah profil tengah sampai
pada profil terukur. Profil tengah ini sebetulnya merupakan profil referensi
yang digeserkan ke bawah dengan arah tegak lurus terhadap profil geometris
ideal sampai pada batas tertentu yang membagi luas penampang permukaan
menjadi dua bagian yang sama yaitu atas dan bawah. Untuk lebih
memperjelas dimana posisi dari profil geometis ideal, profil terukur, profil
referensi, profil dasar, dan profil tengah, dapat dilihat Gambar 4.3 berikut ini.

Gambar 4.3 Profil suatu permukaan


Sumber:CARI DARI BUKU

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

51

Kelompok xx
C. Parameter kekasaran permukaan
Kekasaran Rata-rata Aritmetis(Mean Roughness Indec/Center Line Average) ,
Ra
Kekasaran rata-rata merupakan harga-harga rata-rata secara aritmetis
dari harga absolut antara harga profil terukur dengan profil tengah.
Ra =

Menentukan kekasaran rata-rata (Ra) dapat pula dilakukan secara


grafis. Adapun caranya adalah sebagai berikut :
Pertama, gambarkan sebuah garis lurus pada penampang permukaan
yang diperoleh dari pengukuran (profil terukur) yaitu garis X X yang
posisinya tepat menyentuh lembah paling dalam, Gambar 4.4

Gambar 4.4 Menentukan kekasaran rata rata Ra


Sumber: CARI DARI BUKU
Kedua, ambil sampel panjang pengukuran sepanjang L yang
memungkinkan memuat sejumlah bentuk gelombang yang hampir sama.
Ketiga, ambil luasan daerah A di bawah kurva dangan menggunakan
planimeter atau dengan metode ordinat. Dengan demikian diperoleh jarak
garis center C C terhadap garis X X secara tegak lurus yang besarnya
adalah :
=

Keempat, sekarang diperoleh suatu garis yang membagi profil terukur


menjadi dua bagian yang hampir sama luasnya, yaitu luasan daerah di atas
(P1 + P2 + ... dan seterusnya) dan luasan daerah di bawah (Q1 + Q2 + ... +
dan seterusnya). Lihat Gambar 4.5. Dengan demikian maka Ra dapat
ditentukan besarnya yaitu :

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

52

Kelompok xx

Dimana :

1000

Vv

= Perbesaran vertikal , Luas P dan Q dalam milimeter

= panjang sampel pengukuran dalam milimeter

Gambar 4.5 Menentukan kekasaran rata - rata


Sumber: CARI DARI BUKU
Kekasaran rata-rata dari puncak ke lembah ,Rz
Kekasaran rata-rata dari puncak ke lembah ,Rz sebetulnya hampir
sama dengan kekasaran rata-rata aritmetis Ra, tetapi cara menentukan Rz
adalah lebih mudah daripada menentukan Ra, Gambar 4.6 menunjukkan cara
menentukan Rz. Sampel pengukuran diambil sejumlah profil yang memuat,
misalnya 10 daerah yaitu 5 daerah puncak dan 5 daerah lembah. Kemudian
buat garis lurus horizontal di bawah profil permukaan. Tarik garis tegak lurus
dari masing-masing ujung puncak dan lembah ke garis horizontal. Dengan
cara ini maka diperoleh harga Rz yang besarnya adalah :

Gambar 4.6 Menentukan kekasaran rata rata dari puncak ke lembah


Sumber: CARI DARI BUKU
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

53

Kelompok xx
D. Pengukuran kekasaran permukaan
Salah satu karakteristik geometris yang ideal dari suatu komponen adalah
permukaan yang halus. Dalam prakteknya memang tidak mungkin untuk
mendapatkan suatu komponen dengan permukaan yang betul betul halus.
Hal

ini

disebabkan

(operator)

dan

oleh

beberapa

faktor-faktor

dari

faktor,

misalnya

faktor manusia

mesin-mesin yang digunakan untuk

membuatnya. Terdapat dua cara dalam melakukan pengukuran kekasaran


permukaan, yaitu sebagai berikut:
a.

Pengukuran Kekasaran Permukaan Secara Tidak Langsung


Dalam pemeriksaan permukaan secara tidak langsung atau
membandingkan ini ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain yaitu
dengan meraba (touch

inspection), dengan

melihat/mengamati (visual

inspection), dengan menggaruk (scratch inspection), dengan mikroskop


(microscopic inspection) dan dengan potografi permukaan (surface
photographs). Alat yang digunakan pengukuran kekasaran Permukaan
dengan Mikroskop. Pengukuran Kekasaran Permukaan dengan Foto
(Surface Photograph)
b.

Pengukuran Kekasaran Permukaan Secara Langsung


Pemeriksaan

permukaan

secara

langsung

adalah

dengan

menggunakan peralatan yang dilengkapi dengan peraba yang disebut stylus.


Stylus merupakan peraba dari alat ukur kekasaran permukaan yang
bentuknya konis atau piramida. Bagian ujung dari stylus ini ada yang
berbentuk rata dan ada pula yang berbentuk radius. Alat yang digunakan
alat Ukur Permukaan Tomlison Surface Meter dan Alat Ukur Permukaan
Taylor-Hobson Talysurf.
E. Surface Roughness Tester
Surface Roughness Tester merupakan alat pengukuran kekasaran
permukaan. Setiap permukaan komponen dari suatu benda mempunyai
beberapa bentuk yang bervariasi menurut struktumya maupun dari hasil proses
produksinya, ini adalah peralatan untuk memeriksa kekasaran permukaan
yang merupakan perkembangan dari cara perabaan atau penggarukan
permukaan. Alat ini bekerja dengan sistem mekanik dan diproduksi oleh
Messrs. Ruber and Co. Peralatan ini hanya cocok untuk permukaan yang tidak
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GENAP 2015/2016

54

Kelompok xx
teratur. Sebagai peraba dari alat ini adalah sebuah pelat tipis. Alat ini terdiri
dari pelat tipis sebagai peraba, penutup pelat, jam ukur (dial indicator) dan
kait pengatur.
Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan menggunakan transducer dan
diolah dengan mikroprocessor. Roughness Tester dapat digunakan di lantai di
setiap posisi, horizontal, vertikal atau di mana pun. Ketika mengukur kekasaran
permukaan dengan roughness meter, sensor ditempatkan pada permukaan dan
kemudian meluncur sepanjang permukaan seragam dengan mengemudi
mekanisme di dalam tester.
Cara penggunaan adalah dengan meletakkan transducer pada bidang
yang akan diukur, maka data akan diolah pada microprocessor dan dapat dilihat
di lcd hasilnya.
Beri Gambar Surface Roughness Test
Dokumentasi pribadi

Bagian-bagian Surface Roughness Test


Tranduser : Untuk pegangan saat mengukur
Sesor

: Untuk membaca data permukan

Lcd

: Untuk menampilkan hasil pengukuran

4.3 Metode Praktikum


4.3.1 Alat dan Bahan
1. Hand gloves
Beri Gambar Hand gloves
Dokumentasi pribadi

2. Benda kerja
Beri Gambar Benda Kerja
Dokumentasi pribadi

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

55

Kelompok xx
3. Surface Roughness Tester

Beri Gambar Surface Roughness Test


Dokumentasi pribadi

Spesifikasi
Merk

: Mitutoyo

Tipe

: SJ 301

Tahun

: 2001

0,01m

4.3.2 Prosedur Pengujian


1.

Gunakan Hand Gloves

2.

Keluarkan Surface Roughness Tester dari tempatnya

3.

Periksalah bagian-bagain alat ukur beserta kelengkapannya

4.

Pasangkan Drive Unit pada Surface Roughness Tester ke Height Gauge

5.

Letakkan Stylus tepat pada permukaan benda ukur hingga indikator pada Surface
Roughness menunjukkan pada titik tengah dengan cara menaikan dan
menurunkan Height Gauge

6.

Pilih berapa jarak yang diukur pada layar surface roughness tester, kita
mengukur dengan jarak 0,5 ; 1 ; 1,5

7.

Pilih tombol start

8.

Catat nilai yang terbaca

9.

Setelah selesai pengukuran kembalikan Surface Roughness Tester ke tempat


semula dengan rapi.

4.3.3 Gambar Spesimen


(Terlampir)

4.4

Analisa Data dan pembahasan


4.4.1 Pengolahan Data
4.4.1.1 Data Kelompok
.4.2 Pembahasan

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

56

Kelompok xx
4.4

Kesimpulan dan saran


4.4.3.1 Kesimpulan
4.4.3.2 Saran

Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI


Semester GENAP 2015/2016

57

Anda mungkin juga menyukai